Pengeringan Pengayakan Penimbangan Pencampuran Pembentukan sampel Pengeringan

3.3 Prosedur penelitian

3.3.1 Prosedur pembuatan sampel

3.3.1.1 Pengeringan

Ampas tebu dijemur di bawah sinar matahari hingga kering sampai kadar air yang terkandung dalam ampas tebu tersebut hilang. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan pembakaran ampas tebu dan pembakaran ampas tebu dilakukan dengan suhu 200 C.

3.3.1.2 Pengayakan

Abu ampas tebu di ayak menggunakan alat dengan jenis Retsch Tests Sieve A Stmell 149 micron gambar alat terlampir. Hasil pengayakan berupa serbuk halus 100 mesh.

3.3.1.3 Penimbangan

Semua bahan ditimbang dengan menggunakan neraca analitis gambar alat terlampir. Perbandingan semen, agregat pasir + abu ampas tebu dan air adalah 1 : 4 : 0,5. Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan perbandingan persentase komposisi yang divariasikan, yaitu semen dengan variasi komposisi tetap 20, pasir 80, dan abu ampas tebu dengan komposisi 0, 10, 20, 30, 40 dan 50 yang massanya diambil dari massa pasir dengan cara mengurangi massa pasir sebesar komposisi abu ampas tebu tersebut.

3.3.1.4 Pencampuran

Pencampuran dilakukan untuk masing-masing komposisi menggunakan mixer gambar alat terlampir, yaitu semen + pasir + abu ampas tebu diaduk sampai homogen dan ditambahkan air, kemudian diaduk lagi sampai campuran homogen selama ± 15 menit. Universitas Sumatera Utara

3.3.1.5 Pembentukan sampel

Campuran yang sudah diaduk dan merata, dimasukkan ke dalam cetakan yang berbentuk silinder berdiameter 50 mm, dan dipadatkan dengan beban pengepresan sebesar 150 Kg.f gambar alat terlampir, kemudian dikeluarkan sampel batako dari cetakan tersebut.

3.3.1.6 Pengeringan

Pengeringan dilakukan di tempat yang temperaturnya rendah atau pada suhu ruangan 27°C dan terhindar dari sinar matahari karena penguapan rendah, kelembaban menjadi rendah, dengan demikian dapat mengurangi kecepatan menguapnya air dari permukaan karena jika kecepatan pengeringan terlalu tinggi akan mengakibatkan sampel batako menjadi retak-retak. Pengeringan dilakukan selama 28 hari, kemudian dilakukan pengujian fisis dan mekanis.

3.3.2 Prosedur pengujian sampel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Silika Amorf Dari Sekam Padi Terhadap Sifat Mekanis Dan Sifat Fisis Mortar

0 50 76

Pengaruh Ukuran Partikel dan Kerapatan Lembaran terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Ampas Tebu

0 9 204

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAPPENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG YANG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Penurunan Konsolidasi Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 2 18

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAPPENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Penurunan Konsolidasi Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 3 17

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 1 19

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 1 13

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 0 17

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 1 16

Pengaruh Komposisi Kulit Buah Kakao, Ampas Tebu, dan Perekat terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel dari Campuran Limbah Kulit Buah Kakao dan Ampas Tebu

3 23 7

Analisis Pengaruh Komposisi Partikel Ampas Tebu dan Partikel Tempurung Kelapa terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Papan Partikel Perekat Resin Epoksi

0 1 7