Ketidakmampuan Belajar (Learning Dissability)
3. Ketidakmampuan Belajar (Learning Dissability)
Terkadang orang menyamakan kesulitan belajar dengan ketidakmampuan belajar.Ketidakmampuan belajar (Learning Dissability) sendiri bentuk kesulitan belajar yang khusus, karena kelemahan pada indera yang terkait dengan koordinasi saraf.
Disabilitas belajar atau ketidakmampuan belajar bukanlah masalah yang berkenaan dengan inteligensi atau motivasi (A learning disability is not a problem with intelligence or motivation)(Kemp, Smith, & Gella, 2015). Karakteristik utama disabilitas belajar adalah prestasi akademik siswa yang rendah dalam membaca, menulis, atau bermatematika sementara inteligensinya sama atau di atas rata-rata, pembelajaran berlangsung normal, aturan sekolah yang normal, serta faktor-faktor lingkungan juga mendukung pembelajaran. (Waaryk, Harrison, dan Prentice, 2004: 10)
Kegiatan Pembelajaran 3
Disabilitas belajar menunjuk pada gangguan yang berefek pada penerimaan, pengorganisasian, ingatan, pemahaman, atau penggunaan informasi verbal maupun non-verbal.Gangguan ini berdampak pada belajar siswa walaupun siswa tersebut menunjukkan kemampuan yang di atas rata-rata untuk kemampuan berpikir.Jadi, disabilitas belajar berbeda dengan tingkat intelektual yang rendah. (The Learning Disabilities Association of Canada (LDAC), dalam Waaryk, Harrison, dan Prentice, 2004: 10).
Disabilitas belajar bersifat sepanjang hayatdan kemunculannya mungkin bervariasi antar individu, bergantung kepada interaksi antara lingkungan belajar dan kebutuhan serta kemampuan siswa. Disabilitas belajar berkaitan erat dengan faktor genetik dan/atau neurologikal (kemampuan berpikir yang dipengaruhi keadaan syaraf otak) yang mempengaruhi fungsi otak sehingga berdampak pada satu atau beberapa proses belajar siswa. Namun gangguan ini bukan pada masalah kegagalan fungsi indera, cacat tubuh, masalah psikologis, maupun masalah eksternal.Seringkali masalahdisabilitas belajar tersebut ikut memperparah kesulitan belajar.
Berikut ini beberapa ketidakmampuan belajar yang tidak disebabkan karena kekurangan biologis namun lebih disebabkan oleh rendahnya kerja dan koordinasi otak (neurologis): (Kemp, Smith, & Segal (2015), dan Berret (2015)).
a) Auditory Processing Disorder (APD)
Gambar 6 . Ilustrasi APD(http://ldaamerica.org
Orang dengan APD bukanlah tuli tetapi memiliki hambatan untuk memahami apa yang didengar. Mereka mungkin mendengar sayup-sayup, mungkin tidak jelas, mungkin tidak dapat membedakan urutan kata yang terdengar, atau tidak dapat menentukan darimana suara berasal. Masalahnya bukan pada ketidakmampuan mendengar tetapi ketidakmampuan otak memproses apa yang didengar.
Matematika SMP KK A
b) Dyscalculia
Gambar 7 . Ilustrasi Dyscalculia(http://ldaamerica.org)
Orang dengan ketidakmampuan ini mengalami kesulitan untuk memahami konsep bilangan dan belajar fakta-fakta matematika. Mereka memiliki pemahaman yang rendah mengenai simbol-simbol matematika, mungkin berusaha sangat keras sekedar untuk mengingat simbol-simbol, juga kesulitan menyatakan waktu, dan tentu saja berhitung. Di beberapa literatur, pengertian dyscalculia juga meliputi seluruh tipe ketidakmampuan matematis mulai dari ketidakmampuan memahami simbol hingga ketidakmampuan memecahkan masalah.
c) Dysgraphia
Gambar 8 . Ilustrasi Dysgraphia(http://ldaamerica.org )
Dysgraphia adalah ketidakmampuan belajar yang berdampak pada kemampuan menulis. Mereka tidak mampu menulis dengan lancar seperti kebanyakan orang dan gerak motorik yang tidak sempurna. Mereka menulis dengan tidak rapi, spasi tulisan yang tidak teratur, penulisan kata yang cenderung tidak tepat, dan mungkin juga mengalami kesulitan dalam membuat rangkaian kata menjadi suatu kalimat bermakna karena ketidakmampuan berpikir dan menulis dalam waktu yang bersamaan.
Kegiatan Pembelajaran 3
d) Dyslexia
Gambar 9 . IlustrasiDyslexia(http://ldaamerica.org)
Dyslexia adalah kesulitan dalam menggunakan dan memproses kode-kode simbolik dan linguistik, huruf-huruf alpabetik yang merepresentasikan suara percakapan atau numerik yang merepresentasikan bilangan atau kuantitas. (Berret, 2015 : 4). Ini terkait dengan ketidakmampuan dalam membaca dan keterampilan yang berkaitan dengan proses bahasa. Mereka mengalami hambatan dalam hal membaca dengan lancar, memahami bacaan, berbicara, membaca menirukan, atau melafalkan kata. Dyslexia kadang disebut dengan Language-Based Learning Disability.
e) Language Processing Disorder
Ini merupakan APD yang bersifat lebih khusus. Jika LPD berefek pada penafsiran oleh otak apa yang didengarkan, maka LPD hanya terkait dengan bagaimana memproses bahasa. Mereka kesulitan menangkap arti dari kata- kata, kalimat atau cerita yang didengar.
f) Non-Verbal Learning Disabilities
Terdapat perbedaan signifikan antara bahasa verbal yang baik dengan bahasa tubuh, kemampuan gerak, dan kemampuan sosial yang rendah.Mereka mengalami kesulitan dalam memahami bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan mungkin memiliki koordinasi (tubuh) yang rendah.
g) Visual Perceptual/Visual Motor Deficit
Ketidakmampuan memahami apa yang dilihat atau ketidakmampuan menggambar atau mencontoh gambar.
Matematika SMP KK A
h) ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Gangguan yang meliputi kesulitan untuk tetap fokus dan perhatian, kesulitan mengontrol tingkah laku dan hiperaktif. Walaupun beberapa litaratur menganggap ADHD tidak termasuk kesulitan belajar, namun penelitian menunjukkan hampir 50% orang dengan ADHD juga mengalami kesulitan belajar.
i) Dyspraxia
Gangguan karena kesulitan dalam gerak otot, yang menyebabkan masalah pada gerak dan koordinasi tubuh. Walaupun tidak termasuk kesulitan belajar, namun berperan besar pada ketidakmampuan belajar seperti dyslexia, dyscalculia, atau ADHD.
j) Executive Functioning
Kurang efisiennya sistem manajemen kognitif dari otak yang mempengaruhi proses neuropsikologis seperti merencanakan, mengorganisasi, membuat strategi, memperhatikan dan mengingat detil/rincian, serta mengatur waktu dan tempat. Walaupun bukan termasuk kesulitan belajar, namun gangguan ini juga terlihat pada kesulitan belajar lainnya, khususnya ADHD.
k) Memory Deficit
Jika ada kelemahan dalam kemampuan memorinya dalam hal mengingat informasi baik verbal maupun non-verbal, maka akan mengganggu seseorang dalam hal kemampuan belajarnya.
l) Autism
Gangguan syaraf yang disebut austisme, seringkali juga dianggap sebagai disabilitas belajar, karena ketidakmampuan siswa untuk mengorganisasikan perhatian atau fokus dalam proses belajarnya, seperti kesulitan melakukan kontak mata dengan lawan bicara, kesulitan menggerakkan badan atau anggota (gestur) sesuai pesan yang ingin disampaikan, atau kesulitan berkomunikasi.