Pengertian Ekspresionisme ELABORASI TEMA

BAB 4 ELABORASI TEMA

4.1 Pengertian Ekspresionisme

Tema yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar proses desain bangunan ini adalah Ekspresionisme. Tema ini merupakan sebuah tema dalam arsitektur yang dapat menyampaikan pesan dan kesan dari hasil bangunan kepada orang yang melihatnya. Ekspresionis merupakan lukisan ungkapan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah, gembira, dan sebagianya. Ekspresionis merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat. Analogi ini juga merupakan suatu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan tersebut dapat dicapai dengan membatasi komponen- komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan keinginan. Ekspresionis memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi dan pertanyaan-pertanyaan secara psikologis daripada memandang dunia sebagai refleksi dari warna. Ekspresionis dapat terlihat pada bangunan-bangunan yang dapat memberi ulasan- ulasan tentang keadaan, tentang lokasi, tentang masalah bagaimana menjaga agar yang berada di luar dan yang berada di dalam dapat berjalan secara seimbang, yang seluruhnya tidak lepas dari ungkapan emosi jiwa yang paling dalam. Ekspresionisme dalam Arsitektur Ekspresionisme berasal dari kata ekspresi. Beberapa pengertian ekspresi :  ….maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek Ekspresionisme, Tonggak Seni Lukis Modern, Amran Ekoprawo.  ….hasil perpaduankombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan wana dari bentuk- bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan secara menyeluruh….  Pernyataanpengungkapan perasaan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu-Zain. Beberapa pengertian Ekspresionisme : Universitas Sumatera Utara 1. Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau yang berlanjut setelah perang dunia kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan sensasi dari bentuk-bentuk abstrak Penguin Dictionary of Architecture and Landscape Architecture, John Fleming. 2. Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang enekankan pada ekspresi yang subjektif dari pembuatnya American Heritage, Dictionary of English Language. 3. Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cinta Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu Zain. Ekspresionisme dalam desain arsitektur adalah :  Aliran yang lebih menekankan sisi spiritual dan emosi daripada aspek fungsional bangunan. Bangunan dipandang sebagai wadah pengungkapan pikiran arsitek.  Menempatkan emosi sebagai pertimbangan yang dominan dalam merancang suatu arsitektur. Ciri-ciri ekspresionisme berdasarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius van De Yen adalah sebagai berikut :  Irasional, merupakan pembelokan dari fisafat objetif dan konsep-konsep statis mengenai ruangan yang lebih mengarah ke subjektifitas.  Emosional, dimana emosi lebih diutamakan daripada nalar.  Antopometrik, merupakan proyeksi simbol-simbol organisme ke dalam masa asitektural. Bangunan dianggap sebagai makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk organik dngan garis melengkung dan kurva-kurva.  Kristalin, merupakan perwujudan artistik kristal yang angular. Wujud-wujud angular tersebut merupakan pembagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus, prisma, dan sebagainya.  Utopian, diakibatkan oleh tendensi yang pada saat itu merupakan keputusasaan akibat perang. Banyak bangunan yang tidak dapat diwujudkan sehingga para arsitek membangun dalam alam khayalnya.  Monumental, menempatkan bagian utama dari komposisi arsitektural yang terdiri dari sebuah masa yang sentral, dominan, dan menjulang. Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi. Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, Universitas Sumatera Utara emosi, sedih, marah, dimana bangunan rnerupakan pengungkapan dari sikap arsitek terhadap bangunan tersebut. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan. Arsitek-arsitek yang menganut aliran ekspresionis diantaranya adalah Bruno Taut, Eric Mendelsohn, Walter Gropius, Mies Van der Rohe, Hans Poelzig dan lain-lain tabel 4.1. Contoh bangunan ekspresionis adalah Erich Mendelsohn’s Einstein Tower, The Amsterdam School dan lain-lain. Tabel 4.1 Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya Masa Arsitek Karya Ciri-ciri Ekspresionis Awal Mchael de Klerk EigenHaard haousing , 1913- 1920, Amsterdam Menciptakan mbentuk-bentuk kurva dengan menggunakan bata untuk menciptakan sudut- sudut yang dibulatkan Bruno Taut Glass Pavilion, 1914 Cologne, Jerman Penggunaan bahan kaca. Atapnya berupa kubah persegi yang terbuat dari kaca sehingga befungsi untuk memasukkan cahaya kedalam ruangan. Dinding terbuat dari glass block, denah berbentuk bulat Erich Mendelsohn Einstein Tower, 1917-1921, Postdam Menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini juga Universitas Sumatera Utara menggunakan susdut-sudut yang dibulatkan. Hans Poelzig Grosse Schauspielhaus, 1919, Berlin Menonjolkan interior dalam bertujuan membawa orang kealam mimpi. Berusaha menggambarkan gua tempat hidupnya Zarathystranya Nietzche yang dipercaya tempat lahirnya agama dan seni. Foyernya berbentuk sirkulasi mengelilingi kolam. Puncaknya raungan teater yang langit- langitnya penuh dengan barisan stalagnit-stalagnit ayng tebal yang dicat merah menggantung dengan ratusan lampu warna- warni yang disembunyikan disuatu kedalman, memberi kesan berkilau Ekspresionis Akhir Walter Gropius Monumen buat pekerja yang tewas, 1921 Monumen ini terbuat dari beton yang dibentuk bergerigi Fritz Hoger Chilehaus, 1923, Hanburg Dibangun di site yang berbentuk segitiga dipusat kota Hanburg. Atap pada salah satu sudut dilancipkan keatas seolah-olah menggambarkan bubungan kapal, menyimpulkan Hanburg sebagai kota pelabuhan Hugo Haring Cow Shed on the Garkau farm, 1924-1925, Penggunaaan atap dan sudut yang dibulatkan. Dinding bata yanghorizontal kontras dengan Universitas Sumatera Utara Lubeck, Jerman papan-papan vertikal pada loteng jerami dan gudang di cat hijau pada akhir 1930-an Awal kebangkitan Ekspresionisme Hans Scharoun Berlin philharmonic, 1956-1963 Berbentuk seperti gelombang dengna dinding bertekstur berwarna kuning dan ujng atapnya yang dilancipkan Jorn Utzon Sydney Opera haouse, 1956- 1973, Sydney Menggunakan efek plastis dari beton. Mengibaratkan kapal yang sedang berlabuh Eero Saarinen TWA JFK Airport, 1956-1962, AS Menggunakan efek plastis dari beton untuk menggambarkan burung raksasa yang siap terbang. Dengan ruang – ruang yang mengalir yang diibaratkan sebagai urat nadi dari burung tersebut Sumber : Buku Ruang Dalam Arsitektur

4.2 Interpretasi Tema