BAB III PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan 1. Defenisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai prilaku individu apabila dia mengarahkan kegiatan – kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama
Sutarto, 2001 : 14 . Defenisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut dalam rangka mencapai tujuan, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran
serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Pimpinan adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan”. Dari defenisi tersebut dapat diambil implikasi sebagai berikut:
a. Kepemimpinan menyangkut orang lain dan memiliki hubungan yang erat
yang tidak dapat dipisahkan dengan orang lain yaitu bawahan atau pengikut, artinya adalah tanpa adanya bawahan, semua kualitas kepemimpinan menjadi
tidak relevan. b.
Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara pemimpin dan para anggota kelompok. Sehingga dapat diartikan,
Universitas Sumatera Utara
seorang pimpinan memiliki posisi yang lebih tinggi serta mempunyai wewenang dalam mengarahkan pekerjaan dan tercapainya tujuan.
c. Seorang pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya serta mampu
mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka dapat sesuai dengan perilaku yang diinginkan pimpinan.
d. Keberhasilan seorang pimpinan dalam mewujudkan tujuan tidak hanya
tergantung pada keterampilan teknis Technical Skill, tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang lain agar bekerja
dengan baik Managerial Skill.
2. Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan
Teori kepemimpinan ada 8 macam yaitu sebagai berikut : a.
Teori Otokratis Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah,
pemaksaan dalam hubungan antara pemimpin dengan bawahan. Pimpinan disini cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan. Ia
melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan
perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi. b.
Teori Psikologis Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang
pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran
organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka.
Universitas Sumatera Utara
Tipe kepemimpinan ini sangat memperhatikan hal-hal misalnya pengakuan, kepastian emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan
kebutuhannya. c.
Teori Sosiologis Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin menetapkan tujuan-tujuan
dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan terakhir. Pemimpin juga diharapkan untuk mengambil tindakan-tindakan
korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni serta usahausaha kooperatif antara para pengikutnya apabila terjadi
konflik. d.
Teori Suportif Dalam teori ini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin
berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan baik melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Dapat diartikan, pada teori ini
pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin,
bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan keinginannya sendiri.
e. Teori “Laissez Faire”
Berdasarkan teori ini, seorang pemmpin memberikan kebebasan seluas- luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Ia
tidak berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya maka partisipasi tersebut hampir tidak berarti. Pendekatan ini merupakan kebalikan langsung
Universitas Sumatera Utara
dari teori otokratis. Kelompok-kelompok “LAISSEZ-FAIRE” cenderung membentuk pemimpin-pemimpin informal.
f. Teori Perilaku Pribadi
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Pendekatan ini melakukan apa
yang dilakukan oleh pemimpin dalam hal pemimpin. Salah satu sumbangsih penting teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan
sama ataupun melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi olehnya.
g. Teori SosialSifat
Sudah banyak usaha dilakukan orang untuk mengidentifikasi sifat-sifat pemimpin yang dipergunakan untuk menerangkan dan meramalkan
kesuksesan dalam bidang pemimpin. Sifat-sifat yang dianggap harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:
1. Intelegensi
Orang umumnya beranggapan bahwa tingkat intelegensi seorang individu memberikan petunjuk tentang kemungkinan-kemungkinan baginya untuk
berhasil sebagai seorang pemimpin hingga suatu tingkat intelegensi tertentu.
2. Inisiatif
Hal ini terdiri dari dua bagian: a.
Kemampuan untuk bertindak sendiri dan mengatur tindakan-tindakan.
Universitas Sumatera Utara
b. Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak
lain. 3.
Energi atau Rangsangan Banyak orang berpendapat bahwa salah satu di antara ciri pemimpin yang
menonjol adalah bahwa ia adalah lebih energik dalam usaha mencapai tujuan dibandingkan dengan seorang bukan pemimpin. Energi mental dan
fisik diperlukan. 4.
Kedewasaan Emosional Di dalam sifat ini tercakup : dapat diandalkan Dependability persistensi
dan objektivitas. Seorang pemimpin dapat diandalkan janji-janjinya mengenai apa yang akan dilaksanakannya. Ia bersedia bekerja lama dan
menyebarluaskan sikap “enthusiasme” di antara para pengikutnya. Ia mengetahui apa yang ingin dicapainya hari ini, tahun depan atau 5 tahun
yang akan datang. 5.
Persuasif Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan pihak yang akan
dipimpin. Untuk memperoleh persetujuan tersebut, seorang pemimpin biasanya harus menggunakan persuasi.
6. Kemampuan Berkomunikasi
Seorang pemimpin pandai berbicara dan dapat menulis dengan jelas serta tegas. Ia memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara singkat
pendapat-pendapat orang lain dan mengambil intisari dari pernyataan
Universitas Sumatera Utara
pihak lain. Seorang pemimpin menggunakan komunikasi dengan tepat untuk tujuan-tujuan persuasif, informatif serta stimulatif.
7. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai kepercayaan dalam skill kepemimpinannya. Seorang pemimpin adalah seorang yang cukup matang
dan ia tidak banyak memiliki sifat anti-sosial. Ia berkeyakinan bahwa ia dapat menghadapi segala situasi yang dihadapinya.
8. Perseptif
Sifat ini berhubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan kelakuan orang lain, dan terutama pihak bawahannya. Hal tersebut juga
mencakup kemampuan untuk memproyeksi diri sendiri secara mental dan emosional ke dalam posisi orang lain.
9. Kreativitas
Sifat ini sangat didambakan pada seorang pemimpin, guna memecahkan suatu masalah dan untuk memikirkan cara ataupun ide baru.
10. Partisipasi Sosial
Seorang pemimpin “mengerti” manusia dan ia mengetahui pula kekuatan serta kelemahan mereka. Ia menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok
dan ia memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari kalangan manapun juga.
h. Teori Situasi
Teori ini untuk menerangkan bahwa dalam kepemimpinan harus terdapat fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai macam situasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Keterbatasan Kepemimpinan
Pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam mewujudkan kepemimpinannya, harus menyadari bahwa dirinya dan orang yang dipimpinnya,
adalah manusia. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang melekat dalam hakikat penciptaannya. Kelemahan - kelemahan itu mengakibatkan
keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan - keterbatasan itu antara lain:
1. Keterbatasan Manusiawi
Manusia lahir ke muka bumi sebagai makhluk yang tidak sempurna. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang melekat di dalam
hakekat penciptaannya. Tidak ada seorang pun manusia yang berkesempatan menjadi pemimpin dapat melepaskan diri dari kelemahan yang bersifat universal
dan kodrati. Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan-keterbatasan itu terdiri dari:
a. Keterbatasan NormatifSpiritual
Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud jika seorang pemimpin mampu menyesuaikan diri dengan berbagai norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat, khususnya yang tumbuh dan berkembang di dalam organisasinya sendiri. Penyesuaian diri itu berarti juga setiap pemimpin memiliki keterbatasan
normatifspititual dalam mewujudkan kepemmpinannya. Setiap perilakunya dalam menjalankan kepemimpinan dituntut agar tidak menyimpang atau bertentangan
dengan semua norma-norma tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Keterbatasan Fisik Jasmaniah
Keterbatasan ini dikarenakan kondisi fisik setiap orang berbeda-beda. Energi fisik itu mengalami kondisi stabil dalam jangka waktu tertentu. Fisik
seorang pemimpin yang masih muda dan yang sudah tua jelas berbeda. Selain itu, fisik manusia dapat letih, sakit, memerlukan istirahat dan tidur yang cukup.
Kondisi fisik yang seperti itu adalah gejala wajar dan bersifat manusiawi. Dengan kata lain, secara manusiawi kondisi tubuh manusia sejak diciptakan telah dibekali
dengan berbagai kelemahan, yang membatasi kegiatan kepemimpinan. Kondisi diri dan anggota kelompoknya sebagai manusia yang memiliki berbagai
kelemahan, harus mendapat perhatian dan diperhitungkan oleh setiap pemimpin dan kesadaran bahwa keterbatasan fisik itu pasti datang, seharusnya memberikan
dorongan yang besar untuk berkarya semasa organ tubuh berada dalam kondisi normal.
2. Keterbatasan Administratif
Keterbatasan ini bersumber dari dalam kelompokorganisasi sebagai wadah kerja sama untuk mewujudkan kepentingan bersama yang disebut tujuan
organisasi. Keterbatasan ini berbentuk berkurangnya peluang untuk mewujudkan kepemimpinan, karena berbagai kondisi organisasi yang demi kebersamaan tidak
boleh dan tidak dapat dilampaui. Dalam kebersamaan itu tidak semua kemauan, kehendak, gagasan, pendapat, rencana, kreativitas dari seorang pimpinan dapat
dilaksanakan secara bebas. Dengan kata lain, kepemimpinan dibatasi oleh berbagai kondisi yang terdapat di dalam pengendalian proses kerja sama untuk
Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuan bersama. Oleh karena kegiatan pengendalian itu disebut administrasi, maka keterbatasan ini disebut juga keterbatasan administratif.
4. Hak-hak asasi manusia dalam kepemimpinan
Hak-hak asasi adalah kehendak untuk dilindungi dan dan diperlakukan sesuai dengan harkat manusia, baik berdasarkan norma-norma yang dibuat oleh
manusia itu sendiri maupun sesuai dengan norma-norma dari Tuhan Yang Maha Esa. Harkat manusia itu menyangkut tiga aspek antara lain:
a. Harkat individu sebagai suatu pribadi
Setiap individu sebagai pribadi memiliki hak asasi untuk hidup bebas, merdeka, bukan sebagai individu yang terjajah, tertindas, diperbudak dan
sejenisnya. Dalam hal berorganisasi, setiap individu memiliki hak-hak yang harus dihormati dan dilindungi. Sebagai seorang pemimpin, hendaknya harus
senantiasa dapat memahami dan mengerti akan hak -hak bawahannya sehingga kepemimpinan dapat berjalan efektif.
b. Harkat Individu Sebagai Makhluk Sosial
Dalam hal ini, kita harus senantiasa saling menghormati dan menyayangi, seperti dalam urusan keagamaan serta kebebasan berpikir dan mengeluarkan
pendapat. Selain itu, sebagai makhluk sosial yang aktif, mempunyai hak asasi untuk bekerja dan memperoleh hasil dari pekerjaannya. Seseorang yang
bekerja memiliki hak asasi untuk memperoleh hasil berupa upah yang wajar dan manusiawi.
Universitas Sumatera Utara
c. Harkat Sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Dalam hubungan ini, yang penting bagi perwujudan hak asasi berupa harkat hidup sebagai makhluk yang mulia.
5. Jenis Pemimpin
Menurut Kartono 2008;9 ada 2 jenis pemimpin yaitu Pemimpin Formal dan Pemimpin Informal. Pemimpin formal adalah orang yang oleh
organisasilembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi,
dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi. Sedangan pemimpin informal adalah orang yang tidak
mendapatkan pangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena iamemiliki sejumlah kualitas yang unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang
mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat.
Pemimpin yang ada dalam Fakultas Ekonomi USU adalah pemimpin formal. Pemimpin tersebut antara lain Dekan, dan dibantu oleh Pembantu Dekan I
Pimpinan Bagian Akademik, Pembantu Dekan II Pimpinan Bagian Keuangan dan Kepegawaian, Pembantu Dekan III Pimpinan Bagian Kemahasiswaan,
Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi,Manajemen,Ekonomi Pembangunan, Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III
Akuntansi,Keuangan,Sekretaris.
Universitas Sumatera Utara
6. Peran serta Fungsi Pimpinan
Peran pimpinan terdiri dari : a.
Peran Antarpersonal Semua pimpinan diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial dan
bersifat simbolis. Peran ini mencakup perekrutan, pelatihan, pemberian motivasi, dan pendisiplinan pegawai. Pada Fakultas Ekonomi, peran
antarpersonal terlihat dari pimpinan yang melaksanakan kegiatan seremonial seperti mengikuti seminar-seminar yang dihadiri oleh gubernur dan pejabat-
pejabat Negara ataupun dosen-dosen dari dalam maupun luar negeri. Pimpinan juga mempunyai tanggung jawab atas penggajian pegawai dan
latihan kerja seperti memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan keterampilan kerja.
Selain itu, pimpinan juga harus memotivasi dan meningkatkan semangat kerja pegawai.
b. Peran Informasional
Dalam peran ini, pimpinan bertindak sebagai penyalur untuk meneruskan informasi kepada pegawainya. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, pimpinan mempunyai kontak jaringan yang sangat luas, sehingga memperoleh
informasi-informasi dari berbagai sumber.
Pimpinan melaksanakan peran ini dengan cara memberikan informasi terkini kepada
pegawai mengenai pendidikan serta memberikan gambaran dan arahan kepada pegawai mengenai hal–hal yang sebaiknya dilakukan. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pimpinan fakultas ekonomi
Universitas Sumatera Utara
bertindak sebagai penerus informasi kepada bawahannya dalam rangka perbaikan kinerja fakultas. Informasi tersebut diperoleh pimpinan dari
seminar-seminar ataupun pertemuan-pertemuan yang diadakan baik secara nasional maupun internasional.
c. Peran Pengambilan Keputusan
Dalam peran ini, pimpinan melakukan tindakan korektif untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara, pimpinan melakukan peran ini dengan cara mengawasi dan memantau seluruh unit kerja fakultas dan menyelesaikan masalah yang
terjadi pada unit Bagian kerja pada Fakultas. Pimpinan Fakultas Ekonomi mengambil berbagai keputusan yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang
terjadi di lingkungan fakultas. Dalam pengambilan keputusan, seorang pimpinan harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil secara
tepat. Fungsi Pimpinan Siagian,2003 terdiri dari:
a. Pimpinan sebagai penentu arah
Arah yang dimaksud terdapat dalam strategi dan taktik yang disusun serta dijalankan oleh organisasi. Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai
perumus dan penentu strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Pimpinan sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi
Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai wakil dan juru bicara organisasi dengan pihak luar. Kebijakan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada
Universitas Sumatera Utara
pihak luar dengan maksud agar pihak tersebut mempunyai pengertian yang tepat tentang kehidupan organisasional. Pengertian yang tepat diharapkan
bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diperlukan serta memberikan kepercayaan kepada organisasi.
c. Pimpinan sebagai Komunikator yang Efektif
Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam organisasi dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Interaksi
yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama pejabat pimpinan, dan antara sesama pegawai dapat terjalin dengan baik karena
adanya komunikasi yang efektif. Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat berperan sebagai komunikator yang efektif. Hal ini diperlukan agar tidak
timbul perselisihan, perbedaan paham bahkan konflik antara pihak-pihak yang saling berhubungan. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, maka
sebagai seorang pimpinan harus dapat menggunakan saluran komunikasi yang tepat apakah saluran yang bersifat formal atau yang bersifat informal.
d. Pimpinan sebagai mediator
Dalam kehidupan organisasional, selalu ada situasi konflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan ke luar maupun di dalam organisasi. Konflik terbagi
menjadi dua yaitu konflik fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya pencapaian tujuan dan
meningkatkan prestasi kerja. Tetapi konflik ini juga harus diatasi sebab apabila tidak dapat berubah akan menjadi konflik disfungsional. Konflik
disfungsional merupakan konflik yang menjadi penghalang bagi peningkatan
Universitas Sumatera Utara
prestasi kerja dan tidak mendukung tercapainya tujuan. Empat faktor penyebab timbulnya situasi konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:
1. Komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tidak efektif
2. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain
3. Ketidaksalingpercayaan antara satu orang dengan orang lain dalam
organisasi 4.
Kelompok pimpinan tidak responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya
Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam organisasi baik konflik fungsional maupun disfungsional. Cara yang dilakukan
pimpinan dalam mengatasi konflik adalah : a.
Kompetisi Kompetisi diartikan sebagai usaha berlomba-lomba untuk memberikan yang
terbaik bagi organisasi. Cara ini digunakan untuk mengatasi konflik fungsional. Dengan adanya kompetisi ini, maka diharapkan timbulnya
persaingan yang sehat antara individu dalam satu kelompok kerja dan dapat mendorong pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja, produktivitas, dan
inovasi. b.
Kompromi Pimpinan dapat mengatasi konflik dengan cara kompromi. Pimpinan
mendiskusikan hal- hal yang menjadi penyebab konflik serta cara mengatasinya, dan dalam cara kompromi ini diperlukan komunikasi yang
baik antara pimpinan dan pegawai.
Universitas Sumatera Utara
e. Pimpinan sebagai penggerak dan motivator
Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua orang yang dipimpinnya memiliki semangat yang tinggi. Jiwa, pikiran, dan
semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup dan berkembang. Para pegawai yang sebelumnya berputus asa, tidak percaya diri, dan bahkan
juga apatis terhadap nasib dan masa depannya, berubah menjadi percaya diri, optimis, memiliki harapan dan percaya bahwa nasib mereka dapat berubah
menjadi lebih baik. Dalam menggerakkan dan memotivasi pegawai, seorang pemimpin membutuhkan kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan ide
atau gagasannya. Selain itu, untuk menggerakkan dan memotivasi pegawai, pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas.
7. Kepribadian pimpinan
Sebagai seorang pimpinan, harus senantiasa memiliki kepribadian yang baik, karena seorang pimpinan akan menjadi panutan bagi para bawahannya.
Aspek – aspek dari kepribadian pimpinan adalah : a.
Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan Yang Maha Esa Pemimpin yang mencintai kebenaran berarti selalu berpihak pada
obyektivitas, sehingga dalam mengambil keputusan selalu didasarkan pada kepentingan kelompok organisasi dan terarah pada pencapaian tujuan.
Kebenaran yang obyektif itu tidak saja disandarkan pada fakta yang bersifat empiris, tetapi juga berdasarkan petunjuk dan norma – norma dari ajaran
agama.
Universitas Sumatera Utara
b. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain
Sifat adil dan jujur akan menumbuhkan kepercayaan orang – orang yang dipimpin pada pimpinannya. Saling mempercayai sangat penting dalam
hubungan manusiawi yang efektif, sehingga penting pula dalam proses kepemimpinan. Pemimpin yang dipercaya dan mampu memimpin yang
dipercaya dan yang mampu mempercayai orang lain, akan berkembang menjadi percaya diri. Setiap pemimpin harus memiliki perasaan percaya diri
yang besar. Pemimpin tersebut harus yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dalam mempengaruhi, mengarahkan, mengendalikan dan
membimbing orang yang dipimpinnya. c.
Mampu bekerja sama dengan orang lain Pemimpin yang dipercaya, mempercayai orang lain dan percaya diri selalu
bersedia dan mampu memelihara kebersamaan. Dalam kebersamaan itu selalu mampu menjalin kerja sama dengan setiap anggota kelompok organisasinya.
Pemimpin harus berusaha menjadi orang yang dekat dengan anggota lainnya. Kemampuan bekerja sama dan membina kerja sama antar anggota organisasi
sangat penting dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif. d.
Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan intelegensi yang memadai
Seorang pemimpin harus mengetahui tentang seluk beluk bidang yang dijelajahi. Perkataan mengetahui berarti pemimpin perlu memiliki
keterampilan dan bahkan keahlian di bidang yang dikelola organisasinya. Dengan pengetahuan, pengalaman dan intelegensi yang memadai, seorang
Universitas Sumatera Utara
pemimpin akan memiliki wawasan yang cukup luas dalam menghadapi berbagai masalah.
e. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan petunjuk
serta terbuka pada kritik orang lain Pemimpin merupakan tokoh utama di dalam organisasinya. Pemimpin
menjadi tempat tumpuan harapan bagi semua anggotanya, baik dalam menghadapi masalah – masalah organisasi maupun masalah – masalah
pribadi. Untuk itu, setiap pemimpin harus menampilkan kepribadian senang bergaul, ramah tamah dan suka menolong, sebagai prasyarat untuk dapat
mewujudkan hubungan manusiawi yang efektif. f.
Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi,kreatif, dan penuh inisiatif
Seorang pemimpin menempati posisi utama di lingkungan organisasi, yang sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangannya sebagai satu
kesatuan. Pemimpin merupakan tumpuan harapan dalam menciptakan kegiatan - kegiatan yang bermanfaat, baik bagi perseorangan
maupun dalam kebersamaan, sebagai pelaksanaan tugas – tugas pokok kelompok organisasinya. Harapan – harapan itu hanya mungkin dipenuhi
bilamana pemimpin merupakan orang yang kreatif dan penuh inisiatif, yang selalu aktif untuk berkarya sebagai wujud dari semangat untuk maju. Hasrat
dan kemauan untuk maju yang akan menjadikan pemimpin sebagai orang yang tidak takut menghadapi hambatan, risiko, masalah dan kesulitan.
Selanjutnya, sikap dan pengabdian serta kesetiaan mendorong pemimpin
Universitas Sumatera Utara
selalu kreatif dan penuh inisiatif semata – mata untuk kemajuan dan perkembangan kelompokorganisasi, atas dasar kepentingan bersama.
g. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, berdisiplin dan
bijaksana Pemimpin harus bertanggung jawab pada keputusan yang ditetapkan dan
diperintahkan pelaksanaannya pada anggota kelompokorganisasi. Tanggung jawab itu tidak saja terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan dalam
waktu yang relatif cukup lama, tetapi juga mengenai keputusan – keputusan yang mendesak. Selain itu, seorang pemimpin harus disiplin dan disiplin yang
terbaik adalah yang didasari oleh kesadaran dari diri sendiri atau tidak dipaksakan.
8. Syarat – syarat Pimpinan yang Ideal
Aspek – aspek kepribadian yang disebutkan di atas, apabila sudah terpenuhi dengan baik maka layaklah pimpinan tersebut dikatakan pimpinan yang
ideal. Selain itu, menurut Siagian 2003;74, seorang pimpinan dapat dikatakan ideal apabila telah memenuhi syarat – syarat berikut ini :
a. Memiliki pendidikan umum yang luas.
b. Kemampuan berkembang secara mental.
c. Memiliki sifat ingin tahu.
d. Memiliki kemampuan analistis.
e. Memiliki daya ingat yang kuat.
f. Percaya diri.
g. Memiliki keterampilan berkomunikasai.
Universitas Sumatera Utara
h. Mempunyai naluri untuk prioritas.
i. Memiliki stamina atau daya kerja dan antuasiasisme yang besar.
j. Berani mengambil keputusan.
k. Memiliki sikap tegas atau kemampuan dalam mengambil keputusan dan
memecahkan masalah dengan cepat dan tepat. Sebagai seorang pimpinan, sangatlah penting untuk menganalisa diri
sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui syarat – syarat kepemimpinan yang dimilkinya dan syarat – syarat apa yang masih perlu dikembangkan melalui
pendidikan, baik formal maupun informal.
9. Tugas dan tanggung jawab pimpinan
Menurut Pancasila, seorang pimpinan haruslah bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing.
Beberapa asas utama dari kepemimpinan adalah sebagai berikut: a
Ingarso Sungtulodo yaitu dimuka harus memberi tauladan, bahwa seorang pimpinan haruslah melalui sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola
anutan dan ikutan bagi orang yang dipimpinnya. b
Ingmadyo mangunkarso yaitu ditengan membanguin prakarsa, bahwa seorang pimpinan harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi
pada orang – orang yang dibimbingnya. c
Tutwuri Handayani yaitu mengikuti dari belakang dengan berwibawa, bahwa seorang pimpinan harus mendorong orang – orang yang dipimpinnya agar
berani bejalan di depan dan bertanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
Tugas – Tugas Kepemimpinan Malayu,2000 : 1.
Memulai Iniating Usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan tertentu. Misalnya,
mengajukan masalah kepada kelompok dan mengajak para anggota kelompok mulai memikirkan dan mencari jalan pemecahannya.
2. Mengatur Regulating
Tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan kelompok agar tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.
3. Memberitahu Informating
Kegiatan memberikan informasi, data, fakta, pendapat karena para anggota memberi informasi tersebit untuk kepentingan organisasi.
4. Mendukung Supporting
Usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul, dan menyempurnakannya dengan menambah atau menguranginya untuk digunakan dalam rangka
penyelesaian tugas bersama. 5.
Menilai Valuating Tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang diambil
dengan menunjukkan konsekuensi dan untung ruginya. 6.
Mengumpulkan Summarizing Kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan gagasan, pendapat dan usul
yang muncul.
Universitas Sumatera Utara
7. Mendorong Encouraging
Bersikap hangat, bersahabat dapat memberikan dorongan kepada bawahan sebagai motivasi kerja dan dapat menerima orang – orang.
8. Mengungkapkan perasaan Expression Feeling
Tindakan yang menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok.
9. Mendamaikan Harmonizing
Tindakan mempertemukan dan mendamaikan pendapat – pendapat yang berbeda di dalam organisasi tersebut.
10. Mengalah Comproming
Kemampuan untuk mengubah dan menyesuaikan pendapat dan perasaan sendiri dengan pendapat dan perasaan orang yang dipimpinnya.
11. Memperlancar Gate Keeping
Kesediaan membantu, mempermudah, keikutsertaan para anggota dalam kelompok.
Tanggung Jawab Pimpinan
1. Menunjukkan tujuan pelaksanaan kerja yang realitas, dalam arti kuantitas,
kualitas, keamanan. 2.
Melengkapi para karyawan dengan sumber – sumber dana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
3. Memberikan kompensasi yang sepadan untuk mendorong prestasi.
4. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi
apabila memungkinkan.
Universitas Sumatera Utara
5. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.
6. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
7. Menunjukkan perhatian kepada karyawan.
Uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya perhatian seorang pimpinan kepada para pegawai.
Tugas dan Wewenang Dekan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:
1. Memimpin Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Mengkoordinir dan membawahi Pembantu Dekan dalam masalah kegiatan
dan kinerja pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3.
Menjadi dewan pengukuhan wisuda mahasiswa program diploma,sarjana dan pascasarjana.
4. Menjadi pimpinan rapat, baik itu rapat pegawai maupun rapat dosen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. 5.
Mengatasnamakan fakultas dalam kegiatan seminar, baik itu seminar yang berhubungan universitas maupun diluar universitas.
6. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar, baik itu pemerintah,
perusahaan lain, maupun dengan instansi pendidikan lainnya. 7.
Menandatangani transkrip nilai dan ijasah mahasiswa 8.
Menandatangani surat masuk dan surat keluar. 9.
Menandatangani surat yang berhubungan dengan fakultas ekonomi baik dari bagian pendidikan, kepegawaian dan kemahasiswaan.
Universitas Sumatera Utara
Tugastanggung jawab Pembantu Dekan I pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:
1. Memimpin menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Akademik.
2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang akademik dalam
pelaksanaan kinerja masing-masing. 3.
Mempertanggungjawabkan kinerja bagian akademik pada Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
4. Mengeluarkan SK mengajar dosen serta menandatanganinya.
5. Menandatangani surat pemberitahuan ujian mahasiswa UTSUAS
6. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan pendidikan.
7. Menandatangani legalisasi mahasiswaalumni baik ijasah maupun
transkrip nilai. 8.
Menandatangani laporan kerja sub bagian Akademik. Tugastanggung jawab Pembantu Dekan II pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain: 1.
Memimpin menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kepegawaian. 2.
Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang kepegawaian dalam pelaksanaan kinerja masing-masing.
3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian kepegawaian pada Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. 4.
Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan kepegawaian, misalnya cuti pegawai, mutasi pegawai, pengadaan dan pengangkatan
pegawai dll.
Universitas Sumatera Utara
5. Menandatangani surat-surat yang berhubungan keuangan misalnya gaji,
lembur dan honor pegawai maupun dosen. 6.
Memproses SK jabatan structural dan fungsional. 7.
Memproses pelanggaran disiplin pegawai. Tugastanggung jawab Pembantu Dekan III pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain: 1.
Memimpin menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kemahasiswaan. 2.
Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang Kemahasiswaan dalam pelaksanaan kinerja masing-masing.
3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian Kemahasiswaan pada Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan 4.
Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan kemahasiswaan. 5.
Menandatangani surat keterangan mahasiswa. 6.
Menandatangani surat keterangan beasiswa. 7.
Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan keagamaan seperti Natal, Idul Adha, dan kegiatan lainnya.
8. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan kemahasiswaan
seperti OSPEK, HMJ, dan lain-lain. Dalam menjalankan melaksanakan tugas dan wewenangnya, pimpinan
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari peran dan fungsi sebagai seorang pemimpin
yang telah dilaksanakan seperti pemberian motivasi pada pegawai, pelatihan, memberikan informasi dan mengarahkan pegawai untuk mencapai tujuan
Universitas Sumatera Utara
organisasi, serta mengambil keputusan-keputusan baik keputusan jangka pendek maupun jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan, pimpinan
memberikan kebebasan kepada para bawahannya untuk mendiskusikan segala sesuatu yang menyangkut pekerjaan kepadanya. Dengan adanya keterlibatan
pegawai dalam pengambilan keputusan, diharapkan terwujud keharmonisan dan komunikasi yang baik antara pimpinan dengan pegawai dan tentunya akan
berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai. Pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah
menetapkan rencana, arah, strategi, dan menempatkan para pegawai sesuai dengan kemampuannya masing-masing The right man in the right place. Hal ini terlihat
dari struktur organisasi yang ada pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pimpinan juga telah berhasil menjadi penggerak bagi pegawai agar
pegawai senantiasa tetap memiliki motivasi yang tinggi. Selain itu, pimpinan juga berhasil menjadi mediator, Hal ini terbukti dari kemampuan pimpinan dalam
menyelesaikan konflik yang ada dalam organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
B. Kedisiplinan 1. Defenisi Kedisiplinan