Analisis Dualitas Penggunaan Teknik Linear Programming dengan Metode Simpleks

diinginkan sama dengan . Jika kendala persamaan dianggap perlu dalam perumusan model linier programming, ia dapat dimasukkan dengan menempatkan sebuah artificial variabel , seperti pada persamaan keempat. i b  i d

2.3 Analisis Dualitas

Setiap persoalan program linier selalu memiliki dua macam analisis, atau katakanlah dua pakar yang menjadi satu, yaitu 1 analisis primal dan 2 analisis dual yang biasanya disebut analisis primal-dual. Untuk persoalan maksimisasi, maka semua rumusan fungsi kendalanya mempunyai tanda “lebih kecil daripada atau sama dengan”. Jika persoalannya adalah minimisasi maka tanda fungsi syarat ikatanya harus “lebih besar daripada atau sama dengan”, ingat bahwa tidak perlu semua konstanta atau nilai sebelah kanan disingkat nsk Jika suatu persoalan dalam rumusan program liniernya memiliki fungsi kendala kesamaan nilai nsk-nya bertanda sama dengan, maka fungsi kendala tersebut dapat ditukar atau diganti dengan dua fungsi lainnya yaitu : Pertama, bertanda “lebih kecil daripada atau sama dengan” Kedua, bertanda “lebih besar daripada atau sama dengan”, Salah satu diantara kedua fungsi kendala lain tersebut pilih mana saja, kemudian diambil, dan kalikan dengan -1 unutk mendapatkan fungsi kendala baru yang sesuai dengan aturan yang diminta. Model Umum Masalah primal Masalah dual Maksimumkan    n j i i X C Z 1 dengan kendala : , i n j j ij b X a   1 untuk i =1, 2, … m dan x j ≥ 0 untuk j = 1, 2, …n Minimumkan    n i i i Y b G 1 dengan kendala : , i m i j ij C Y a   1 untuk i =1, 2, … m dan Y j ≥ 0 untuk j = 1, 2, …n Universitas Sumatera Utara Apabila bentuk persamaan diatas dinyatakan dalam bentuk notasi matriks, maka kita peroleh rumusannya seperti terlihat dalam persamaan berikut : Masalah primal Masalah dual Minimum : Y b G  dengan kendala : AY ≤ C Y ≥ 0 Maksimum : X C Z  dengan kendala : AX ≤ b X ≥ 0 BAB 3 Universitas Sumatera Utara PEMBAHASAN

3.1. Penggunaan Teknik Linear Programming dengan Metode Simpleks

Andaikan suatu persoalan penentuan model multiple regresi yaitu diberikan data sebagai berikut : , 3 5 1 2 4 1 1 3 1 2 2 1 3 1 1                  X                  5 5 4 3 4 Y dengan menentukan regresi MINMAD yang terdiri dari , estimasi 2 2 1 1 ˆ ˆ ˆ ˆ X X Y       2 1 , ,    . i i i d d d 2 1   i i i d d d 2 1   bentuk umum minimum : Z =    i i d d 2 1 kendala : Y d d X    2 1  bentuk standart minimum : Z = 25 24 23 22 21 15 14 13 12 11 d d d d d d d d d d          kendala : 4 3 21 11 2 1      d d    5 3 5 5 2 4 4 3 3 2 2 25 15 2 1 24 14 2 1 23 13 2 1 22 12 2 1                     d d d d d d d d             Universitas Sumatera Utara  ij d misalkan : 1 X   4 11 X d  9 21 X d  3 2 2 1 X X     6 13 5 12 X d X d   11 23 10 22 X d X d   8 15 7 14 X d X d   13 25 12 24 X d X d   fungsi tujuan minimum : 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 X X X X X X X X X X Z           kendala : 4 3 9 4 3 2 1      X X X X X 5 3 5 5 2 4 4 3 3 2 2 13 8 3 2 1 12 7 3 2 1 11 6 3 2 1 10 5 3 2 1                     X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X  i X selanjutnya, persamaan fungsi tujuan dan kendala dimasukkan ke dalam tabel awal simpleks sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel Awal Simpleks C j 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 B C B V B W 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 X 13 X Universitas Sumatera Utara 1 4 X 4 1 1 3 1 0 0 0 0 -1 0 0 0 0 1 5 X 3 1 2 2 0 1 0 0 0 0 -1 0 0 0 1 6 X 4 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 -1 0 0 1 7 X 5 1 4 2 0 0 0 1 0 0 0 0 -1 0 1 8 X 5 1 5 3 1 -1 Z j 21 5 15 11 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 C j – Z j -5 -15 -11 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 Kolom kunci Baris kunci Pada tabel dapat dilihat bahwa nilai   j j Z C  yang negatif terbesar adalah -15, maka kolom kuncinya adalah X 2 , dan rasio yang positif paling kecil dari X 2 yaitu : 41, 32, 43, 54, 55 adalah 55 maka baris kunci adalah X 8. Dengan demikian X 2 mengganti X 8 di variabel dasar. Baris kunci baru = pivot 1 baris kunci lama = 5 1 5 1 5 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -1 = 1 15 1 35 0 0 0 0 15 0 0 0 0 -15 Baris-I baru = baris-I lama - 5 1 baris kunci lama = 4 1 1 3 1 0 0 0 0 -1 0 0 0 0 = 5 1 5 1 5 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -1 = 3 45 0 125 1 0 0 0 -15 -1 0 0 0 15 Baris-II baru = baris-II lama - 5 2 baris kunci lama = 3 1 2 2 0 1 0 0 0 0 -1 0 0 0 = 5 2 5 1 5 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -1 = 1 35 0 45 0 1 0 0 -25 0 -1 0 0 25 Universitas Sumatera Utara Baris-III baru = baris-III lama - 5 3 baris kunci lama = 4 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 -1 0 0 = 5 3 5 1 5 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -1 = 1 25 0 -45 0 0 1 0 -35 0 0 -1 0 35 Baris-IV baru = baris-IV lama - 5 4 baris kunci lama = 5 1 4 2 0 0 0 1 0 0 0 0 -1 0 = 5 4 5 1 5 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -1 = 1 15 0 -25 0 0 0 1 -45 0 0 0 -1 45 Dengan demikian diperoleh tabel simpleks yang baru : Tabel 3.2 Simpleks C j 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 B C B V B W 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 X 13 X 1 4 X 3 45 125 1 0 0 0 -15 -1 0 0 0 15 1 5 X 1 35 45 1 -25 -1 25 1 6 X 1 25 -45 0 0 1 0 -35 0 0 -1 0 35 1 7 X 1 15 -25 0 0 0 1 -45 0 0 0 -1 45 2 X 1 15 1 35 0 0 0 0 15 0 0 0 0 -15 Z j 6 2 0 2 1 1 1 1 -2 -1 -1 -1 -1 2 C j – Z j -2 0 -2 0 0 0 0 3 2 2 2 2 -1 Karena pada tabel 3.2 ini masih ada nilai   j j Z C  yang negatif maka solusi belum optimum, nilai negatif terbesar adalah -2 yaitu pada kolom , dengan demikian kolom kuncinya adalah dan rasio yang memiliki nilai positif terkecil yaitu 35 pada baris baris kunci. 1 X 1 X 5 X Universitas Sumatera Utara Sehingga mengganti di variabel dasar. 1 X 5 X Baris kunci baru = pivot 1 baris kunci lama = 5 3 1 1 35 0 45 0 1 0 0 -25 0 -1 0 0 25 = 53 1 0 43 0 53 0 0 -23 0 -53 0 0 23 Baris-I baru = baris-I lama – 5 3 5 4 baris kunci lama = 3 45 0 125 1 0 0 0 -15 -1 0 0 0 15 = 3 4 1 35 0 45 0 1 0 0 -25 0 -1 0 0 25 = 53 1 0 43 1 -43 0 0 13 -1 43 0 0 -13 Baris-III baru = baris-III lama - 5 3 5 2 baris kunci lama = 1 25 0 -45 0 0 1 0 -35 0 0 -1 0 35 = 3 2 1 35 0 45 0 1 0 0 -25 0 -1 0 0 25 = 13 0 0 -43 0 -23 1 0 -13 0 23 -1 0 13 Baris-IV baru = baris-IV lama – 5 3 5 1 baris kunci lama = 1 15 0 -25 0 0 0 1 -45 0 0 0 -1 45 = 3 1 1 35 0 45 0 1 0 0 -25 0 -1 0 0 25 = 23 0 0 -23 0 -13 0 1 -23 0 13 0 -1 23 Baris-V baru = baris-V lama - 5 3 5 1 baris kunci lama = 1 15 1 35 0 0 0 0 15 0 0 0 0 -15 = 3 1 1 35 0 45 0 1 0 0 -25 0 -1 0 0 25 = 23 0 1 13 0 -13 0 0 13 0 13 0 0 -13 Universitas Sumatera Utara Maka dibentuk tabel 3.3 Simpleks dan substitusikan nilai baris barunya dan masukkan dan keluarkan X 5. Dengan demikian tabel 3.3 simpleks yang baru yaitu : 1 X Tabel 3.3 Simpleks C j 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 B C B V B W 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 X 13 X 1 4 X 53 0 0 43 1 -43 0 0 13 -1 43 0 0 -13 1 X 53 1 0 43 0 53 0 0 -23 0 -53 0 0 23 1 6 X 13 -43 -23 1 -13 23 -1 13 1 7 X 23 0 0 -23 0 -13 0 1 -23 0 13 0 -1 23 2 X 23 0 1 13 0 -13 0 0 13 0 13 0 0 -13 Z j 83 0 0 -23 1 -73 1 1 -23 -1 73 -1 -1 23 C j – Z j 0 0 23 0 103 0 0 53 2 -43 2 2 13 Pada tabel 3.3 masih ditemukan nilai   j j Z C  yang negatif sehingga belum ditemukannya solusi yang optimum, maka proses harus dilanjutkan lagi. Kolom kunci adalah -43 yaitu pada kolom . Dan rasio yang memiliki nilai positif terkecil adalah 23 yaitu pada baris sebagai baris kunci. 10 X 6 X Maka mengganti pada variabel dasar. 10 X 6 X Baris kunci baru = pivot 1 baris kunci lama = 3 2 1 13 0 0 -43 0 -23 1 0 -13 0 23 -1 0 13 = 12 0 0 -2 0 -1 32 0 -12 0 1 -32 0 12 Universitas Sumatera Utara Baris-I baru = baris-I lama - 3 2 3 4 baris kunci lama = 53 0 0 43 1 -43 0 0 13 -1 43 0 0 -13 = 2 13 0 0 -43 0 -23 1 0 -13 0 23 -1 0 13 = 1 0 0 4 1 0 -2 0 1 -1 0 2 0 -1 Baris-II baru = baris-II lama - 3 2 3 5  baris kunci lama = 53 1 0 43 0 53 0 0 -23 0 -53 0 0 23 = 2 5  13 0 0 -43 0 -23 1 0 -13 0 23 -1 0 13 = 52 1 0 -2 0 0 52 0 -32 0 0 52 0 32 Baris-III baru = baris-III lama - 4 2  baris kunci lama = 12 0 0 -2 0 -1 32 0 -12 0 1 -32 0 12 = 2 1  1 0 0 4 1 0 -2 0 1 -1 0 2 0 -1 = 1 0 0 0 12 -1 12 0 0 -12 1 -12 0 0 Baris-IV baru = baris-IV lama - 4 0 baris kunci lama = 12 0 0 0 0 0 -12 1 -12 0 0 12 -1 12 = 0 1 0 0 4 1 0 -2 0 1 -1 0 2 0 -1 = 12 0 0 0 0 0 -12 1 -12 0 0 12 -1 12 Baris-V baru = baris-V lama - 4 1 baris kunci lama = 12 0 1 1 0 0 -12 0 12 0 0 12 0 -12 = 4 1 1 0 0 4 1 0 -2 0 1 -1 0 2 0 -1 = 14 0 1 0 -14 0 0 0 14 14 0 0 0 -14 Tabel 3.4 Simpleks C j 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 B C B V B W 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 X 13 X 3 X 14 0 0 1 14 0 -12 0 14 -14 0 12 0 -14 Universitas Sumatera Utara 1 X 3 1 0 0 12 0 32 0 -1 -12 0 72 0 1 1 10 X 1 0 0 0 12 -1 12 0 0 -12 1 -12 0 0 1 12 0 0 0 0 0 -12 1 -12 0 0 12 -1 12 7 X 2 X 14 0 1 0 -14 0 0 0 14 14 0 0 0 -14 Z 32 0 0 0 12 -1 0 1 -12 -12 1 0 -1 12 j C j j – Z 0 0 0 12 2 1 0 32 32 0 1 2 12 C – Z tidak ada lagi yang bernilai negatif maka proses dihentikan, sehingga nilai yang didapat adalah = Karena nilai j j 1 X  = 14 dan 3 X = 2  = 3 ; = 2 X 1  = 14. Sehingga didapat model multiple regresinya adalah : 2 1 4 1 X X  rogramming dengan Sistem-QM putasi persoalan linier programming yang ukurannya Guna dapat melakukan komputasi dengan komputer, maka diperlukan program komputer. QM for windows merupakan paket program komputer untuk menyelasaikan persoalan-persoalan m 4 1 3  ˆ Y 

3.2 Komputasi Linier P