LINIER PROGRAMMING Penentuan Koefisien Multiple Regresi Dengan Menggunakan Metode Linier Programming

2.2 LINIER PROGRAMMING

2.2.1 Model Linier Programming Linier programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Linier programming memakai suatu model matematis yang menggambarkan masalah yang dihadapi. Linier memiliki arti bahwa semua fungsi matematis dalam model harus merupakan fungsi-fungsi linier, sedangkan programmingpemrograman dapat diartikan sebagai perencanaan. Dengan demikian linier programming dapat didefenisikan sebagai membuat rencana kegiatan-kegiatan dengan menggunakan suatu model umum dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber daya-sumber daya yang terbatas secara optimal. Model dasar atau Persamaan linier dapat dirumuskan sebagai berikut : Cari nilai-nilai yang dapat menghasilkan berbagai kombinasi optimum maksimum atau minimum dari : n X X X ,..., , 2 1 n n X C X C X C Z     ... 2 2 1 1 fungsi tujuan Dengan syarat bahwa fungsi tujuan tersebut memenuhi kendala-kendala atau syarat-syarat ikatan sebagai berikut : 2 2 2 22 2 21 1 1 2 12 1 11 ... ... b atau X a X a X a b atau X a X a X a n n n n           . . . . . . . . . . . . m n mn m m b atau X a X a X a      ... 2 2 1 1 dan bahwa : j = 1,2,…,n untuk X j ,  syarat non-negatif Universitas Sumatera Utara atau dalam bentuk kompaknya : optimumkan maksimumkan atau minimumkan :    n j i i X C Z 1 untuk j = 1, 2, …n dengan syarat ikatan :     n i i j ij b atau X a 1 , untuk i = 1, 2, … m Konsep linier programming ditemukan dan diperkenalkan pertama kali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah linier programming dengan banyak variabel keputusan. Kemudian banyak ahli yang bergabung dengan Dantzig dalam konsep pengembangan linier programming. Paper pertamanya adalah metode solusi yang bernama metode simplex. Dalam pengembangan linier programming, Dantzig bekerjasama dengan Marshal Wood dan Alex O, dan masih banyak para ahli yang lainnya ikut. Kemudian, setelah berhasil diterapkan pada sektor pemerintah dan swasta, akhirnya disadari bahwa linier programming merupakan masalah yang sangat membantu dalam analisis bidang bisnis. Model Linier Programming ini merupakan bentuk dan susunan dari dalam menyajikan masalah-masalah yang akan dipecahkan dengan teknik linier programming. Dalam model linier programming dikenal 2 dua macam fungsi, yaitu : 1. fungsi tujuan objective function adalah fungsi yang menggambarkan tujuansasaran di dalam permasalahan linier programming yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal, untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Pada umumnya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan sebagai Z. 2. fungsi batasan constraint function adalah bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Tabel Awal Linier Programming 1 2 3 4 5 1 C j 1 X … … … … 2 X k X n X 1 d l d n d B C B V B W 0 0 … 0 … 0 … … 1 w l w n w  1 d 1 X 1 b 11 a 12 a 2 … … 1 … 0 … 0 k a 1 n a 1  2 d 2 X 2 b 21 a 22 a … … 0 … 0 … 0 k a 2 n a 2 … … … ……………………………………………………… 3 Baris 1  l d l X l b 1 l a … … 0 … 1 … 0 2 l a lk a ln a … … … ………………………………………………………  n d n X n b nl a … … 0 … 0 … 1 2 n a nk a n a  i i d b : Variabel keputusan dan variabel deviasi Kolom 5 : Nilai sebelah kanan putusan Kolom 4 : Matriks identitas menunjukkan pemasukan variabel deviasi negatif Kolom 1 : Faktor prioritas dan bobot untuk setiap variabel deviasi positif yakni variabel basis dan memasukkan variabel deviasi artificial Kolom 2 : wakili jumlah total deviasi dari Baris 2 : fungsi objektif. j X  i d . Kolom 3 : Koefisien variabel ke ij a .  . i d i P i W seperti ditampilkan dalam kolom 2. Nilai total deviasi absolut, yang me semua tujuan untuk tiap tabel sebagai interasi proses pendapatan. Vektor baris dari penunjuk nol pada proses perhitungan Baris 3 : Bobot untuk setiap variabel deviasi yang dimasukkan dalam i W Z j C j – Z j Universitas Sumatera Utara Pada garis besarnya langkah-langkah dalam analisis persoalan linier programming dengan metode simpleks adalah seperti terlihat dalam Gambar 2.3. Langkah Langkah 1 Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Konversikan semua ketidaksamaan menjadi kesamaan bentuk baku: Gunakan peubah disposal slack dan surplus atau artifisial Tentukan penyelesaian pendahuluan yang layak initial basic feasible solution : Gunakan peubah astifisialpeubah disposal Lakukan penyempurnaan penyelesaian kelayakan Penyelesaian kelayakan yang dicari perlu diteruskan …? Apakah penyelesaian kelayakan yang kini sudah layak feasible dan optimal …? Carilah penyelesaian kelayakan yang lebih baik Penyelesaian kelayakan sudah optimal Tidak ada penyelesaian tidak layaktidak optimal MULAI SELESAI Gambar 2.3 Langkah-langkah dalam analisis PL dengan metode simpleks Universitas Sumatera Utara 2.2.2 Asumsi-Asumsi Dasar Linier Programming Dalam model linier programming terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi agar permasalahan linier programming menjadi absah, adapun asumsi linier programming adalah sebagai berikut : 1. Proportionality Asumsi ini berarti bahwa naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding propotional dengan perubahan tingkat kegiatan. contoh : a. n n X C X C X C X C Z      ....... 3 3 2 2 1 1 Setiap pertambahan 1 unit X 1 akan menaikkan Z sebesar C 1 b. 1 3 13 2 12 1 11 ....... b X a X a X a X a n n      Setiap pertambahan 1 unit X 1 akan menaikkan penggunaan sumber sebesar a 11 2. Additivity Asumsi ini berarti bahwa nilai tujuan setiap kegiatan bersifat independent bebastidak saling bergantung dan dalam linier programming dianggap bahwa kenaikan nilai tujuan Z yang diakibatkan oleh suatu kegiatan dapat langsung ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai kegiatan lain. misalnya : Z = 3X 1 + 5X 2 dengan X 1 = 10 ; X 2 = 2 sehingga Z = 30 + 10 = 40 Andaikan X 1 bertambah 1 unit, maka sesuai dengan asumsi pertama, nilai Z menjadi 40 + 3 = 43. Jadi nilai 3 karena kenaikan X 1 dapat langsung ditambahkan pada nilai Z mula-mula tanpa mengurangi bagian Z yang diperoleh dari kegiatan 2 X 2 . Dengan kata lain, tidak ada korelasi antara X 1 dan X 2 . Universitas Sumatera Utara 3. Divisibility Dalam linier programming diperbolehkan menggunakan angka pecahan. misalnya : dari hasil perhitungan didapat nilai X 1 = 4,5 ; X 2 = 7,25 dan Z = 85.000,25 Dalam hal tertentu nilai pecahan ini harus dibulatkan dengan menggunakan integer, misalnya : jumlah mahasiswa diperguruan tinggi tidak mungkin dalam bentuk pecahan. 4. Deterministik Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model linier programming yang berupa a ij , b i dan C j dapat diketahui secara pasti. 2.2.3 Terminologi Linier Programming Agar memahami dengan baik bidang yang dipelajari , pembaca selalu harus mengerti istilah-istilah dan lambang-lambang khusus yang digunakan orang dalam bidang studi itu. Berikut ini adalah defenisi dari beberapa istilah dan lambang yang biasa digunakan dalam Linier Programming. 1. Decision variabel adalah seperangkat variabel yang tidak diketahui dilambangkan j x , dengan j =1, 2, … n yang akan dicari nilainya variabel keputusan. 2. Right hand side value RHS adalah nilai-nilai yang biasanya menunjukkan ketersediaan sumber daya dilambangkan dengan i b yang akan ditentukan kekurangan atau kelebihan penggunaannya nilai sisi kanan. 3. Variabel Dasar adalah variabel yang nilainya sama dengan sisi kanan dari persamaan. 4. Kolom Kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk mengubah tabel. Pilih kolom yang mempunyai nilai pada garis fungsi tujuan yang bernilai negatif dengan angka terbesar. Universitas Sumatera Utara 5. Baris Kunci adalah baris yang merupakan dasar untuk mengubah tabel tersebut. Untuk itu terlebih dahulu carilah indeks tiap-tiap baris dengan cara membagi nilai-nilai pada kolom RHS dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci. 6. Angka Kunci Pivot merupakan perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci. 2.2.4 Unsur-Unsur Linier Programming Setiap model Linier Programming paling sedikit terdiri dari dua komponen yaitu : fungsi tujuan, dan kendala-kendala tujuan. Fungsi Tujuan Adapun fungsi tujuan dalam linier programming, yaitu : Minimumkan       m i i i d d Z 1 Dalam hal ini peubah deviasi positif dan deviasi negatif adalah tidak lain daripada peubah-peubah slek dan surplus. Model Linier Programming, nilai yang tidak diketahui, tetapi akan melakukannya secara tidak langsung melalui minimisasi simpangan negatif dan positif dari nilai RHS kendala tujuan. Linier Programming mencari nilai solusi secara langsung melalui minimisasi penyimpangan-penyimpangan dari nilai RHSnya. j x j x Kendala Tujuan Ada empat jenis kendala tujuan yang berlainan. Maksud setiap jenis kendala itu ditentukan oleh hubungannya dengan fungsi tujuan. Pada Tabel 2.1 disajikan keempat jenis kendala itu. Terlihat bahwa setiap jenis kendala tujuan harus punya satu atau dua variabel simpangan yang ditempatkan pada fungsi tujuan. Dimungkinkan adanya kendala-kendala yang tidak memiliki variabel simpangan. Kendala-kendala ini sama seperti kendala-kendala persamaan linier. Persamaan pertama pada Tabel 2.1 maknanya serupa dengan kendala pertidaksamaan ≤ dalam masalah program linier maksimasi. Persamaan kedua maknanya serupa dengan kendala pertidaksamaan ≥ pada masalah program linier minimisasi. Persamaan ketiga memperbolehkan penyimpangan dua arah, tetapi persamaan ini mancari penggunaan sumber daya yang Universitas Sumatera Utara diinginkan sama dengan . Jika kendala persamaan dianggap perlu dalam perumusan model linier programming, ia dapat dimasukkan dengan menempatkan sebuah artificial variabel , seperti pada persamaan keempat. i b  i d

2.3 Analisis Dualitas