Posisi [
o
2 Theta]
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa XRD abu ampas tebu
Gambar 4.1. Pola analisis XRD abu ampas tebu Aigbodion. V. S, dkk. 2010
Dari hasil analisis XRD Aigbodion. V. S, dkk. 2010, puncak difraksi terbesar berada pada 20,68
o
, 26,53
o
, 35,41
o
dan 40,00
o
dan jarak antar bidang masing-masing adalah 4,29 Å, 3,36 Å, 2,54 Å dan 2,26 Å dengan intensitas relatif yang dihasilkan
dari difraksi sinar-x berturut-turut adalah 19,17, 100, 3,59 dan 3,26 dan masing-masing fase pada puncak ini dinamakan sebagai silika SiO
2
, karbon C, silika karbon SiC dan titanium oksida Ti
6
O.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa karbon mempunyai persentase tertinggi dari seluruh senyawa yang dihasilkan oleh XRD Aigbodion. V. S, dkk. 2010.
Posisi 2θ I
n t
e n
s i
t a
s
Universitas Sumatera Utara
Unsur karbon yang terdapat dalam abu ampas tebu ini berfungsi sebagai pengikat agregat dalam pembuatan batako karena unsur ini memiliki keunikan dalam
kemampuannya untuk membentuk ikatan kimia dengan banyak jenis unsur lain, seperti SiC, CO
2
, CaCO
3
dan membentuk hampir 10 juta jenis senyawa yang diketahui Wikipedia. 2010.
4.2.2 Struktur mikro abu ampas tebu
Gambar 4.2 Hasil SEM Scanning Electron Microscope abu ampas tebu dengan perbesaran 4000 X Siripairod, H. dkk. 2008
Dari gambar hasil SEM abu ampas tebu Siripairod, H. dkk. 2008, memiliki pori-pori dengan ukuran yang bermacam-macam. Selain itu juga terlihat gumpalan
putih yang merupakan partikel dari abu ampas tebu, dan kristal yang terbentuk adalah kristal campuran dari kristal kecil dan besar, dimana kristal yang berukuran besar
mengandung lebih banyak senyawa silika SiO
2
sehingga terlihat ketidakseragaman ukuran butir abu ampas tebu akibat tidak meratanya senyawa silika SiO
2
yang tersebar pada abu ampas tebu.
Pori Partikel abu
ampas tebu
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Sifat fisis dan mekanis batako
Dari data hasil pengukuran penyerapan air, pengukuran densitas, pengujian kuat tekan dan pengujian kekerasan, masing-masing dari tabel 4.1, tabel 4.2, tabel
4.3 dan tabel 4.4, diperoleh grafik sebagai berikut:
y = -0.2357x + 92.314
y = 0.0939x + 10.938 y = -0.1168x + 10.265
y = -0.0052x + 1.881 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
10 20
30 40
50
Komposisi AAT K
a ra
k te
ri s
ti k
b a
ta k
o
Penyerapan air Densitas grcm3
Kuat tekan MPa Kekerasan HB
Gambar 4.3. Grafik karakteristik batako terhadap komposisi AAT
Dari grafik 4.3 di atas menunjukkan bahwa penggunaan abu ampas tebu dengan kadar yang lebih tinggi sebagai bahan pengganti sebagian pasir pada batako
menyebabkan penurunan nilai kuat tekan dan kekerasan batako. Hal ini mungkin saja disebabkan berkurangnya kandungan senyawa silika SiO
2
karena senyawa silika SiO
2
berfungsi sebagai bahan pengisi yang menguatkan struktur batako sehingga
Universitas Sumatera Utara
sangat berpengaruh pada sifat kekerasan dan kekuatan batako tersebut. Oleh karena kandungan senyawa silika SiO
2
semakin berkurang dengan penambahan abu ampas tebu maka akan menyebabkan ketahanan batako akan menurun. Meskipun demikian,
penggunaan abu ampas tebu ini dapat memperkecil nilai densitas sehingga massa batako menjadi lebih ringan dan dapat mempermudah dalam melakukan pengerjaan
batako.
Dari grafik 4.3 di atas juga menunjukkan bahwa penggunaan abu ampas tebu dapat meningkatkan persentase penyerapan air. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh
berkurangnya kandungan senyawa silika SiO
2
akibat penambahan abu ampas tebu karena senyawa silika SiO
2
juga berpengaruh terhadap pori-pori pada batako, akibatnya pori-pori pada batako cenderung semakin banyak. Jadi semakin banyak
pori-pori yang terdapat pada batako maka semakin besar pula penyerapan air oleh batako tersebut. Hal ini sesuai dengan hubungan dimana semakin kecil densitas bahan
yang digunakan maka semakin besar penyerapan air oleh bahan tersebut sehingga kekuatan bahan cenderung akan menurun. Walaupun menghasilkan persentase
penyerapan air yang lebih besar, akan tetapi nilai persentase penyerapan air yang dihasilkan masih memenuhi syarat dari SNI 03-0349-1989.
Ditinjau menurut persyaratan kuat tekan minimum batako pejal SNI-3-0349- 1989 sebagai bahan bangunan dinding, batako normal 0 abu ampas tebu
memenuhi syarat kuat tekan minimum batako mutu I, dimana kuat tekan minimum batako mutu I adalah 9,7 MPa, sedangkan batako dengan campuran 8, 16 dan 24
abu ampas tebu memenuhi syarat kuat tekan minimum batako mutu II, dimana kuat tekan minimum batako mutu II adalah 6,7 MPa, batako dengan campuran 32 dan
40 abu ampas tebu memenuhi syarat kuat tekan minimum batako mutu III, dimana kuat tekan minimum batako mutu III adalah 3,7 MPa.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan