Keterkaitan Budaya Dalam Hubungan Internasional Jepang

bantuan dari Jepang. Ini membuat posisi Jepang beruntung secara tidak langsung, karena Jepang akan dapat meraih tujuan politiknya. Tujuan dan sasaran politik bangsa Jepang dalam melakukan hubungan Internasional adalah agar dapat bertahan sebagai suatu bangsa. Dapat bertahan merupakan tujuan politik luar negeri Jepang dalam melaksanakan diplomasi. Karena mereka menyadari kondisi geografik mereka yang kecil dan sering terjadi bencana alam, serta tidak memiliki sumber energi yang cukup bagi negaranya. Mereka berharap hubungan internasional dapat memperkuat hubungan negaranya dengan masyarakat internasional. Karakter bangsa dan cara berpikir bangsa Jepang juga telah ikut mempengaruhi keinginan mereka untuk menjadi bangsa yang penting di dunia politik Internasional. Sebagai negara yang maju, usaha keras Jepang untuk terus meningkatkan sistem pertahanannya dan memperoleh keanggotaan tetap Dewan Keamanan PBB, juga merupakan bagian dari tujuannya untuk menjadi negara yang di perhitungkan di dalam dunia politik Internasional. Mereka mengharapkan hal itu akan memperkokoh posisi politik Jepang di hadapan dunia.

3.2 Keterkaitan Budaya Dalam Hubungan Internasional Jepang

Walaupun telah terjadi perkembangan yang besar dalam cara berfikir bangsa Jepang sebagai bangsa yang maju dan memiliki kemampuan teknologi yang cukup tinggi, tetapi karakter budaya yang telah lama berkembang dalam kehidupan mereka tanpa disadari sudah menjadi bagian dari karakter bangsa. Karakter sosial tersebut Universitas Sumatera Utara sering sekali berpengaruh kepada sikap dan perilaku ketika berhubungan dengan bangsa lain. Bagi bangsa atau negara yang berhubungan dengan Jepang, agar tidak muncul kesalah pahaman saat berinteraksi diperlukan suatu pengetahuan dan pengertian mengenai karakter sosial yang yang dimiliki bangsa Jepang. Beberapa karakter umum bangsa Jepang yang dapat mempengaruhi kebijakan politik dan hubungan dengan bangsa lain, diantaranya adalah : 1. Sebagai bangsa yang pernah memiliki latar belakang sebagai petani dan nelayan dalam waktu yang cukup lama, hubungan didalam masyarakat menghasilkan kebersamaan. Mereka menganggap kebersamaan sangat penting. Biasanya mereka lebih mengikuti keinginan kelompok daripada keinginannya sendiri, karena tidak ingin terkucil dari kelompoknya. Oleh karena itu, muncullah kebiasaan dalam menyampaikan ungkapan yang bermakna ganda atau sikap yang tidak terus terang aimai, untuk menjaga hubungan baik dalam masyarakat. Salah satu contohnya, ketika bermaksud untuk menolak suatu usulan atau pendapat pihak lain, maka caranya adalah dengan menggunakan ungkapan bahasa yang tidak tegas atau tidak jelas. Tujuannya ingin menunjukkan sikap sopan santun atau tidak menyinggung perasaan orang lain, demi memelihara hubungan baik diantara mereka. Bagi bangsa Jepang sendiri, mereka sudah saling mengerti apa maksud dari lawan bicaranya, tetapi bagi bangsa lain terutama bangsa Barat, sikap ini sering menimbulkan keraguan dan salah pengertian. Dalam melakukan hubungan dengan orang Jepang, diperlukan pemahaman tentang kebiasaan mereka. Bangsa jepang berpikir apabila menyampaikan pendapat dengan Universitas Sumatera Utara terang-terangan atau terbuka adalah sikap kekanak-kanakan. Khususnya bila berhadapan dengan bangsa asing. Apabila ingin menyampaikan penolakan, mereka berharap teman bicaranya biasa mengerti melalui sikap dan perilaku mereka. Ketika bangsa Jepang menilai ada masalah yang mengandung makna negatif, maka mereka cenderung ingin menutupi maksud yang sebenarnya. Bagi orang Jepang yang pernah merasa dirugikan oleh pihak lain, maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan kepercayaan mereka. Mereka lebih memilih tersenyum daripada , menolak dengan tegas suatu usulan. 2. Bangsa Jepang sangat percaya kepada keyakinan yang disebut amakuri rahmat yang turun dari surga. Ini merupakan suatu kepercayaan bahwa mereka akan selamanya bertahan sebagai suatu bangsa yang maju berdasarkan kekuatan dan kemampuan ekonominya, semangat kerja, dan sistem pemerintahan yang dimilikinya. Kewenangan yang dianggap turun dari surga amakuri, sekarang ini terwujud dengan masih menyediakan jabatan pada birokrat senior di berbagai perusahaan swasta setelah mereka menghadapi masa pensiun. Peran para amakuri dalam hubungan interasional juga penting, karena ketika masih berfungsi di pemerintahan mereka sudah menjalin hubungan dengan dengan para pemerintah dari negara lain. Hal itu membuat mereka memiliki akses yang kuat di negara-negara yang pernah mendapat bantuan tehnik maupun pinjaman bunga yang rendah dari pemerintah Jepang. Oleh karena itu, maka bangsa Jepang selalu merasa yakin bahwa negaranya akan selalu dilindungi oleh surga untuk dapat bertahan di dalam persaingan internasional. Keyakinan inilah yang telah menumbuhkan rasa percaya diri tinggi yang besar pada bangsa Jepang dalam menghadapi bangsa-bangsa lain di dunia. Universitas Sumatera Utara 3. Bangsa Jepang dikenal memiliki karakter sebagai bangsa yang rajin dan pekerja keras ganbari. Dimana ganbari itu digunakan untuk menunjukkan sikap perorangan yang memiliki semangat tinggi untuk bekerja keras mencapai cita-cita atau yang diinginkan oleh kelompoknya. Semangat ganbari tidak hanya berlaku di lingkungan usaha saja, tetapi juga dalam kegiatan lain, seperti olahraga dan militer. Bangsa Jepang dikenal sangat serius dan suka menciptakan hal-hal yang baru, maka mereka merasa malu apabila bersikap santai dalam melakukan pekerjaan apapun. Dan sudah menjadi kebiasaan untuk bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan antar bangsa, bangsa Jepang selalu menilai bangsa lain dari semangat kerja, disiplin dan kemampuan kerja seperti yang mereka miliki. Mereka berharap pihak lain juga memiliki semangat yang sama seperti mereka. Mereka kurang memberikan toleransi terhadap cara kerja yang santai, karena dianggap tidak produktif dan tidak memberi manfaat. 4. Dalam pergaulan, orang Jepang tidak mudah bergaul dan akrab dengan orang yang baru mereka kenal, baik dalam penggunaan kata-kata maupun tingkah-laku mereka dalam pergaulan. Pada umumnya orang Jepang mengambil jarak dengan orang yang baru dikenal hedataru. Merasa akrab kalau sudah saling mengenal dan saling mengerti. Menjaga jarak secara fisik dan perasaan adalah suatu bentuk penghormatan kepada orang lain. Orang Jepang biasanya memberi hadiah omiyage kepada orang yang baru mereka kenal. Hal ini dilakukan untuk memperdekat hubungan di antara mereka. Suatu persahabatan tanpa jarak najimu akan terjalin apabila masing-masing sudah merasa nyaman. Tetapi pada umumnya mereka akan tetap menjaga privasi masing- Universitas Sumatera Utara masing. Biasanya minum sakealkohol bersama merupakan proses percepatan keakraban pergaulan di kalangan orang Jepang. Dalam perundingan antar bangsa, kehadiran orang yang memiliki sifat yang sama diperlukan untuk menciptakan suasana keakraban sehingga mempermudah dan mempercepat proses keberhasilan perundingan. 5. Bangsa Jepang adalah bangsa yang paling cepat menyerab teknologi Barat apabila dibandingkan dengan Negara lain di Asia, seperti Korea, Taiwan, Singapura, dan Cina. Bangsa Jepang mampu menyerab budaya asing untuk dijadikan budaya Jepang Iitoko-Dori karena pengaruh pengaruh ajaran kepercayaan yang mereka anut yaitu kepercayaan yang berasal dari kepercayaan Shinto dan Budha. Kepercayaan agama Shinto berasal dari alam, yang percaya adanya kekuatan magis pada pada gunung, batu-batuan, air terjun, hewan-hewan, tumbuhan, dan juga fenomena alam. Mereka juga sangat menghormati arwah leluhurnya. Katanya, karena agama Shinto tidak membatasi kepercayaan mereka pada satu hal saja, jadi besar kemungkinan untuk berbaur dengan nilai lain asing yang masuk ke Jepang. Agama Budha dan Kong Hu Cu yang masuk disesuaikan dengan kepercayaan agama Shinto. Hal ini membuat perpecahan kepercayan tidak terjadi di Jepang. Proses Iitoko-Dori membuktikan bahwa bangsa Jepang memiliki kemampuan untuk memilih dan menyerab pengaruh dan teknologi asing dengan baik untuk kepentingan bangsa, termasuk menyerap teknologi dari bangsa lain tanpa menimbulkan konflik. 6. Bangsa Jepang tidak terbiasa dengan cara berunding bangsa Barat. Bangsa Barat selalu mengajak untuk berunding secara langsung dan melakukan perdebatan sebelum tercapai kesepakatan bersama. Sedangkan bangsa Jepang melakukan pendekatan yang Universitas Sumatera Utara lebih bersahabat melalui perundingan yang didasari tujuan kerja dan landasan kerja yang jelas nemawashi sebelum mencapai kesepakatan akhir. Di lingkungan manajemen Jepang , suatu usulan yang di sampaikan secara langsung dalam suatu rapat pimpinan, biasanya akan ditolak oleh pemimpin perusahaan. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya oposisi yang terbuka secara resmi, karena sikap seperti itu dianggap tidak sopan dan dapat mempermalukan. Maka dapat dikatakan rapat resmi di Jepang lebih bersifat perayaan, karena sebelumnya keputusan sudah diambil melalui nemawashi. Sedangkan di Negara Barat keputusan diambil secara terbuka dan terang-terangan. 7. Pada masa lalu, di masyarakat Jepang dikenal memiliki semangat Bushido, sebagai ciri kesetiaan samurai. Samurai mau membela dan berkorban diri demi kepentingan pimpinan kelompoknya. Semangat bushido dipengaruhi oleh falsafah Buddhism aliran Zen dan Confusianisme dari Cina. Dimana kesetiaan dan pengobanan dianggap sebagai bagian dari kehidupan manusia untuk mencapai kehidupan yang kekal. Walaupun kelas samurai telah dihapus setelah reformasi Meiji, tetapi nilai Bushido masih tetap dipelihara mereka. Tetapi kadang-kadang semangat ini memiliki nilai negatifnya dimana bisa membuat muncul perasaan harga diri yang berlebihan ketika berhadapan dengan bangsa lain yang dianggap lebih rendah martabatnya dari bangsa Jepang. 8. Prinsip senioritas senpai-kohai dalam masyarakat Jepang sudah berkembang sejak lama. Prinsip senioritas awalnya dipengaruhi oleh ajaran agama Kong Hu Cu yang berasal dari Cina, yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, di sekolah, perusahaan swasta dan organisasi pemerintahan. Penghormatan terhadap mereka yang Universitas Sumatera Utara lebih senior tercermin dalam kegiatan sosial dan penggunaan istilah dalam masyarakat Jepang. Status, posisi, dan gaji seseorang lebih ditentukan oleh senioritas daripada kemampuannya. Senioritas juga ikut menentukan dalam pengambilan keputusan dalan suatu organisasi. Tetapi sekarang ini mulai terjadi perubahan, mereka sudah mau memberikan penghargaan kepada kemampuan perorangan di organisasi.

3.3 Pengaruh Budaya dan Politik Jepang Di Indonesia