Perencanaan Perjalanan Wisata dengan Metode Greedy

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adhikara, Tri, C., 2010. Analisis Sebaran Pemanfaatan Internet Blog/Weblog Untuk Kategori Bisnis Dan Ekonomi Di Dunia Maya

Chen, H., li, X., Chau. 2001. Using Open Web APIs In Teaching Web Mining.

Chavanne E., 2015. A Natural Language Search Interface For Accommodation Queries.

Chen, G., Wu, S., Zhou, J., &Tung, K. H. 2014. Automatic Itinerary Planning for Traveling Services. IEEE Transactions On Knowledge And Data Engineering 26 (3) : 514-527.

Fowler, Martin. 2005. UML Distilled Edisi 3. Yogyakarta: Andi.

Jakkilinki, R., Georgievski, M. & Sharda, N. 2007. Connecting Destinations with Ontology- Based e-Tourism Planner. IFITT, the International Federation for IT & Travel and Tourism. Ljubljana.

Liu, X., Zhao, Q., Huang, G., Mei, H., & Teng, T. 2011. Composing data-driven service mashups with tag-based semantic annotations. In Web Services (ICWS), 2011 IEEE International Conference on (pp. 243-250).IEEE.

Mauren C., Paterson, N. 2015. Tourism- related drivers of support for protection of fisheries resources on Andros Island The Bahamas.

Mueller, J. P. 2004. Mining Google Web Services: Building Applications with the Google API. Sybex. California.

Nugraha,A. 2010. Codeigniter Cara Mudah Membangun Aplikasi PHP..Jakarta : Mediakita.

Niemann, M., Mocho, M. & Tolksdorf, R. 2008. Enhancing Hotel Search with

Semantic Web Technologies. Journal of Theoretical and Applied Electronic


(2)

Pradlatiningtyas, D., 2015. Analisa Buying Pada Online Travel Agent, Jurnal Khasanah Ilmu, Bandung.


(3)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Aplikasi Itenerary Planning Service merupakan aplikasi yang dirancang untuk mempermudahkan seseorang untuk melakukan traveling ke tempat wisata, pada bab ini penulis akan menjelaskan konsep Aplikasi Itenerary Planning Service dan penerapan nya pada website traveling berikut analisis dan perancangan nya.

3.1 Analisis proses Itenerary Planning Services System

3.1.1 Proses Input

Pada tahap masukan, aplikasi menerima masukan yang akan dikerjakan oleh pengguna dari aplikasi. Adapun masukan yang harus diberikan oleh pengguna berupa tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, budget perjalanan dan lokasi hotel.

Tanggal keberangkatan akan digunakan untuk mencari tiket transportasi darat. Budget sendiri merupakan alokasi uang yang dapat dipergunakan hanya untuk biaya perjalanan menuju tempat tujuan, dan biaya penginapan, sehingga budget sendiri tidak termasuk biaya kehidupan seperti makan, minum maupun transportasi dalam kota.

Lokasi hotel merupakan pilihan dari pengguna, pilihan tersebut merupakan kecenderungan pengguna terhadap lokasi hotel. Sedangkan pilihan untuk lokasi hotel yang diberikan seperti, berada di tengah kota, berada dekat stasuin transportasi maupun berada dekat pusat perbelanjaan. Keempat informasi tersebut yang nantinya akan digunakan oleh aplikasi untuk melanjutkan ketahapan proses rekomendasi.

3.1.2. Proses Pencarian rute

Pada tahapan ini, aplikasi melakukan proses terhadap masukan yang telah diberikan oleh pengguna. Proses yang dilakukan oleh aplikasi adalah pencarian, pengumpulan data.


(4)

Pada proses pencarian, aplikasi akan menggunakan API dari mesin pencaharian seperti google. Mesin pencarian tersebut menyediakan API bagi aplikasi untuk melakukan query pencarian terhadap mesin pencarian tersebut.

Pada proses pengumpulan data, aplikasi akan mencatat top result dari hasil query yang dilakukan. Setelah mendapatkan hasil dari beberapa websitemaka aplikasi akan menyimpan setiap hasil pencarian kedalam database.

Selanjutnya akan dilakukan logic proses untuk mencari hasil yang sesuai dengan budget yang telah diberitahukan pada proses masukan sebelumnya.

3.1.3. Proses Output

Keluaran yang diharapkan dari aplikasi ini adalah memberikan sebuah daftar rancangan perjalanan sesuai dengan kriteria yang telah diberikan. Rancangan perjalanan tersebut berisikan, tanggal keberangkatan, maskapai penerbangan yang digunakan, waktu keberangkatan, informasi transit (bila melakukan transit), waktu ketibaan pada lokasi tujuan, dan hotel yang digunakan sebagai sarana menginap.

3.2. Perancangan Sistem Itenerary Planning Services

Pada sub bab ini akan dijelaskan proses aplikasi itenerary planning services dengan memanfaatkan algoritma greedy untuk mencari jarak terdekat dari tempat awal wisata yang dituju.

3.2.1. Pseudo-Code Algoritma Greedy

Procedure greedy (input C:kandidat;output S: solusi)

{

menentukan solusi optimum untuk jarak lokasi wisata dengan algoritma greedy

Masukkan : C #initialisasi daftar kandidat lokasi wisata Keluaran : S #initialisasi daftar solusi rute lokasi wisata


(5)

Deklarasi

X : kandidat # initialisasi variable penampung kandidat Algoritma :

S{} # deklarasi S array kosong While (belum Solusi (S) and (C{})) do X=seleksi (C) #pilih kandidat

C =C - x{x} #kandidat berkurang satu If layak (S Elemen {x}) then

S=S Element {x} Endif

Endwhile

{Solusi (S) diproleh dari C = {}}

3.2.2. Contoh Algoritma Greedy

Dalam contoh Algoritma Greedy berikut ini adalah mencari rute dari titik A menuju titik B, dalam rute A menuju B memiliki banyak rute untuk menuju B dalam contoh ini, di asumsikan A,,B,C,D,E,F,G,H merupakan suatu kota atau tempat wisata yang akan di lalui untuk menuju kota B dan satuan jarak dalam contoh adalah meter.

Gambar 3.1. Graph Berarah dari titik A menuju titik B

Untuk mencari jarak terpendek dari A ke B, sebuah Algoritma Greedy akan menjalankan langkah-langkah seperti berikut :

B

F

E

H

D

C

G

A

5 8

15 13

6

7

4

10 6


(6)

1. Kunjungin satu titik pada graph, dan ambil seluruh titik yang dapat dikunjungi dari titik awal

2. Cari local minimum ke titik selanjutnya

3. Tandai graph sebagai graph yang telah dikungjungi, dan pindah ke local

minimum yang telah ditentukan.

4. Kembali ke langkah 1 sampai titik tujuan di dapat

Jika mengaplikasikan langkah – langkah di atas graph A ke B sebelumnya maka dapat dilihat sebagai berikut :

1. Mulai dari titik awal (A). Ambil seluruh titik yang dapat dikunjungi oleh titik A.

Gambar 3.2. Graph A membandingkan jarak C dan G

2. Local minimum adalah ke C, karena jarak A menuju C adalah 4 Meter adalah paling dekat.

3. Beri tanda pada A sebagai titik yang telah dikunjungi, dan pindah ke C 4. Ambil seluruh titik yang dapat dikunjungi dari C.

B

F

E

H

D

C

G

A

5

8

15 13

6

7

4

10 6


(7)

Gambar 3.3. Gaph rute C membandingkan jarak H dan D

5. Dalam titik C, ambil titik yang dapat dikunjungi oleh titik C

5. Local minimum adalah ke D dengan jarak antara C dan D adalah 6 Meter 6. Beri tanda C sebagai titik yang telah dikunjungi, dan pindah rute ke D

Gambar 3.4. Langkah terakhir dari pencarian rute A ke B

Dengan menggunakan algoritma greedy pada graph diatas, hasil akhir yang akan didapat sebagai jarak terpendek adalah A-C-D-E-F-B. Hasil jarak terpendek yang didapat dengan menggunakan algoritma greedy.

13 6 8 5 4 7 15 10

H

C

F

D

B

E

A

G

6 6

C

B

F

E

H

D

G

A

5 8 15 13 6 7 4 10


(8)

3.2.3. Contoh Penerapan Algoritma Greedydalam Itinerary Planning Service

Dibawah ini merupakan contoh algoritma greedy dalam penerapan Itenerary

Planning Service System yang dilakukan contoh inputan dari bandara Jakarta menuju

Medan, selanjutnya wisatawan memilih penginapan hotel madani dan wisata gundaling, maka dengan menggunakan algoritma greedy, dapat dilihat proses sebagai berikut.

Keterangan Nama Wisata :

a. MUSEUM TB SILALAHI b. PARAPAT

c. TAMAN SIMALEM d. SIBAYAK

e. TOMOK

f. MIKIE HOLIDAY RESORT

Gambar 3.5 Graph Awal rute rekomendasi perjalanan wisata

Jika mengaplikasikan langkah – langkah di atas graph A ke B sebelumnya maka dapat dilihat sebagai berikut :

1. Mulai dari lokasi hotel madani menuju gundaling sebagai titik awal wisata yang dipilih oleh wisatawan.

87,7 KM 97,3 KM 171 KM 184 KM HOTEL MADANI GUNDALING A 145 KM B C D 44,5 KM E F 212 KM 165 KM


(9)

87,7 KM 97,3 KM 171 KM 184 KM HOTEL MADANI GUNDALING A 145 KM B C D 44,5 KM E F 212 KM 165 KM

Gambar 3.6 langkah awal graph dari titik gundaling

2. Dari titik C ambil titik yang dapat dikkunjungi

3. Local minimum wisata gundaling dilihat dari graph adalah C 44,5 Km dari gundaling menuju Taman Simalem.

4. Beri tanda C sebagai titik yang sudah dilalui

Gambar 3.7 Langkah kedua dari titik C (Taman Simalem) menuju D (Sibayak)

87,7 KM 97,3 KM 171 KM 184 KM HOTEL MADANI GUNDALING A 145 KM B C D 44,5 KM E F 212 KM 165 KM


(10)

Dengan menggunakan algoritma greedy pada graph diatas, hasil akhir yang akan didapat sebagai jarak terpendek adalah Hote Madani-Gundaling-Taman Simalem-Sibayak. Hasil jarak terpendek yang didapat dengan menggunakan algoritma greedy. a. Flowchart Algoritma Greedy

START

TENTUKAN TITIK AWAL

HITUNG JUMLAH JARAK TUJUAN WISATA

CARI TEMPAT WISATA YANG BELUM DIKUNJUNGI

HITUNG JUMLAH NODE BARU DENGAN NODE TERAKHIR &

DITAMBAHKAN

MASIH ADA YANG BELUM DIKUNJUNGIN

YA

SIMPAN SOLUSI

TAMPILKAN HASIL SOLUSI

END

Gambar 3.5 Flowchart Algoritma Greedy

Keterangan Flowchart Algoritma Greedy :

1. Proses inisialisasi titik wisata awal rute yang akan dituju

2. Setelah menentukan titik awal yang akan di tuju, hitung jumlah tujuan wisata yang akan direkomendasikan.


(11)

3. Lakukan perulangan untuk melakukan pencarian tempat wisata yang belum dikunjungin

4. Tahapan selanjutnya hitung jumlah node yang akan ditambahkan, jika masih belum ada yang dikunjungin maka dilakukan perulangan kembali untuk mencari tempat yang akan di kunjungin.

5. Tahapan selanjutnya hitung total waktu tempuh menuju lokasi wisata yang direkemendasikan yang di simpan didalam node,

6. Tahapan terakhir tampilkan semua solusi yang disimpan dalam node.

b. Flowchart Aplikasi Itenerary Planning Service

START

INPUT WISATA AWAL

PROSES ALGORITMA GREEDY DALAM RUTE WISATA

TAMPILKAN DATA ITENARY BESERTA JARAK DAN WAKTU

TEMPUH

END

Gambar 3.6 Flowchart Sistem Itenerary dengan Algoritma Greedy

Keterangan Flowchart Sistem Itenerary Planning Service

1. Tahap pertama dalam aplikasi adalah melakukan input transportasi berupa transportasi pesawat terbang dan transportasi kereta api, jika jenis transportasi


(12)

yang dipilih berupa pesawat terbang maka, lakukan penginputan keberangkatan awal, keberangkatan tujuan tanggal keberangkatan. Dan jika jenis transportasi yang dipilih kreta api maka lakukan penginputan berupa stasiun awal, stasiun tujuan dan tanggal keberangkatan.

2. Tahapan selanjutnya lakukan proses algoritma greedy untuk menentukan rute perjalanan/ rute wisata yang akan direkomendasikan

3. Tahapan selanjutnya tampilkan semua rute berdasarkan algoritma greedy meliputi jarak tempuh dan waktu tempuh menuju lokasi wisata

c. Activity Diagram Itenerary Planning Service

activity diagram itenary planing service

user system

Ph

as

e

pilih via transportasi

pilih tanggal keberangkatan

pilih wisata tujuan

pilih hotel tujuan

query pencarian node wisata sekitar

wisata tujuan

proses itenary

tampilkan hasil itenary

Gambar 3.7 Activity Diagram Itenerary Planning Service

3.3. Arsitektur Umum

Perancangan aplikasi itenerary terdiri dari beberapa variable pendukung untuk mendapatkan planning service nya. Adapun fungsi meliputi user interface sebagai


(13)

antarmuka pada disain penggunan aplikasi, object data travel sebagai data atau bahan acuan yang didapat dari API google untuk mendapatkan planning service dalam melakukan traveling dan database untuk menyimpan data jarak dan lokasi antar tempat. Adapun arsitektur dari itenerary planning service system dapat dilihat pada Gambar 3.8.

penerbangan asal penerbangan Tujuan

jadwal penerbangan

Wisata tujuan Hotel tujuan

Kota bandara tujuan

Wisata tujuan

Distance wisata tujuan

Distance Hotel Tujuan tujuan

Hitung Semua Distance antara wisata tujuan dan hotel dengan wisata distance kandidat

Tampilan Semua Kandidat yang terpilih denga algoritma greedy (Graph)

proes Input proses Pencarian

proses output

Text


(14)

3.4. Database

Data yang disimpan pada aplikasi Itenerary planning service adalah data pesawat, data wisata, data hotel dan data hasil jarak pada titik perjalanan. Untuk lebih jelas penyimpanan data dan perancangannya dapat dilihat pada bagian berikut ini

1. Tabel hotel (tbl_hotel)

Tabel 3.1. Tabel hotel pada database itenerary

Nama Field Type Keterangan

id_penginapan* Int Primary key

nama_penginapan Varchar Nama hotel

alamat Varchar Alamat hotel

nama_kota Varchar Nama kota lokasi hotel

2. Tabel kalkulasi (tbl_kalkulasi)

Tabel 3.2. Tabel kalkulasi pada database itenerary

Nama Field Type Keterangan

id_tbl* Int Primary key

Origin Varchar titik awal lokasi

Penginapan Varchar Nama penginapan

Destination Tinytext Titik tujuan lokasi

Distance Int Jarak


(15)

3. Tabel pesawat (tbl_pesawat)

Tabel 3.3. Tabel pesawat pada database itenerary

Nama Field Type Keterangan

kode* Varchar Primary key

nama_kota Varchar Nama kota bandara

Nama_bandara Varchar Nama bandara

4. Tabel wisata (tbl_wisata)

Tabel 3.4. Tabel wisata pada database itenerary

Nama Field Type Keterangan

id_wisata* Int Primary key

nama_kota Varchar Nama kota lokasi wisata

nama_wisata Varchar Nama wisata

alamat_wisata Text alamat lokasi wisata

3.5. User Interface

Pada tahap ini akan dirancang tampilan antarmuka dari aplikasi itenerary planning

service. Ada beberapa interface yang harus dirancang berdasarkan Gambar 3.1.

berikut ini adalah rancangan interface dari halaman aplikasi itenerary planning

service.

1. Tampilan awal

Gambar 3.9 di bawah ini merupakan halaman pertama kali yang ditampilkan pada saat aplikasi itenerary planning serice dijalankan. Halaman awal ini dapat beriskan informasi berupa pemilihan tujuan penerbangan, kota tujuan


(16)

penerbangan, waktu keberangkatan, pilihan wisata, pilihan penginapan dan daftar tiket yang tersedia.

Gambar 3.9. Tampilan Awal Itenerary

2. Tampilan hasil pencarian

Tampilan web page dibawah ini merupakan tampilan output dari proses aplikasi itenerary planning service, yang berisikan informasi point-point perjalan yang direkomendasikan dan diplainingkan berdasarkan waktu dan jarak terdekat dari titik awal tujuan wisata.


(17)

(18)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan tentang langkah-langkah yang digunakan dalam penggunaan aplikasi itenerary planning service yang dibangun berbasis web based yang bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan tour atau jalan-jalan kesuatu tempat, untuk lebih jelas bagaimana cara menggunakan aplikasi itenerary

planning service ini dapat dilihat pada sub bab berikut ini.

4.1. Implementasi Sistem

Pada sub bab ini berisikan pembahasan mengenai cara menggunakan aplikasi

Itenerary planning service dengan menggunakan algoritma greedy.

1. Form awal (home)

Ini merupakan halaman default dari program Itenerary web based

Gambar 4.1 Tampilan Awal Aplikasi

1

2

3 4

5 6


(19)

Keterangan :

1. Combo box untuk menampilkan daftar bandara awal keberangkatan yang

dipilih oleh wisatawan

2. Combo box untuk menampilan daftar bandara tujuan keberangkatan yang

dipilih oleh wisatawan

3. Combo box waktu yang digunakan untuk menentukan tanggal

keberangkatan wisatawan

4. Combo box untuk menampilkan wisata awal yang akan dikunjungin oleh

wisatawan, combo box ini akan tampil sesuai dengan kota bandara tujuan. 5. Combo box untuk menampilkan nama hotel atau penginapan yang akan

dikunjungin oleh wisatawan berdasarkan lokasi kota bandara tujuan dan tempat wisata

6. Tombol cari tiket merupakan proses untuk memulai pencarian tempat wisata yang akan direkomendasikan .

2. Form Itenerary Berbasis Pesawat Terbang

Form pada Gambar 4.2 merupakan gambar hasil pencarian data berdasarkan wisata menggunakan pesawat terbang.


(20)

Gambar 4.2 Tampilan hasil pencarian dengan Pesawat Terbang

Keterangan :

1. Menampilkan daftar keberangkatan berdasarkan tanggal keberangkatan yang dipilih.

2. Menampilkan daftar Itenerary berdasarkan wisata awal yang dipilih serta jarak dan waktu tempuh menuju kota tujuan dengan API Google Map. 1

2


(21)

3. Menampilkan detail Itenerary perjalanan termasuk transportasi yang digunakan dan jarak yang akan ditempuh jika menggunakan transportasi tersebut. Berserta menampilkan daftar angkutan tersedia.

3. Form Itenerary Berbasis Kereta Api

Form pada Gambar 4.3 merupakan hasil pencarian wisata dengan menggunakan transportasi kereta api.

Gambar 4.3 Tampilan hasil pencarian dengan kereta api

Keterangan :

1. Combo box 1 merupakan combo box untuk menampilkan stasiun awal

keberangkatan

2. Combo box 2 merupakan combo box untuk menampilkan stasiun tujuan

kereberangkatan

3. Combo box 3 merupakan combo box untuk menampilkan tanggal yang

akan dipilih oleh wisatawan 1

2

3

4 5 6

7


(22)

4. Combo box 4 merupakan combo box untuk menampilkan wisata tujuan.

5. Combo box 5 untuk menampilkan hotel yang akan dipilih oleh wisatawan

6. Combo box 6 berfungsi sebagai transpportasi yang akan dipilih owleh

wisatawan untuk mengunjugin tempat wisata

7. Daftar tiket yang tersedia pada stasiun berdasarkan tanggal keberangkatan yang dipilih

8. List atau daftar itenerary berdasarkan kota stasiun yang dipih dan tempat wisata yang dipilih dan transportasi yang dibutuhkan


(23)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa pada aplikasi itenerary planning service maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Metode yang digunakan yaitu metode greedy dapat mempermudah menyusun sebuah rencana perjalanan secara otomatis, dengan cara mencari solusi

optimum local atau solusi pilihan rute dan menjadikan solusi optimum local

menjadi solusi optimum global atau solusi perjalanan yang menyeluruh dalam rute perjalanan wisata.

2. Algoritma greedy dapat di implementasikan pada kasus itenerary planning

service yang digunakan untuk melakukan itenerary pada perjalanan wisata,

sebagai contoh untuk kasus itenerary pada tempat wisata tujuan.

5.2. Saran

Adapun saran dari penulis untuk melakukan pengembangan aplikasi itenerary

planning service yaitu lokasi wisata dapat diambil berdasarkan API yang nantinya

dikembangkan oleh API wisata dalam negeri dan aplikasi dapat menampilkan map titik perjalanan dengan API Google Map.


(24)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Itenerary Planing Service

Automatic Itenerary Planning merupakan sebuah proses perancangan perjalanan yang

mengubah proses pengumpulan informasi perjalanan yang dilakukan secara manual menjadi secara otomatis dengan memanfaatkan perkembangan jumlah website yang menyediakan tarif penerbangan maupun penginapan (Jakkilinki. et al. 2007). Hal ini dilakukan dengan menghapuskan proses dimana pengguna harus mengakses beberapa website, dan menggantikannya dengan melakukannya secara otomatis. Sehingga pengguna tidak perlu direpotkan dengan mengakses banyak website. Selain itu,

Automatic Itenerary Planning merupakan sebuah NP-Complete Problem yang

terkenal, dimana tidak terdapat waktu polynomial yang tepat (Chen, 2006).

2.2. Algoritma Greedy

Algoritma Greedy merupakan sebuah algoritma yang dapat menentukan sebuah jalur terpendek antara node-node yang akan digunakan dengan mengambil secara terus-menerus dan menambahkan jalur yang akan dilewati. Berikut ini adalah tahapan yang akan dilakukan dalam algoritma greedy (Robin,1991) :

1. Kelompokkan semua jalur.

2. Pilih jalur yang terpendek kemudian masukkan kedalam himpunan solusi. 3. Tentukan apakah sudah ada N jalur pada solusi, Jika tidak, ulangi kembali


(25)

Dalam membentuk solusi, algoritma greedy pada setiap langkahnya akan mengambil pilihan yang merupakan optimum local atau pilihan yang sesuai dengan spesifikasi pembuat algoritma. Dengan pengambilan pilihan yang sesuai yang didapat optimum global atau sesuai dengan keinginan pembuat algoritma. Pada setiap langkah algoritma greedy, kita akan mendapatkan optimum local. Bila algoritma berakhir maka diharapkan optimum local akan menjadi optimum global. Sehingga sebenarnya algoritma greedy mengasumsikan bahwa optimum local ini merupakan bagian dari

optimum global. Berikut adalah pseudo-code algoritma greedy:

proceduregreedy(input C: himpunan_kandidat;

output S : himpunan_solusi)

{ menentukan solusi optimum dari persoalan optimasi dengan algoritma greedy

Masukan: himpunan kandidat C

Keluaran: himpunan solusi S

}

Deklarasi

x : kandidat;

Algoritma:

S{} { inisialisasi S dengan kosong }

while (belum SOLUSI(S)) and (C  {} ) do

xSELEKSI(C); { pilih sebuah kandidat dari C}

C C - {x} { elemen himpunan kandidat berkurang satu }

if LAYAK(S  {x}) then

SS  {x}

endif endwhile


(26)

2.3. Application Programming Interface (API)

Application Programming Interface (API) merupakan sekumpulan fungsi, perintah

dan protokol yang dapat digunakan dalam pengembangan perangkat lunak. Seiring dengan berkembangnya teknologi, API tidak saja digunakan untuk sebuah perangkat lunak, tetapi dapat digunakan antar perangkat lunak, hal ini biasa disebut dengan

public API. Public API sendiri memungkinkan pengembang perangkat lunak

menggunakan fungsi ataupun perintah yang terdapat pada sebuah perangkat lunak sehingga terjadi hubungan antar aplikasi. Dewasa ini, banyak website yang menyediakan Public API, salah satunya adalah Google. Google sendiri menyedikan beberapa Public API. Salah satunya adalah Costum Search API. Costum Search API menggunakan notasi JSON dalam menerima query dari sebuah aplikasi dan mengirimkan hasil pencaharian. Sehingga pengguna dapat menampilkan dan melakukan pencaharian melalui proses pemograman (Mueller, 2004). Hal ini mengakibatkan pencaharian tidak memerlukan interaksi langsung antara pengguna perangkat lunak dengan mesin pencaharian.

1. Tourism Public API

Seperti telah dijelaskan bahwa API dapat digunakan oleh banyak pengembang dalam menggunakan secara bersama-sama beberapa fungsi ataupun informasi tersimpan yang dimiliki, beberapa kelompok usaha juga memberikan bantuan mengenai informasi perjalanan. Dalam beberapa penelitian terdahulu (Chen et. al, 2015), menggunakan layanan Yahoo Travel dan Google Flight Search& Maps dalam membentuk grap dari Point of Interest (POI) tempat wisata. Beberapa API yang dapat digunakan dalam katagori tourism adalah sebagai berikut :

a. Yahoo Travel

Yahoo Travel menyediakan berbagai macam informasi, mulai dari jadwal

penerbangan, jadwal bus (US/EU), pelayaran, restauran, dan juga hotel. Akan tetapi mereka hanya menyediakan sarana informasi saja, seperti informasi hotel dan informasi penerbangan, Yahoo Travel menggunakan bantuan dari situs hipmunk.com. Terlepas dari hal tersebut, Yahoo Travel juga merupakaan sebuah platform untuk mencari refrensi dari sebuah perjalanan, layaknya situs tripadvisor.


(27)

b. Google Flight Search

Google Flight Search merupakan sebuah platform yang disediakan oleh

Google untuk membantu pengguna google dalam mencari informasi mengenai hotel dan penerbangan. Untuk pencaharian penerbangan Google

Flight Search akan menampilkan penerbangan yang tersedia sesuai dengan

tanggal yang telah ditentukan oleh pengguna. Akan tetapi Google Flight

Search bukanlah sebuah platform untuk melakukan pemesanan tiket secara

online, hal ini dapat dilihat apabila pengguna memilih penerbangan yang ada, maka pengguna akan diarahkan ke situs maskapai penerbangan yang bersangkutan.

c. Expedia Affiliate Network (EAN)

Kelompok EAN merupakan sebuah jaringan yang membantu para pengembang untuk mendapatkan informasi mengenai penerbangan, hotel. Sistem EAN bekerja melalui sistem afiliasi dimana pengguna API akan memperoleh komisi dari setiap pemesanan tiket yang telah terjadi. (Chavanne, 2015)

d. Tiket.com

Tiket.com merupakan sebuah perusahaan yang berasal dari Indonesia yang bergerak pada bidang penjualan tiket, tidak hanya tiket penerbangan ataupun hotel, tiket.com juga menyediakan penjualan terhadap tiket konser. Sama seperti EAN tiket.com juga menerapkan sistem afikliasi dalam penggunaan API mereka. Tiket.com menyediakan format keluaran API dalam bentuk XML, JSON dan serialized PHP. Tiket.com juga menyediakan sarana pembayaran tanpa pengembang harus melakukan deposit.

2.4. Framework

Framework adalah sebuah struktur konseptual dasar yang digunakan untuk

memecahkan sebuah permasalahan, bahkan isu-isu kompleks yang ada. Sebuah

framework telah berisi sekumpulan arsitektur atau konsep-konsep yang dapat

mempermudah dalam pemecahan sebuah permasalahan. Framework bukanlah peralatan atau tools untuk memecahkan sebuah masalah, tetapi sebagai alat bantu.


(28)

Framework hanya menjadi sebuah konstruksi dasar yang menopang sebuah konsep

atau sistem yang bersifat “essential support” (penting tapi bukan komponen utama).

Salah satu alasan mengapa orang menggunakan framework terutama dalam membangun sebuah aplikasi adalah kemudahan yang ditawarkan. Dengan menggunakan framework kita dapat langsung fokus kepada business process yang dihadapi tanpa harus berfikir banyak masalah struktur aplikasi, standar coding dan lain-lain. Dalam hal ini adalah framework PHP yang memiliki daftar perintah / fungsi dasar PHP, hal-hal sebagai penunjang lainnya seperti koneksi database, validasi form, GUI, dan keamanan, yang telah disediakan oleh framework PHP. Salah satu framework PHP adalah codeigniter.

Framework CodeIgniter adalah sebuah framework aplikasi web yang bersifat open source digunakan untuk membangun aplikasi php dinamis. Tujuan utama

pengembangan CodeIgniter adalah untuk membantu developer untuk mengerjakan aplikasi lebih cepat daripada menulis semua code dari awal. CodeIgniter menyediakan berbagai library yang dapat mempermudah dalam pengembangan (Wardana, 2010).

CodeIgniter merupakan sebuah framework berbasis MVC yang dimana terdapat 3

komponen yaitu model, view dan controller. Berikut ini adalah penjelasan komponen tersebut.

1. Model

Objek model adalah bagian dari aplikasi yang mengimplementasi logika untuk domain data aplikasi. Umumnya, objek model digunakan untuk mengambil data dari database atau menyimpan data ke database. Model pada CodeIgniter adalah sebuah kelas php yang berfungsi untuk menangani data. Data tersebut bukan hanya dari database tetapi juga bisa dari File Text, Web Service atau layanan-layanan data lainnya. Sebuah model sebenarnya tidak harus

meng-extend class Model. Kelas model di-meng-extend ketika hendak menggunakan fitur database pada CodeIgnitersaja. Semua Model harus diletakkan di dalam folderapplication/models.Agar dapat menggunakan model maka kita harus

load model tersebut. Adapun perintah yang dapat digunakan untuk

me-load sebuah model adalah :

$this->load->model('Model_name'); $this->Model_name->get_data();


(29)

Ketika sudah berhasil me-load sebuah model maka model tersebut akan menjadi sebuah property. Melalui property itulah Anda akan menggunakan semua fungsi yang ada di dalam model (perhatikan baris ke 2 pada contoh diatas get_data adalah fungsi didalam kelas Model_name).

2. View

View adalah komponen yang menampilkan antarmuka untuk pengguna (user interface, UI) aplikasi. Antarmuka ini dibuat berdasarkan data dari model. View hanyalah sebuah halaman webatau bagian dari halaman web,

seperti sebuah header, footer, sidebar, dan lain-lain. Bahkan, View bisa menjadi fleksibel karena view dapat dimasukkan ke dalam view yang lain jika dibutuhkan. Untuk memanggil file view dapat digunakan fungsi seperti berikut ini (perhatikan baris 12):

$this->load->view('nama_view');

Nama_view adalah nama file view Anda. Dan file tersebut harusdiletakkan

di dalam folder application/view.

3. Controller

Controller merupakan komponen yang digunakan untuk menangani interaksi

pengguna, bekerja dengan model, dan memilih view mana yang digunakan untuk merender data. Controller dapat dikatakan sebagaijantung dari suatu aplikasi, karena controller menentukan bagaimana permintaan HTTP yang harus ditangani. Sebuah kelas Controller adalah sebuah file yang terletak di dalam folder application/controllerdan memiliki nama file yang sama dengan nama kelasnya dan dikaitkan dengan URL.

Segmen-segmen pada URL pada codeigniter mencerminkan Controller yang dipanggil. Contohnya, kita akan membuat sebuah aplikasi hello codeigniter yang sederhana. Aplikasi tersebut akan diletakkan di folder hello dari htdoc anda, sehingga anda dapat mengaksesnya dengan membuka url http://localhost/hello. Perhatikan URL berikut ini:

http://localhost/hello/index.php/blog/ Pada contoh di atas, CodeIgniter akan berusaha untuk menemukan sebuah


(30)

kebrowser. Contohnya membuat sebuah controller sederhana sehingga dapat melihat apa yang terjadi. Dengan menggunakan teks editor, buatlah file bernama blog.phpdi dalam folder application/controller. Setelah itu buatlah sebuah kelas Blog yang merupakan turunan dari kelas CI_Controller.

1. <?php if ( ! defined('BASEPATH'))

2. exit('No direct script access allowed'); 3.

4. class Blog extends CI_Controller { 5.

6. function __construct() 7. {

8. parent::__construct(); 9. }

10.

11. function index() 12. {

13. echo "Haloo.. saya adalah contoh codeigniter pertama";

14. } 15. 16. }

17. /* End of file Blog.php */

18. /* Location:

./application/controllers/blog.php */

Jika kita melakukannya dengan benar, maka akan tampak tulisan “Hello.. sayaadalah contoh CodeIgniter pertama”. Ketentuan penamaan class (baik


(31)

Gambar 2.1 Struktur Framework Codeigniter (Wardana, 2010)

2.5. Unifield Modelling Language (UML)

UML adalah keluarga notasi grafis didukung oleh model-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek (Insap, 1996) Definisi ini merupakan definisi sederhana. Pada kenyataannya, pendapat orang tentang UML berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan oleh sejarahnya sendiri dan perbedaan persepsi tentang apa yang membuat sebuah proses rancangan bangun perangkat lunak menjadi efektif.

UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemrograman grafis berorientasi objek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an UML merupakan standar yang relatif terbuka yang dikontrol oleh Object Management Group (OMG), sebuah konsorsium terbuka yang terdiri dari banyak perusahaan. OMG dibentuk untuk membuat standar-standar yang mendukung interoperabilitas, khususnya interoperabilitas sistem berorientasi objek. OMG mungkin lebih dikenal dengan standar-standar CORBA (Common Object Request Broker Architecture).

UML sebagai blueprint menyampaikan suatu keutuhan. Blueprint dibuat oleh seorang desainer yang pekerjaannya membuat desain yang detail untuk dikodekan oleh seorang programmer. Desain tersebut harus cukup lengkap, dalam artian seluruh

CONTROLLER

MODEL

VIEW

Web request

Get data Update

Data

Update Presentation


(32)

keputusan desain telah dijabarkan dan programmer harus dapat mengikutinya secara langsung tanpad perlu berpikir keras. Desainer bisa jadi orang yang sama dengan

programmer, tetapi biasanya desainer adalah developer yang senior.

UML menyediakan 13 diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi objek, yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Object Diagram,

Statechart Diagram, Composite Structure Diagram, Sequence Diagram, Communication Diagram, Interview Overview, Component Diagram, Timming Diagram, Deployment Diagram. Untuk memodelkan sistem ini penulis menggunakan

2 diagram, yaitu Use Case Diagram yang digunakan untuk menggambarkan fungsional sistem dan Activity Diagram digunakan untuk menggambarkan proses sistem.

2.5.1. Activity Diagram

Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis

dan jalur kerja. Dalam beberapa hal, diagram ini memainkan peran mirip sebuah diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara diagram ini dan notasi diagram alir adalah diagram ini mendukung behavior paralel. Activity diagram telah mengalami beberapa perubahan paling besar selama telah dikembangkan versi-versi UML, jadi tidaklah mengejutkan jika activity diagram telah dikembangkan secara signifikan dan diubah lagi dalam UML 2. Dalam UML 1, activity diagram dianggap sebagai kasus khusus state diagram. Hal ini menyebabkan banyak masalah bagi pengguna yang memodelkan jalur kerja, yang mana cocok dikerjakan oleh activity diagram. Dalam UML 2, ikatan tersebut dihilangkan.

Dalam beberapa hal, diagram ini memainkan peran mirip sebuah diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara diagram ini dan notasi diagram alir adalah diagram ini mendukung behavior paralel (Martin, 2005). Activity diagram memungkinkan siapapun yang melakukan proses untuk memilih urutan dalam melakukannya. Dengan kata lain diagram hanya menyebutkan aturan-aturan rangkaian dasar yang harus Anda ikuti. Hal ini penting untuk pemodelan bisnis karena proses-proses sering muncul secara paralel. Ini juga berguna pada algoritma yang bersamaan, dimana urutan-urutan independen dapat melakukan hal-hal secara paralel. Jika Anda memiliki paralelisme, Anda perlu sinkronisasi. Anda tidak perlu menutup pesanan tersebut sebelum diantar


(33)

dan dibayar. Anda dapat menampilkannya dengan join sebelum action menutup pesanan. Dengan sebuah join, aliran keluar dilakukan hanya jika seluruh aliran masuk telah mencapai join, Anda dapat menutup pesanan tersebut hanya jika Anda telah menerima pembayaran dan mengantarkan barang. Berikut sebuah contoh yang sederhana pada activity diagram :

Gambar 2.2 Contoh Activity Diagram

2.6. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Itinerary Planning Service adalah Gang Chen (2014), Automatic Itinerary Planning For Traveling Services. yang membangun aplikasi Itenerary Planning Service dengan menggunakan metode

Greedy, Chen (2014) telah melakukan penelitian dengan berbagai pendekatan untuk

dapat membuat sebuah automatic itinenary plannig.Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian tersebut, dengan membagi proses-proses dalam dua tahap. Tahap Pertama merupakan tahapan membuatan rencana perjalanan untuk satu hari, dan pada tahap kedua melakukan perkira-kiraan (Approximation). Untuk tahap pertama, dilakukan penerapan Paralel Proccessing dengan memanfaatkan Map Reduced Framework (Hadoop) untuk menciptakan berbagai macam pilihan rencana perjalanan untuk satu hari. Sedangkan pada tahap kedua dilakukan pengubahan dari Team Oriented Problem

Mengisi Username


(34)

menjadi set-packing problem, sehingga Chen, et al. dapat menyelesaikan rencana perjalanan untuk N-hari dengan pendekatan perkira-kiraandalam melakukan pencarian rute tujuan wisata, penelitian lain yang berkaitan dengan Itenerary planning service adalah Konstantinos G (2008), Algorithms For Itinerary Planning In Multimodal

Transportation Networks, yang membangun aplikasi Itenerary Planning Service

dalam melakukan pencarian rute transportasi, Jakkilinki, et al. (2007) merupakan salah satu penelitian terdahulu dalam topik pembuatan rencana perjalanan secara otomatis, mereka memanfaatkan teknologi XML, dan semantic web, untuk menciptakan sebuah graph point-of-interests dari sebuah tempat wisata di Australia. Niemann, et al. (2008) melakukan penelitian mengenai pencarian hotel dengan menggunakan teknologi web semantik. Dalam penelitian yang dilakukan Niemann dkk menggunakan beberapa skenario, dimana skenario tersebut diantaranya sebagai

Tourist (perjalanan sendiri), Family (tiga malam di london, dengan perjalanan dengan

menggunakan mobil), Bussiness Trip (pebisnis lakik-laki), Bussiness Trip (pebisnis wanita). Niemann, et al. menggunakan profil dari pelaku perjalanan untuk mendapatkan hotel yang tepat.

Untuk keterangan lain mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

itenerary planning services pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No. Judul Peneliti

(Tahun) Keterangan

1. Automatic Itinerary Planning for

Traveling Services

Chen (2014)

Penelitian dikhususkan pada

backpackers. Dihasilkan sebuah penawaran perjalanan untuk rentang waktu tertentu berdasarkan kriteria pengguna.

2. Enhancing Hotel Search with Semantic Web Technologies

Niemann (2008)

Secara umum, penelitian yang dilakukan merupakan pencaharian lokasi hotel dengan melakukan


(35)

profilling terhadap pengguna. Dengan memanfaatkan semantic web,

dilakukan pencaharian hotel berdasarkan lokasi dan POI.

3. Connecting Destinations with Ontology- Based e-Tourism Planner

Jakkilinki (2007)

Penelitian yang dilakukan dengan pengecekan Point of Interest (POI) berdasarkan ontology. Hasil penelitian berupa sebuah daftar perjalanan berdasarkan sebuah POI yang telah diberikan oleh pengguna.


(36)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanpa disadari, masyarakat Indonesia mulai menunjukkan ketertarikan untuk melakukan perjalanan wisata, baik di dalam ataupun di luar negeri. Selain itu, masyarakat Indonesia, juga sudah mulai memanfaatkan beberapa blog ataupun portal berita sebagai referensi dalam melakukan pemilihan lokasi wisata (Adhikara,2010). Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia juga menggunakan jasa online travel dalam melakukan pengecekan hingga pemesanan harga. Hal ini membuat pengelola bisnis

travel, mengambil langkah dengan membuka paket wisata perjalanan / spesial-trip.

Agen travel menyediakan layanan tersebut, untuk memberikan pilihan kepada calon wisatawan, dimana pihak agen travel telah menentukan kapan harus melakukan keberangkatan, kapan harus sudah tiba di lokasi peninapan, pada rentang waktu tertentu wisatawan dapat melakukan apa saja, dst. Calon wisatawan hanya perlu melihat rencana perjalanan yang telah disiapkan oleh agen travel (Pradlatiningtyas, 2015).

Walaupun agen travel, telah menyediakan paket seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bagi beberapa calon wisatawan, harga / cost yang diberikan oleh pihak agen travel umumnya sudah termasuk biaya jasa, baik berupa biaya jasa pemesanan transportasi, akomodasi, dan biaya lainnya. Apalagi kesan yang didapat merupakan kesan yang kaku, karena jadwal sudah ditentukan oleh pihak lain, bahkan tidak dapat memberikan kepuasan bagi seluruh wisatawan. Lain jika halnya calon wisatawan mencoba membuat sendiri rencana perjalanan mereka. Calon wisatawan dapat menggunakan berbagai fasilitas yang terdapat dalam dunia maya. Calon wisatawan dapat menggunakan mesin pencarian untuk melakukan riset terhadap daerah wisata yang diingini, selain itu calon wisata dapat menggunakan mesin pencarian untuk mencari ulasan (review) dari wisatawan lainnya, yang biasanya dituliskan dalam sebuah website. Sehingga calon wisatawan dapat membuat rencana perjalanan miliknya sendiri.


(37)

Membuat rencana perjalanan sendiri terlihat sederhana, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi web (Adhikara, 2010), calon wisatawan dapat memilih sendiri informasi apa yang ia inginkan. Akan tetapi, calon wisatawan akan mengalami kendala apabila ia akan berpergian dalam rentang waktu tertentu dan ingin mengunjungi beberapa tempat. Hal ini akan sangat mempengaruhi bagaimana calon wisatawan memilih bagaimana ia dapat sampai ketempat tersebut; dimana ia harus menginap, apakah di tengah kota, apakah dekat dengan pusat perbelanjaan, atau memilih tempat menginap yang dekat pusat buah tangan, apakah dekat dengan stasiun transportasi public; selain itu memilih transportasi apakah yang akan digunakan untuk mencapai tempat tujuan selanjutnya; pada pukul berapa ia harus sudah keluar dari hotel agar dapat menuju tempat selanjutnya. Automatic Itinerary Planning merupakan topik penelitian yang telah mulai diteliti sejak lama. Beberapa penelitian telah dilakukan dengan menentukan tempat tujuan (Point of Interest) (Chen, 2014). Selain itu juga dilakukan pendekatan dengan menggunakan Semantic Web dalam proses pencarian informasi, beberapa penelitian mengenai Itinerary Planning Service memanfaatkan metode graph dalam menentukan rute yang akan dituju salah satu metode graph adalah greedy (Robin,1991), dalam hal ini penulis melakukan penelitian

itinerary planning service dengan menggunakan algoritma greedy sebagai metode

untuk memberikan rekomendasi rute perjalanan wisata yang akan dituju, dan menggunakan tambahan service API (Application Programming Interface) sebagai memberikan informasi jarak tempuh dan waktu tempuh menuju lokasi tujuan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam merencanakan sebuah perjalanan wisata, banyak faktor yang dijadikan bahan pertimbangan. Ada beberapa faktor utama yang dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan perjalananan wisata, diantaranya, jalur perjalanan yang dipilih, tempat penginapan, jarak lokasi penginapan dengan tempat wisata dan stasiun transportasi umum. Banyaknya faktor pertimbangan menyulitkan proses penyusunan rencana perjalanan wisata, oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mempermudah menyusun sebuah rencana perjalanan secara otomatis.


(38)

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang telah dirumuskan, maka diperlukan batasan masalah. Dalam penelitian batasan masalah diuraikan sebagai berikut :

1. Alat transportasi yang digunakan merupakan pesawat dan kereta api.

2. Pemilihan akomodasi dengan antaralain kriteria, dekat daerah wisata atau dekat sarana transportasi umum.

3. Rute perencanaan wisata maksimal 3 rute wisata perjalanan dalam satu hari.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang sebuah sistem automatic itinerary

planning untuk mempermudah merencanakan perjalanan wisata.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Dapat menjadi salah satu pilihan dalam melakukan perencanaan perjalanan.

2. Menjadi pengetahuan baru bagi penulis dalam bidang information retrieval, penggunaan Public API.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan-bahan pustaka, berupa berupa jurnal, proceeding, buku yang berkaitan dengan Public API, perencanaan perjalanan.

2. Analisis Permasalahan

Pada tahap ini penulis melakukan analisis terhadap permasalahan untuk lebih memahami mengenai Public API, perencanaan perjalanan, kemudian melakukan pengumpulan dan analisis data.


(39)

3. Perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan perangkat lunak yang dibangun, seperti perancangan proses dan antarmuka. Proses perancangan dilakukan berdasarkan hasil analisis studi literatur.

4. Implementasi

Pada tahap ini dilakukan pengkodean perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

5. Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan data yang telah dikumpulkan dan memastikan bahwa proses yang dilakukan berjalan sesuai dengan harapan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari lima bagian utama sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Landasan Teori

Pada tahap ini akan dilakukan studi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem Itenerary Planning Service baik yang berasal dari buku, jurnal, maupun dari internet.

Bab 3 : Analisis dan Perancangan

Pada tahap ini akan dilakukan analisis sistem automatic itinerary planning dan perancangan aplikasi mengenai skripsi ini, seperti : menjabarkan pseudocode, pemodelan aplikasi, penjabaran algoritma dalam Itenerary Planning Service dan perancangan antarmuka (interface).


(40)

Bab 4 : Implementasi dan Pengujian

Bab ini berisi pembahasan tentang implementasi sistem Itenerary Planning Service yang disusun pada Bab 3.

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran

Bab ini memuat kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang diajukan untuk pengembangan program selanjutnya.


(41)

ABSTRAK

Membuat rencana perjalanan yang efisien adalah pekerjaan yang paling sulit bagi wisatawan meskipun saat ini telah banyak agen perjalanan yang dapat memberikan beberapa jadwal perjalanan yang telah ditetapkan, namun tidak sesuai untuk setiap pelanggan tertentu. Upaya untuk mengatasi masalah dalam menentukan rute perjalanan adalah menyediakan layanan perencanaan jadwal otomatis dengan mengimplementasikan algoritma greedy. Layanan ini menyediakan informasi tempat wisata, jarak wisata, tempat penginapan, waktu tempuh dan transportasi wisata. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah Itenerary Planning Service

System.


(42)

AUTOMATIC ITENERARY PLANNING ABSTRACT

Creating an efficient itinerary is the most difficult job for tourists although today many travel agencies that can provide some travel schedule that has been set, but not according to any particular customer. Efforts to address the problems in determining the route of travel is to provide an automatic schedule planning to implement the greedy algorithm. The service provides information about tourist attractions, travel distance, venue, travel time and travel transport. Results from this study is an Itinerary Planning Service System.


(43)

PERENCANAAN PERJALANAN WISATA DENGAN METODE GREEDY

SKRIPSI

TEDDY ARMANDO VANDIA 101402056

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(44)

ABSTRAK

Membuat rencana perjalanan yang efisien adalah pekerjaan yang paling sulit bagi wisatawan meskipun saat ini telah banyak agen perjalanan yang dapat memberikan beberapa jadwal perjalanan yang telah ditetapkan, namun tidak sesuai untuk setiap pelanggan tertentu. Upaya untuk mengatasi masalah dalam menentukan rute perjalanan adalah menyediakan layanan perencanaan jadwal otomatis dengan mengimplementasikan algoritma greedy. Layanan ini menyediakan informasi tempat wisata, jarak wisata, tempat penginapan, waktu tempuh dan transportasi wisata. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah Itenerary Planning Service

System.


(45)

AUTOMATIC ITENERARY PLANNING ABSTRACT

Creating an efficient itinerary is the most difficult job for tourists although today many travel agencies that can provide some travel schedule that has been set, but not according to any particular customer. Efforts to address the problems in determining the route of travel is to provide an automatic schedule planning to implement the greedy algorithm. The service provides information about tourist attractions, travel distance, venue, travel time and travel transport. Results from this study is an Itinerary Planning Service System.


(46)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 3

1.7 Sistematika Penulisan 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1Itenary Planing Service 6

2.2Algoritma Greedy 6

2.3 Application Programming Interface (API) 8

2.4 Framework 9

2.5 Unifield Modelling Language (UML) 13


(47)

2.6 Penelitian Terdahulu 15

BAB 3ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 18

3.1 Analisis proses System Itenary Planning Services 18 3.2Perancangan Sistem Itenary Planning Services 19

3.2.1 Pseudo-Code Algoritma Greedy 19

3.2.2 Contoh Algoritma Greedy 20

3.2.3 ContohPenerapanAlgoritma Greedy 23

3.3Arsitektur Umum 27

3.4 Database 29

3.5 User Interface 30

BAB 4IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 33

4.1Implementasi Sistem 33

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN 38

5.1 Kesimpulan 38

5.2 Saran 38


(1)

iii

AUTOMATIC ITENERARY PLANNING

ABSTRACT

Creating an efficient itinerary is the most difficult job for tourists although today many travel agencies that can provide some travel schedule that has been set, but not according to any particular customer. Efforts to address the problems in determining the route of travel is to provide an automatic schedule planning to implement the greedy algorithm. The service provides information about tourist attractions, travel distance, venue, travel time and travel transport. Results from this study is an Itinerary Planning Service System.


(2)

PERENCANAAN PERJALANAN WISATA DENGAN METODE GREEDY

SKRIPSI

TEDDY ARMANDO VANDIA 101402056

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(3)

ABSTRAK

Membuat rencana perjalanan yang efisien adalah pekerjaan yang paling sulit bagi wisatawan meskipun saat ini telah banyak agen perjalanan yang dapat memberikan beberapa jadwal perjalanan yang telah ditetapkan, namun tidak sesuai untuk setiap pelanggan tertentu. Upaya untuk mengatasi masalah dalam menentukan rute perjalanan adalah menyediakan layanan perencanaan jadwal otomatis dengan mengimplementasikan algoritma greedy. Layanan ini menyediakan informasi tempat wisata, jarak wisata, tempat penginapan, waktu tempuh dan transportasi wisata. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah Itenerary Planning Service System.


(4)

iii

AUTOMATIC ITENERARY PLANNING

ABSTRACT

Creating an efficient itinerary is the most difficult job for tourists although today many travel agencies that can provide some travel schedule that has been set, but not according to any particular customer. Efforts to address the problems in determining the route of travel is to provide an automatic schedule planning to implement the greedy algorithm. The service provides information about tourist attractions, travel distance, venue, travel time and travel transport. Results from this study is an Itinerary Planning Service System.


(5)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Metodologi Penelitian 3


(6)

2

2.6 Penelitian Terdahulu 15

BAB 3ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 18 3.1 Analisis proses System Itenary Planning Services 18 3.2Perancangan Sistem Itenary Planning Services 19 3.2.1 Pseudo-Code Algoritma Greedy 19

3.2.2 Contoh Algoritma Greedy 20

3.2.3 ContohPenerapanAlgoritma Greedy 23

3.3Arsitektur Umum 27

3.4 Database 29

3.5 User Interface 30

BAB 4IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 33

4.1Implementasi Sistem 33

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN 38

5.1 Kesimpulan 38

5.2 Saran 38