Joskar : Pembuatan Keramik Berpori Dari Limbah Padat Pulp Dengan Aditif Kaolin Sebagai Filter Gas Buang, 2009 USU Repository © 2008
seperti serbuk kayu dan bahan lain misalnya grog yang dapat menghasilkan gas pada saat dibakar sehingga meninggalkan rongga yang disebut pori. Hasil pengukuran
keramik cordierite berpori menunjukkan bahwa densitas berkisar 0,75-1,17 grcm
3
, porositas 58µ
½
, kekuatan patah 0,5-2 MPa, kekerasan HV 0,3-1,8 GPa Sebayang, 2006.
Swedish Ceramic Institute dapat membuat keramik berpori dengan tehnik yang berbeda yang dinamakan tehnik protein suspensi hingga memperoleh porositas antara
50-80 dari volume keramik. Refractron Technologies Corp New York USA adalah badan yang meneliti dan memproduksi keramik berpori, dimana mereka
memproduksi keramik berpori dengan karakteristik standar porositas antara 40-50 sedangkan HP Technical Ceramics memproduksi keramik berpori dengan standar
porositas 35-50. Pembuatan keramik berpori dari bahan limbah juga telah dilakukan oleh Sasai,
dkk 2003 dengan mencampur limbah pabrik kertas, serbuk gergajian kayu K
2
CO
3
sebagai activator dan clay sebagai aditif dan dikalsinasi pada suhu 850 C selama 1
jam pada tekanan 2 atmosfer.
2.7 Absorbsi
Absorbsi adalah terserapnya atau terikatnya suatu substansi absorbet pada permukaan yang dapat menyerap absorbent . Absorbsi dapat terjadi diantara zat
padat dan zat cair, zat padat dengan gas, zat cair dengan zat cair, dan zat cair dengan gas.
Joskar : Pembuatan Keramik Berpori Dari Limbah Padat Pulp Dengan Aditif Kaolin Sebagai Filter Gas Buang, 2009 USU Repository © 2008
Absorbsi terjadi karena molekul-molekul pada permukaan zat yang memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik kearah dalam
gaya kohesi absorben lebih besar dari gaya adhesinya. Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat yang digunakan sebagai absorben cenderung
menarik zat-zat lain yang bersentuhan dengan permukaannya. Berdasarkan interaksi molekular antara permukaan adsorbent dengan absorbet,
absorbsi dibagi menjadi dua bagian, yaitu absorbsi fisika dan absorbsi kimia. Absorbsi fisika terjadi bila gaya intermolekuler lebih besar dari gaya tarik antar
molekul atau gaya tarik menarik yang relatif lemah antara absorbet dengan permukaan absorbent, gaya ini disebut gaya Van der Waals. Adsorbsi ini berlangsung
cepat, dapat membentuk lapisan jamak multilayer, dan dapat bereaksi balik reversible karena energi yang dibutuhkan relatif rendah.
Absorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul absorbet dengan adsorbent dimana terbentuk ikatan kovalen dengan ion. Gaya ikat absorbent
ini bervariasi tergantung pada zat yang bereaksi. Absorbsi jenis ini bersifat irreversible dan hanya dapat membentuk lapisan tunggal monolayer.
2.8 Porositas
Porositas adalah untuk mengetahui pori-pori porositas yang terdapat dalam sampel. Porositas merupakan satuan yang menyatakan keporositasan suatu material
yang dihitung dengan mencari persen berdasarkan daya serap bahan terhadap air
Joskar : Pembuatan Keramik Berpori Dari Limbah Padat Pulp Dengan Aditif Kaolin Sebagai Filter Gas Buang, 2009 USU Repository © 2008
dengan perbandingan volume air yang diserap terhadap volume total sampel. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : m
b
= massa basah g m
k
= massa kering g = massa jenis gcm
3
V
t
= Volume total sample cm
3
2.9 Densitas