Pengelantangan Oksigen Proses Dasar Pemutihan Pulp

Nora Pardede : Pengaruh Penambahan Oksigen Terhadap Derajat Putih Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Di Unit Pencucian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. Sistem itu lebih lanjut bahkan lebih rumit dengan interaksinya bagian-bagian yang reaktif. Sebagai contoh, dalam media alkali penggabungan redikal-radikal hidroksil yang terionisasi dengan oksigen dapat menghasilkan radikal-radikal anion ozonida : O .- + O 2 O 3 .- Teknologi pengelantangan oksigen menjadi mungkin setelah penemuan sifat-sifat penghambat garam-garam magnesium, tetapi degradasi yang kuat terhadap polisakarida masih menjadi penyebab keterbatasan. Reaksi yang paling barbahaya jelas adalah peruraian peroksida-peroksida menjadi radikal-radikal hidroksil. Senyawa-senyawa anorganik dan organik yang keduanya memiliki kesanggupan yang kurang lebih nyata untuk menstabilkan peroksida-peroksida atau menghambat pembentukan radikal-radikal telah diketahui. Namun adiktif semacam itu biasanya juga menghalangi delignifikasi, dan sejauh ini senyawa-senyawa magnesium adalah yang terbaik dan satu-satunya penghambat yang digunakan untuk pengelantangan oksigen. Bahkan jika magnesium ditambahkan sebagai garam yang larut dalam air, misalnya, seperti sulfat, ia segera mengendap sebagai magnesium hidroksida dengan adanya alkali. Sejumlah mekanisme telah diusulkan, namun rupa-rupanya jelas bahwa logam-logam transisi memainkan peranan yang menentukan dan bahwa mereka dideaktifasi melalui beberapa macam hubungan dengan magnesium hidroksida Sjostrom.E. 1995.

2.6 Pengelantangan Oksigen

Pengelantangan oksigen adalah salah satu proses yang paling banyak diteliti dalam bidang pembuatan pulp. Karena oksidasi merupakan reaksi pokok dalam pengelantangan Nora Pardede : Pengaruh Penambahan Oksigen Terhadap Derajat Putih Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Di Unit Pencucian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. penghilangan lignin maka cukup beralasan untuk mengarah pada penggunaan oksigen sebagai bahan pengoksidasi paling murah untuk pengelantangan. Tetapi karena oksigen bukan pendegradasi lignin yamg selektif, maka pulp kimia tidak dapat dikelantang sampai derajat putih hanya dengan oksigen tanpa penyerangan yang besar terhadap polisakarida, yang menghasilkan sifat-sifat kekuatan yang agak jelek. Maka saat ini praktik yang lazim dalam pengelantangan berskala-pabrik adalah menghilangkan sekitar setengah dari sisa lignin dalam pulp yang tidak dikelantang dengan oksigen, dan diakhiri dengan serangkaian pengelantangan secara konvensional. Keuntungan praktis yang utama dari pengelantangan oksigen adalah kenyataan bahwa limbah dari tahap oksigen dapat diproses di dalam sistem pemulihan kraft normal. Kondisi khusus dalam pengelantangan oksigen belum mantap. Pada dasarnya pengelantangan oksigen merupakan proses fasa-gas biasanya pada tekanan antara 4 dan 8 bar dalam medium alkalis, dilakukan pada konsistensi tinggi 20-30 dan suhu 90-140 o C, tergantung pada alkali yang digunakan. Natrium hidroksida dan natrium karbonat merupakan alkali yang umum untuk pulp sulfat, magnesium hidroksida dan karbonat untuk pulp-pulp Mg-sulfit dan bisulfit Fengel,D. 1985.

2.7 Proses Dasar Pemutihan Pulp

Proses pemutihan dapat dianggap sebagai suatu lanjutan proses pemasakan yang dimaksudkan untuk memperbaiki brightness dan kemurnian dari pulp. Hal ini dicapai dengan cara menghilangkan atau memutihkan bahan pewarna yang tersisa pada pulp. Nora Pardede : Pengaruh Penambahan Oksigen Terhadap Derajat Putih Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Di Unit Pencucian PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea, 2009. Lignin yang tersisa adalah suatu zat yang paling dominan untuk menghasilkan warna pada pulp oleh karena itu ini harus dihilangkan atau diputihkan. Tujuan utama proses pemutihan secara umum dapat diringkaskan sebagai berikut : 1. Memperbaiki derajat putih 2. Memperbaiki kemurnian 3. Degredasi serat selulosa seminimum mungkin Pengurangan kandungan resin didalam pulp juga faktor lain yang penting dalam proses pemutihan.

2.8 Teori Pemutihan

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Penggunaan H2O2 Terhadap Kecemerlangan (Brightness) Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi Peroksida (EOP) Unit Fiberline Pada Proses Pemutihan (Bleaching) PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

2 32 49

Pengaruh Penambahan H2O2 Terhadap Kecerahan (Brightness) Tahap Ekstraksi/Oksidasi/Peroksida (E/O/P)Di Pemutihan (Bleaching) Pada Pengolahan Kayu PT Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

3 27 51

Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida (H2o2) Terhadap Derajat Keputihan (Brightness) Pada Tahap D2 Di Unit Bleaching PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea

2 34 54

Pengaruh Penambahan Hidrogen Peroksida (H2O2) Pada Stage Ekstraksi Terhadap Brightness Pulp Di Unit Bleaching PT Toba Pulp Lestari.Tbk Porsea

3 47 49

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

9 58 49

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

0 0 10

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

0 0 2

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

1 1 6

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

0 2 20

Pengaruh PH dan Jumlah Penggunaan Larutan NaOH Pada Proses Pemutihan Pulp Pada Tahap Ekstraksi Oksidasi (Eop) di Unit Pemutihan Fiber Line PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA.

0 0 1