Nora Pardede : Pengaruh Penambahan Oksigen Terhadap Derajat Putih Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Di Unit Pencucian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009.
derajat putih yang penuh pada tingkat 89 sampai 90 ISO”, proses pemutihan dilaksanakan dengan lima tahap, menggunakan tahapan CEHED atau CEDED. Pada
pemutihan dengan menggunakan hypoklorit, kelompok khromoporik lignin hancur. Derajat putih meningkat sangat tinggi pada tahap ini. Kalsium atau Sodium Hypoklorit
kemungkinan bisa dipergunakan. Salah satu kerugian pada perlakuan ini adalah bahwa selulosa juga diserang oleh hypoklorit, dan oleh karena itu kondisi-kondisi operasi selama
perlakuan ini harus diperhatikan dengan seksama untuk mencegah terjadinya kerusakan terhadap selulosa.
Tahap pemutihan dengan khlorin dioksida menghasilkan pemutihan pulp yang tinggi. Keuntungan dengan perlakuan ini adalah bahwa khlorin dioksida menghancurkan
lignin tanpa merusak selulosa. Peroksida digunakan pada proses pemutihan pulp secara kimia. Digunakan pada kondisi-kondisi yang relatif sejuk 35 sampai dengan 55
o
C, peroksida merupakan zat pemutih yang efektif untuk melindungi selulosa, memperbaiki
derajat putih tanpa kehilangan produksi yang berarti.
2.11 Tahap Oksidasi Ekstraksi EO
Tahap kedua pada proses pencucian dengan banyak tahapan dan ini merupakan tahap pemurnian dari tahap khlorinasi. Tujuan utama dari alkali ekstraksi adalah melarutkan
komponen-komponen penyebab warna yang kemungkinan besar larut dalam larutan alkali yang hangat berdasarkan kerja dari bahan-bahan kimia yang digunakan terhadap
sebahagian proses pemutihan. Kelarutan khlorinat dan lignin yang teroksidasi, dan
Nora Pardede : Pengaruh Penambahan Oksigen Terhadap Derajat Putih Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Di Unit Pencucian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009.
komponen-komponen warna lainnya meningkatkan tingkat keputihan dalam tahap pemutihan berikutnya.
Proses oksidasi kimia seperti khlorin dioksida, peroksida, dan hypo, yang digunakan setelah tahap ekstraksi, merupakan bahan-bahan kimia yang mahal. Konsumsi
bahan kimia tersebut akan menjadi tinggi jika tidak ada tahap ekstraksi yang mengeluarkan lignin dan beberapa hemiselulosa dari pulp. Khlorolignin yang tidak larut
dalam air panas dan media asam terlarut dalam kaustic, pada temperatur rendah. Pada temperatur yang lebih tinggi, hemiselulosa pentosan larut, yang menyebabkan
kehilangan produksi pulp untuk golongan kertas. Sebagai suatu ketetapan 0.5 kali dari khlorin yang diberikan merupakan persentasi
NaOH yang dipakai pada tahap ini. Sebagai contoh, jika penambahan khlorin adalah 5 pulp, kemudian penambahan kaustic akan menjadi 2.5 pulp. Jika subtitusi ClO
2
lebih tinggi pada tahap awal, kaustic yang diberikan terhadap pulp menjadi berkurang. Kondisi-
kondisi untuk alkali ekstraksi normal adalah sesuai untuk penambahan oksigen. Suatu aliran menanjak dari menara adalah lebih disukai akan tetapi aliran menanjak dari tabung
dengan aliran menurun dari menara reaksi adalah sangat cocok untuk dimanfaatkan dalam penambahan oksigen. Penambahan oksigen umumnya 5.0 kgOdt. Karena kenaikan pada
penambahan oksigen, delignifikasi EO meningkat. Tabel berikut ini menunjukkan pengaruh penambahan O
2
yang bervariasi terhadap bilangan kappa pulp pada tahap EO.
Nora Pardede : Pengaruh Penambahan Oksigen Terhadap Derajat Putih Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Di Unit Pencucian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009.
Tabel 2.3 Pengaruh Penambahan Oksigen Terhadap Bilangan Kappa
O
2
Yang Digunakan KgT Post EO K.No
3.5 2
2.9 4
2.6 6
2.5 Pengaruh penambahan oksigen mencerminkan terhadap penghematan khlorin dioksidasi
pada tahap selanjutnya. Khusus 4-5 kg O
2
akan menghemat 2.5- 3.5 kg khlorin dioksida perton pulp. Penambahan O
2
juga akan meningkatkan kualitas bahan buangan Sirait,S. 2003.
Nora Pardede : Pengaruh Penambahan Oksigen Terhadap Derajat Putih Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Di Unit Pencucian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009.
BAB 3 METODOLOGI