jamur-jamur rendah seperti Phycomycetes, dan juga Ascomycetes, serta Deuteromycetes Dwidjoseputro, 1978.
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun teretrial, pada ketinggian 300-1000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme
tanah yang melekat pada jerami atau partikel debu yang tertiup angin. Salah satu yang paling banyak ditemukan adalah spora jamur Penicillium sp dan spora
mikroba Bacillus Dwidjoseputro, 1978. Jamur yang terdapat di udara adalah dalam bentuk spora. Spora jamur
merupakan alat reproduksi, baik seksual maupun aseksual. Tipe spora jamur ini bermacam-macam, tergantung dari letak, ukuran dan bentuknya. Misalnya
konidiospora, zygospora, sporangiospora dan lain-lain, sehingga dapat dipergunakan untuk membantu dalam identifikasi jamur tersebut Dwidjoseputro,
1978. Oleh karena hal di atas, penulis telah melakukan pemeriksaan terhadap
cemaran mikroorganisme udara di beberapa area produksi fillinf room line II dengan menggunakan alat MAS 100 NT di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
Medan.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui jumlah bakteri pada daerah Filling Room Line II dengan menggunakan alat Mas 100 NT
2. Untuk mengetahui jumlah kapang dan khamir pada daerah Filling Room Line II dengan menggunakan alat Mas 100 NT
3. Untuk mengetahui apakah jumlah bakteri, kapang dan khamir tersebut sesuai dengan Standar Baku Mutu Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
261MENKESSK II1998.
1.3 Manfaat Percobaan
Manfaat dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui jumlah mikroba berupa bakteri, kapang dan khamir pada area Filling Room Line II dan
memastikan keefektivan proses cleaning line produksi sehingga dapat menjamin kualitas dari kebersihan produk dari PT Coca-Cola Amatil Indonesia CCAI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang organisme yang terlalu kecil untuk diidentifikasi oleh mata manusia tanpa
alat bantu, yang disebut mikroorganisme. Jika sebuah benda memiliki diameter lebih kecil dari 0.1 mm, mata kita tidak akan dapat mengidentifikasinya sama
sekali, dan hanya sebagian kecil yang dapat kita identifikasi pada benda yang memiliki diameter sebesar 0.1 mm. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
organisme dengan diameter 1 mm atau lebih kecil disebut mikroorganisme dan memiliki cakupan yang cukup luas dalam bidang ilmu mikrobiologi.
Mikroorganisme memiliki taksonomi yang tersebar luas, termasuk beberapa hewan, protozoa, beberapa alga dan fungi, bakteri, dan virus. Keberadaan dari
dunia mikroba ini tidak diketahui sampai adanya penemuan mikroskop, suatu alat optik yang memungkinkan untuk melakukan perbesaran suatu benda yang sangat
kecil yang tidak dapat dilihat dengan jelas dengan mata manusia. Mikroskop ditemukan pada awal abad ke-17, yang membuka cabang ilmu biologi yang
sempit menjadi suatu sistem ilmiah yang dapat dijelajahi Adelberg, et al., 1977. Akibat dari ukuran mikroorganisme yang kecil, informasi yang dapat
diperoleh dari hasil pengujian tersendiri tentang siklus hidupnya sangatlah terbatas, disamping itu populasi dari mikroba tersebut merupakan kumpulan dari
jutaan bahkan miliaran dari mikroba. Populasi ini dapat diperoleh dari