Latar Belakang dan Masalah .1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar belakang
Karya sastra adalah hasil pikiran pengarang yang menceritakan segala permasalahan yang ada di masyarakat pada kehidupan sehari-hari. Pengarang
menceritakan permasalahan tersebut ke dalam bentuk karya sastra. Pengarang mengungkapkan permasalahan itu karena pengarang berada dalam ruang dan
waktu, dalam ruang dan waktu itu pengarang senantiasa terlibat dengan beraneka ragam permasalahan. Dalam bentuknya yang paling nyata, ruang dan waktu
tertentu itu adalah masyarakat atau sebuah kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai di dalamnya berinteraksi Jabrohim, dkk 2001: 167. Berbagai masalah yang
dituangkan pengarang ke dalam bentuk karya sastra membuat karya sastra itu menjadi menarik.
Sastra dapat dikatakan sebagai cerminan masyarakat, tetapi tidak berarti struktur masyarakat seluruhnya tergambar dalam sastra. Hal yang didapat di
dalamnya adalah gambaran masalah masyarakat secara umum ditinjau dari sudut lingkungan tertentu yang terbatas dan berperan sebagai mikrokosmos sosial,
seperti lingkungan bangsawan, penguasa, gelandangan, dan rakyat jelata. Sastra sebagai gambaran masyarakat bukan berarti karya sastra tersebut menggambarkan
keseluruhan warna dan rupa masyarakat yang ada pada masa tertentu dengan permasalahan tertentu pula. Novel merupakan salah satu di antara bentuk sastra
yang paling peka terhadap cerminan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Faruk 1994: 45 novel mempresentasikan suatu gambaran yang jauh lebih realistik mengenai kehidupan sosial. Ruang lingkup novel sangat
memungkinkan untuk melukiskan situasi lewat kejadian atau peristiwa yang dijalin oleh pengarang atau melalui tokoh-tokohnya. Kenyataan dunia seakan-
akan terekam dalam novel seperti kenyataan hidup yang sebenarnya. Dunia novel adalah pengalaman pengarang yang sudah melewati perenungan kreasi dan
imajinasi sehingga dunia novel itu tidak harus terikat oleh dunia sebenarnya. Tabula rasa berasal dari bahasa Latin yang artinya kertas kosong merujuk
pada pandangan epistemologi bahwa seorang manusia lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain kosong. Seluruh sumber pengetahuan diperoleh
sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat inderanya terhadap dunia di luar dirinya. Umumnya para pendukung pandangan tabula rasa akan
melihat bahwa pengalamanlah yang berpengaruh terhadap kepribadian, perilaku sosial dan emosional serta kecerdasan. Gagasan mengenai teori ini banyak
dipengaruhi oleh pendapat John Locke di abad ke-17. Terdapat dalam http:id.wikipedia.orgwikiTabula_rasa, 23 Juni 2010.
Dalam filosofi Locke tabula rasa adalah teori bahwa pikiran manusia ketika lahir berupa kertas kosong tanpa aturan untuk memproses data, dan data
yang ditambahkan serta aturan untuk memprosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya. Pendapat ini merupakan inti dari empirisme Lockean.
Anggapan Locke, tabula rasa dapat diartikan bahwa pikiran individu kosong saat lahir dan juga ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya
sendiri. Sejalan dengan itu Dalam KBBI, 2005: 1117 tabularasa adalah teori
Universitas Sumatera Utara
yang menyatakan bahwa setiap individu dilahirkan dengan jiwa yang putih dan bersih yang akan menjadikan anak itu baik atau buruk adalah lingkungannya.
Manusia tidak akan dapat terpisah dari latar belakang lingkungan sosialnya. Tindakan serta pola pikir manusia akan selalu dipengaruhi oleh alam
bawah sadar manusia yang tercipta dari pengalaman-pengalaman hidup yang telah dijalani. Setiap individu bebas menentukan karakternya sendiri namun identitas
dasarnya sebagai umat manusia tidak dapat ditukar. Novel Tabula Rasa adalah novel yang memiliki kompleksitas yang tinggi
bila ditinjau dari teori humanisme. Pemahaman terhadap unsur-unsur humanisme
yang ada pada diri manusia membuat pembaca mengerti tentang arti dan pemicu setiap tindakan tokoh yang ada dalam novel tersebut. Hal inilah yang
menimbulkan ketertarikan penulis untuk meneliti unsur-unsur humanisme dalam novel Tabula Rasa karya Ratih Kumala dengan analisis psikologi sastra.