Pemeriksaan dan Pengujian Produk Dalam Proses.

a.2 Pola pengambilan sampel bahan pengemas hendaklah memperhatikan hal berikut: jumlah yang diterima, mutu yang dipersyaratkan, sifat bahan bahan pengemas primer danatau bahan pengemas cetak, metode produksi dan pengetahuan tentang pelaksanaan sistem Pemastian Mutu dipabrik pembuat bahan pengemas berdasarkan audit. Pola pengambilan sampel. Jumlah unit sampel yang diperiksa sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam pola pengambilan sampel. Apabila jumlah unit yang ditemukan cacat sama atau kurang dari angka numerik pelulusan maka lots atau bets bersangkutan diluluskan. Apabila jumlah unit yang ditemukan cacat sama atau lebih dari angka numerik penolakan maka lot atau bets bersangkutan ditolak.

2.5.6.2 Pemeriksaan dan Pengujian Produk Dalam Proses.

Pemeriksaan produk dalam proses meliputi pemeriksaan terhadap proses yaitu produk antara dan produk ruahan. Bagian pengawasan mutu akan mengawasi bahan produk yang akan diperiksa. Pengawasan selama berlangsungnya proses pengolahan ini bertujuan untuk mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Pengawasan dilakukan dengan cara mengambil contoh dan mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada langkah-langkah tertentu dari proses pengolahan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk sediaan selama proses pengolahannya, meliputi: 1. Produk antara Pemeriksaan granul kering untuk sediaan tablet menggunakan alat Moisture Analyzer Balance. Alat bekerja secara otomatis, apabila sampel yang Universitas Sumatera Utara dianalisis sudah kering, sistem akan berhenti dan hasilnya akan terlihat pada layar monitor. Pemeriksaan homogenitas granul dilakukan untuk sediaan kapsul sedangkan pemeriksaan terhadap pemerian, viskositas, pH, berat jenis dan kadar dilakukan untuk sediaan sirup. 2. Produk ruahan Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar zat berkhasiat, waktu hancur, disolusi, keseragaman kandungan, keragaman bobot untuk sediaan tablet dan kapsul serta pemeriksaan pemerian, viskositas, pH, berat jenis dan kadar untuk sediaan sirup. Seluruh pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan masing-masing monografi sediaan sesuai Farmakope Indonesia edisi IV. 3. Pemeriksaan obat jadi Pemeriksaan obat jadi meliputi pemerian warna, bau, rasa, bentuk tablet, diameter, bobot rata-rata, keseragaman sediaan, kekerasan, waktu hancur, friabilitas dan ketebalan yang dilakukan pada saat pencetakan tablet. Setelah seluruh tablet selesai dicetak dilakukan pemeriksaan kembali terhadap: i. Pemerian Dilakukan secara visual, meliputi warna, bau, rasa dan bentuk tablet. ii. Keseragaman sediaan Ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keragaman bobot atau keseragaman kandungan. Metode keragaman bobot digunakan pada tablet yang mengandung zat aktif sebesar 50 mg atau lebih, 50 atau lebih dari bobot sediaan. Jika zat aktif pada tablet tersebut kurang maka digunakan metode keseragaman kandungan. Universitas Sumatera Utara Cara kerja: a. Keragaman bobot Timbang dengan teliti 10 tablet, satu demi satu, dan dihitung bobot rata- rata. Dari hasil penetapan kadar diperoleh seperti tertera pada masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen. b. Keseragaman kandungan Timbang dengan teliti 10 tablet, satu demi satu, seperti tertera pada masing-masing monografi. Jika jumlah zat aktif dalam satuan dosis tunggal kurang dari yang dibutuhkan dalam penetapan kadar, atur derajat pengenceran dari larutan dan atau volume alikuot sehingga kadar zat aktif dalam larutan akhir lebih kurang sama seperti yang tertera pada prosedur Penetapan Kadar; atau jika penetapan kadar dilakukan secara titrasi, gunakan titran yang lebih encer, bila perlu digunakan volume titran yang memadai seperti yang tertera pada titrimetri. Kriteria: Keseragaman sediaan dipenuhi jika jumlah kadar zat aktif pada masing-masing dari 10 tablet terletak antara 85,0–115,0 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif ≤ 6,0. Jika 1 tablet terletak di luar rentang 85,0–115,0 dan tidak ada satupun yang terletak diantara rentang 75,0–125,0 dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku relatif 6,0 atau kedua kondisi tidak terpenuhi dilakukan 20 tablet tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 tablet dari 30 tablet terletak direntang 85,0–115,0 yang tertera pada etiket dan tidak ada 1 tablet pun yang terletak diluar rentang 75,0–125.0 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif lebih dari 7,8. Universitas Sumatera Utara iii. Waktu hancur Pemeriksaan menggunakan Desintegration tester. Cara kerja: Ke dalam masing-masing tabung dimasukkan 1 tablet, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat. Gunakan air bersuhu 37°C ± 2°C sebagai media, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Jika semua tablet tidak hancur secara merata, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya. Pengujian memenuhi syarat bila tidak kurang dari 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus hancur semua. iv. Disolusi Pemeriksaan menggunakan Dissolution tester. Cara kerja: Masukkan sejumlah volume media disolusi seperti yang tertera pada masing- masing monografi dalam satu wadah, pasang alat, biarkan media disolusi hingga 27°C ± 0,5°C dan angkat termometer. Masukkan 1 tablet ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada kecepatan yang tertera pada masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas keranjang berputar atau alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain dari masing-masing monografi persyaratan dipenuhi apabila jumlah zat aktif yang terlarut dalam sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai 3 tahap kecuali bila hasil pengujian Universitas Sumatera Utara memenuhi S 1 dan S 2 , harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera pada masing-masing monografi, dinyatakan dalam peresentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q. Kriteria penerimaan uji disolusi ditunjukkan pada tabel 2.1: Tabel 2.1 Kriteria Penerimaan Uji Disolusi Tahap Jumlah yang diuji Kriteria penerimaan S 1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5 S 2 6 Rata-rata dari unit sediaan S 1 + S 2 adalah ≥Q dan tidak satu unit pun sediaan yang Q-15 S 3 12 Rata-rata dari 24 unit S 1 + S 2 + S 3 dan tidak ada 2 unit sediaan yang Q-15, serta tidak satu pun yang Q-25. v. Kekerasan tablet Alat yang digunakan adalah Strong Cobb, pengujian dilakukan terhadap 6 tablet. Cara kerja: Sebuah tablet diletakkan mendatar 2 sisi alat. Tekan tombol start S, maka kedua sisi akan menjepit tablet hingga tablet pecah. Pada alat akan tertera angka yang menunjukkan kekerasan tablet. Tablet dinyatakan memenuhi syarat bila mempunyai kekerasan 4-8 kg. vi. Friabilitas Alat yang digunakan Roche friabilitor. Cara kerja: Timbang 20 tablet, catat beratnya misal a gram. Masukkan ke dalam alat dan tekan tombol sehingga alat berputar, setelah 4 menit 100 kali putaran keluarkan Universitas Sumatera Utara 20 tablet tadi dan bersihkan dari debu. Timbang kembali beratnya misalnya b gram. Rumus untuk menghitung friabilitas: Friabilitas = a – b x 100 = x a Kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,8 x 0,8 vii. Kadar zat berkhasiat Pemeriksaan kadar zat berkhasiat dilakukan berdasarkan masing-masing monografi sesuai Farmakope Indonesia edisi IV ataupun Farmakope lainnya. viii. Diameter dan tebal tablet, diukur dengan menggunakan alat caliper.

2.5.6.3 Pemeriksaan Akhir Obat Jadi