3.4 Sinopsis Novel
Berawal dengan pindahnya Galih dan seluruh anggota keluarganya ke Negara Rusia. Dengan berat hati Galih terpaksa menuruti keinginan ayahnnya
untuk pindah ke Negara Rusia. Pekerjaan ayahnya di kedutaan Negara Indonesia membuatnya sering berpindah dari negara satu ke negara lainya. Kuliahnnya di
Jakarta ditransfer ke Universitas Moskow. Sebagai keluarga dari kedutaan Indonesia Galih dapat dengan mudah memasuki Universitas Moskow tersebut,
hanya perlu menyesuaikan kredit yang sempat ditempuhnya di Universitas Indonesia. Hasilnya banyak mata kuliah yang telah ditempuh di Jakarta terbuang
percuma karena penyesuaian mata kuliah tersebut. Setelah beberapa hari tinggal di Kota Moskow Galih dan keluarganya pergi ke Kremlin untuk melihat patung
Lenin. Rusia adalah negeri indah dengan gedung-gedung kuno yang terawat. Galih bersama ibu dan adiknya Dian akhirnya memilih untuk melihat Katedral St
Basil, di sinilah untuk pertama kali Galih bertemu dengan Krasnaya. Keindahan katedral St Basil membuat banyak orang mencoba melukisnya. Seorang gadis
yang sedang melukis menarik perhatian Galih. Sementara yang lain melukis St Basil gadis ini malah melukis Kremlin lengkap dengan Red Squernya. Namun
gadis tersebut tidak menyadari keberadaan Galih yang sedang memperhatikanya. Beberapa hari setelah kejadian itu Galih bersama temannya Diaz pergi
untuk menghabiskan malam Tahun Baru di Kremlin tepatnya di Saviour’s Tower. Di tempat itu Galih bertemu kembali dengan gadis yang pernah dilihatnya
melukis di dekat Katedral St Basil. Galih memberitahukan hal itu kepada Diaz. Lalu Diaz berkata seseorang yang melukis di tempat ini, biasanya akan datang
kembali untuk melukis jika lukisannya belum selesai. Galih pun menjadi gembira
Universitas Sumatera Utara
karena berharap akan kembali bertemu dengan gadis itu. Beberapa hari kemudian Galih dan Diaz pergi ke Kremlin untuk melihat patung Lenin dan gadis itu. Gadis
itu ternyata sedang melukis, Galih berusaha mendekatinya dan akhirnya Galih dapat berkenalan dengan Krasnaya. Krasnaya bekerja sebagai penjaga toko di
dekat Kremlin. Sejak peristiwa itu Galih semakin sering menemui Krasnaya di toko tempat Krasnaya bekerja. Sering berjalannya waktu, Galih dan Krasnaya
menjadi semakin akrab. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama, Galih mencintai Krasnaya begitu pun sebaliknya. Namun hal itu tidak berlangsung lama.
Negara Rusia pada awal berdirinya adalah negara komunis sampai pada akhirnya gerakan perestroika yang dipelopori oleh Gorbachev berkembang pesat.
Gerakan ini menentang komunis dan menginginkan agar Negara Rusia menjadi Negara Kapitalis. Latar belakang Indonesia yang pernah terkait komunis
berdampak kepada citra ayah Galih sebagai duta dari Negara Indonesia. Hal yang sama juga terjadi pada ayah Krasnaya yang bekerja sebagai Intelejen Negara
Rusia. Kebersamaan Galih dengan Krasnaya membuat Badan Intelejen Negara Rusia mencurigai adanya hubungan kerjasama antara Ayah Galih dengan Ayah
Krasnaya terkait dengan penyebaran komunis di Negara Rusia. Ayah Krasnaya dicurigai akan membocorkan rahasia Negara Rusia.
Pada saat itu di Negara Rusia terjadi pergolakan yang menyebabkan Galih dan keluarganya harus kembali ke Indonesia untuk sementara waktu hingga
Negara Rusia aman kembali. Krasnaya dan ayahnya yang dicurigai menjadi mata- mata Indonesia karena terlalu dekat dengan Galih anak duta besar Negara
Indonesia ditangkap dan dibunuh oleh Badan Intelejen Negara Rusia. Beberapa minggu kemudian keadaan Rusia mulai aman. Galih bersama keluarganya
Universitas Sumatera Utara
kembali ke Negara Rusia. Berita meninggalnya Krasnaya akhirnya diketahuinya. Galih terpukul atas kejadian yang menimpa Krasnaya yang secara tidak langsung
disebabkan oleh dirinya. Galih sakit karena menyesali kematian Krasnaya, pada saat itu Dian berusaha menghibur dan merawat galih dengan baik.
Seiring dengan berjalannya waktu Galih sudah tidak tinggal di Negara Rusia. Keluarganya kembali ke Negara Indonesia saat masa tugas ayahnya
berakhir. Galih telah menjadi dosen di Universitas Gajah Mada. Kenangannya terhadap Krasnaya membuatnya belum berumah tangga meskipun usianya sudah
cukup dewasa. Hingga pada suatu waktu Galih bertemu dengan seorang gadis yang sedang melukis di sebuah bangunan tua dekat pasar burung tempat Galih
sering membeli makanan burungnya. Gadis itu kembali mengingatkan Galih kepada Krasnaya. Gadis itu ternyata kuliah ditempat Galih mengajar sebagai
dosen. Gadis itu bernama Raras, setelah pertemuan itu Galih dan Raras menjadi akrab, Galih menyukai Raras namun tidak sebaliknya.
Masa lalu Raras ternyata sama pahitnya dengan masa lalu Galih. Raras mencintai Violet temannya sejak kecil, yang juga seorang wanita. Kebersamaan
antara Raras dan Violet menumbuhkan rasa sayang di hati Raras. Sejak Rimbang saudari kembar Raras meninggal karena diperkosa oleh teman ayahnya. Raras
mulai kesepian. Violetlah yang mengisi kekosongan di hati Raras hingga keduanya menjadi dewasa. Violet yang sudah dewasa mulai terjebak dengan
pergaulan bebas dan narkoba, namun sebagai sahabat Raras selalu berusaha menyadarkan violet agar tidak mengkonsumsi narkoba. Ketergantungan violet
dengan narkoba membuatnya berulang kali masuk pusat rehabilitasi. Violet pun akhirnya meninggal. Hingga akhir hidupnnya Violet tetap menjadi pecanndu
Universitas Sumatera Utara
narkoba. Raras yang selalu menyadarkan dan menjaga Violet begitu terpukul saat meninggalnya Violet karena ‘over dosis’. Raras menyesal karena tidak sempat
mengatakan kepada Violet bahwa Raras sudah mencintai Violet sejak mereka masih kecil. Kenangan akan Violet masih tetap ada di hati Raras walaupun Raras
dan Galih sudah berpacaran. Bahkan pada saat Raras sudah mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung anak akibat hubungannnya dengan Galih. Raras tetap
tidak bisa mencintai Galih. Raras menggugurkan kandungannya. Raras tetap tidak bisa melupakan Violet dan memilih untuk hidup dengan segala kenangannya
bersama Violet. Raras ingin tetap mencintai sesama jenisnya dan Galih terpaksa menerima keputusan Raras.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV UNSUR-UNSUR HUMANISME DALAM NOVEL TABULA RASA
Manusia mempunyai kemampuan untuk bertindak dan berpikir menurut insiatifnya sendiri. Sebagai mahkluk sosial, manusia memiliki keinginan untuk
bersosialisasi dengan sesamanya. Interaksi manusia satu dengan manusia lainnya membuat unsur-unsur humanisme yang ada pada setiap manusia akan
berkembang menurut inisiatifnya sendiri. Oleh karena itu, unsur-unsur humanisme yang terdapat dalam novel Tabula Rasa akan dihasilkan melalui proses interaksi
para tokoh dalam novel Tabula Rasa yang dikaji dalam skripsi ini.
4.1 Unsur-unsur Humanisme dalam Novel Tabula Rasa 4.1.1 Tempramen