peningkatan kekuatan peluluhan logam tegangan tarik pada zona plastis dapat menjadi cukup besar untuk terjadinya pembelahan. Mekanisme perpatahan pada
baja karbon feritik kemudian akan berubah dari penggabungan rongga mikro menjadi pembelahan dengan meningkatnya kekuatan peluluhan. Hal ini dapat
disebabkan oleh peningkatan laju regangan atau penurunan suhu. Usaha dari perpatahan pembelahan jauh lebih sedikit dari usaha perpatahan penggabungan
rongga mikro. Karena hal ini melibatkan lebih sedikit deformasi plastis. Perubahan pada mekanisme perpatahan kemudian akan menyebabkan transisi ulet ke getas
secara tajam pada energi impak Charpy.
4.4. HASIL UJI KEKERASAN HARDNESS
Semakin tinggi temperatur penuangan maka nilai kekerasan akan menurun, karena semakin banyaknya cacat porositas sehingga akan memepengaruhi sifat
mekanis dari coran Aluminium Sekrap. Semakin meningkatnya temperatur penuangan akan menghasilkan bentuk struktur mikro yang berbeda di setiap titik temperatur
penuangan. Pengujian kekerasan terhadap spesimen Aluminium coran menggunakan metode Equotip.
Pengujian ini memperlihatkan penurunan kekerasan untuk beberapa titik temperatur penuangan yaitu; 680
o
C, 700
o
C, 720
o
C, 740
o
C, dan 760
o
C. Metode pengujian kekerasan juga dilakukan dengan Brinell Hardness Tester, guna melakukan
pembandingan dengan metode Eqoutip. Tabel 4.3. Hasil uji kekerasan metode Equotip pada spesimen Aluminium Sekrap.
No 680
o
C 700
o
C 720
o
C 740
o
C 760
o
C BHN
BHN BHN
BHN BHN
1 65
70 57
62 54
2 68
72 55
63 52
3 70
69 59
63 56
4 71
73 54
58 53
5 65
74 56
63 51
Rata- rata
68 72
56 62
53
Sumber : Dari hasil percobaan di Laboratorium Ilmu Logam FT.USU
Universitas Sumatera Utara
68 72
56 62
53
10 20
30 40
50 60
70 80
680 700
720 740
760
Temperatur Tuang Celcius BH
N
Gambar 4.15. Grafik kekerasan Vs temperatur tuang coran Aluminium
Dari data grafik dan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa penurunan kekerasan terjadi, kekerasan akan naik sampai pada batas maksimum yaitu pada titik 700
o
C dengan nilai 72 BHN,
Pada temperatur penuangan 720
o
C terjadi penurunan kekerasan ini disebabkan oleh kecepatan penuangan yang terlalu lama yaitu 5 cmdetik.
Suatu phasa dapat dibedakan dari phasa lain dengan melihat keadaan fisiknya, ada phasa gas, cair dan padat. Bagian material dengan komposisi kimia yang berbeda
dikatakan sebagai phasa yang berbeda. Struktur lattice juga membedakan satu phasa dengan phasa lainnya. Sebagai contoh pada logam yang memiliki sifat allotropi, setiap
bentuk allotropinya merupakan phasa tersendiri, walaupun komposisi kimia dan keadaan fisiknya sama.
Pada paduan dalam keadaan padat ada 3 kemungkinan macam phasa, yaitu : a.
Logam murni Pada kondisi equilibrium, suatu logam murni akan mengalami perubahan
phasa pada suatu temperatur tertentu. Perubahan phasa dari padat ke cair akan terjadi pada temperatur tertentu dinamakan titik cair dan perubahan ini
berlangsung pada temperatur tetap hingga hingga seluruh perubahannya selesai. Demikian juga halnya dengan perubahan phasa yang lain,
berlangsung pada temperatur konstant.
Universitas Sumatera Utara
b. Senyawa
Ialah gabungan dari beberapa unsur dengan perbandungan tetap. Senyawa memiliki sifat dan struktur yang sama sekali berbeda dengan unsur - unsur
pembentuknya. Senyawa juga memiliki titik lebur ataupun titik beku tertentu yang tetap. Ada tiga macam senyawa yang umumnya dijumpai, antara lain :
Intermetallic compound logam-logam dengan sifat kimia berbeda mengikuti kombinasi valensi kimia, Interstitial compound logam-logam transisi dan
Electron compound memiliki perbandingan komposisi kimia mendekati perbandingan jumlah elektron valensi dengan jumlah atom tertentu.
c. Solid solution larutan padat
Suatu larutan terdiri dari dua bagian yaitu solute terlarut dan solvent pelarut. Solute merupakan bagian yang lebih sedikit, sedang solvent adalah
bagian yang lebih banyak.
4.4.1. Mekanisme Penguatan Logam Secara umum mekanisme penguatan logam itu antara lain :
a. Mereduksi ukuran butir atau penghalusan butir Grain refinement.
Pada prinsipnya, batas butir berfungsi sebagai pembatas pergerakan dislokasi. Jika ukuran butir mengecil maka jumlah penghalang akan
naik sehingga kekuatan juga akan naik. b.
Pemaduan dengan larutan padat. c.
Pengerasan regangan misalnya Cold working d.
Presipitasi Hardening e.
Perlakuan Panas Heat Treatment Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan,
tetapi juga tergantung pada struktur mikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki struktur mikro yang berbeda dan sifat mekanisnya
juga akan berbeda. Struktur mikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses laku panas yang diterima selama proses pengerjaan. Proses laku
panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat, sebagai
suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses laku panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dengan pemanasan sampai ke temperatur
Universitas Sumatera Utara
tertentu, lalu diikuti dengan penahanan selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu Okasatria, 2010
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN