C. 1. 4. Putusan Pengadilan Negeri
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rantau Prapat melalui Putusan No. 498Pid.B2014PN-Rap tanggal 22 Oktober 2014, menjatuhkan putusan dengan
Pasal 49 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa Kriston Sianturi tersebut di atas, terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penelantaran terhadap anak” sebagaimana dalam dakwaan Kedua ;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 6 enam bulan ; 3.
Memerintahkan Terdakwa untuk ditahan ; 4.
Menetapkan barang bukti berupa: a.
1 satu exampler foto copy Putusan Cerai antara Rosmaida Br. Saragih dengan Kriston Sianturi Reg. No. 26Pdt.G2009PN-Rap
tanggal 26 Januari 2010 yang telah dilegalisir b.
1 satu lembar foto copy Kutipan Akta Cerai Nomor 1210-CR- 16102013-0001 tanggal 16 Oktober 2013 yang telah dilegalisir
5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp2.000,- dua ribu rupiah ;
C. 2. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1726 KPid.Sus2009
C. 2. 1. Kronologis
Terdakwa dalam kasus ini bernama Syahrul Eriadi, SH, lahir di Kisaran 1 Mei 1968, berdomisili di Jalan Benteng Lingkungan VII, Kelurahan Mutiara
Kisaran, beragama Islam dan bekerja sebagai wartawan. Peristiwa ini bermula ketika terjadi perceraian antara Terdakwa dengan istrinya Siti Halimah
berdasarkan putusan Pengadilan Agama Kisaran tanggal 18 Oktober 2006 No. 148Pdt.G2006PA.Kis. Terdakwa kawin lagi dengan perempuan lain yang
bernama Lisnawati. Akibat perceraian tersebut, Terdakwa dibebani kewajiban untuk membiayai nafkah kepada 3 anaknya yaitu Fikka Marizza Erhas, Shelly
Dwi Devita dan Anggi Tri Mauliza sebesar Rp600.000,- enam ratus ribu rupiah setiap bulannya. Akibat perbuatan tersebut 3 anak terdakwa terlantar karena tidak
diberikan biaya sekolahbiaya sehari-harinya, dan akibat perbuatan Terdakwa kemudian orang tuaibu kandungnya mengadukan Terdakwa kepada pihak yang
berwajib.
C. 2. 2. Dakwaan
Penuntut Umum menyusun dakwaan secara alternatif yakni: Dakwaan Pertama diancam dengan Pasal 77 huruf b Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi: “Penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau
penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp100.000.000,00
seratus juta rupiah.” Dakwaan Kedua diancam dengan Pasal 304 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
KUHP yang berbunyi: “Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seseorang dalam
keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena
persetujuan dia wajib memberi kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
C. 2. 3. Tuntutan
Atas dakwaan tersebut, selanjutnya Jaksa Penuntut Umum mengajukan tuntutan sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa Syahrul Eriadi, SH, dinyatakan bersalah
melakukan kejahatan “Dengan sengaja melakukan penelantaran anak”, melanggar Pasal 77 huruf b Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo.
Pasal 64 ayat 1 KUHP. 2.
Menjatuhkan pidana penjara selama 1 satu tahun penjara dengan denda Rp5.000.000,- lima juta rupiah subsidair 6 enam bulan kurungan.
3. Barang bukti berupa foto copy tetap berada dalam berkas perkara.
4. Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp1.000,- seribu rupiah.
C. 2. 4. Putusan Pengadilan