dari suatu bangsa. Aktivitas etnomatematika, dalam prakteknya mengusulkan model alternatif dari hubungan manusia dan hubungan antara kelompok-kelompok budaya
yang berbeda. Pada penelitian ini aktivitas etnomatematika yang akan diteliti ialah aktivitas membilang, menghitung, dan mengukur.
2.4 Masyarakat Jawa di Sukoreno
Negara Indonesia merupakan negara yang yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Salah satu suku yang hampir tersebar luas menempati wilayah di Indonesia
merupakan suku Jawa, dimana di dalamnya terdapat masyarakat Jawa. Masyarakat tersebut memiliki tradisi dan budaya yang sangat kental, dan akhir-akhir ini
mendominasi tradisi dan budaya nasional di Indonesia. Nama dan istilah Jawapun sudah akrab di telinga bangsa Indonesia. Menurut Herusatoto dalam Marzuki, 2006,
masyarakat Jawa merupakan salah satu masyarakat yang hidup dan berkembang mulai zaman dahulu hingga sekarang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa
dalam berbagai ragam dialeknya dan mendiami sebagian besar Pulau Jawa. Salah satu provinsi di Pulau Jawa adalah Jawa Timur yang berpenduduk sekitar
35 juta jiwa dan dibagi menjadi 10 wilayah kebudayaan, yaitu wilayah kebudayaan Jawa Mataram, Jawa Panaragan, Arek, Samin Sedulur Sikep, Osing Using,
Pandalungan, Madura Pulau, Madura Bawean, dan Madura Kangean. Masyarakat pada wilayah kebudayaan ini umumnya menempati suatu wilayah tertentu dan
mengembangkan lingkungan budaya yang khas jika dibandingkan dengan wilayah budaya lain. Komunitas kebudayaan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Komunitas Pandalungan merupakan komunitas perpaduan antara budaya Jawa dan Madura, yang bertempat tinggal di Pesisir Utara dan sebagian Pesisir
Selatan Jawa Timur. Kelompok ini sering disebut sebagai komunitas hibrida. Rata-rata dari mereka suka bekerja keras, agresif, ekspansif, tidak suka mendendam perasaan,
dan memiliki solidaritas yang tinggi. Daerah kantong budaya Pandalungan ini
diantaranya Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, dan Bondowoso. Sutarto dan Sudikan, 2004
Pada wilayah Jember tidak hanya masyarakat Jawa yang terdapat di dalamnya, namun juga terdapat masyarakat Madura. Sebagian besar masyarakat Jawa berada di
daerah Jember bagian selatan dan pesisir. Sedangkan masyarakat Madura mendominasi daerah Jember bagian Utara, terutama di daerah kota. Pada aktivitas budaya, setiap
masyarakat selalu melakukan aktivitas sehari-hari mereka sesuai dengan budaya yang telah ada di tempat tinggalnya masing-masing. Begitu juga masyarakat di Jember, yang
melakukan aktivitas mereka sesuai dengan budaya yang ada. Salah satu daerah Jember yang mayoritas masyarakatnya asli suku Jawa yaitu
di Desa Sukoreno. Berdasarkan data yang diperoleh, Desa Sukoreno terdiri dari 3 dusun, yaitu kandangrejo, krajan kidul, dan krajan lor. Jumlah penduduk keseluruhan
Desa Sukoreno sebanyak 8.879 jiwa. Untuk jumlah penduduk secara rinci berdasarkan jenis kelamin dan kewarganegaraan WNI dan WNA dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 2.4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kewarganegaraan WNI dan WNA Tahun 2015
DUSUN J U M L A H P E N D U D U K
WNI WNA
JUMLAH L
P L + P
L P
L + P L
P L + P
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Kandangrejo 1.410 1.359 2.769
- -
- 1.410 1.359 2.769
Krajan Kidul
1.938 1.975 3.913 -
- -
1.938 1.975 3.913 Krajan Lor
1.114 1.083 2.197 -
- -
1.114 1.083 2.197 JUMLAH
4.462 4.417 8.879 -
- -
4.462 4.417 8.879
Masyarakat Desa Sukoreno terdiri dari berbagai macam profesi, seperti PNS, polisi, tentara, wiraswasta, petani, tukang bangunan, buruh tani, dan sebagainya. Akan
Sumber: Kantor Desa Sukoreno
tetapi, sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai buruh tani dan petani. Jumlah penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut ini. Tabel 2.4.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2015
DUSUN J U M L A H P E N D U D U K M E N U R U T P E N C A H A R A I A N
PNS TNI
POL Wiraswasta Petani
Tukang Buruh
Tani Pensiunan Nelayan Jasa Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 Kandang
rejo 22
11 36
303 29
482 17
- 18
918 Krajan
Kidul 17
11 32
519 41
826 28
- 26
1.500 Krajan
Lor 20
4 30
441 23
344 19
- 17
673 JUMLAH
59 26
98 1.038
93 1.652
64 -
61 3.091
Pada aktivitas bertani, terdapat aktivitas matematika yang dilakukan dengan cara mereka sendiri. Namun masyarakat masih kurang menyadari bahwa sebenarnya
ada sebagian dari aktivitas bertani mereka yang dapat disebut sebagai aktivitas matematika seperti membilang, menghitung, mengukur, mengelompokkan, dan
sebagainya. Petani tidak akan lepas dari aktivitas tersebut saat melakukan aktivitas bertani.
Namun aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan sesuai dengan waktunya masing-masing. Misalnya aktivitas membilang, petani di Desa Sukoreno dalam menyebutkan ukuran
luas sawah jarang sekali menggunakan ukuran m
2
. Petani menggunakan sebutan lain untuk setiap ukuran sawahnya, seperti sakwolon, seprapatsak kedok, dan sebagainya.
2.5 Penelitian yang Relevan