ANATOMI DAN FISIOLOGI PUPIL

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI PUPIL

Ukuran pupil normal berbeda-beda pada berbagai umur dan pada satu orang ke lain orang. Diameter pupil normal kira-kira 3 – 4 mm, dan pada anak-anak cenderung makin besar dan dengan bertambahnya umur, pupil makin menciut. Banyak orang normal yang ukuran pupilnya kanan dan kiri berbeda sedikit anisokori fisiologis. Kadang- kadang terdapat perbedaan ukuran pupil kanan dan kiri yang nyata, walaupun pada mata normal. Fungsi pupil adalah untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata untuk mendapatkan fungsi visual terbaik pada berbagai derajat intensitas cahaya. 12,13 2.1.1. NEUROANATOMI JALUR PUPIL Pemeriksaan mengenai reaksi pupil adalah penting untuk menentukan lokasi kerusakan yang mengenai jalur lintas optik. Pengetahuan mengenai neuroanatomi jalannya reaksi pupil terhadap cahaya dan miosis yang berkaitan dengan akomodasi adalah sangat penting. A. Refleks cahaya : Jalur yang dilalui refleks cahaya seluruhnya adalah subkortikal. Serabut-serabut pupil aferen yang didalamnya termasuk saraf optik dan jalur lintas optik hanya sampai di tempat meninggalkan traktus optik tepat sebelum sinapsis serabut-serabut visual didalam badan genikulatum lateral. Kemudian berjalan ke daerah pretektal di mesenfalon dan bersinaps. Impuls-impuls kemudian disampaikan oleh serabut-serabut yang menyilang melalui komisura posterior ke nukleus Edinger-Westphal Bobby Ramses Erguna Sitepu : Hubungan Ukuran Pupil Dengan Miopia Derajat Sedang Dan Berat, 2008 USU e-Repository © 2008 di sisi satunya. Sebagian serabut-serabut berjalan langsung di sebelah ventral nukleus Edinger-Westphal ipsilateral. Jalur lintas eferen melalui saraf III ke ganglion siliar di dalam kerucut otot ekstra okular retrobulbar serabut-serabut pascaganglion berjalan melalui saraf siliar brevis untuk mempersarafi otot sfingter iris. B. Refleks Melihat dekat : Pada waktu mata melihat ke obyek dekat, akan terjadi tiga reaksi : akomodasi, konvergensi dan penciutan pupil, dan memberikan bayangan terfokus tajam pada titik-titik di retina yang bersangkutan. Ada petunjuk yang menyakinkan bahwa jalur lintas terakhir yang biasa berjalan melalui saraf okulomotor dengan sinapsis pada ganglion siliar. Jalur lintas aferen ini belum jelas kerjanya tapi kenyataannya ia masuk ke dalam mesensefalon di sebelah ventral nukleus Edinger- Westhpal dan mengirimkan serabut-serabutnya ke kedua sisi korteks. 10,12,13 Ukuran pupil dikontrol oleh iris, yang terdiri dari 2 kelompok otot polos yaitu 1. Otot konstriktor pupil : berfungsi untuk konstriksi dan dipersarafi oleh sistem saraf parasimpatis N. III. 2. Otot dilator pupil : berfungsi untuk dilatasi dan dipersarafi oleh sistem saraf simpatis. 12,13,14 Pupil mempunyai 3 fungsi utama , yaitu : • Mengatur jumlah sinar yang masuk ke retina. • Mengurangi jumlah aberasi sferik serta kromatis yang ditimbulkan oleh gangguan atau kelainan sistem optik pada kornea dan lensa. • Menambah ketajaman fokus sinar pada retina. 13,14 Bobby Ramses Erguna Sitepu : Hubungan Ukuran Pupil Dengan Miopia Derajat Sedang Dan Berat, 2008 USU e-Repository © 2008 2.1.2. JARAS KONSTRIKSI PUPIL DAN REFLEX CAHAYA PARASIMPATIS Stimulus berupa cahaya akan diteruskan oleh serabut aferen n. II ke nukleus pretektetal. Setelah bersinap di nukleus ini maka impuls akan diteruskan ke : • Nukleus Edinger Westphal sisi yang sama • Nukleus pretektal kontralateral, dari nukleus ini impuls akan diteruskan ke nukleus Edinger Westphal kontralateral dari sumber cahaya. Dari masing-masing nukleus Edinger Westphal ini, impuls akan diteruskan ke ganglion siliaris. Dari ganglion ini, impuls akan diteruskan ke otot konstriktor pupil melalui serabut eferen parasimpatis. 12,13,14 Gambar 1 : Reflek cahaya dan akomodasi Diambil dari The Pupils and Acomodation, Duane’s Clinical Ophthalmology, Chapter 15, Vol. 2 Bobby Ramses Erguna Sitepu : Hubungan Ukuran Pupil Dengan Miopia Derajat Sedang Dan Berat, 2008 USU e-Repository © 2008 2.1.3. JARAS DILATASI PUPIL SIMPATIS • Saraf simpatis untuk otot-otot dilator pupil berasal dari hipotalamus bagian posterolateral yang berjalan ke arah inferior melalui segmen otak dan pons tanpa menyilang dan berakhir pada kornu intermedio lateral medula spinal setinggi C 8 hingga T 2. Bagian ini disebut sistem ke I dari neuron preganglionik. • Sistem ke II dari serabut simpatis pre-ganglionik adalah serabut simpatis yang keluar dari medula spinal bersama-sama dengan radiks T 1 dan masuk ke rantai simpatis para vertebra yang sangat sangat berdekatan dengan serabut simpatis yang menuju pleura dan apeks paru. Serabut simpatis ini berbalik keatas bersama-sama dengan ansa sub klavia di sekeliling arteria sub klavia terus ke atas melalui ganglion servikalis inferior dan medius selanjutnya berakhir di ganglion servikalis superior yang terletak di dasar tengkorak. • Sistem ke III dari serabut simpatis adalah serabut post-ganglionik okulosimpatik yang berjalan masuk ke dalam tengkorak bersama-sama dengan arteri karotis interna, sedangkan serabut-serabut simpatis untuk kelenjar keringat mengikuti arteri karotis eksterna dan cabang-cabangnya. • Serabut okulo simpatis post-ganglion memberikan serabut sarafnya ke otot-otot dilator pupil, otot Muller pada kelopak atas dan bawah, kelenjar lakrimal serta serabut trofik untuk pigmen uvea. 13,14 Bobby Ramses Erguna Sitepu : Hubungan Ukuran Pupil Dengan Miopia Derajat Sedang Dan Berat, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 2 : Jaras dilatasi pupil Diambil dari The Pupils and Acomodation, Duane’s Clinical Ophthalmology, Chapter 15, Vol. 2 Bobby Ramses Erguna Sitepu : Hubungan Ukuran Pupil Dengan Miopia Derajat Sedang Dan Berat, 2008 USU e-Repository © 2008 2.2. PEMERIKSAAN KLINIS 2.2.1. ANAMNESIS