4.2 Frekuensi Xerostomia
Frekuensi xerostomia pada pasien poli psikiatri dibagi dalam beberapa kelompok yaitu kelompok responden yang menggunakan obat antidepresan
dan kelompok responden yang tidak menggunakan obat antidepresan. Frekuensi xerostomia akan disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDEPRESAN DENGAN
XEROSTOMIA
Penggunaan obat antidepresan Xerostomia
Jumlah Ya
Tidak
Kelompok I pasien yang menggunakan obat
antidepresan 83 43,7
12 6,3 95 50
Kelompok II pasien yang tidak menggunakan
obat antidepresan 36 18,9
59 31,1 95 50
Jumlah 119 62,6
71 37,4 190 100
x
2
= 49,767 df = 1
p = 0,0001 Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 190 orang responden,
dijumpai pada kelompok I pasien yang mengalami xerostomia sebanyak 83 orang, dan pada kelompok II pasien yang mengalami xerostomia sebanyak 36
orang. Pada uji Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah 0,0001. Nilai p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
bermakna antara penggunaan obat antidepresan terhadap terjadinya xerostomia. Tabel 5
Tabel 6. FREKUENSI XEROSTOMIA PADA RESPONDEN YANG
MENGGUNAKAN OBAT ANTIDEPRESAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin Xerostomia
Jumlah Ya
Tidak n
n
Laki-laki 31 32,6
4 4,2 35 36,8
Perempuan 52 54,7
8 8,4 60 63,2
Jumlah 83 87,4
12 12,6 95 100
x
2
= 0,73 df = 1
p = 0,529 Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 95 orang responden, dijumpai
pasien perempuan yang menggunakan obat antidepresan adalah paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 52 orang 54,7 dibandingkan dengan
pasien laki-laki yang menggunakan obat antidepresan. Pada uji Pearson chi- square, nilai p yang diperoleh adalah 0,529. Nilai p 0,05, maka Ho diterima
dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin responden terhadap xerostomia. Tabel 6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. FREKUENSI XEROSTOMIA PADA RESPONDEN YANG MENGGUNAKAN OBAT ANTIDEPRESAN BERDASARKAN LAMA
PENGGUNAAN OBAT ANTIDEPRESAN Lama
Penggunaa n Obat
Antidepres an
Xerostomia
Jumlah Ya
Tidak
n n
6 bulan 3 3,2
3 3,2 6 6,3
6 bulan – 1 tahun 13 13,7
0 0 13 13,7
1 – 3 tahun 24 25,3
6 6,3 30 31,6
3 tahun 43 45,3
3 3,2 46 48,4
Jumlah
83 87,4 12 12,6
95 100 x
2
= 12,503 df = 3
p = 0,006 Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 95 orang responden, pasien yang
menggunakan obat antidepresan dengan lama penggunaan 3 tahun paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 43 orang 45,3 dibandingkan
dengan pasien yang menggunakan obat antidepresan lainnya. Pada uji Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah 0,006. Nilai p 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang bermakna antara lama pemakaian obat antidepresan terhadap terjadinya xerostomia. Tabel 7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. FREKUENSI XEROSTOMIA PADA RESPONDEN YANG MENGGUNAKAN OBAT ANTIDEPRESAN BERDASARKAN JENIS
OBAT
Jenis Obat yang Digunakan
Xerostomia Jumlah
Ya Tidak
n n
Golongan Trisiklik 58 61,1
2 2,1 60 63,2
Golongan SSRIs 0 0
0 0 0 0
Golongan MAOIs 17 17,9
10 10,5 27 28,4
Golongan Heterosiklik 0 0
0 0 0 0
Golongan SNRIs 0 0
0 0 0 0
Kombinasi penggunaan obat 1
golongan 8 8,4
0 0 8 8,4
Jumlah 83 87,4
12 12,6 95 100
x
2
= 20,429 df = 2
p = 0,0001 Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 95 orang responden, pasien dengan
jenis obat golongan trisiklik paling banyak banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 58 orang 61,1 dibandingkan dengan pasien yang menggunakan jenis
obat lainnya. Pada uji Pearson chi-square, nilai p yang diperoleh adalah 0,0001. Nilai p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
hubungan yang bermakna antara jenis obat antidepresan yang digunakan responden terhadap xerostomia. Tabel 8
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN