Sistem Klasifikasi Tanah TINJAUAN PUSTAKA

Koefisien lengkungan didefenisikan sebagai : � � = � 2 30 � 10 ⋅� 60 2.15 Dimana : � � : koefisien uniformitas � � : koefisien lengkungan � 10 : diameter butir yang lolos 10 dari berat mm � 30 : diameter butir yang lolos 30 dari berat mm � 60 : diameter butir yang lolos 60 dari berat mm

2.3.3 Analisa Hidrometer Hydrometer Analysis

Analisis hidrometer dapat digunakan untuk memperpanjang kurva distribusi analisa saringan dan untuk memperkirakan ukuran-ukuran yang butirannya lebih kecil dari saringan No.200.Analisis hidrometer tidak secara langsung digunakan dalam sistem klasifikasi tanah. Detail dari uji ini dapat ditemukan di ASTM D422 Bowles, 1984.

2.4 Sistem Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah digunakan untuk mengelompokkan tanah-tanah sesuai dengan perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu. Tujuan dari pengklasifikasian tanah ini adalah untuk memungkinkan memperkirakan sifat fisis tanah dengan mengelompokkan tanah dengan kelas yang sama yang sifat fisisnya diketahui dan menyediakan sebuah metode yang akurat mengenai deskripsi tanah Universitas Sumatera Utara bagi para ahli. Tanah-tanah yang dikelompokkan dalam urutan berdasar satu kondisi-kondisi fisis tertentu bisa saja mempunyai urutan yang tidak sama jika didasarkan kondisi-kondisi fisis tertentu lainnya. Oleh karena itu, sejumlah sistem klasifikasi telah dikembangkan dan pengklasifikasian tersebut terbagi menjadi tiga sistem klasifikasi yaitu : 1. Klasifikasi tanah berdasar teksturukuran butir 2. Klasifikasi tanah sistem USC 3. Klasifikasi tanah sistem AASHTO

2.4.1 Klasifikasi Tanah Berdasar TeksturUkuran Butir

Ukuran butir merupakan suatu metode yang jelas untuk mengklasifikasi tanah, hal tersebut juga sudah digunakan sejak dahulu untuk membuat sistem klasifikasi berdasar ukuran butir. Karena deposit tanah alam pada umumnya terdiri atas berbagai ukuran-ukuran partikel, maka perlu untuk menentukan kurva distribusi ukuran butir dan kemudian menentukan persentase tanah bagi tiap batas ukuran. Departernen Pertanian AS telah mengembangkan suatu sistem klasifikasi ukuran butir melalui prosentase pasir, lanau dan lempung. Pengklasifikasian dengan sistem ini memiliki kekurangan yaitu hanya sedikit sekali hubungan antara ukuran butir dan sifat-sifat fisis bagi tanah butir halus Dunn et al., 1980.Sehingga dilakukan pengembangan sistem klasifikasi tanah yang mengikut sertakan karakteristik konsistensi dan plastisitas dari fraksi Universitas Sumatera Utara halus.Pengklasifikasian tanah berdasar teksturukuran butir dapat dilihat dalam Gambar 2.4 di bawah ini. Gambar 2.4 Klasifikasi Berdasar Tekstur Tanah

2.4.2 Klasifikasi Tanah Sistem USC Unified Soil Classification

Klasifikasi tanah sistem Unified adalah sistem klasifikasi tanah yang paling banyak dipakai untuk pekerjaan pondasi serta dapat digunakan untuk bendungan dan konstruksi lainnya. Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh A.Casagrande 1948 sebagai sebuah metode untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan tanah untuk konstruksi militer.Sistem ini biasa digunakan untuk desain lapangan udara dan untuk spesifikasi pekerjaan tanah untuk jalan. Universitas Sumatera Utara Klasifikasi berdasarkan Unified System Das, 1988, tanah dikelompokkan menjadi : 1. Tanah butir kasar coarse-grained-soil Merupakan tanah yang lebih dari 50 bahannya tertahan pada ayakan no.200 0,075 mm.Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal G atau S. G adalah untuk kerikil gravel atau tanah berkerikil, dan S adalah untuk pasir sand atau tanah berpasir. 2. Tanah berbutir halus fine-grained-soil Merupakan tanah yang lebih dari 50 berat total contoh tanah lolos ayakan no.200 0,075 mm. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal M untuk lanau silt anorganik, C untuk lempung clay anorganik, dan O untuk lanau organik dan lempung organik. Simbol PT digunakan untuk tanah gambut peat, muck, dan tanah-tanah lain dengan kadar organik yang tinggi. Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol kelompok seperti : GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM dan SC.Adapun simbol-simbol lain yang digunakan dalam klasifikasi tanah ini adalah : W :well graded tanah dengan gradasi baik P :poorly graded tanah dengan gradasi buruk L :low plasticity plastisitas rendah LL 50 H :high plasticity plastisitas tinggi LL 50 Universitas Sumatera Utara Untuk klasifikasi yang benar, perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini : 1. Persentase butiran yang lolos ayakan no.200 fraksi halus. 2. Persentase fraksi kasar yang lolos ayakan no.40. 3. Koefisien keseragaman Uniformity coefficient, Cu dan koefisien gradasi gradation coefficient, Cc untuk tanah dimana 0-12 lolos ayakan no.200. 4. Batas cair LL dan Indeks Plastisitas PI bagian tanah yang lolos ayakan no.40 untuk tanah dimana 5 atau lebih lolos ayakan no.200. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Klasifikasi Tanah Sistem Unified

2.4.3 Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO

Sistem klasifikasi tanah sistem AASHTOAmerican Association of State Highway Transportation Official pada mulanya dikembangkan pada tahun 1929 sebagai Public Road Administration Classification System. Sistem ini mengklasifikasikan tanah kedalam delapan kelompok, A-1 sampai A-8, namun Universitas Sumatera Utara kelompok tanah A-8 tidak diperlihatkan tetapi merupakan gambut atau rawa yang ditentukan berdasarkan klasifikasi visual. Setelah diadakan beberapa kali perbaikan, sistem ini dipakai oleh The American Association of State Highway Officials AASHTO dalam tahun 1945. Pengklasifikasian tanah dilakukan dengan cara memproses dari kiri ke kanan pada bagan tersebut sampai menemukan kelompok pertama yang data pengujian bagi tanah tersebut memenuhinya dan pada awalnya membutuhkan data-data sebagai berikut : 1. Analisis ukuran butiran. 2. Batas cair dan batas plastis dan IP yang dihitung. 3. Batas susut. 4. Ekivalen kelembaban sentrifugal, sebuah percobaan untuk mengukur kapasitas tanah dalam menahan air. 5. Ekivalen kelembaban lapangan, kadar lembab maksimum dimana satu tetes air yang dijatuhkan pada suatu permukaan yang kecil tidak segera diserap oleh permukaan tanah itu. Khusus untuk tanah-tanah yang mengandung bahan butir halus diidentifikasikan lebih lanjut dengan indeks kelompoknya.Bagan pengklasifikasian sistem ini dapat dilihat seperti pada Gambar 2.6. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6 Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO Universitas Sumatera Utara

2.5 Tanah Lempung