Kerangka Berpikir

B. Kerangka Berpikir

Riduwan (2005) mengemukakan, bahwa kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi, dan telaah kepustakaan. O leh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antarvariabel penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan penelitian. 43 Dalam hemat peneliti, keranhka berpikir juga

menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada pembaca, mengapa ia mempunyai anggapan seperti apa yang dinyatakan dalam hipotesis. Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti serta keterkaitan antarvariabel yang diteliti.

Penelitian ini pada dasarnya ingin mencari model hubungan kausal perilaku kepemimpinan dan ketrampilan manajerial kepala sekolah terhadap motivasi kerja dan kinerja guru. Pusat perhatian penelitian ini adalah variabel kinerja guru. Variabel ini ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhinya, yait u motivasi kerja guru, ketrampilan manajerial kepala sekolah, dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah.

Kinerja guru adalah seperangkat perilaku yang ditunjukkan oleh guru pada saat menjalankan tugas dan kewajibannya dalam bidang pengajaran berdasarkan rumusan variabel dan indikator- indikator atau ukuran-ukuran kinerja guru yang dikembangkan dari Natawidjaya dan Sanusi (1991:61), Schuler dan Jackson (1999:11-12), Wijaya dan Ruswan (1992:7-9), dan Permen Diknas No.16/2007. Indikator-indikator termaksud adalah:

Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2005), h.34-35.

Perilaku Kepemimpinan dan Ketrampilan Manajerial

1. kompetensi kepribadian guru yang meliputi: (a) kedisiplinan guru, (b) bersikap adil kepada siswa, (c) bersikap terbuta, (d) kemampuan memotivasi siswa, dan (e) kewibawaan guru;

2. kompetensi profesional guru yang meliputi: (a) pengelolaan program belajar mengajar, (b) penguasaan materi pelajaran, (c) penggunaan media atau sumber belajar, (d) pengelolaan interaksi belajar mengajar, (e) pengelolaan kelas, (f) penyelenggaraan bimbingan, (g) penilain prestasi, (h) penelitian sederhana, (i) pelaksanaan administrasi kelas;

3. kompetensi sosial yang meliputi: (a) berkomunikasi dan berinteraksi

dengan teman, (b) berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang tua siswa, dan (c) berkomunikasi dan berinteraksi dengan.

Salah satu bentuk yang dianggap paling efisien ntuk menunjang kinerja guru adalah melalui motivasi da kompetensi guru. Dengan motivasi ini, guru mempunyai semangat, baik dari dalam maupn dari luar, untuk menuangkan potensinya. Cara energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan motivasi kerja guru, situasi dan peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh guru karena didorong oleh tiga dimensi

dan indikator-indikator motivasi kerja yang dikembangkan dan dikemukakan oleh McClelland’s dalam Hasibuan (2000) 44 , sebagai berikut:

1. dimensi motif meliputi: (a) upah yang adil dan layak, (b) kesempatan untu majuk atau promosi, (c) pengakuan sebagai individu, (d) keamanan kerja, (e) tempat kerja yang baik, (f) penerimaan oleh kelompok, (g) perlakuan yang wajar, dan (h) pengakuan atas prestasi;

2. dimensi harapan meliputi: (a) kondisi kerja yang baik, (b) perasaan ikut terlibat, (c) pendisiplinan yang bijaksana, (d) penghargaan penuh atas penyelesaian pekerjaan, (e) loyalitas

Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 149-167.

Kajian Teori, Kerangka Berpikir

pimpinan terhadap guru, dan (f) pemahaman yang simpatik atas persoalan-persoalan pribadi;

3. dimensi insentif meliputi: (a) faktor intinsik yang meliputi penyelesaian pekerjaan dan prestasi kerja, (b) faktor ekstrinsik yang meliputi finansial (gaji dan upah, serta tunjangan), antar pribadi, dan promosi.

Motivsi kerja guru dan kinerja guru tersebut dipengaruhi oleh ketranpilan manajerial dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Ketranpilan manajerial kepala sekolah adalah ketrampilan manajerial kepala sekolah adalah kemampuan seseorang dalam mengelola sumber daya organisasi berdasarkan kompetensi yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, dengan indikator-indikator: (1) ketrampilan konseptual, (2) ketrampilan hubungan manusia, dan (3) ketrampilan teknis, yang dikembangkan dari Otto dan Sanders (1974), Sutisna (1993), Campbell sebagaimana dikutip oleh Stoops dan Johnson (1967), Oliva (1984), dan Carver (1980). 45 Sedangkan indikator-indikatornya adalah sebagai

berikut:

1. Ketrampilan konseptual kepala sekolah meliputi: (1) kemampuan menentukan strategi sekolah, (2) kemampuan merumuskan kebijakan sekolah, dan (3) kemampuan memecahkan masalah.

2. Ketrampilan hubungan manusia kepala sekolah meliputi: (1) kemampuan menjalin hubungan kerjasama dengan guru, (2) kemampuan menjalin komunikasi dengan guru, (3) kemampuan memberikan bimbingan dalam penyelesaian tugas guru, (4) kemampuan membangun semangat/moral kerja guru, (5) memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi,

menyelesaiakan segala permasalahan di sekolah, (7) mengikuts-ertakan guru dalam

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar, h. 69- 76.

Perilaku Kepemimpinan dan Ketrampilan Manajerial

merumuskan pengambilan keputusan, (8) kemampuan menyelesaikan konflik di sekolah, (9) menghormati peraturan sekolah, (10) kemampuan menciptakan iklim kompetitif yang sehat di antara guru.

3. Ketrampilan teknis adalah kemampuan kepala sekolah meliputi: (1) kemampuan menjalankan supervisi kepada guru di kelas, (2) kemampuan mengevaluasi dan merevisi program pengajaran guru, (3) kemampuan membuat program pelaksanaan kegiatan pengajaran dengan menghubungkan kurikulum dengan waktu, (4) kemampuan mengelola program evaluasi siswa, (5) mengkoordinasi penggunaan alat pengajaran, (6) kemampuan membantu guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (7) kemampuan mengatur dan mengawasi tata tertib siswa, (8) kemampuan menyusun anggaran belanja sekolah, dan (9) kemampuan melaksanakan administrasi sekolah yang menjadi tanggung jawabnya.

Sedangkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku pemimpin sekolah yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan: (1) penciptaan learning organization, (2) penentuan arah program sekolah, (3) melaksanakan program supervisi, (4) menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan, (5) bertindak sebagai agen perubahan, (6) melaksanakan motivasi bagi personil dengan strategi untuk meningkatkan profesionalisme guru. Indikator-indikator untuk mengukur perilaku kepemimpina kepala sekolah dikembangkan

dari dikembangkan dari Peter Senge (1990). 46 Indokator- indikator termaksud adalah sebagai berikut:

1. aspek penciptaan learning organization meliputi: (a) kemampuan memfasilitasi profesionalisme guru, (b)

M. Peter Senge, The Filth Dicipline….., h. 8-10.

Kajian Teori, Kerangka Berpikir

kemampuan memotivasi guru dan siswa, dan (c) kemampuan membina akhlak guru.

2. aspek penentuan arah program sekolah meliputi: (a) kemampuan melakukan fungsi-fungsi manajemen sekolah, kemampuan melakukan administrasi sekolah.

3. aspek melaksanakan program supervisi meliputi: (a) kemampuan melakukan supervisi klinis kepada guru, (b) kemampuan melakukan supervisi monitoring

4. aspek menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan yang meliputi: (a) kemampuan keteladanan akhlak, (b) kemampuan teknis pemimpin.

5. aspek bertindak sebagai agen perubahan meliputi: (a) kemampuan keteladanan instruksional, (b) kemampuan keteladanan kerja.

6. aspek melaksanakan motivasi bagi personil dengan strategi untuk meningkatkan profesionalisme guru meliputi: (a) kemampuan memberi motivasi, (b) Kemampuan melakukan kerja evaluasi.

Perilaku Kepemimpinan dan Ketrampilan Manajerial

Selanjutnya peneliti menggambarkan hubung ngan kausal antarvariabel penelitian ini dalam bentuk bagan sebagai b ai berikut.

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berpikir

Kajian Teori, Kerangka Berpikir

Dengan demikian, diduga terdapat pengaruh langsung secara positif perilaku kepemimpinan dan ketrampilan manajerial kepala sekolah terhadap motivasi kerja dan kinerja guru.