internasional untuk memperkuat negaranya dan mendekatkan diri dengan negara- negara lain di masyarakat internasional.
2.2 Politik Dalam Hubungan Internasional Jepang
Apabila melihat perkembangan sejarah Jepang dalam melakukan hubungan internasional setelah restorasi Meiji tahun 1868, maka kebijakan politik Jepang dalam
melakukan hubungan dengan negara-negara Asia terjadi melalui proses yang tidak cepat dan saling mempengaruhi, khususnya jika dihubungkan dengan Negara Barat.
Sebelum perang dunia II, persaingan politik dan militer antara Jepang dengan Barat sudah terjadi. Mereka sama-sama ingin mempengaruhi kawasan Asia Timur.
Tetapi hal itu berakhir setelah kekalahan Jepang dari sekutu pada Perang Dunia II tahun 1945, dimana pasukan sekutu berhasil menghancurkan wilayah Jepang yaitu
Nagasaki dan Hirosima. Setelah berakhir Perang Dingin maka munculah persaingan politik dan ekonomi di wilayah Asia Timur. Pertumbuhan ekonomi dan industri di
negara Asia Timur yang sangat cepat. Hal ini membuat Jepang merasa terancam. Ada beberapa hal yang menyebabkan Jepang menganggap Cina sebagai
ancaman bagi mereka, diantaranya adalah: 1.
Jepang menganggap rasa nasionalisme Cina berlebihan yang mengakibatkan Cina bersikap agresif dalam melaksanakan hubungannya dengan Asia Timur, terutama
negara yang mereka pikir menentang kepentingan politiknya di Selat Cina dan Taiwan.
Universitas Sumatera Utara
2. Cina telah berhasil mengembangkan persenjataan canggih yang mampu
mengimbangi persenjataan pertahanan Jepang. Cina juga sudah mengembangkan mesin perang.
3. Kemajuan ekonomi dan industri Cina menyebabkan terjadi persaingan dengan
Jepang untuk mendapatkan suplai energi. Karena pertumbuhan ekonomi dan industri negara Asia sangat cepat. Hal itu
membuat Jepang merasa lebih aman menjadi sekutu Amerika Serikat. Hubungan Jepang dengan Amerika Serikat mengandung kepentingan timbal balik. Hubungan ini
mendukung Jepang untuk menghadapi masalah keamanan yang berasal dari kawasan Asia Timur. Disamping itu, berdasarkan pemikiran Amerika Serikat, Jepang dan
Korea Selatan merupakan benteng terdepan untuk menjaga dan melindungi kawasan Pasifik dari bahaya keamanan yang dapat mengganggu wilayah Amerika Serikat itu
sendiri. Oleh karena itu Sikap dan bentuk perilaku Jepang dalam melaksanakan hubungan internasionalnya ditentukan oleh besar kecilnya kepentingan politik Jepang
untuk dapat bertahan dalam persaingan Internasional. Berbeda dengan hubungan Jepang dan Amerika Serikat, sedangkan hubungan
Jepang dengan Asia Tenggara dimulai saat Jepang ingin mendapatkan sumber energi dan hasil alam. Ketika berlangsung Perang Dunia II atau Perang Pasifik, Jepang
menduduki Asia Tenggara. Ini merupakan lanjutan perang minyak yang dilakukan oleh Jepang untuk mendapatkan sumber energi. Mereka melakukan ini untuk
kepentingan industri dan ekonominya, karena Amerika Serikat dan Inggris melakukan penghentian minyak pada tahun 1941.
Universitas Sumatera Utara
Setelah berakhirnya Perang Pasifik, hubungan Jepang dengan Asia Tenggara berkembang menjadi hubungan ekonomi dan perdagangan. Hal ini dilakukan karena
ingin mendapatkan keuntungan bagi Jepang dan Asia Tenggara. Untuk mendapatkan pemasukan energi dari Timur Tengah, Jepang juga ikut berperan untuk menjaga
kondisi keamanan dan stabilitas wilayah laut di lingkungan Asia Tenggara yang merupakan jalur laut yang penting untuk kepentingan ekonomi dan perdagangan,
serta pemasuk energi bagi Jepang. Dilihat dari kepentingan di negara Asia Tenggara, budaya dan perilaku politik
Jepang mempunyai nilai positif bagi negara yang melakukan hubungan ekonomi dengan Jepang. Tetapi dapat dihindari ada juga perilaku politik mereka yang bernilai
negatif, karena pada waktu tertentu perilaku politik Jepang disertai dengan sikap memaksakan kehendak mengingat kedudukan politik dan ekonomi Jepang yang
sudah mendominasi. Pada umumnya bagi Jepang sendiri hubungan internasional merupakan suatu
sarana dan alat diplomasi untuk kepentingan politik, ekonomi maupun pertahanan mereka. Mereka melakukan hal itu karena tidak mempunyai hasil alam dan sumber
energi sendiri. Itu menunjukkan bahwa perilaku politik Jepang dari waktu ke waktu banyak ditentukan oleh perkembangan yang terjadi dalam persaingan politik di dalam
dan luar negeri. Selain kepentingan politik, ekonomi, dan pertahanan, faktor lain yang ikut memberi pengaruh terhadap perilaku politik Jepang dalam melakukan hubungan
dengan negara-negara di internasional adalah cara berfikir, kebiasaan, karakter, dan naluri yang sudah menjadi bagian dari budaya Jepang
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGARUH BUDAYA POLITIK DALAM HUBUNGAN
INTERNASIONAL JEPANG
3.1 Tujuan dan Sasaran Politik Bangsa Jepang