Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

(1)

PERANAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN

TERPADU KOTA MEDAN

OLEH:

NITA ANGGRIANI 112103113

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

2

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : NITA ANGGRIANI

NIM : 112103113

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN PIMPINAN DALAM

MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

Tanggal : Juli 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

NIP: 19741012 200003 2 003

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM)

Tanggal : Juli 2014 DEKAN

NIP. 19560407 198002 1 001

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak,CA


(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : NITA ANGGRIANI

NIM : 112103113

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN PIMPINAN DALAM

MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN

Medan, Juli 2014 Menyetujui Pembimbing

NIP. 19700815 199803 2 001 (Magdalena LL Sibarani, SE, MSi)


(4)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Syukur alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan kemudahan sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan”. Salawat beriring salam penulis sampaikan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, karena dengan syafaatnyalah kita dapat keluar dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang, kemudian dari awal yang tidak mengetahui menjadi mengetahui. Adapun tujuan Penulis membuat Tugas Akhir adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) pada Program Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Didalam penyelesaian Tugas Akhir ini, Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, do’a dan dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, dengan rasa kerendahan hati ijinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr.dr Syahril Pasaribu DTM & H MSc (CTM) Spa(k), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena LL Sibarani, SE, MSi selaku Sekretaris Program Studi D-III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Magdalena LL Sibarani, SE, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan masukan dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Seluruh staf pengajar atau dosen D-III Kesekretariatan yang memberikan ilmu kepada penulis dan staf pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada bapak Ir. Wiriya Alrahman, MM sebagai kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Medan, kepada bapak Drs. Muhammad Syahfaruddin, MSi dan kepada bapak Ramlan Saraan S,Sos yang telah menjadi mentor penulis selama melaksanakan kegiatan magang dan seluruh staf pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Medan penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuannya memberi izin untuk melakukan Research/Survey untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Kepada orang yang paling istimewa, kagumi dan hormati dalam kehidupan penulis yang sangat berjasa dalam membesarkan dan membimbing penulis serta selalu sabar mendidik penulis menjadi anak yang berguna dan saleha,


(6)

iii

9. buat kedua orang tua penulis Effendi T dan Ibunda tersayang Salmiyah, serta kakak tercinta Elismawati, Amd, Erlinawati, Amd Irma Kumala Sari, SE penulis ucapkan banyak terima kasih atas dukungannya selama ini.

10.Rekan - rekan mahasiswa stambuk 2011 Program D-III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Ayi, Rina, Wenni, Yuni, Linda, Lita, Dian, dan Nanda penulis ucapkan terima kasih atas canda tawa yang telah diberi dan dukungan dari kalian semua. 11.Terakhir untuk yang teristimewa Ricky Dharmawan terima kasih yang sudah

ada dalam suka dan duka serta selalu memeberikan motivasi penulis dalam membuat Tugas Akhir ini.

Semoga Allah SWT dapat memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada penulis baik di dunia maupun di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalam.

Medan, Juni 2014 Penulis

Nita Anggriani


(7)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 5

F. Sistematika Pembahasan ... 6

BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Medan . 7

B. Struktur Organisasi ... 13

C. Job Description Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Medan .. 14

D. Jaringan Usaha Kegiatan ... 29

E. Kinerja Usaha Terkini ... 30

F. Rencana Kegiatan ... 31

BAB III PEMBAHASAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Disiplin Kerja ... 33

C. Kepemimpinan ... 36

D. Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47


(8)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Penulisan Tugas Akhir ... 5

Tabel 2.1 Perijinan Pelayanan Pada Bidang I ... 20

Tabel 2.2 Perijinan Pelayanan Pada Bidang II ... 23

Tabel 2.3 Perijinan Pelayanan Pada Bidang III ... 25

Tabel 2.4 Perijinan Pelayanan Pada Bidang IV ... 28

Tabel 3.1 Tingkat Absensi Para Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan Tahun 2011 ... 45


(9)

Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pada Badan Pelayanan Perijinan


(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran 1 Surat Research/Survey

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian


(11)

tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut adanya hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standard yang ditentukan. Menurut Rasdiana (2005:28) disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Oleh karena itu tindakan disiplin tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan bijak.


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut adanya hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standard yang ditentukan. Menurut Rasdiana (2005:28) disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Oleh karena itu tindakan disiplin tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan bijak.

Disiplin kerja adalah suatu sikap, perilaku yang dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran serta keadaan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2002:199). Perilaku tidak disiplin yang timbul merupakan cerminan dari persepsi negatif pegawai terhadap kontrol yang dilakukan oleh perilaku pimpinan. Sebaliknya perilaku disiplin seorang pegawai yang timbul merupakan cerminan dari persepsi positif terhadap kontrol atasan atau pimpinan.

Rivai (2004:233) mengatakan bahwa banyak yang mengira disiplin sebagai sebuah proses yang negatif, yaitu sesuatu yang didasari memaksa karyawan pada tingkah laku yang bermasalah. Sikap seperti ini dapat


(13)

menimbulkan perasaan ragu-ragu pada semua orang yang terlibat. Proses disiplin ini dapat digunakan sebagai sebuah kesempatan untuk membalik sebuah situasi yang bermasalah menjadi suatu yang menguntungkan semua pihak dan untuk mengubah perilaku serta bukan untuk menghukum pegawai yang bermasalah. Kenyataannya sebagian pegawai perilakunya sesuai dengan harapan organisasi, dan sebagian lain yang perilakunya cukup diterima, namun ada pula beberapa pegawai yang sering menimbulkan masalah walaupun tidak semuanya seperti itu.

Menurut Hasibuan (2000:190) kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari pimpinan karena semakin disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin kerja pegawai dapat dilihat dari kehadiran karyawan setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal, serta ketaatan karyawan terhadap peraturan.

Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kepemimpinan yang dibangun di dalam organisasi tersebut. Thoha (2007:7) menyatakan kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong, dan mengatur seluruh unsur-unsur dalam kelompok atau organisasi untuk dapat mencapai tujuan. Kriteria pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi creator (pencipta) dan motivator (pendorong) bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu peningkatan disiplin kerja pegawainya.

Faktor kepemimpinan memegang peranan yang terpenting karena pemimpin yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai


(14)

3

tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan dipengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian dan partisipasinya kepada organisasi secara efektif dan efisien.

Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Masalah kepemimpinan tidak dapat dipandang mudah. Untuk mewujudkan pegawai yang memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi diperlukan pula peran yang besar dari pimpinan organisasi, karena dalam perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang terpenting adalah perubahan individu. Perubahan pada individu tidak mudah, tetapi harus melalui proses. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas (pemimpin).

Dinas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan adalah suatu instansi penyedia pelayanan perijinan di Kota Medan. Kepemimpinan dalam kerja merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan memiliki pengaruh terhadap disiplin kerja pegawai demi tercapainya kualitas pelayanan publik. Setiap perusahaan selalu ingin meningkatkan disiplin kerja pegawainyanya semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuan perusahaan. Apabila perusahaan lalai dalam memperhatikan maka disiplin kerja pegawai akan menurun.

BPPT Kota Medan dalam usahanya mencapai disiplin kerja pegawai sering melaksanakan rapat rutin agar pimpinan mengetahui bagaimana kinerja pegawai dalam bekerja. Disamping itu juga pimpinan harus mengetahui keluhan


(15)

atau masukan dari pegawai selama pegawai tersebut bekerja pada BPPT Kota Medan.

Melihat begitu pentingnya peran dan fungsi pimpinan dalam mengawasi untuk meningkatkan disiplin kerja pegawainya, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti secara langsung pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan dengan memilih judul : “PERANAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN KOTA MEDAN”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah “Bagaimana peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada badan pelayanan perijinan terpadu kota medan.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi BPPT Kota Medan, Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk dapat lebih meningkatkan pengawasan dalam disiplin kerja pegawai pada masa yang akan datang.


(16)

5

b. Bagi peneliti, Untuk memperdalam pengetahuan di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya disiplin kerja dan dapat membandingkannya dengan teori dan praktek.

c. Bagi pembaca, Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta bermanfaat bagi peneliti lain yang berminat terhadap kajian tersebut sebagai bahan referensi.

E. Jadwal Kegiatan Penelitian

Jadwal kegiatan penulisan Tugas akhir sebagaimana terlihat dalam tabel 1.1 jadwal kegiatan penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1.

Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

No Kegiatan

Minggu ke

I II III

1. Persiapan

2. Pengumpulan Data 3. Penulisan

Sumber : Penulis (2014)


(17)

F. Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika penulisan dari Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya Dinas Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan, visi dan misi, jenis usaha, stuktur organisasi, dan job description.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan kesimpulan dari bab-bab sebelumya serta memberikan saran yang akan dijalankan pada masa yang akan datang.


(18)

7 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diketahui bahwa tujuan pemberian otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan. Dengan demikian kualitas layanan aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan indikator keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.

Adapun dasar pembentukan Badan Pelayan Perijinan Terpadu (BPPT) yaitu :

1. INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat.

2. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum.

3. Surat Edaran Menkowasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998, antara lain menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan masyarakat diupayakan dengan menerapkan pola pelayanan terpadu (satu


(19)

4. atap satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk pelayanan.

5. Keputusan Menpan Nomor KEP/24/M.PAN/2004 Tentang Pedoman umum penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

6. Keputusan Menpan Nomor KEP/26/M.PAN/2004 Tentang petunjuk teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah. 9. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan pasal 159 dan 160. 10. Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas

Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan. MAKSUD

Maksud didirikannya BPPT Kota Medan adalah untuk menyelenggarakan pelayanan perijinan yang prima dan satu pintu. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi penanaman modal dan investasi dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat Kota Medan. Adapun prinsip dari pelayanan prima adalah sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993, antara lain: sederhana, jelas, aman, transparan, effisien, ekonomis, adil dan tepat waktu.


(20)

9

TUJUAN

Sedangkan tujuan dari pendirian BPPT antara lain: 1. Mewujudkan pelayanan prima

2. Melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perizinan dengan baik yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu Responsivitas, Akuntabilitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kota Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat. 4. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada

gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan.

MOTTO

Motto Kota Medan: "Medan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih cerah dari hari ini."

1. Motto Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan: "Pelayanan Prima, Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme."

2. Maklumat Pelayanan Kebijakan Mutu Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan: "Kami seluruh Pejabat dan Pegawai di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintah Kota Medan Berkomitmen memberikan pelayanan yang berkualitas untuk pelanggan kami dan meningkatkan sistem manajemen mutu agar efektif & efisien secara terus-menerus."


(21)

VISI

Adapun visi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu adalah terwujudnya Pelayanan Prima Perizinan untuk Mewujudkan Medan Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera.

MISI

Sedangkan misi dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu adalah:

1. Mewujudkan pelayanan Perijinan yang Optimal dan Professional serta kepuasan masyarakat.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur yang Profesional

3. Meningkatkan Sistem Informasi Manajemen Pelayanan yang berbasis Infomasi Teknologi

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan perizinan terpadu.

5. Meningkatkan hubungan kerja antar SKPD di lingkungan Pemko Medan.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Perda Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160, tugas pokok dan fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, adalah:

Tugas pokok :

Tugas pokok BPPT adalah melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu


(22)

11

dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.

Fungsi :

1. Pelaksanaan penyusunan program

2. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan 3. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan 4. Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan

5. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintahan Kota Modan telah mengeluarkan peraturan daerah Nomor 8 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Medan 2006-2012. Rencana Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu merupakan bagian dari RKPD Kota Medan tahun 2013 yang merupakan tahapan-tahapan pratikan (taktis) untuk mencapai target dan sasaran pembangunan kota, baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang.

SASARAN

Adapun sasaran-sasaran yang akan dicapai adalah :

1. Melakukan proses pelayanan perijinan sesuai Standard Operational Procedur (SOP) Perijinan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.

2. Meningkatan jumlah ijin yang dikeluarkan setiap tahun.

3. Menurunkan angka indeks rata-rata lama proses perijinan untuk setiap jenis perijinan.


(23)

Bidang Pelayanan Perijinan I merupakan salah satu bidang yang berada di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) yang dipimpin oleh kepala bidang, yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan dan Perindustrian. Surat perijinan tersebut diterbitkan dalam bentuk Ijin Usaha Perdagangan (IUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Ijin Usaha Industri (IUI).


(24)

13

B. Struktur Organisasi Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Adapun susunan struktur organisasi pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu adalah sebagai berikut :

Sumber Gambar 2.1 Struktur Organisasi BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SEKRETARIAT

BADAN TATA USAHA

SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PENYUSUN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (Usaha Perdagangan dan Industri) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (Konstruksi dan Lain – lain) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II (Ketentraman dan Ketertiban) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN III (T.Ruang Perhubungan dan Lingk Hidup) KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS TIM TEKNIS


(25)

C. Job Description Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi dari sekretariat badan adalah sebagai berikut :

1. Sekretariat Tugas badan :

a. Badan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

b. Badan sebagaimana dimaksud didukung oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Kepala;

c. Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya adalah Kepala Badan;

d. Badan mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.

Fungsi Badan :

a. Pelaksanaan penyusunan program

b. Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan; c. Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan;


(26)

15

d. Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan;

e. Pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinan;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Tata Usaha

Bagian tata usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

Tugas pokoknya adalah melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bagian Tata Usaha;

b. Pengelolaan administrasi Badan yang meliputi administrasi keuangan, kepegawaian, tata persuratan, perlengkapan, dan rumah tangga;

c. Pengkoordinasian penyusunan, perencanaan, dan program Badan; d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan Badan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugas pokok dan Fungsi Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup administrasi umum;


(27)

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan, administrasi kepegawaian, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan;

d. Penyiapan pertemuan/rapat-rapat Badan; e. Pelaporan lingkup administrasi umum;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan

fungsinya;

Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan; b. Penyiapan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan;

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi;


(28)

17

e. Penyusunan laporan keuangan Badan;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan

fungsinya;

Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup penyusunan program dan pelaporan.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program; b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program

Badan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan; d. Pengembangan sistem informasi pelayanan;

e. Pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan pengaduan masyarakat; f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan

fungsinya.


(29)

2. Bidang Pelayanan Perijinan I

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan I adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

b. Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan dan Perindustrian;

c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan I menyelenggarakan fugsi-fungsinya.

fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan I; b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan I;

c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan I; d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan Ijin;


(30)

19

g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;

i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang pelayanan perijinan;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di Bidan Pelayanan Perijinan I.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tim Teknis mempunyai tugas :

a. Meneliti permohonan ijin;

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila diperlukan;

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep Surat Keputusan/Perijinan;

e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(31)

Tabel 2.1

Jenis Perijinan Yang Dilayani

NAMA IJIN BIDANG JENIS IJIN TAHUN

PENGURUSAN IJIN GANGGUAN (NON INDUSTRI) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) DAFTAR ULANG TIGA TAHUN SEKALI IJIN USAHA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) SEKALI

PENGAJUAN SATU KALI

BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) SEKALI

PENGAJUAN SATU KALI

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (INDUSTRI) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) DAFTAR ULANG LIMA TAHUN SEKALI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (NON INDUSTRI) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN I (USAHA, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) DAFTAR ULANG LIMA TAHUN SEKALI Sumber :


(32)

21

3. Bidang Pelayanan Perijinan II

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan II adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Bidang Pelayanan Perijinan II dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

b. Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban masyarakat;

c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan II menyelenggarakan fungsi-fungsinya.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan II; b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan II;

c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan II; d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan Ijin;

f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;


(33)

g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan; i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan II.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tim Teknis mempunyai tugas :

a. Meneliti permohonan ijin;

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila diperlukan;

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep Surat Keputusan/Perijinan;

e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(34)

23

Tabel 2.2

Jenis Perijinan Yang Dilayani

NAMA IJIN BIDANG JENIS

IJIN TAHUN PENGURUSAN IJIN GANGGUAN (INDUSTRI) BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II (KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN) DAFTAR ULANG SATU TAHUN SEKALI IJIN PELATARAN PARKIR BIDANG PELAYANAN PERIJINAN II (KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN) DAFTAR ULANG SATU TAHUN SEKALI Sumber :

4. Bidang Pelayanan Perijinan III

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi Bidang Pelayanan Perijinan III adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

b. Bidang Pelayanan Perijinan III mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan tata ruang, perhubungan, dan lingkungan hidup;


(35)

c. Dalam Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan III;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

e. melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan III menyelenggarakan fungsi-fungsinya.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan III; b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan III;

c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan III;

d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan Ijin;

f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan; i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan; Tim Teknis mempunyai tugas :


(36)

25

a. Meneliti permohonan ijin;

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila diperlukan;

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep Surat Keputusan/Perijinan;

e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tabel 2.3

Jenis Perijinan Yang Dilayani

NAMA IJIN BIDANG JENIS

IJIN TAHUN PENGURUSAN IJIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH BIDANG PELAYANAN

PERIJINAN III (TATA RUANG, PERHUBUNGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP) DAFTAR ULANG DUA TAHUN SEKALI IJIN PENGEBORAN AIR BAWAH TANAH BIDANG PELAYANAN

PERIJINAN III (TATA RUANG,

PERHUBUNGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP)

DAFTAR

BARU ENAM BULAN


(37)

Lanjutan Tabel 2.3

NAMA IJIN BIDANG JENIS

IJIN

TAHUN PENGURUSAN IJIN REKLAME

(KHUSUS

SPANDUK DAN UMBUL-UMBUL)

BIDANG PELAYANAN

PERIJINAN III (TATA RUANG, PERHUBUNGAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP

DAFTAR BARU

TIGA PULUH HARI

KALENDER

Sumber :

5. Bidang Pelayanan Perijinan IV

Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal 159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi dari Bidang Pelayanan perijinan IV adalah sebagai berikut :

Tugas :

b. Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

c. Bidang Pelayanan Perijinan IV mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan konstruksi, kesehatan dan lain-lain;


(38)

27

d. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pelayanan Perijinan IV menyelenggarakan.

Fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pelayanan Perijinan IV; b. Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan IV;

c. Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja Bidang Pelayanan Perijinan IV;

d. Pelaksanaan pelayanan perijinan;

e. Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang berkaitan dengan permohonan Ijin;

f. Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;

g. Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;

h. Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan; i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait bidang

pelayanan perijinan;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan IV;

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(39)

Tim Teknis mempunyai tugas :

a. Meneliti permohonan ijin;

b. Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;

c. Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap permohonan ijin apabila diperlukan;

d. Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan persiapan konsep Surat Keputusan/Perijinan;

e. Memberikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tabel 2.4

Jenis Perijinan Yang Dilayani

NAMA IJIN BIDANG JENIS IJIN TAHUN

PENGURUSAN IJIN KERJA PETUGAS KESEHATAN BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (KONSTRUKSI, KESEHATAN, DAN LAIN-LAIN) DAFTAR ULANG LIMA TAHUN SEKALI IJIN OPTIK BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (KONSTRUKSI, KESEHATAN, DAN LAIN-LAIN) DAFTAR ULANG LIMA TAHUN SEKALI IJIN OPTIK BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (KONSTRUKSI, KESEHATAN, DAN LAIN-LAIN) REGISTRASI ULANG SETIAP TAHUN


(40)

29

Lanjutan Tabel 2.4

IJIN USAHA JASA

KONSTRUKSI

BIDANG PELAYANAN PERIJINAN IV (KONSTRUKSI, KESEHATAN, DAN LAIN-LAIN)

DAFTAR BARU TIGA TAHUN

Sumber :

D. Jaringan Usaha Kegiatan

Dalam mencapai target dan sasaran pembangunan kota, BPPT memiliki hubungan kerja dan fungsi dengan SKPD lain di Pemko Medan diantara lain yaitu :

1. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) memberi pelayanan kepada masyarakat mulai dari penerimaan permohonan ijin sampai menerbitkan ijin yang dikelola oleh BPPT.

2. Ketentuan, standard teknis, pengaturan dan pedoman teknis penerbitan ijin yang dikelola oleh BPPT disusun SKPD teknis bersama-sama BPPT serta ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota.

3. Setiap penerbitan ijin ditembuskan kepada SKPD teknis terkait sebagai bahan/dasar pengawasan dan penerbitan. Tugas pengawasan dan penerbitan ada pada SKPD terkait.

4. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) tidak mempunyai fungsi pengawasan dan penerbitan terhadap ijin yang telah diterbitkan berdasarkan Struktur Ongkos BPPT.


(41)

5. Direncanakan adanya rapat rutin dengan SKPD terkait untuk evaluasi dan rencana kedepan.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Adapun kinerja kegiatan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu pada tahun 2014 yaitu :

a. Program pelayanan administrasi perkantoran

1. Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik. 2. Penyediaan jasa kebersihan kantor

3. Penyediaan alat tulis kantor

4. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

5. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor. 6. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang – undangan 7. Penyediaan makanan dan minuman

8. Penyediaan jasa tenaga pendukung administras/ teknis perkantoran 9. Penyediaan jasa keamanan kantor

b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor 2. Pengadaan peralatan gedung kantor 3. Belanja modal pengadaan Mebeuler 4. Pengadaan komputer dan perlengkapannya 5. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor

6. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional 7. Pemeliharaan rutin/ berkala peralatan gedung kantor.


(42)

31

c. Peningkatan disiplin aparatur

1. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya 2. Pengadaan pakaian khusus pada hari-hari tertentu

d. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja keuangan 1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

(LAKIP)

2. Penyusuanan laporan keterangan pertanggungjawaban dan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah

3. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun 4. Penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD

5. Penyusunan buku produk perijinan di BPPT kota Medan e. Program peningkatan pelayanan perijinan

1. Penyusunan dan pengembangan sistem informasi perijinan 2. Sosialisasi peraturan dan perundangan tentang perijinan

3. Surveilance audit tahunan dan maintenance ISO 9001:2008 serta survey IKM

F. Rencana Kegiatan

Adapun program/ kegiatan rencana kerja dan anggaran SKPD tahun 2014 tercantun dalan sasaran program berikut :

1. Terselenggaranya kegiatan administrasi kantor

2. Tersedia sarana komunikasi dan telekomunikasi air dan listrik 3. Terpeliharanya kebersihan kantor

4. Tersedianya peralatan dan perlengkaan kerja


(43)

5. Tersedianya blanko dan cetakan lainnya untuk mendukung proses perijinan

6. Tersediannya komponen instalasi listrik untuk penerangan gedung kantor 7. Terpenuhinya bahan bacaan berupa koran dan majalah

8. Tersediannya makanan dan minum rapat, tamu. 9. Tersedianya honorarium dan keperluan lainnya.

10.Terwujudnya pelayanan perijinan yang aman dan kondusif dengan tersediannya 3 petugas keamanan.


(44)

33 BAB III PEMBAHASAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan Jl. Jendral Besar Abdul Haris Nasution no.32 LT II Medan 20143. Sedangkan waktu penelitian yaitu pada bulan April 2014 hingga bulan Juni 2014.

B. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Fathoni (2006:172) mengartikan disiplin sebagai kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Selanjutnya Fathoni menjelaskan bahwa kedisiplinan diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Handoko (2004:208) menyatakan bahwa disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu usaha dari manajemen organisasi perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap pegawai tanpa terkecuali.


(45)

Handoko (2004:208) membagi disiplin kerja ada 3 (tiga) jenis yaitu:

1. Disiplin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.

2. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.

3. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Disiplin kerja dalam suatu organisasi secara umum menuntut tiap anggotanya untuk patuh dan taat kepada aturan kerja agar seluruh tugas dan tanggungjawabnya dapat dilaksanakan bagi kepentingan tujuan organisasi.

Tingkat kedisiplinan kerja sangat beragam. Seorang pemimpin sering merasakan kesulitan dalam menghadapi anggotanya yang memiliki perilaku disiplin yang rendah. Kesulitan tersebut disebabkan oleh terbentuknya berbagai kendala dalam upaya pembinaan dan usaha untuk memperbaiki disiplin yang rendah.

Tindakan yang bijaksana perlu dilakukan dalam mengindentifikasi akar permasalahannya, yaitu mengetahui faktor-faktor yang dapat membentuk tingkat disiplin kerja pegawai.


(46)

35

Menurut Saydam (2006:202), faktor yang mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu perusahaan, antara lain:

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi

b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan f. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan

g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. 3. Hal-Hal Yang Menunjang Kedisiplinan

Menurut Nitisemito (2002:123) ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu:

1. Ancaman

Kedisiplinan dapat diterapkan melalui berbagai cara salah satu ialah adanya ancaman meskipun ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih bertujuan untuk mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang kita harapkan.

2. Kesejahteraan

Kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka dapat hidup secara layak.

3. Ketegasan

Pemimpin seharusnya tidak membiarkan suatu pelanggaran yang ia ketahui tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas.


(47)

4. Partisipasi

Partisipasi diperlukan kepada para karyawan karena mereka akan merasa peraturan tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan bersama.

5. Tujuan dan Kemampuan

Kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari karyawan.

6. Keteladanan Pimpinan

Mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.

C. Kepemimpinan

Menurut pendapat Thoha (2008:257), kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelibahan tertentu pada manusia. Di suatu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin. Di sinilah timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.

1. Pengertian Pimpinan

Gorda (2006:157) menyatakan bahwa, pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakkan seseorang atau kelompok orang lain agar mereka bersedia, komitmen dan setia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Thoha (2008:260) menyatakan bahwa, pemimpin adalah seseorang yang diharapkan melaksanakan kekuasaan di dalam atau atas suatu organisasi. Handoko (2004:293) menyatakan bahwa pemimpin adalah orang yang membina dan menggerakkan seseorang atau sekelompok orang lain dengan prinsip dan teknik yang


(48)

37

memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas sehingga dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja agar tercapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. 2. Pengertian Kepemimpinan

Pada dasarnya kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajeman yang strategis karena kepemimpinan dapat menggerakkan, memberdayakan, dan mengarahkan sumber daya secara efektif dan efisien kearah pencapaian tujuan. Keberadaan kepemimpinan menjadi lebih penting untuk mengembangkan visi dan misi organisasi masa depan.

Menurut Robbins (2002:163) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. Gorda (2006:157) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat, karakter, atau cara seseorang dalam upaya membina dan menggerakkan seseorang atau sekelompok orang agar mereka bersedia, komitmen dan setia untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai pelaksana otoritas dan pembuatan keputusan. Kepemimpinan diartikan juga suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Lebih jauh lagi Thoha (2008:259) menyatakan bahwa kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Pengertian dari beberapa ahli tersebut dapat dikatakan kepemimpinan adalah sifat atau karakter, atau kegiatan atasan atau pimpinan untuk mempengaruhi perilaku sekelompok


(49)

karyawan secara positif, membimbing dan mengarahkannya agar bekerja dengan lancar sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

3. Sifat-Sifat Pemimpin

Menurut Kartono (2011:47) sifat-sifat pemimpin terdiri dari : 1. Kekuatan

Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang lama serta tidak teratur, dan ditengah-tengah situasi yang sering tidak menentu.

2. Stabilitas emosi

Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil, artinya seorang pimpinan tidak mudah tersinggung perasaan dan tidak meledak-ledak secara emosional. 3. Pengetahuan tentang relasi insani

Seorang pemimpin harus memajukan dan mengembangkan semua bakat serta potensi anggotanya, untuk dapat bersama-sama maju dan merasakan kesejahteraan.

4. Kejujuran

Pemimpin yang baik harus memiliki kejujuran yang tinggi, yaitu jujur pada diri sendiri dan pada orang lain (terutama bawahannya).

5. Objektif

Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih, supaya objektif (tidak subjektif, berdasarkan prasangka sendiri).

6. Dorongan pribadi

Keinginan dan kesesuaian untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari dalam hati dan sanubari sendiri.


(50)

39

7. Keterampilan berkomunikasi

Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar dan mudah memahami maksud para anggotanya.

8. Kemampuan mengajar

Pemimpin yang baik diharapkan dapat menjadi guru yang baik bagi bawahannya, mengajar secara sistematis dan intensional pada sasaran tertentu, guna mengembangkan pengetahuan dan keterampilan para pengikutnya. 9. Keterampilan sosial

Seorang pemimpin harus dapat bersikap ramah, terbuka, dan mudah menjalin persahabatan berdasarkan rasa saling percaya dan mempercayai.

10. Cakap secara teknis atau manajerial

Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran tekhnis tertentu, juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana, mengelola, menganalisis keadaan, dan membuat keputusan yang baik.

Ada 4 syarat kepemimpinan menurut Moeljono (2003:44) antara lain : 1. Adanya pengikut

2. Pemimpin yang efektif bukanlah selalu seseorang yang dipuja atau dicintai, namun mereka adalah individu yang menjadikan para pengikutnya berbuat benar. Kepemimpinan identik dengan pencapaian hasil.

3. Pemimpin adalah mereka yang memberi contoh

4. Kepemimpinan bukanlah kedudukan, jabatan, atau uang. Kepemimpian adalah tanggung jawab.


(51)

4. Fungsi Kepemimpinan

Menurut Gorda (2004 : 154 ), fungsi kepemimpinan dalam hubungannya dengan peningkatan aktivitas dan efisiensi perusahaan yaitu :

a. Fungsi kepemimpinan sebagai innovator

Sebagai innovator, pemimpin mampu mengadakan berbagai inovasi-inovasi baik yang menyangkut pengembangan produk, sistem manajemen yang efektif dan efisien, maupun dibidang konseptual yang keseluruhannya dilaksanakan dalam upaya mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja perusahaan. b. Fungsi kepemimpinan sebagai komunikator

Sebagai komunikator, maka pimpinan harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan secara baik kepada seseorang dan atau sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian di kalangan mereka.

c. Fungsi kepemimpinan sebagai motivator

Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan melaksanakan berbagai kebijaksanaan yang mengarah kepada upaya mendorong karyawan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan tertentu sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya yang mampu memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan.

d. Fungsi kepemimpinan sebagai kontroler

Sebagai kontroler (pengendali) pemimpin melaksanakan fungsi pengawasan terhadap berbagai aktivitas perusahaan agar terhindar dari penyimpangan baik terhadap pemakaian sumber daya maupun didalam pelaksanaan rencana dan atau program kerja perusahaan sehingga pencapaian tujuan menjadi efektif dan efisien.


(52)

41

5. Gaya Kepemimpinan

Bahasan mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang individu dapat atau harus mempertahankan gaya konsisten dalam semua aktivitasnya. Justru sebaliknya ia harus bersifat sefleksibel mungkin, dan menyesuaikan gayannya dengan situasi spesifik dan individu-individu yang bersangkutan. Gaya kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasannya membentu suatu pola atau bentuk tertentu.

Menurut Nawawi (2003:115), gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan memimpin dalam mempengaruhi pikiran,perasaan, sikap dan prilaku para anggota organisasi bawahannya. Jenis gaya kepemimpinan sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan otoriter

Gaya kepemimpinan ini menghmimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunnya penentu, penguasa dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

2. Gaya kepemimpinan demokratis


(53)

Gaya kepemimpinan menempatkan manusia sebagai faktor pendukung terpenting dalam kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.

3. Gaya kepemimpinan bebas

Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.

Kebanyakan pemimpin menggunakan ketiganya pada suatu waktu, tetapi gaya yang paling sering digunakan akan dapat dipakai untuk membedakan seorang manajer sebagai pemimpin yang otokratis demokratis atau bebas. Dalam praktek, sulit untuk menentukan gaya apa yang sedang dipakai oleh seorang pemimpin. Suatu saat pimpinan bisa keras (otokratis) dan di saat lain menunjukkan sikap yang lunak (demokratis). Memang, tidak selamanya gaya lunak itu baik begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu gaya kepemimpinan keras-lunak nampaknya menentukan kesuksesan seorang pemimpin. Perbedaan tipe gaya kepemimpinan dalam organisasi akan mempunyai pengaruh yang berbeda pula pada partisipasi individual dan perilaku kelompok. Sebagai contoh partisipasi dalam pengambilan keputusan pada gaya kepemimpinan demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan manajer dengan bawahan, menaikkan moral dan kepuasan kerja serta menurunkan ketergantungan terhadap pemimpin.


(54)

43

Gaya kepemimpinan ini menimbulkan kerugian dengan menurunnya produktivitas dan sulit mengambil keputusan yang dapat memuaskan semua pihak. Ini akan dapat dihindari dari pada gaya kepemimpinan otokratis. Kepemimpinan otokratis lebih banyak menghendaki masalah pemberian perintah kepada bawahan. Kepemimpinan demokrasi cenderung mengikuti pertukaran pendapat antara orang-orang yang terlibat. Kepemimpinan bebas, pemimpin memberikan kepemimpinannya bila diminta.

D. Peranan Pimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.

Pimpinan dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting. Pimpinan merupakan seseorang yang menjadi panutan bagi para pegawainya. Begitu juga dengan pimpinan yang ada di BPPT Kota Medan. Pimpinan sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja para pegawainya. Pimpinan bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun dan membimbing. Dengan adanya dorongan dan bimbingan dari pemimpin, maka diharapkan pegawai menjadi termotivasi, dan dengan motivasi tersebut maka semangat kerja pegawai meningkat dan akan membuat disiplin kerja pegawai juga semakin tinggi.

Setiap pimpinan pasti ingin agar segala kehendaknya dipatuhi oleh para pegawai dan agar para pegawai dapat bekerja secara disiplin. Namun, bukan berarti pimpinan tersebut bersikap otoriter terhadap pegawainya. Pimpinan harus dapat mengarahkan dan membimbing pegawainya dengan cara yang lembut, dan mencoba memahami berbagai tingkah laku para pegawainya. Namun, bukan berarti pimpinan tersebut bersifat lemah terhadap bawahannya. Pimpinan yang


(55)

lemah bukan hanya akan melemahkan jalannya organisasi, tetapi juga akan kehilangan rasa hormat dari bawahannya.

Berdasarkan data survey yang dilakukan penulis terhadap pegawai di kantor BPPT Kota Medan diketahui bahwa terdapat gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan yang ada di BPPT Kota medan. Pimpinan BPPT Kota Medan dalam kepemimpinannya menerapkan gaya kepemimpinan demokratis yaitu, salah satu gaya kepemimpinan yang melibatkan kelompok dalam mengambil keputusan dan memberi tanggung jawab kepada pegawai. Gaya kepemimpinan yang terjadi pada pimpinan BPPT Kota Medan ini mampu mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif

Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat disiplin kerja pegawai adalah tingkat absensi, ketepatan jam kerja, menyelesaikan tugas sesuai jadwal, dan ketaatan terhadap peraturan. Untuk memantau kehadiran pegawai dengan menggunakan sistem sensor sidik jari yang online dengan bagian kepegawaian Kota Medan. Masalah absensi merupakan masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan dalam bekerja. Pada BPPT Kota Medan, para pegawainya harus mematuhi ketepatan jam kerja yang telah ditentukan, yaitu:

a. Pada hari Senin sampai dengan Kamis, pegawai apel pagi pada pukul 07.45 WIB, masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, istirahat 12.00-13.00 WIB dan pulang pukul 16.20 WIB.

b. Pada hari Jumat, pegawai apel pagi pada pukul 07.45 WIB masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, istirahat pukul 12.00-14.00 WIB dan pulang pukul 16:45 WIB.


(56)

45

Pada BPPT Kota Medan, pimpinan sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini terbukti dari tingkat disiplin kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai yang ada. Contohnya saja dalam hal absen, dapat dikatakan bahwa kehadiran para pegawai sudah cukup baik. Apabila para pegawai berhalangan untuk hadir, maka mereka menulis surat yang menyatakan keterangan bahwa mereka berhalangan untuk masuk. Dan dapat dilihat dari presentase yang ada pada Tabel 3.1 beikut ini :

Tabel 3.1

Tingkat Absensi Para Pegawai Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan Tahun 2014

Bulan Jumlah Pegawai BPPT Kota

Medan

Tingkat Kehadiran Pegawai Absen % Izin % Sakit % Aktif

(%)

Tidak Aktif

(%)

Maret 84 21 25 5 5,9 3 3,5 65,6 34,4

April 83 19 22,8 5 6 4 4,8 66,4 33,6

Mei 83 20 24,1 4 4,8 6 7,2 63,9 36,1

Sumber : Sub Bagian Umum BPPT Kota Medan (2014)

Dari tabel di atas dapat dilihat, walaupun terjadi fluktuasi atau perubahan setiap bulan tetapi keadaan ini dapat dikatakan sudah cukup baik, dimana persentase para pegawai yang aktif lebih besar daripada yang tidak aktif. Terjadinya penurunan yang aktif pada bulan Mei 2014 dapat disebabkan karena menurunnya semangat kerja para pegawai dan sebagai seorang pemimpin, harus dapat mengendalikan tingkat kehadiran pegawai serta mengatasi penurunan pada tingkat kehadiran pegawai tersebut.

Untuk meningkatkan kedisiplinan pada BPPT Kota Medan akan diberikan sanksi kepada pegawai yang datang terlambat, pulang cepat, tidak masuk dan


(57)

meninggalkan tugas pada jam kerja lebih dari 4 kali tanpa ijin dikenakan sanksi berupa pengurangan tambahan penghasilan atas dasar beban kerja berdasarkan peraturan Walikota Medan Nomor 3 Tahun 2012 sebesar 5-50%, surat peringatan dan pemindahan pegawai.

Tindakan ini dapat dikatakan cukup baik, karena dengan adanya sanksi tersebut, maka setiap pegawai akan berpikir kembali untuk mangkir dari pekerjaan. Apabila kebiasaan ini dapat berlangsung dalam waktu lama, maka hal ini akan menjadi kebiasaan yang baik, dimana disiplin akan dapat ditegakkan.

Selain dari tingkat kehadiran pegawai, disiplin kerja pegawai pada BPPT Kota Medan dikatakan sudah cukup baik dilihat dari pegawai yang datang dan pulang pada tepat waktu, pegawai yang berpakaian rapi dan bertingkah laku dengan sopan, ketepatan pegawai dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik, serta mematuhi semua peraturan yang ditetapkan.

Dalam hal meningkatkan disiplin kerja, pimpinan BPPT Kota Medan telah beberapa kali melaksanakan rapat agar pimpinan mengetahui bagaimana kinerja karyawan dalam bekerja. Dengan adanya pertemuan/rapat tersebut pimpinan harus menerima keluhan atau masukan dari pegawai selama pegawai tersebut bekerja pada BPPT Kota Medan. Dengan diadakannya pertemuan tersebut diharapkan akan tercipta disiplin dalam bekerja dan tercipta semangat kerja serta dapat terciptanya tujuan perusahaan.


(58)

47 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab–bab terdahulu yang bersumber pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maupun dari teori–teori yang didapat oleh penulis, penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:

1. Pimpinan BPPT Kota Medan memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan organisasi serta di dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai. 2. Pimpinan telah melakukan tindakan yang tepat sehubungan dengan usahanya

dalam meningkatkan disiplin kerja pegawainya.

3. Pimpinan pada BPPT Kota Medan adalah pimpinan yang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis, hal ini terlihat dari kemampuan pimpinan dalam melaksanakan fungsi-fungsi serta tugasnya dengan baik dan selalu diiringi dengan sikap menghargai bawahannya.

4. Dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, diberikan sanksi terhadap para pegawai yang melanggar peraturan ataupun tata tertib yang ada.

B. Saran

Pada akhir penulisan Tugas Akhir ini, Penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi BPPT Kota Medan. Adapun saran–saran penulis antara lain:

1. Pimpinan harus tetap menjaga citra yang baik didepan bawahannya agar dapat menjadi contoh atau panutan bagi bawahannya.


(59)

2. Pimpinan harus senantiasa tetap bersifat tegas dan bijaksana (tidak bersifat otoriter), agar disiplin kerja yang dimiliki oleh para pegawai tetap dapat dipertahankan.

3. Agar keharmonisan ataupun kebersamaan tetap terjalin, pimpinan harus tetap mengadakan komunikasi yang baik dengan para pegawainya.

4. Disiplin kerja yang telah ada hendaknya dapat lebih ditingkatkan lagi dan diharapkan lebih memotivasi bagian–bagian yang tingkat disiplinnya perlu ditingkatkan.


(60)

49

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Gorda, I Gusti Ngurah. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: Astabrata Bali.

Gorda, I Gusti Ngurah. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Denpasar: Astabrata Bali.

Handoko, Hani T.. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

Hasibuan, Malayu SP, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.

Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. edisi pertama. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Moeljono, Djokosantoso. 2003. Beyond leadership, PT. ELex Media, Jakarta. Nawawi, H. Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nitisimeto, Alex, S. 2002. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia). Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Rasdiana. 2005. Melakukan Belajar yang Efektif. Rineka Cipta, Jakarta

Rivai, V. 2004. Kita Memimpin Dalam Abad ke-21. Edisi I, Cetakan Pertama, Jakarta: Murai Kencana.

Robbins, Stephen P. 2002. Perilaku Organisasi (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. Saydam, Gouzali. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan V).

Yogyakarta: CV Andi Offset.

Thoha, Miftah. 2007. Kepemimpinan dalam Manajemen. Edisi 12, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Thoha, Mifta. 2008. Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(61)


(62)

51

LAMPIRAN 1

Kuesioner Penelitian Tentang Gaya Kepemimpinan Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Petunjuk Pengisian

1. Pilihlah jawaban antara A, B, C dibawah ini

2. Sebelum memilih jawaban yang paling sesuai, bacalah terlebih dahulu tabel dibawah ini:

Tabel Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Gaya Kepemimpinan Bebas

Gaya Kepemimpinan Otoriter (1) Gaya Kepemimpinan Demokratis (2) Gaya Kepemimpinan Bebas (3) Pemimpin saya selalu

membuat keputusan sendiri tanpa melibatkan anggota

Pemimpin saya mengutamakan kerja sama dalam usaha mencapai tujuan

Pemimpin saya berperan sebagai pemantau saja,

anggota diberi kepercayaan untuk mencapai tujuan

Pemimpin saya tidak mau menerima saran, pendapat dan kritikan dari bawahan

Pemimpin saya senang

menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan

Pemimpin memberikan kesempatan kepada saya untuk memecahkan masalah dengan cara saya sendiri

Pemimpin menggunakan pendekatan kekuasaan, dimana keputusan pemimpin harus dijalankan oleh pegawai

Pemimpin mengambil keputusan dengan menggunakan pendekatan musyawarah Pemimpin saya memberikan kebebasan

penuh kepada bawahan dalam pemgambilan keputusan

Pemimpin saya menuntut peran dan tugas secara sempurna tanpa panduan dan motivasi yang jelas

Pemimpin saya selalu

memandu dan memotivasi bawahan

dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas

Pemimpin saya memiliki partisipasi yang sedikit dalam memandu dan memotivasi bawahan dalam pencapaian peran dan tugas


(63)

Berdasarkan tabel ciri gaya kepemimpinan pada tabel diatas manakah yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai gaya kepemimpinan yang dipakai oleh atasan Anda:

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter (1) b. Gaya kepemimpinan Demokratis (2) c. Gaya Kepemimpinan Bebas (3)


(1)

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab–bab terdahulu yang bersumber pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, maupun dari teori–teori yang didapat oleh penulis, penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:

1. Pimpinan BPPT Kota Medan memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan organisasi serta di dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai. 2. Pimpinan telah melakukan tindakan yang tepat sehubungan dengan usahanya

dalam meningkatkan disiplin kerja pegawainya.

3. Pimpinan pada BPPT Kota Medan adalah pimpinan yang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis, hal ini terlihat dari kemampuan pimpinan dalam melaksanakan fungsi-fungsi serta tugasnya dengan baik dan selalu diiringi dengan sikap menghargai bawahannya.

4. Dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, diberikan sanksi terhadap para pegawai yang melanggar peraturan ataupun tata tertib yang ada.

B. Saran

Pada akhir penulisan Tugas Akhir ini, Penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi BPPT Kota Medan. Adapun saran–saran penulis antara lain:

1. Pimpinan harus tetap menjaga citra yang baik didepan bawahannya agar dapat menjadi contoh atau panutan bagi bawahannya.


(2)

2. Pimpinan harus senantiasa tetap bersifat tegas dan bijaksana (tidak bersifat otoriter), agar disiplin kerja yang dimiliki oleh para pegawai tetap dapat dipertahankan.

3. Agar keharmonisan ataupun kebersamaan tetap terjalin, pimpinan harus tetap mengadakan komunikasi yang baik dengan para pegawainya.

4. Disiplin kerja yang telah ada hendaknya dapat lebih ditingkatkan lagi dan diharapkan lebih memotivasi bagian–bagian yang tingkat disiplinnya perlu ditingkatkan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Gorda, I Gusti Ngurah. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Denpasar: Astabrata Bali.

Gorda, I Gusti Ngurah. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Denpasar: Astabrata Bali.

Handoko, Hani T.. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

Hasibuan, Malayu SP, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.

Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. edisi pertama. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Moeljono, Djokosantoso. 2003. Beyond leadership, PT. ELex Media, Jakarta. Nawawi, H. Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nitisimeto, Alex, S. 2002. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia). Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Rasdiana. 2005. Melakukan Belajar yang Efektif. Rineka Cipta, Jakarta

Rivai, V. 2004. Kita Memimpin Dalam Abad ke-21. Edisi I, Cetakan Pertama, Jakarta: Murai Kencana.

Robbins, Stephen P. 2002. Perilaku Organisasi (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. Saydam, Gouzali. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan V).

Yogyakarta: CV Andi Offset.

Thoha, Miftah. 2007. Kepemimpinan dalam Manajemen. Edisi 12, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Thoha, Mifta. 2008. Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(4)


(5)

LAMPIRAN 1

Kuesioner Penelitian Tentang Gaya Kepemimpinan Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan

Petunjuk Pengisian

1. Pilihlah jawaban antara A, B, C dibawah ini

2. Sebelum memilih jawaban yang paling sesuai, bacalah terlebih dahulu tabel dibawah ini:

Tabel Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Gaya Kepemimpinan Bebas

Gaya Kepemimpinan Otoriter (1) Gaya Kepemimpinan Demokratis (2) Gaya Kepemimpinan Bebas (3) Pemimpin saya selalu

membuat keputusan sendiri tanpa melibatkan anggota

Pemimpin saya mengutamakan kerja sama dalam usaha mencapai tujuan

Pemimpin saya berperan sebagai pemantau saja,

anggota diberi kepercayaan untuk mencapai tujuan

Pemimpin saya tidak mau menerima saran, pendapat dan kritikan dari bawahan

Pemimpin saya senang

menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan

Pemimpin memberikan kesempatan kepada saya untuk memecahkan masalah dengan cara saya sendiri

Pemimpin menggunakan pendekatan kekuasaan, dimana keputusan pemimpin harus dijalankan oleh pegawai

Pemimpin mengambil keputusan dengan menggunakan pendekatan musyawarah Pemimpin saya memberikan kebebasan

penuh kepada bawahan dalam pemgambilan keputusan

Pemimpin saya menuntut peran dan tugas secara sempurna tanpa panduan dan motivasi yang jelas

Pemimpin saya selalu

memandu dan memotivasi bawahan

dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas

Pemimpin saya memiliki partisipasi yang sedikit dalam memandu dan memotivasi bawahan dalam pencapaian peran dan tugas


(6)

Berdasarkan tabel ciri gaya kepemimpinan pada tabel diatas manakah yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai gaya kepemimpinan yang dipakai oleh atasan Anda:

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter (1) b. Gaya kepemimpinan Demokratis (2) c. Gaya Kepemimpinan Bebas (3)