KEGIATAN BELAJAR 4

KEGIATAN BELAJAR 4

A. Judul : Organisasi, Fasilitas, dan Evaluasi Bimbingan Konseling

B. Indikator

1. Menjelaskan peran dan fungsi setiap persenol sekolah dalam pelayanan bimbingan konseling

2. Menguraikan kebutuhan fasilitas bagi kelancaran pelayanan bimbingan konseling

3. Menjelaskan pentingnya penilaian dan evaluasi dalam bimbingan konseling

4. Menyebutkan dengan contoh aspek-aspek yang dievaluasi dalam bimbingan konseling

5. Menyusun rancangan program evaluasi bimbingan konseling di sekolah

C. Waktu : 4 x 60 menit

D. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Fasilitator menjelaskan secara ringkas tujuan yang akan dicapai dalam sesis ini serta ruang lingkup materi yang akan dikaji.

2. Fasilitator mengarahkan peserta untuk membentuk kelompok kecil (5-6 orang). Dengan menggunakan bahan bacaan pada Uraian Materi sesi ini, setiap kelompok melakukan evaluasi/penilaian terhadap program bimbingan konseling di sekolah, khususnya pada aspek-aspek berikut:

 pelaksanaan peran dan tanggung jawab persenil sekolah dalam pelayanan bimbingan konseling  ketersediaan fasilitas dalam pelayanan bimbingan konseling

 ketersediaan anggaran dalam pelayanan bimbingan konseling.  keterlaksanaan layanan bimbingan konseling

3. Setiap kelompok menuliskan hasil curah pendapat pada kertas plano atau kartun manila dan memajang hasil kerja di dinding atau tempat yang disediakan;

4. Setiap kelompok diminta berjalan berkeliling rungan untuk membaca pajangan hasil kerja kelompok lain dan memberi tanggapan atau membuat catatan untuk dibahas;

5. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan tanggapan atas hasil kerja kelompok lain atau menanyakan hal-hal yang kurang dipahami

6. Fasilitator mereviu tujuan sesi ini dan meminta peserta menilai sendiri dan mengungkapkan ketercapaiannya.

E. URAIAN MATERI

a. Organisasi Personel Bimbingan dan Konseling Personil pelaksana pepelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam organigram pepelayanan bimbingan dan konseling, dengan Koordinator dan Guru Pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Uraian tugas masing-masing personil tersebut, khusus dalam kaitannya dengan pepelayanan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut.

a. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di Sekolah/Madrasah secara menyeluruh, khususnya pepelayanan bimbingan dan konseling. Tugas kepala Sekolah/Madrasah dan wakil kepala Sekolah/Madrasah adalah:

1) Mengkoordinir segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan berlangsung di Sekolah, sehingga pepelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.

2) Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga, dan berbagai fasilitas lainnya untuk kemudahan bagi terlaksananya pepelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.

3) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pepelayanan bimbingan dan konseling.

4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pepelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah kepada pihak-pihak terkait, terutama Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.

5) Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Madrasah Bidang Bimbingan dan Konseling.

b. Koordinator Bimbingan dan Konseling

adalah pembantu kepala Sekolah/Madrasah bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang bertugas:

Koordinator Bimbingan dan

Konseling

1) Mengkoordinasikan para konselor dalam :

2) memasyarakatkan pepelayanan bimbingan dan konseling kepada segenap warga Sekolah/Madrasah (peserta didik, guru, dan personil Sekolah/Madrasah lainnya), orang tua peserta didik, dan masyarakat.

3) menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program pelayanan dan kegiatan pendukung, program mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan)

4) melaksanakan program bimbingan dan konseling

5) mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling

6) menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan dan konseling

7) menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling

8) memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan konseling

9) Mengusulkan kepada Kepala Sekolah/Madrasah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, prasana dan sarana, alat dan perlengkapan pepelayanan bimbingan dan konseling.

10) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pepelayanan bimbingan dan konseling kepada Kepala Sekolah/Madrasah.

11) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh Pengawas Sekolah/Madrasah Bidang Bimbingan dan Konseling.

c. Konselor

Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, konselor bertugas:

1) Melakukan studi kelayakan dan needs assessment pepelayanan bimbingan dan konseling.

2) Merencanakan program bimbingan dan konseling untuk satuan-satuan waktu tertentu. Program-program tersebut dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan.

3) Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling.

4) Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

5) Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.

6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.

7) Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakannya.

8) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dalam pepelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan dan Konseling serta Kepala Sekolah/Madrasah.

9) Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh Pengawas Sekolah/Madrasah Bidang Bimbingan dan Konseling.

10) Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas serta pihak terkait dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

d. Guru Mata Pelajaran/Praktik

Sebagai pengampu mata pelajaran dan/atau praktikum, guru dalam pepelayanan bimbingan dan konseling memiliki peran sebagai berikut:

1) Membantu konselor mengidentifikasi peserta didik-peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling, serta membantu pengumpulan data tentang peserta didik.

2) Mereferal peserta didik yang memerlukan pepelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.

3) Menerima peserta didik alih tangan dari konselor, yaitu peserta didik yang menurut konselor memerlukan pepelayanan pengajaran/ latihan khusus (seperti pengajaran/latihan perbaikan, program pengayaan).

4) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peserta didik yang memerlukan pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.

5) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta didik, seperti konferensi kasus.

6) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan konseling dan upaya tindak lanjutnya.

e. Wali Kelas

Sebagai pembina kelas, dalam pepelayanan bimbingan dan konseling Wali Kelas berperan :

1) Melaksanakan peranannya sebagai penasihat kepada peserta didik khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

2) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk menjalani pelayanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling.

3) Berpartisipasi aktif dalam konferensi kasus.

4) Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.

f. Staf Administrasi

Staf administrasi memiliki peranan yang tidak kecil dalam memperlancar pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Mereka diharapkan membantu menyediakan format- format yang diperlukan dan membantu para konselor dalam memelihara data dan serta sarana dan fasilitas bimbingan dan konseling yang ada.

b. Ruang Bimbingan dan Konseling

Ruang bimbingan dan konseling merupakan salah satu sarana penting yang turut mempengaruhi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, pengadaan ruang Ruang bimbingan dan konseling merupakan salah satu sarana penting yang turut mempengaruhi keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, pengadaan ruang

Letak atau lokasi ruang bimbingan dan konseling di suatu Sekolah/Madrasah dipilih lokasi yang mudah diakses oleh peserta didik (strategis) tetapi tidak terlalu terbuka. Dengan demikian seluruh peserta didik bisa dengan mudah dan tertarik mengunjungi ruang bimbingan dan konseling, dan prinsip-prinsip convidential tetap terjaga.

Ukuran ruang bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kebutuhan akan jenis dan jumlah ruangan. Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang. Jenis ruangan yang perlu ada antara lain (1) ruang kerja staf dan administrasi, (2) ruang tamu, (3) ruang konseling individual (4) ruang data, dan (5) ruang bimbingan dan konseling kelompok. Jumlah ruang kerja staff, dan ruang konseling individual, serta ruang bimbingan dan konseling kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta didik dan jumlah konselor yang ada di suatu Sekolah/Madrasah.

Berikut dikemukakan gambar contoh minimal ruangan Bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah.

Gambar 4.1: Contoh Minimal Ruangan Bimbingan dan Konseling Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia ialah ruangan tempat bimbingan yang

khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses

Di dalam ruangan hendaknya juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data peserta didik, dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan program pelayanan yang disediakan.

c. Fasilitas Lain

Selain ruangan, fasilitas lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling antara lain:

a. Dokumen program Bimbingan dan Konseling (buku program tahunan, buku program semesteran, buku kasus, dan buku harian)

b. Instrumen pengumpul data dan kelengkapan administrasi seperti:

1) Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tes bakat Sekolah/Madrasah, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar.

2) Alat pengumpul data teknik non-tes yaitu: biodata peserta didik, pedoman wawancara, pedoman observasi (seperti pedoman observasi dalam kegiatan pembelajaran, pedoman observasi dalam bimbingan dan konseling kelompok), catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, angket (angket peserta didik dan orang tua), biografi dan autobiografi, sosiometri, AUM, ITP, format satuan pelayanan, format-format surat (panggilan, referal), format pelaksanaan pelayanan, dan format evaluasi.

3) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data. Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing peserta didik, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data peserta didik yang perlu dan 3) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data. Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing peserta didik, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data peserta didik yang perlu dan

4) Kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, blanko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus, dan agenda surat, buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi pelayanan bimbingan, buku hasil wawancara, laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran peserta didik, leger Bimbingan dan Konseling, buku realisasi kegiatan Bimbingan dan Konseling, bahan-bahan informasi pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar maupun karir, dan buku/ bahan informasi pengembangan keterampilan hidup, perangkat elektronik (seperti komputer, tape recorder, film, dan CD interaktif, CD pembelajaran, OHP, LCD, TV); filing kabinet/lemari data (tempat penyimpanan dokumentasi dan data peserta didik), dan papan informasi Bimbingan dan Konseling.

Dalam kerangka pikir dan kerangka kerja Bimbingan dan Konseling terkini, para konselor Sekolah/Madrasah perlu terampil menggunakan perangkat komputer, perangkat komunikasi dan berbagai software untuk membantu mengumpulkan data, mengolah data, menampilkan data maupun memaknai data sehingga dapat diakases secara cepat dan secara interaktif. Perangkat tersebut memiliki peranan yang sangat strategis dalam pelayanan Bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah dewasa ini. Dalam konteks ini, para konselor dituntut untuk menguasai sewajarnya penggunaan beberapa perangkat lunak dan perangkat keras komputer. Banyak sekali perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan oleh konselor dalam upaya memberikan pepelayanan terbaik kepada para peserta didik. Selain itu dengan menggunakan perangkat lunak komputer, konselor dapat memberikan pelayanan Bimbingan dan konseling secara lebih efisien, dan dengan daya jangkau pelayanan yang lebih luas. Sebagai contoh perangkat lunak itu antara lain, program database peserta didik, perangkat ungkap masalah, analisis tugas dan tingkat perkembangan peserta didik, dan beberapa perangkat tes tertentu.

Komputer yang disediakan di ruang Bimbingan dan Konseling hendaknya memiliki memori yang cukup besar karena akan menyimpan semua data peserta didik, memiliki kelengkapan audio agar dapat dimanfaatkan setiap peserta didik untuk menggunakan berbagai CD interaktif informasi maupun pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan masalah, serta kelengkapan akses internet agar dapat mengakses informasi penting yang diperlukan peserta didik maupun dimanfaatkan peserta didik untuk melakukan e-counseling.

Salah satu perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk mendeteksi kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling adalah Inventori Tugas Perkembangan (ITP). Pengolahan data secara komputerisasi memungkinkan kebutuhan peserta didik terdeteksi secara rinci sehingga dapat diturunkan manjadi program umum sekoloha, program untuk tingkatan kelas maupun program individual setiap peserta didik. Kondisi ini memungkinkan karena data setiap peserta didik, data peserta didik dalam kelompok kelas, data peserta didik sebagai bagian dari tingkatan kelas maupun data seluruh Sekolah/Madrasah dapat tertampilkan.

Berbagai film dan CD interaktif sebagai bahan penunjang pengembangan keterampilan pribadi, sosial, belajar dan karir juga harus tersedia, sehingga para peserta didik tidak hanya memperoleh informasi melalui buku ataupun papan informasi. Media bimbingan merupakan pendukung optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling.

d. Pembiayaan: Sumber dan Alokasi

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Sekolah/Madrasah.

Memilih strategi manajemen yang tepat dalam usaha mencapai tujuan program bimbingan dan konseling memerlukan analisa terhadap anggaran yang dimiliki. Strategi manajemen program yang dipilih harus disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. Strategi yang dipilih tanpa mempertimbangkan anggaran yang dimiliki mungkin hanya akan menjadi angan-angan yang mungkin sulit untuk sampai mencapai tujuan program.

Kebijakan lembaga yang kondusif perlu diupayakan. Kepala Sekolah/Madrasah harus memberikan dukungan yang serius dan sistematis terhadap penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus diperlakukan sebagai kegiatan yang utuh dari seluruh program pendidikan.

Komponen anggaran meliputi:

a. Anggaran untuk semua aktivitas yang tercantum pada program

b. Anggaran untuk aktivitas pendukung (seperti untuk home visit, pembelian buku pendukung/sumber bacaan, mengikuti seminar/ workshop atau kegiatan profesi dan pengembangan staf, penyelenggaraan MGMP, pembelian CD pelayanan bimbingan dan konseling) b. Anggaran untuk aktivitas pendukung (seperti untuk home visit, pembelian buku pendukung/sumber bacaan, mengikuti seminar/ workshop atau kegiatan profesi dan pengembangan staf, penyelenggaraan MGMP, pembelian CD pelayanan bimbingan dan konseling)

Sumber biaya selain dari RABS (rencana anggaran belanja Sekolah), dengan dukungan kebijakan kepala Sekolah/Madrasah jika memungkinkan dapat mengakses dana dari sumber-sumber lain melalui kesepakatan lembaga dengan pihak lain, atau menggunakan sumber yang dialokasikan oleh komite Sekolah/Madrasah.

e. Evaluasi Bimbingan Konseling

a. Konsep Dasar dan Fungsi Evaluasi

Evaluasi atau penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.

Menurut Shertzer dan Stone (1966), evaluasi melibatkan kegiatan pembuatan penilaian sistematis mengenai keefektifan program dalam mencapai tujuan berdasarkan standar khusus tertentu. Evaluasi dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan- kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.

Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.

Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:

1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.

2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah.

b. Aspek-aspek yang Dievaluasi

Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain:

1) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;

2) Keterlaksanaan program;

3) Hambatan-hambatan yang dijumpai;

4) Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;

5) Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan;

6) Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat.

Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang aspek- aspek yang dievaluasi (seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa; kegunaan layanan menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa terhadap layanan lebih lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehan guru pembimbing; Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi tentang aspek- aspek yang dievaluasi (seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa; kegunaan layanan menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa terhadap layanan lebih lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehan guru pembimbing;

penyelenggaraan layanan/pendukung memberikan sesuatu yang berharga bagi kemajuan dan perkembangan dan/atau memberikan bahan atau kemudahan untuk kegiatan layanan terhadap siswa.

c. Langkah-langkah Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut.

1) Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Karena tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal- hal yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspek proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program (aspek hasil).

2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.

3) Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.

4) Melakukan tindak lanjut (Follow Up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program. Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang

dibantu oleh pembimbing khusus dan personel sekolah lainnya. Di samping itu penilaian kegiatan bimbingan dilakukan juga oleh pejabat yang berwenang (pengawas bimbingan dan konseling) dari instansi yang lebih tinggi (Departemen Pendidikan Nasional Kota atau kabupaten).

Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban (akuntabiltas) pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Secara skematis evaluasi program bimbingan dan konseling tersebut dapat digambarkan pada bagan 4.2.

EVALUASI PROGRAM

FUNGSI

TUJUAN

1. Memberikan umpan LANGKAH-LANGKAH

Mengetahui

balik bagi konselor 1. Memberikan umpan balik

keterlaksanaan

2. Memberikan bagi konselor

dan ketercapaian

informasi kepada 2. Memberikan informasi

tujuan program

pihak lain tentang

kepada pihak lain tentang

perkembangan

perkembangan siswa

siswa

ASPEK YANG DIEVALUASI

PROSES

HASIL

1. Kesesuaian pelaksanaan dan 1. Kualitas ketaqwaaan dan akhlak siswa

rancangan program

2. Kualitas pemahaman, penerimaan, dan

2. Tingkat partisipasi personel pangarahan diri siswa

3. Keberhasilan dan hambatan yang 3. Sikap dan kebiasaan belajar siswa

dialami

4. Prestasi belajar siswa

4. Respons stakeholder (siswa, kepala 5. Kualitas kedisiplinan siswa

sekolah, guru, orangtua)

6. Kualitas sikap sosial siswa

7. Pemahaman dan persiapan karir siswa

8. Sikap siswa terhadap program BK

Bagan 4.2 Skema Evaluasi Program

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk mendorong konselor dan personil layanan bimbingan dan konseling untuk melakukan evaluasi program dan keterlaksanaan program. Minimal evaluasi dilakukan pada akhir tahun ajaran dan menjadi slaah satu dasar pengembangan program untuk tahun ajaran berikutnya. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan setiap bulan melalui forum pertemuan staf (MGBK di sekolah) dan dapat dihadiri oleh unsur pimpinan sekolah. Konselor dapat mengembangkan instrumen yang dapat menjaring umpan balik secara triangulasi yaitu dari siswa sebagai objek dan subjek bimbingan, dari pendidik di sekolah sebagai person yang terlibat dan berinteraksi langsung dengan siswa, pimpinan sekolah terkait dengan ketercapaian tujuan dan dukungan terhadap program sekolah, orang tua terkait dengan perubahan perilaku dan perkembangan siswa. Dokumen pelaksanaan evaluasi menjadi salah satu indikator unjuk kerja konselor.

d. Penilaian Proses Kegiatan

Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai keterlaksanaan berbagaai proses dan pengelolaan dalam bimbingan dan konseling. Ini dapat mencakup penilaian terhadap:

1) layanan bimbingan dan konseling

2) kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

3) mekanisme dan instrumentasi yang digunakan dalam layanan

4) pengelolaan dan administrasi layanan Penilaian proses dalam bimbingan konseling dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

1) Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.

2) Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.

3) Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan.

4) Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut.

5) Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).

6) Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.

e. Penilaian Hasil Layanan

Penilaian hasil layanan dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan.

Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada: Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada:

b. Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemam-puan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.

Secara khusus fokus penilaian bimbingan konseling diarahkan kepada berkembangnya:

1) Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah yang dibahas.

2) Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.

3) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya. Semua fokus penilaian tersebut mengacu kepada kompetensi yang ditunjukkan dan

mampu aplikasikan oleh p[eserta didik untuk pengentasan permasalahan yang dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.

Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk: (1) format individual, kelompok, dan/atau klasikal; (2) media, lisan dan/atau tulisan; ataupun (3) penggunaan panduan dan/atau instrumen baku dan/atau yang disusun sendiri oleh guru pembimbing.

Dilihat dari jenisnya, penilaian bimbingan konseling dapat dibedakan atas:

1) Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan segera setelah atau menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.

2) Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang dilakukan setelah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang beberapa hari sampai paling lama satu bulan.

3) Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih menyeluruh setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti satu semester.

f. Analisis Hasil Evaluasi Program dan Tindak Lanjut

Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam melaksanakan program, serta dampak program terhadap perubahan perilaku peserta didik dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

Hasil analisa harus ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan bimbingan dan konseling lebih optimal, melakukan referal bagi peserta didik-peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan bimbingan dna koseling selanjutnya.

Hasil evaluasi proses juga digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh. Laporan hasil penilaian dalam bentuk ‗portofolio‘ dituangkan berbentuk profil laporan siswa berisi prestasi kegiatan akademik, psikologis, bakat dan minat siswa yang ditandatangani guru pembimbing, koordinator dan kepala sekolah. diketahui orang tua

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Improving the VIII-B Students' listening comprehension ability through note taking and partial dictation techniques at SMPN 3 Jember in the 2006/2007 Academic Year -

0 63 87

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62

Transmission of Greek and Arabic Veteri

0 1 22