Penyakit Jantung Bawaan Pada Wanita Dengan Kehamilan

Obat Efek pada janin Indikasi pada ibu hamil dengan penyakit jantung katup Kategori Resiko Prokainamid Tidak mempunyai efek yang besar Adakalanya digunakan untuk supresi aritmia atrial atau ventrikel Cm Amiodaron Hipotiroidism, retardasi pertumbuhan intrauterine, kelahiran prematur Jarang digunakan selama kehamilan karena efek samping; digunakan untuk supresi aritmia atrial atau ventikel pada pasien resiko tinggi Cm Antibiotika untuk profilaksis endokarditis Ampisilin Tidak mempunyai efek yang besar Diberikan dengan gentamisin pada pasien resiko tinggi untuk mencegah endokarditis B Vankomisin Tidak mempunyai efek yang besar Diberikan dengan gentamisin pada pasien resiko tinggi untuk mencegah endokarditis Cm Gentamisin Tidak mempunyai efek yang besar Diberikan dengan ampisilin atau van komisin pada pasien resiko tinggi untuk mencegah endokarditis C

Bab III Penyakit Jantung Bawaan Pada Wanita Dengan Kehamilan

Dengan kemajuan dalam diagnostik, terapi medik, dan terapi surgikal pada penyakit jantung bawaan, saat ini penderita tersebut dapat hidup sampai dewasa. Sebagian dari penderita ini dapat mengalami kehamilan. Tiap kelainan pada penderita penyakit jantung bawaan mempunyai keunikan tersendiri, dan keunikan tersebut menjadi pertimbangan dalam menangani penderita penyakit jantung bawaan. Pertimbangan tersebut berupa: 1. Beberapa tipe kelainan pada penyakit jantung bawaan akan menambah resiko morbiditas dan mortalitas maternal secara signifikan. 2. Meningkatnya derajat lesi pada ibu, akan meningkatkan angka kematian janin. 3. Terdapatnya penyakit jantung bawaan pada orang tua atau saudaranya akan meningkatkan resiko kelainan bawaan pada jantung dan kelainan kongenital lainnya, lihat tabel 3.1 Penyakit jantung bawaan didapati pada 0,8 - 1 persen dari seluruh kelahiran hidup, dan didapatnya penyakit jantung bawaan pada orang tua akan menambah resiko 2 - 15 persen. Resiko tersebut akan meningkat 2 - 3 kali lebih besar jika didapati pada ibu dibanding pada ayah, tetapi keadaan ini tidak bersifat universal. Resiko pada anak ini akan mencapai 50 persen bila kelainan tersebut diturunkan secara autosomal dominant pada kasus sindroma Marfan, sindroma Long - QT congenital, atau hipertropik kardiomiopati. Bila diketahui, penyakit jantung bawaan pada ibu mesti dikoreksi sebelum pembedahan. Pada beberapa kasus hal tersebut akan membuat keadaan intra uterin sangat baik untuk perkembangan janin. 4. Implikasi lesi residual atau lesi yang tidak dapat dioperasi mesti dimengerti sebelum kehamilan dan mesti dilakukan tindakan terhadapnya. 5. Pemberian antibiotika profilaksis untuk mencegah infektif endokarditis semasa kehamilan mesti diberikan terhadap lesi yang peka terhadap komplikasi, sebagaimana yang diperlukan pada kelainan katup. e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 20 Dalam penatalaksanaan terhadap wanita hamil dengan penyakit jantung bawaan perlu diperhatikan perlu dijelaskan kemungkinan resiko yang dialami janin yang dikandungnya. Pada tabel dibawah ini disampaikan resiko penyakit jantung bawaan pada bayi yang orang tuanya menderita penyakit jantung bawaan. Tabel 3.1. Penyakit jantung bawaan pada bayi yang orang tuanya menderita penyakit jantung bawaan. Penyakit Jantung Bawaan Pada Orang Tua Persentase Resiko Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi Bila Satu Orang Tua Menderita Penyakit Jantung Bawaan Pirau intra kardiak Defek septum atrium 3 – 11 Defek septum ventrikel 4 – 22 Duktus anteriosus persisten 4 -11 Obstruksi bagian kiri 3 – 26 Obstruksi bagian kanan 3 – 22 Kelainan yang kompleks Tetralogy Fallot 4 – 15 Anomali Ebstein Tidak dapat ditentukan Transposisi pembuluh darah besar Tidak dapat ditentukan Kardomiopati hipertropik dengan hipertrofi septum yang asimetris 50 Sindroma marfan 50 Pirau kiri ke kanan Penyakit jantung bawaan dengan pirau kiri ke kanan, pada sebagian wanita, sering tidak diketahui sampai usia dewasa dan sampai mereka mengalami kehamilan. Pirau kiri ke kanan akan meningkatkan kejadian untuk terjadinya hipertensi pulmonal, gagal jantung kanan, aritmia dan emboli, walaupun komplikasi ini tidak jelas disebabkan oleh kehamilan. Derajat pirau dipengaruhi oleh resitensi relatif sirkuit sistemik dan pulmonal yang biasanya akan menurun semasa kehamilan. Beban volume ventrikel kanan yang meningkat pada pirau kiri ke kanan umumnya dapat ditoleransi selama kehamilan. Sebaiknya penderita dengan pirau kiri ke kanan harus menjalani bedah koreksi sebelum menjalani kehamilan. Tindakan bedah koreksi ini tidak mempengaruhi insidens penyakit jantung bawaan pada keturunannya. Defek Septum Atrium Defek septum atrium bisa tidak diketahui sebelum kehamilan, karena gejala dan tandanya sering sering tidak jelas. Pada wanita dengan defek tipe ostium sekundum, kehamilan dapat ditoleransi oleh ibu dan janin. Bila salah satu orang tua mengalami defek septum atrium, kemungkinan anaknya mempunyai penyakit jantung bawaan sebesar 5 - 10 persen, dan nilai ini tidak berubah walaupun telah dilakukan tindakan bedah koreksi sebelumnya. Defek tipe primum juga dapat ditoleransi selama kehamilan, kecuali jika disertai kelainan kongenital lain yang signifikan. Defek Septum Ventrikel Lebih dari setengah defek septum ventrikel akan menutup pada masa kanak-kanak. Dan bising jantung biasanya dapat dideteksi bila lesi masih menetap dan dapat dikenali e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 21 semasa kehamilan. Pada penderita defek septum ventrikel, kehamilan umumnya masih dapat ditoleransi. Kadang-kadang dapat disertai gagal jantung kongestif atau aritmia semasa kehamilan dan mesti diterapi. Jika tidak disertai hipertensi pulmonal, tidak akan mempengaruhi mortalitas maternal. Mortalitas janin dapat mencapai 20 persen jika ibu yang lesinya tidak dikoreksi. Kemungkinan janin mempunyai penyakit jantung bawaan sebesar 5 - 10 persen, dan nilai ini tidak berubah walaupun telah dilakukan tindakan bedah koreksi sebelumnya. Duktus arteriosus persisten Duktus arteriosus persisten umumnya dapat ditoleransi semasa kehamilan. Bila terjadi gagal jantung kongestif, pengobatan dengan terapi standard umumnya cukup efektif Pemberian antibiotika profilaksis untuk pencegahan infektif endokarditis sangat dianjurkan. Angka mortalitas janin tidak lebih besar dari angka yang didapati pada wanita tanpa penyakit jantung. Pirau kanan ke kiri Penyakit jantung sianotik Pirau kanan ke kiri dapat terjadi melalui defek ditingkat atrium, ventrikel atau duktus arteriosus persisten, dimana resistensi vascular paru melebihi resistensi vascular sistemik atau bila didapati obstruksi pada right ventricular outflow sedangkan resistensi vascular paru dalam keadaan normal. Semuanya akan menimbulkan penyakit jantung sianotik. Sianosis sendiri akan menyebabkan peningkatan kadar hemoglobin dan akan menyebabkan kematian janin yang tinggi, prematuritas dan berat badan lahir rendah. Keadaan resistensi vascular paru yang tinggi atau sindroma Eisenmenger ini disebut juga dengan hipertensi pulmonal, dan dalam keadaan ini dianjurkan untuk menghindarkan atau menghentikan kehamilan. Bila sianosis bukan karena sindroma eisenmenger, angka kematian ibu berkurang dan resiko untuk terjadinya gagal jantung meningkat kira-kira 15 persen dan dari tromboemboli, aritmia dan endokarditis 4,5 persen. Tetralogy Fallot Merupakan pirau kanan ke kiri yang terbanyak, akibat obstruksi aliran darah ke paru dimana resistensi vascular paru masih normal. Bila kelainan ini tidak dikoreksi, kehamilan yang sempurna dapat dicapai tetapi mortalitas maternal masih tinggi dan angka kehilangan janin mencapai lebih dari 50 persen. Setelah tindakan operasi koreksi total defek, mortalitas maternal tidak jelas melebihi dari wanita tanpa penyakit jantung; kesempatan keturunan untuk mendapatkan penyakit jantung sekitar 5 - 10 persen. LESI OBSTRUKTIF Ada dua rekomendasi pada wanita dengan lesi jantung obstruktif. Pertama deplesi cairan mesti dihindarkan, karena akan menyebabkan penurunan cardiac output yang bermakna dimana lesi obtruksi terjadi dibagian sisi kiri atau sisi kanan jantung. Kedua, tindakan bedah atau tindakan pemasangan kateter untuk mengatasi obstruksi dianjurkan sebelum kehamilan dengan tujuan tidak hanya untuk meningkatkan keselamatan maternal tetapi juga untuk menurunkan kesempatan penyakit jantung bawaan pada keturunan. Obstruksi aliran darah dari ventrikel kanan lebih disukai dikoreksi sebelum kehamilan dan cara ini akan menurunkan morbiditas maternal dan kemungkinan menurunkan e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 22 insidens penyakit jantung bawaan pada turunan. Jika lesi obstruktif menetap sampai saat kehamilan, pencegahan deplesi volume cairan sangat penting diperhatikan. Lesi obstruksi pada sisi kiri jantung termasuk stenosis aorta valvular telah dijelaskan sebelumnya. Hanya sedikit pengalaman yang diketahui pada stenosis aorta valvular yang isolated, yang disertai band atau dengan subvalvular band, tetapi pendekatan yang direkomendasi untuk stenosis aorta valvular akan dapat dipakai. Dua proses penyakit lesi obstruksi kiri yang lain yaitu koarktasio aorta dan kardiomiopati hipertrofi obstruktif memerlukan beberapa diskusi. Koarktasio aorta Kelainan ini lebih sering pada laki-laki, tetapi dapat juga terjadi pada wanita, dan pada laki-laki sering disertai katup aorta bicuspid. Individu yang dikenainya dapat mencapai usia dewasa muda dan mengalami kehamilan. Mortalitas maternal bervariasi dari 3 - 8 persen. Koreksi bedah sebelum operasi akan mengurangi resiko untuk diseksi aorta atau furfur -dan kematian- kurang dari 1 persen. Jika kehamilan terjadi pada wanita dengan koarktasio aorta, perlu kontrol tekanan darah dan profilaksis antibiotika diperlukan karena sering berhubungan dengan katup aorta bicuspid. Efek dilatasi koarktasio dengan menggunakan kateter pada kehamilan yang berikutnya tidak dapat ditentukan, tetapi tampaknya kemungkinan menurunkan resiko yang berhubungan dengan kehamilan sebagaimana dengan prosedur bedah. Tidak jelas apakah terapi mekanik menurunkan derajat yang berhubungan dengan ruptur aneurisma intracranial. Kardiomiopati hipertrofi obstruktif Kardiomiopati hipertrofi obstruktif HOCM disebut juga dengan idiopathic hypertrophic sub aortic stenosis = IHSS merupakan penyakit turunan yang bersifat autosomal dominan dengan penembusan yang bervariasi; jadi turunan akan mempunyai kesempatan kelainan yang sama sebesar 50 persen. Penurunan pada resistensi vascular periper dan penumpukan darah diperiper dapat menyebabkan hipotensi dan peningkatan katekolamin yang intermiten pada kehamilan dapat mmeningkatkan obstruksi left ventricular outflow. Peningkatan gejala dispnea, rasa tidak enak didada dan palpitasi selama kehamilan dapat terjadi selama kehamilan. Tidak jelas apakah kehamilan akan meningkatkan kira-kira 1-3 persen kesempatan kematian mendadak pertahunnya, walaupun kematian telah dilaporkan pada sindroma ini pada masa kehamilan. Pada lesi obstruktif ini peflu dihindarkan hipovolemia. Terapi dengan penyekat beta sangat dianjurkan pada saat kelahiran dan konsep ini dapat dimengerti walaupun tidak terbukti. LESI KONGENITAL KOMPLEKS Amat sulit menduga hasil kehamilan pada wanita dengan kelainan jantung congenital yang kompleks. Secara umum angka mortalitas dan morbiditas sangat tinggi terutama bila kelainan tersebut menyebabkan sianosis pada ibu. Tindakan bedah telah membuat kehamilan dipertimbangkan, meskipun pada wanita dengan penyakit yang berat seperti ventrikel tunggal yang fungsional atau atresia tricuspid. Transposisi pembuluh darah besar Wanita dengan d-transposition of the great arteries beberapa dengan ventrikel tunggal dapat mengalami kehamilan. Sedikit informasi yang tersedia menunjukkan hasil pada ibu e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 23 dan janin sangat jelek. Koreksi bedah yang parsial maupun yang komplit terhadap lesi yang ada dan dilakukan sebelum kehamilan memperlihatkan hasil yang lebih baik terhadap ibu dan janin. Pada l-transposition of the great arteries dan tidak disertai kelainan yang sulit seperti sianosis, disfungsi ventrikel atau blok jantung, umumnya kehamilan dapat ditoleransi. Anomali Ebstein katup tricuspid Keadaan ini bisa ringan atau tidak dikenali selama kehamilan. Meningkatnya problema disfungsi ventrikel kanan, obtruksi pada sisi kanan jantung dan pirau kanan ke kiri yang mengakibatkan sianosis akan meningkatkan resiko pada wanita selama kehamilan. Mortalitas ibu dan janin rendah jika penderita tidak mempunyai penyakit yang berat dan angka kehilangan janin sekitar 25 persen. Adanya pirau kanan ke kiri menjadi alasan untuk menghindarkan kehamilan. Sindroma Marfan Kemungkinan amat sulit untuk menegakkan sindroma Marfan, tetapi hal ini sangat penting dilakukan karena kehamilan sangat berbahaya pada wanita yang menderita sindroma Marfan. Pertama karena resiko kematian akibat ruptur aorta atau diseksi aorta sangat tinggi semasa kehamilan, terutama jika aorta sangat besar lebih dari 40 mm pada ekokardiografi. Kedua angka harapan hidup wanita dengan sindroma Marfan berkurang kira-kira separuh dari normal, secara tidak langsung usia ibu akan terbatas. Ketiga setengah dari keturunannya akan dikenai sindroma ini. Alasan ini yang menyebabkan wanita dengan sindroma marfan dianjurkan untuk tidak hamil. Resiko diatas juga menjadi rekomendasi untuk menghentikan kehamilan jika telah terjadi. Jika orang tua memilih untuk meneruskan kehamilan, maka aktivitas mesti dibatasi dan hipertensi mesti dicegah. Obat penyekat beta jelas terbukti tidak bermanfaat bila digunakan sebagai profilaksis, tetapi penggunaannya pada penderita sindroma Marfan dengan kehamilan kelihatan menjadi suatu alasan. Sindroma Marfan merupakan salah satu sindroma kardiovaskuler dimana seksio sesaria dianjurkan untuk mencegah stress hemodinamik pada saat kelahiran. PENYAKIT MIOKARD Kardiomiopati hipertropik Kardiomiopati hipertropik diatandai sebagai konsentrik atau asimetrik. Bentuk asimetrik dikenal sebagai kardiomiopati hipertropik obstruktif dan diketahui sebagai lesi obstruktif Kardiomiopati hipertropik konsentrik bisa terjadi sebagai akibat stenosis aorta atau hipertensi. Jika bukan disebabkan kedua hal diatas, penyebab, prognosis dan penatalaksanaan sering tidak jelas, walaupun tidak berhubungan dengan kehamilan. Jika gagal jantung kongestif atau irama abnormal terjadi maka terapi standard cukup memadai. Selanjutnya hipovolemia mesti dihindarkan. Kardiomiopati dilatasi Penyebab kardiomiopati dilatasi tidak jelas diketahui, tetapi sekitar 30-50 persen bersifat familial. Kejadian ini yang menyokong alasan untuk mennghindarkan kehamilan. Rekomendasl ini tidak didukung data percobaan prospektif, tetapi sebagaimana diketahui disfungsi miokard berhubungan dengan meningkatnya mortalitas maternal dan janin e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 24 dalam berbagai bentuk penyakit miokard. Keadaan diatas juga berasal dan observasi dimana berkembangnya problem diatas sebagai akibat kehamilan. Kardiomiopati peripartum merupakan kardiomiopati dilatasi yang terjadi semasa kehamilan, tetapi kenyataannya hampir semata-mata terjadi dalam trimester ketiga atau enam minggu pertama postpartum dan merupakan kelainan yang unik. Beberapa laporan kasus menyokong bahwa miokarditis merupakan bagian dari penyakit ini dan dibuktikan dengan biopsy endomiokardial, dan pengobatan dengan obat anti inflamasi bisa mempengaruhi hasil dengan baik. Dan tidak jelas apakah miokarditis merupakan bentuk tersering dari bentuk kardiomiopati. Dan percobaan prospektif besar pada situasi rniokarditis lain telah gagal mcnyokong nilai pengobatan ini. Suatu studi kecil telah rnenyokong peranan pengobatan dengan imun globulin. Pada wanita dengan kardiomiopati dilatasi, semasa kehamilan, terapi standard untuk gagal jantung, tromboemboli dan aritmia cukup sempurna. Jika fungsi ventrikel tidak kembali normal setelah kehamilan, kehamilan berikutnya berhubungan dengan mortalitas maternal yang mencapai 50 persen. Bila fungsi ventrikel kembali normal, kehamilan berikutnya memungkinkan, tepai mortalitas maternal masih mencapai 10 persen. Penyakit Jantung Koroner Nyeri dada sering terjadi semasa kehamilan normal dan sebagian besar disebabkan distensi abdomen atau retluks gastroesofageal. Penyakit jantung koroner jarang sebagai penyebab, tetapi mungkin terjadi. Angina dan infark miokard dilaporkan telah terjadi semasa kehamilan. Penyakit jantung koroner dalam kehamilan dapat sebagai akibat aterosklerosis, terutama dengan hiperlipidemia familial, diabetes mellitus, hipertensi atau riwayat merokok. Penyebab lain adalah diseksi arteri koroner, spasme, emboli atau vaskulitis. Vaskulitis dapat sebagai akibat penyakit Kawasaki atau Takayasu yang sering terjadi pada wanita dari pada pria dan sebagai penyebab stenosis arteri yang proksimal dan dapat mempengaruhi arteri koroner. Jika penyakit jantung koroner dipertimbangkan sebagai penyebab pemeriksaan elektrokardiogram dan test stress exercise dapat membantu diagnosis. Jika diperlukan pemeriksaan image talium dan angiografi dapat dilakukan. Jika penyakit jantung koroner terbukti atau dipertimbangkan sebagai penyebab maka pengobatan terapi standard medik mesti diberikan. Jika gejala tidak berkurang maka agioplasti atau tindakan bedah by pass dapat dilakukan. Bab lV Penyakit Jantung Hipertensi Pada Wanita Dengan Kehamilan Hipertensi yang ditemui pada masa kehamilan menjadi salah satu masalah bagi wanita hamil. Anamnese yang cermat diperlukan untuk mengetahui apakah hipertensi yang ditemui telah terjadi sebelum kehamilan, atau pada saat kehamilan. Hipertensi bisa didapati sebelum kehamilan sekitar 1-5 persen dan dapat menetap semasa kehamilan. Wanita nonnotensi yang mengalami kehamilan, dapat mengalami hipertensi sekitar 5-7 persen. Umumnya gangguan hipertensi dapat merupakan komplikasi 12 sampai 22 persen dan kehamilan dan penyebab utama mortalitas dan morbiditas maternal. e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 25 Hipertensi semasa kehamilan dinyatakan bila tekanan sistolik ≥ 140 mm Hg dan atau tekanan diastolic ≥ 90 mm Hg. Hipertensi semasa kehamilan dapat diklasifikasi dalam 3 kategori yaitu hipertensi kronik, hipertensi gestasional, dan pre eklampsi dengan atau tanpa hipertensi sebelumnya. Hipertensi kronik dinyatakan bila tekanan darah ≥ 14090 mm Hg didapati sebelum kehamilan, sebelum usia kehamilan 20 minggu atau menetap setelah 42 hari post partum. Obat-obatan yang diberikan untuk hipertensi diastolic 110 mm Hg telah menunjukkan hasil mengurangi terjadinya resiko stroke dan komplikasi kardiovaskular. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang berkembang pada bagian akhir kehamilan, tidak berhubungan dengan proteinuria atau gambaran preeklamsi dan akan menghilang setelah 12 minggu postpartum. Keadaan ini bisa menandakan akan terjadinya hipertensi kronik pada masa yang akan datang, tetapi mempunyai hubungan dengan hasil yang baik terhadap ibu dan janin. Pre-eklamsi bisa didapati pada 3 sampai 8 persen kehamilan. Wanita yang hamil pertama kali dibawah usia 20 tahun mempunyai resiko yang paling besar untuk mengalami preeklamsi. Gambaran klinis yang klasik berupa hipertensi yang terjadi secara perlahan- lahan, proteinuria 300 mg24 jam dan edema. Simplom biasanya dimulai pada trimester ketiga dan menyembuh setelah kelahiran. Penyebab pre-eklamsi sampai saat ini masih belum jelas. Bila wanita dengan preeklamsi mengalami kejang grandmal maka disebut eklamsi. Pre-eklamsi yang tidak diobati mempunyai resiko terhadap ibu dan janin. Bila pre-eklamsi disertai factor resiko seperti kejang, hipertensi berat, sindroma HELLP Hemolysis, elevated liver enzyme, low platelets, abrupsio plasenta, perdarahan serebral, edema pulmonal, gaga ginjal atau gagal hati, maka janin harus segera dilahirkan. Hipertensi karena preeklamsi akan membaik dalam beberapa hari setelah melahirkan dan akan kembali normal setelah 12 minggu kelahiran. Panduan untuk mengatur tekanan darah pada wanita dengan kehamilan hingga saat ini masih didapati perbedaan pendapat. Dianjurkan tekanan darah sistolik dibawah 160 mm Hg dan tekanan darah diastolic dibawah 100 mm Hg. Angka ini merupakan harus keselamatan dalam menghadapi episode hipertensi berat dan untuk meningkatkan survival janin. Terapi non farmakologi bila memungkinkan lebih disukai, walaupun belum jelas manfaatnya. Tirah baring yang ketat dapat menurunkan tekanan darah, tetapi umumnya keadaan ini tidak direkomendasikan. Membatasi aktifitas fisik dan mengurangi stress selalu dianjurkan. Membatasi masukan garam tidak dianjurkan, kecuali pada penderita yang jelas diketahui sebelumnya mempunyai hipertensi sensitive terhadap garam salt-semitive hypertension, karena wanita hamil dengan hipertensi mempunyai volume plasma yang lebih rendah dibanding wanita dengan normotensi. Jika diperlukan pengobatan farmakologik, metil dopa menjadi menjadi pilihan. Sebaliknya penggunaan antihipertensi tidak selalu menunjukkan meningkatkan survival pada janin dan menghasilkan anak dengan mental dan perkembangan fisik yang normal. Metil dopa, hidralazin, dan labetolol merupakan obat pertama untuk anti hipertensi pada wanita hamil. Penggunaan obat-obat anti hipertensi lain akan mempunyai hasil yang sama, tetapi belum diteliti dengan sempurna. Termasuk terapi awal dengan beta bloker β1 selektif atau diuretic. Calcium channel blocker seperti amlodipine atau diltiazem terbukti efektif e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 26 menurunkan tekanan darah dan penggunaan ACE inhibitor tidak boleh digunakan dan keamanan penggunaan angiotensin II blocking agent belum diketahui. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat obat yang dapat digunakan pada hipertensi dengan kehamilan. Tabel 4.1. Obat anti hipertensi yang digunakan pada kehamilan. Obat Contoh Obat Uraian α 2 -adrenergic blocker Metil dopa Paling sering digunakan, aman, obat pilihan Beta blocker Atenolol, Meoprolol Aman, dilaporkan menyebabkan bradikardia janin, retardasi pertumbuhan α, β blocker Labetolol Manjur, sangat sedikit data aman Vasodilator arterial Hydralazin Manjur dan aman semasa kehamilan dan laktasi ACE inhibitors Kaptopril Kontraindikasi semasa kehamilan karena toksik untuk janin Calcium channel blocker Diltiazem Aman, tetapi tidak banyak data mendukung penggunaannya Diuretik Furosemide Aman, tetapi terbatas kemanjurannya Sodium nitroprusside Hindarkan pada kehamilan karena mempunyai potensi toksisitastiosianat pada janin Magnesium sulfat Obat pilihan untuk mencegah kejang eklamsi

Bab V. Obat-Obat Kardiovaskuler Dan Kehamilan