penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva.
13
Sindroma Sjogren ialah kondisi autoimun yang berkaitan dengan infiltrasi limfositik dari kelenjar saliva.
5, 11
Sindroma Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat
mempengaruhi kelenjar saliva dan kelenjar airmata.
1, 13
Sel-sel asini kelenjar saliva rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang.
13
5. Keadaan fisiologis Pada saat berolah raga, berbicara yang lama dapat menyebabkan
berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering.
5, 13
Dalam keadaan gangguan emosional seperti stres, putus asa dan rasa takut dapat merangsang
terjadinya pengaruh simpatik dari sistem saraf autonom dan menghalangi sistem saraf parasimpatik sehingga sekresi saliva menjadi menurun
menyebabkan mulut menjadi kering. Bernafas melalui mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering.
1, 13
2.1.3 Gejala dan Tanda
1. Gejala Individu yang menderita xerostomia sering mengeluhkan masalah
dalam makan, berbicara, menelan, dan pemakaian gigitiruan. Makanan yang kering biasanya sulit dikunyah dan ditelan. Pemakaian gigitiruan juga
Universitas Sumatera Utara
mengalami masalah dengan retensi gigitiruan, lesi akibat gigitiruan, dan lidah juga lengket pada palatum.
11, 14, 15
2. Tanda Pasien yang menderita xerostomia dapat mengeluhkan gangguan
pengecapan dysgeusia, rasa sakit pada lidah glossodynia dan peningkatan kebutuhan untuk minum air, terutama pada malam hari. Xerostomia dapat
mengakibatkan peningkatan karies dental, erythema mukosa oral, pembengkakan kelenjar parotid, angular cheilitis, mukositis, inflamasi atau
ulser pada lidah dan mukosa bukal, kandidiasis, sialadenitis, halitosis, ulserasi pada rongga mulut.
11, 14, 15
2.1.4 Diagnosis dan Pemeriksaan
Diagnosis xerostomia ditentukan berdasarkan anamnesis yang terarah, pemeriksaan klinis dalam rongga mulut dan pemeriksaan laboratorium. Dalam
melakukan anamnesis dengan penderita dapat diajukan beberapa pertanyaan- pertanyaan terarah yang dapat menentukan penyebab dan mendiagnosis
xerostomia. Pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan melihat gejala-gejala klinis yang tampak dalam rongga mulut. Gambaran klinis tersebut antara lain :
hilangnya genangan saliva pada dasar mulut, mukosa terasa lengket bila disentuh dengan jari ataupun ujung gagang instrumen. Mukosa juga terlihat
merah dan pada kasus-kasus yang lebih lanjut permukaan dorsal lidah terlihat berfisur dan berlobul.
10
Universitas Sumatera Utara
2. Obat Antidepresan
Obat antidepresan adalah obat-obatan yang mampu memperbaiki suasana jiwa mood dengan menghilangkan atau meringankan gejala keadaan
murung.
16
2.2.1 Jenis obat antidepresan
Jenis obat antidepresan yang digunakan sebagai terapi depresi adalah
sebagai berikut :
a Golongan trisiklik : Imipramine, Amitriptiline, Clomipramine, Desipramine, Doxepine, Nortriptyline, Protriptyline, Trimipramine.
Antidepresan trisiklik adalah obat yang paling sering digunakan. Antidepresan trisiklik menyebabkan efek dengan menghambat neuronal
uptake of noradrenaline dan menyebabkan aktifitas antikolinergik. Antidepresan trisiklik juga menghambat neuronal uptake dari 5HT dan
dopamine. Mekanisme kerjanya yang pasti tidak diketahui. Antidepresan ini efeknya terlihat setelah tiga sampai empat minggu dari pemberian
obat.
17
Obat ini dapat mempunyai efek perbaikan suasana perasaan mood, bertambahnya aktivitas fisik, kewaspadaan mental, perbaikan
nafsu makan, pola tidur yang lebih baik, serta berkurangnya pikiran morbid.
18, 19
Obat depresi golongan ini biasanya menyebabkan mulut kering, tremor ringan, detak jantung cepat, konstipasi, mengantuk, dan
Universitas Sumatera Utara
bertambah berat badan. Khususnya pada penderita yang lebih tua dapat menyebabkan kebingungan, menjadi lambat atau terhenti sewaktu
berkemih, pingsan bila tekanan darah rendah dan koma.
20
b Golongan heterosiklik generasi kedua dan ketiga atau Tetracyclics TCAs : Amoxapine, Maptrotiline, Trazodone, Bupropion, Mirtazapine,
Nefazodone. Obat-obatan ini merupakan antidepresi yang relatif baru. Obat-
obatan ini merupakan hasil dari usaha mendapatkan obat yang efek sampingnya lebih ringan dari antidepresan terdahulu.
18, 19
c Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors SSRIs : Fluoxetine, Paroxetine, Setraline, Fluvoxamine, Citalopram.
SSRIs umumnya adalah obat yang digunakan dalam pengobatan depresi.
17
Obat ini merupakan golongan obat yang secara spesifik menghambat ambilan serotonin SSRIs = Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors. Obat ini merupakan inhibitor spesifik P450 isoenzim.
18, 19
Efek samping dari obat ini adalah mulut kering, mual, kecemasan, insomnia,
masalah seksual dan sakit kepala.
20
d Penghambat Mono-Amine Oxidase Inhibitors MAOIs : Isokarboksazid, Phenelzine, Tranylcypromine.
Penghambat MAO digunakan untuk mengatasi depresi, tetapi penggunannya sangat terbatas karena toksik. Kadang-kadang dapat dicapai
efek yang baik.
18, 19
Efek samping termasuk mulut kering, tremor, insomnia, delirium, konvulsi, hipotensi postural, konstipasi, impoten. Efek samping
Universitas Sumatera Utara
yang serius termasuk peripheral neuropathy dan jaundice oleh karena luka pada hepatoseluler.
17
e Golongan Serotonin Norephinephrine Reuptake Inhibitor SNRIs atau Atypical : Venlafaxine, Trazodone, Nefazodone, Mirtazapine, Bupropion.
Obat ini diindikasikan untuk depresi, depresi yang berhubungan dengan sindrom ansietas, dan gangguan ansietas sosial.
18, 19
Efek samping mirip dengan golongan SSRIs.
20
2.2.2 Dosis Obat Antidepresan