Per Petani 30,20 Usahatani Padi Sawah Usaha Sampingan

Tabel 13. Analisis Perbedaan Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Pada Usahatani Padi Sawah Per Petani dan Per Ha Per Musim Tanam di Desa Karang Anyer Tahun 2007. Curahan Tenaga Kerja HKP Strata I Strata II Rataan No. Tahapan Kegiatan P W P W P W Total Pengolahan Lahan a. Per Petani 12,30 0,00 21,71 0,00 17,00 17,00 1 b. Per Ha 48,14 0,00 32,12 0,00 40,13 40,13 Persemaian a. Per Petani 0,58 0,00 1,98 0,00 1,28 1,28 2 b. Per Ha 2,09 0,00 2,94 0,00 2,51 2,51 Penanaman a. Per Petani 0,00 5,08 0,00 14,53 9,80 9,80 3 b. Per Ha 0,00 17,74 0,00 21,56 19,65 19,65 Pemupukan a. Per Petani 1,04 0,00 2,55 0,00 1,79 1,79 4 b. Per Ha 3,63 0,00 3,70 0,00 3,66 3,66 Penyiangan a. Per Petani 1,30 0,00 3,10 0,00 2,20 2,20 5 b. Per Ha 4,60 0,00 4,60 0,00 4,60 4,60 Pemberantas an HP a. Per Petani 0,62 0,00 1,37 0,00 0,99 0,99 6 b. Per Ha 2,16 0,00 2,00 0,00 2,08 2,08 Panen a. Per Petani 14,36 0,00 35,25 0,00 24,80 24,80 7 b. Per Ha 50,80 0,00 25,74 0,00 38,27 38,27 Total

a. Per Petani 30,20

5,08 65,96 14,53 48,06 9,80 57,86

b. Per Ha 111,42

17,74 71,10 21,56 91,26 19,65 110,9 Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 2 dan 3 Berdasarkan Tabel 13 dapat dikemukakan bahwa : 1. Pencurahan tenaga kerja pria dalam usahatani padi sawah lebih tinggi daripada tenaga kerja wanita, yakni pria 111,47 HKPHa dan wanita 17,74 HKPHa pada strata I. Sedangkan pada strata II curahan tenaga kerja pria lebih tinggi dari tenaga kerja wanita, yakni pria 71,10 HKPHa dan wanita 21,56 HKPHa. 2. Pengolahan lahan merupakan kegiatan usahatani padi sawah yang banyak menggunakan tenaga kerja 20,07 HKPHa bila dibandingkan dengan kegiatan panen 19,14 HKPHa, penanaman 9,13 HKPHa, penyiangan 2,30 HKPHa, pemupukan 1,83 HKPHa, persemaian 1,26 HKPHa dan pemberantasan hama dan penyakit 1,04 HKPHa. 3. Tenaga kerja pria umumnya dominan pada kegiatan pengolahan lahan, persemaian, pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan penyakit, dan panen. Sedangkan tenaga kerja wanita lebih dominan pada kegiatan penanaman. Berdasarkan uji beda rata-rata t-test curahan tenaga kerja pria dan wanita pada setiap tahapan kegiatan usahatani padi sawah diperoleh t-hitung = 10,056 dengan t-tabel = 2,47. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel atau t-hit 10,056 t-tabel α 0,05 2,47 maka Ho ditolak dan H 1 diterima pada tingkat kepercayaan 95. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara curahan tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita petani DAFEP dalam setiap kegiatan usahatani padi sawah, sehingga hipotesis yang menyatakan ada perbedaan antara curahan tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita petani DAFEP dalam setiap kegiatan usahatani padi sawah adalah dapat “diterima”.

2. Kesempatan Kerja Yang Tercipta Pada Usahatani DAFEP

DAFEP merupakan suatu wadah yang mampu menjadikan petani lebih baik dari sebelumnya. DAFEP juga memberikan pelatihan dan pembelajaran kepada petani dan keluarganya melalui penyuluh dan petani pemandu yang dilaksanakan dalam 2 kali seminggu. Yang memberikan program- program yang sesuai di daerah masing- masing anggota DAFEP dan benar-benar diinginkan oleh petani. Desa Karang Anyer merupakan salah satu binaan DAFEP sesuai dengan yang didapatkan dilapangan melalui penelitian bahwa petani padi sawah yang dibina DAFEP mengalami kemajuan. Dimana masyarakat di daerah penelitian sudah menerapkan program-program DAFEP seperti halnya SLPHT dan pemupukan padi sawah, pelatihan identifikasi dan penanggulangan penyakit ternak kambing, SLPHT kakao, SL pembenihan ikan mas. Dengan adanya DAFEP di Desa Karang Anyer, maka petani sudah dapat menciptakan sesuatu yang baru. Petani DAFEP juga sudah memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang maju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 14 berikut: Tabel 14. Jumlah Petani Yang Mengikuti Program DAFEP di Desa Karang Anyer. No Program DAFEP Manfaat Jumlah Petani Yang Mengikuti Persentase 1 SLPHT dan Pemupukan Padi Sawah Petani dapat menangani penyakit dan hama yang menyerang tanaman padi sawah dengan memberikan obat- obatan dan in sektisida sesuai yang dianjurkan dan juga cara- cara pemupukan yang tepat. 133 77,33 2 Pelatihan identifikasi dan penanggulangan penyakit ternak kambing Adanya perkembangan ternak yang lebih cepat dan jarang terjadi serangan penyakit ternak. 20 11,63 3 SLPHT kakao Produksi tanaman kakao lebih meningkat dari sebelumnya. 10 5,81 4 SL pembenihan ikan mas Produksi dari ikan mas meningkat. 9 5,23 Jumlah 172 100,00 3. Pengaruh Luas Lahan, Total Pendapatan Keluarga, Jumlah Tanggungan dan Potensi Tenaga Kerja Terhadap Besarnya Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Sawah Salah satu faktor yang berperan dalam usahatani adalah luas lahan yang diusahakan oleh petani. Luas lahan ini mencakup luas areal pertanaman padi sawah yang diusahakan oleh petani. Luas lahan yang dimiliki oleh petani pada umumnya tergantung dari jumlah keluarga yang ada. Jumlah keluarga yang banyak, akan menyebabkan kepemilikan tanah akan semakin sempit, sementara luas lahan yang dimiliki tetap. Anggota keluarga usia produktif adalah anggota keluarga yang berusia 15 sampai 65 tahun. Anggota keluarga usia produktif berpotensi sebagai sumber tenaga kerja bagi petani dalam mengusahakan usahataninya. Total pendapatan keluarga adalah pendapatan bersih petani dari usahataninya ditambah dengan total pendapatan lain yang diperoleh keluarga petani di luar usahataninya. Dalam hipotesis dinyatakan bahwa luas lahan, potensi tenaga kerja, jumlah tanggungan, dan total pendapatan keluarga mempunyai pengaruh terhadap besarnya curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah. Untuk melihat pengaruh luas lahan, potensi tenaga kerja, jumlah tanggungan, dan total pendapatan keluarga terhadap besarnya curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dapat dianalisis dengan metode analisis Regresi Linier Berganda. Untuk lebih jelasnya mengetahui pengaruh variabel X 1 luas lahan, X 2 jumlah tanggungan, X 3 potensi tenaga kerja, dan X 4 total pendapatan keluarga terhadap variabel Y curahan tenaga kerja usahatani padi sawah dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini: Tabel 15. Pengaruh Luas Lahan, Total Pendapatan Keluarga, Jumlah Tanggungan dan Potensi Tenaga Kerja Terhadap Besarnya Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Sawah Variabel Koefisien Regresi t - hitung Intercept 124, 540 11,732 X 1 Luas Lahan - 34,335 - 3,115 X 2 Jlh. Tanggungan 2,672 0,739 X 3 Potensi Tenaga Kerja 0,415 0,146 X 4 Total Pendapatan 5,768E-07 0,528 Multiple R = 0, 603 R – Square = 0, 363 F – hitung = 3, 567 t – tabel α 0,05 = 1, 701 F – tabel α 0,05 = 2, 76 Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 17 Persamaan Regresi Linier Berganda : = 124,540 – 34,335 X 1 + 2,672 X 2 + 0,415 X 3 + 5,768 X 4 Dimana : = Curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah X 1 = Luas lahan ha X 2 = Jumlah tanggungan jiwa X 3 = Potensi tenaga kerja jiwa X 4 = Total pendapatan keluarga Rp Dari analisis Regresi Linier Berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Secara serempak variabel luas lahan X 1 , jumlah tanggungan X 2 , potensi tenaga kerja X 3 , dan total pendapatan keluarga X 4 , mempunyai pengaruh terhadap curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F-hitung sebesar 3,567 F-Tabel sebesar 2,76, dengan R squared persamaan linier regresi sebesar 0,363. 2. Secara parsial, variabel Luas Lahan X 1 tidak berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = - 3,115 t-tabel α 0,05 = 1,701. Hal ini terjadi disebabkan karena petani di daerah penelitian lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga daripada tenaga kerja luar keluarga. 3. Jumlah tanggungan keluarga X 2 tidak berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,739 t-tabel α 0,05 = 1,701. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga ikut serta dalam pengelolaan usahatani padi sawah. 4. Potensi tenaga kerja X 3 tidak berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,146 t-tabel α 0,05 = 1,701. Hal ini menunjukkan karena sebagian dari petani umurnya sudah tua dan memiliki aggota keluarga yang masih pada tingkat pendidikan formal maka curahan tenaga kerja akan menurun. 5. Total pendapatan keluarga X 4 tidak berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,528 t-tabel α 0,05 = 1,701. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar total pendapatan keluarga maka semakin rendah curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah. Adanya hipotesis yang menyatakan bahwa luas lahan, potensi tenaga kerja, jumlah tanggungan, dan pendapatan keluarga berpengaruh secara serempak terhadap curahan tenaga kerja keluarga diterima atau H ditolak dan H 1 diterima. Hipotesis yang menyatakan secara parsial luas lahan, potensi tenaga kerja, jumlah tanggungan dan pendapatan keluarga tidak berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja keluarga ditolak atau H diterima dan H 1 ditolak. 4. Pengaruh Luas Lahan, Curahan Tenaga Kerja, dan Biaya Sarana Produksi Terhadap Produktivitas Pada Usahatani Padi Sawah Produktivitas usahatani padi sawah adalah total produksi padi sawah per satuan luas lahan yang digunakan dalam usahatani padi sawah dengan satuan kgha. Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan produksi padi sawah per satuan luas adalah besar kecilnya sarana produksi yang digunakan. Untuk memperoleh sarana produksi tersebut dibutuhkan biaya sarana produksi yang mencakup biaya pembelian bibit, pupuk, obat-obatan, dan peralatan. Dalam tiap tahapan kegiatan usahatani padi sawah dibutuhkan curahan tenaga kerja. Tenaga kerja tersebut dapat berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Dalam hipotesis dinyatakan bahwa luas lahan, curahan tenaga kerja, dan biaya sarana produksi mempunyai pengaruh terhadap produktivitas dalam usahatani padi sawah. Untuk melihat pengaruh luas lahan, curahan tenaga kerja, dan biaya sarana produksi terhadap produktivitas dalam usahatani padi sawah dapat dianalisis dengan metode analisis Regresi Linier Berganda. Untuk lebih jelasnya mengetahui pengaruh variabel X 1 luas lahan, X 2 curahan tenaga kerja, dan X 3 biaya sarana produksi terhadap variabel Y produktivitas usahatani padi sawah dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini: Tabel 16. Pengaruh Luas Lahan, Curahan Tenaga Kerja, dan Biaya Sarana Produksi Terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Variabel Koefisien Regresi t – hitung Intercept 5335,716 19,263 X 1 Luas Lahan -163,047 -0,505 X 2 Curahan Tenaga kerja 1,948 0,991 X 3 Biaya Sarana Produksi 1,122E-04 0,337 Multiple R = 0,313 R – Square = 0,098 F – hitung = 0,944 T – tabel α 0,05 = 1, 701 F – tabel α 0,05 = 2,98 Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 19 Persamaan Regresi Linier Berganda : = 5335,716 – 163,047 X 1 + 1,948 X 2 + 1,122E-04 X 3 Dimana : = Produktivitas usahatani padi sawah X 1 = Luas lahan ha X 2 = Curahan tenaga kerja HKPHa X 3 = Biaya sarana produksi Rp Dari analisis Regresi Linier Berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Secara serempak variabel luas lahan X 1 , curahan tenaga kerja X 2 , dan biaya sarana produksi X 3 tidak mempunyai pengaruh terhadap produktivitas usahatani padi sawah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F- hitung sebesar 0,944 F- tabel sebesar 2,98, dengan nilai R squared persamaan regresi sebesar 0.098. 2. Secara parsial, variabel Luas Lahan X 1 tidak berpengaruh terhadap produktivitas usahatani padi sawah, di mana t-hit = -0,505 t-tabel α 0,05 = 1,701. Tanda variabel pada t-hitung menunjukkan bahwa semakin besar pertambahan luas lahannya maka produktivitas usahatani akan semakin menurun. 3. Curahan tenaga kerja X 2 tidak berpengaruh terhadap produktivitas usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,991 t-tabel α 0,05 = 1,701. Hal ini disebabkan karena curahan tenaga kerja tidak berfungsi sebagai pelaksana kegiatan- kegiatan uasahatani sehingga tidak berpengaruh bagi kelangsungan produksi. 4. Biaya sarana produksi X 3 tidak berpengaruh terhadap produktivitas pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = 0,337 t-tabel α 0,05 = 1,701. Hal ini disebabkan besarnya biaya sarana produksi tidak dapat menggambarkan besarnya sarana produksinya dipakai. Biasanya semakin besar sarana produksi yang digunakan akan meningkatkan produksi padi sawah per satuan luas lahan. Adanya hipotesis yang menyatakan bahwa luas lahan, curahan tenaga kerja, dan biaya sarana produksi tidak berpengaruh secara serempak terhadap produktivitas usahatani padi sawah ditolak atau H diterima dan H 1 ditolak. Hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial luas lahan, curahan tenaga kerja, dan biaya sarana produksi tidak berpengaruh terhadap produktivitas usahatani padi sawah ditolak atau H ditolak dan H 1 diterima. 5. Pengaruh Luas Lahan, Curahan Tenaga Kerja, dan Biaya Sarana Produksi Terhadap Pendapatan Bersih Pada Usahatani Padi Sawah Pendapatan bersih adalah total penerimaan usahatani padi sawah dikurangi biaya produksi selama melakukan usahatani padi sawah. Dalam hipotesis dinyatakan bahwa luas lahan, curahan tenaga kerja, dan biaya sarana produksi mempunyai pengaruh terhadap pendapatan bersih dalam usahatani padi sawah. Untuk melihat pengaruh luas lahan, curahan tenaga kerja, dan biaya sarana produksi terhadap pendapatan bersih dalam usahatani padi sawah dapat dianalisis dengan metode analisis Regresi Linier Berganda. Untuk lebih jelasnya mengetahui pengaruh variabel X 1 luas lahan, X 2 curahan tenaga kerja, dan X 3 biaya sarana produksi terhadap variabel Y pendapatan bersih usahatani padi sawah dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini: Tabel 17. Pengaruh Luas Lahan, Curahan Tenaga Kerja, dan Biaya Sarana Produksi Terhadap Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah Variabel Koefisien Regresi t – hitung Intercept 2.571.597 4,372 X 1 Luas Lahan 9.302.450 13,575 X 2 Curahan Tenaga kerja -11637,8 - 2,789 X 3 Biaya Sarana Produksi - 1,032 -1,459 Multiple R = 0,994 R – Square = 0,988 F – hitung = 694,065 T – tabel α 0,05 = 1, 701 F – tabel α 0,05 = 2,98 Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 18 Persamaan Regresi Linier Berganda : = 2571597 + 9302450 X 1 - 11637,8 X 2 - 1,032 X 3 Dimana : = Pendapatan bersih usahatani padi sawah X 1 = Luas lahan ha X 2 = Curahan tenaga kerja HKPHa X 3 = Biaya sarana produksi Rp Dari analisis Regresi Linier Berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Secara serempak variabel luas lahan X 1 , curahan tenaga kerja X 2 , dan biaya sarana produksi X 3 mempunyai pengaruh terhadap pendapatan bersih usahatani padi sawah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F- hitung sebesar 649,065 F- tabel sebesar 2,98, dengan nilai R squared persamaan regresi sebesar 0,988. 2. Secara parsial, variabel Luas Lahan X 1 berpengaruh terhadap pendapatan bersih usahatani padi sawah, di mana t-hit = 13,575 t-tabel α 0,05 = 1,701. Pada t-hit menunjukkan bahwa semakin besar pertambahan luas lahan maka pertambahan pendapatan bersih akan semakin naik. Hal ini terjadi karena semakin besar luas lahannya maka biaya produksi akan semakin besar sedangkan produktivitas usahatani cenderung menurun sehingga pertambahan pendapatan bersih akan semakin berkurang. 3. Curahan tenaga kerja X 2 tidak berpengaruh terhadap pendapatan bersih usahatani padi sawah, di mana t-hit = -2,789 t-tabel α 0,05 = 1,701. Hal ini terjadi disebabkan karena pertambahan curahan tenaga kerja akan menambah biaya produksi sehingga akan mengurangi pertambahan pendapatan bersih usahatani padi sawah. 4. Biaya sarana produksi X 3 tidak berpengaruh terhadap pendapatan bersih pada usahatani padi sawah, di mana t-hit = - 1,459 t-tabel α 0,05 = 1,701. Hal ini disebabkan karena biaya sarana produksi merupakan salah satu komponen dari total biaya produksi yang mempengaruhi besarnya pendapatan bersih usahatani padi sawah. Adanya hipotesis yang menyatakan bahwa luas lahan, curahan tenaga kerja dan biaya sarana produksi berpengaruh secara serempak terhadap pendapatan bersih usahatani padi sawah diterima atau H ditolak dan H 1 diterima. Hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan bersih usahatani padi sawah diterima atau H ditolak daan H 1 diterima. Hipotesis yang menyatakan bahwa secara parsial curahan tenaga kerja dan biaya sarana produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan bersih usahatani padi sawah ditolak atau H diterima dan H 1 ditolak.

5. Total Pendapatan Keluarga Petani DAFEP Ditinjau Dari Garis

kemiskinan Menurut Sajogyo 1988 Total pendapatan keluarga adalah pendapatan usahatani padi sawah dan pendapatan usaha sampingan .

a. Usahatani Padi Sawah

Usahatani padi sawah di daerah penelitian diusahakan dalam 2 kali musim tanam. Untuk lebih jelasnya pendapatan keluarga petani dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini: Tabel 18. Analisis Pendapatan Keluarga Petani DAFEP di Desa Karang Anyer Tahun 2007 I II No Uraian MT I MT II Rp MT I MT II Rp Rataan Produksi Per Petani 3.164,00 7.580,00 5.372,00 1 Per Ha 1.1140,84 11..049,50 11.095,17 Biaya Produksi Per Petani 1.428.426,4 5.065.605.6 3.247.016 2 Per Ha 10.059.340,85 14.768.529,45 12.413.935,15 Pendapatan Bersih 3 Per Petani 6.481.573,6 13.884.394,4 10.182.984 Per Ha 23.363.647 24.152.590,7 23.758.118,85 4 Pendapatan Keluarga 6.481.573,6 13.884.394,4 10.182.984 Sumber : Data Primer diolah dari Lampiran 9 Berdasarkan Tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa rataan produksi per petani sebesar 5.372 kg dan per Ha sebesar 11.095,17 kg, rataan biaya produksi per petani sebesar Rp 3.247.016 dan per Ha sebesar Rp 12.413.935,15, rataan pendapatan bersih per petani sebesar Rp 10.182.984 dan per Ha sebesar Rp 23.758.118,85, dan rataan pendapatan keluarga adalah sebesar Rp 10.182.98.

b. Usaha Sampingan

Usaha sampingan adalah pendapatan petani di luar padi sawah. Adapun yang menjadi usaha sampingan petani DAFEP adalah pedagang, buruh bangunan, buruh tani, dan peternak. Untuk melihat lebih jelasnya tentang usaha sampingan keluarga petani padi sawah dapat dilihat pada Tabel 19 berikut ini: Tabel 19. Usaha Sampingan Petani DAFEP di Desa Karang Anyer Tahun 2007 No Jenis Strata I Strata II Pekerjaan Jumlah Jiwa Rp Jumlah Jiwa Rp Rataan 1 Pedagang 3 1.400.000 4 750.000 1.075.000 2 Buruh Bangunan 2 300.000 2 150.000 225.000 3 Buruh Tani 1 200.000 1 100.000 150.000 4 Beternak 5 1.500.000 6 750.000 1.125.000 Sumber : Data Primer diolah dari Lampiran 10 Berdasarkan Tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa jenis usaha sampingan petani DAFEP di Desa Karang Anyer yang paling besar adalah beternak yaitu sebesar Rp 1.125.000, berdagang sebesar Rp 1.075.000, buruh bangunan sebesar Rp 225.000 dan buruh tani dengan rataan sebesar Rp 150.000.

c. Total Pendapatan Keluarga Petani