Sifat fisis semen Sifat kimia semen

Dari reaksi kimia di atas terlihat bahwa akan terbentuk kembali kristal-kristal kalsium karbonat, sering disebut sebagai kapur putih. Kapur putih ini cocok untuk menjernihkan plesteran langit-langit, untuk mengapur kamar-kamar yang tidak penting dan garasi, atau untuk membasmi kutu-kutu dalam kandang. Kapur putih merupakan komponen utama dari bata yang terbuat dari pasir dan kapur. Kekuatan kapur sebagai bahan pengikat hanya dapat mencapai sepertiga kekuatan semen portland Mulyono, T. 2004.

2.2.2 Sifat fisis semen

Sifat–sifat fisis semen adalah : 1. Kehalusan butir Kehalusan butir semen mempengaruhi proses hidrasi. Kehalusan butir semen yang tinggi dapat mengurangi naiknya air ke permukaan, tetapi menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut. Untuk mengukur kehalusan butir semen digunakan “Turbiditer” dari Wagner atau “Air Permeability” dari Blaine Mulyono,T. 2004. 2. Waktu pengikatan Waktu pengikatan adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mencapai keadaan kaku tahap pertama dan cukup kuat untuk menerima tekanan. Adapun yang mempengaruhi waktu pengikatan adalah : - kehalusan semen - faktor air-semen - temperatur. Faktor air semen F.A.S adalah perbandingan antara berat air dan berat semen: Universitas Sumatera Utara F.A.S = semen berat air berat Faktor air semen yang rendah kadar air sedikit menyebabkan air di antara bagian- bagian semen sedikit, sehingga jarak antara butiran-butiran semen menjadi pendek.Oleh karena itu kekuatan awal lebih dipengaruhi dan akhirnya batuan-semen mencapai kepadatan tinggi Sagel, R. H. Kesuma,Gideon. 1997. Perbandingan air semen menentukan kekuatan beton atau batako. Air yang berlebihan hanya akan mengambil tempat dan menghambat ikatan, karena air yang berlebihan tersebut tidak turut reaksi hidrasi. Bila air yang berlebihan tersebut menguap, retak halus akan tertinggal. Oleh karena itu perbandingan air semen dibuat serendah mungkin. Meskipun demikian air harus cukup, agar beton mudah dicor, dan dapat mengisi ruangan tanpa kekosongan Vlack,V. 1981. 3. Kepadatan density Massa jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 gcm 3 . Pada kenyataannya massa jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,05 gcm 3 sampai 3,25 gcm 3 . Variasi ini akan berpengaruh pada proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian massa jenis dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM C-188 Mulyono,T. 2004.

2.2.3 Sifat kimia semen

Semen mengandung Trikalsium Silikat 3CaO.SiO 2 yang disingkat C3S dan Dikalsium Silikat 2CaO.SiO 2 yang disingkat C2S sebesar 70–80 . Unsur-unsur ini merupakan unsur paling dominan dalam memberikan sifat semen. C3S mulai berhidrasi bila semen terkena air secara eksotermis, berpengaruh besar terhadap pengerasan semen, terutama sebelum mencapai umur 14 hari dan membutuhkan air 24 dari beratnya. C2S bereaksi dengan air lebih lambat dan hanya berpengaruh terhadap pengerasan semen setelah 7 hari dan memberikan kekuatan akhir. Unsur ini membuat semen tahan terhadap serangan kimia dan mengurangi penyusutan karena Universitas Sumatera Utara pengeringan dan membutuhkan air 21 dari beratnya. Trikalsium Aluminat 3CaO.Al 2 O 3 yang disingkat C3A berhidrasi secara eksotermis, bereaksi secara cepat dan memberikan kekuatan sesudah 24 jam dan membutuhkan air 40 dari beratnya. Semen yang mengandung unsur ini lebih dari 10, kurang tahan terhadap serangan sulfat. Sedangkan Tetrakalsium Aluminoferrit 4CaO.Al 2 O 3 .Fe 2 O 3 yang disingkat C4AF kurang begitu besar pengaruhnya terhadap pengerasan beton ataupun batako Mulyono,T. 2004.

2.3 Agregat

Agregat merupakan komponen beton ataupun batako yang paling berperan dalam menentukan besarnya. Agregat pada beton ataupun batako biasanya terdapat sekitar 60 sampai 80 volume agregat. Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton ataupun massa batako dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen dan rapat, dimana agregat yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada di antara agregat yang berukuran besar. Karena agregat merupakan bahan yang terbanyak di dalam pembuatan beton ataupun batako, maka semakin banyak persen agregat dalam campuran akan semakin murah harga beton ataupun batako. Agregat yang baik seharusnya mempunyai sifat, seperti: keras dan kuat, bersih, tahan lama, massa jenis tinggi, butir bulat dan distribusi ukuran butir yang cocok.

2.3.1 Jenis-jenis agregat

Agregat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agregat kasar dan agregat halus.

2.3.1.1 Agregat kasar

Agregat disebut agregat kasar apabila ukurannya sudah melebihi ¼ in.6 mm. Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap disentegrasi beton, cuaca dan efek-efek perusak lainnya. Agregat kasar Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Silika Amorf Dari Sekam Padi Terhadap Sifat Mekanis Dan Sifat Fisis Mortar

0 50 76

Pengaruh Ukuran Partikel dan Kerapatan Lembaran terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel Ampas Tebu

0 9 204

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAPPENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG YANG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Penurunan Konsolidasi Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 2 18

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAPPENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Penurunan Konsolidasi Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 3 17

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 1 19

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 1 13

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 0 17

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Kapur.

0 1 16

Pengaruh Komposisi Kulit Buah Kakao, Ampas Tebu, dan Perekat terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel dari Campuran Limbah Kulit Buah Kakao dan Ampas Tebu

3 23 7

Analisis Pengaruh Komposisi Partikel Ampas Tebu dan Partikel Tempurung Kelapa terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Papan Partikel Perekat Resin Epoksi

0 1 7