Kebijakan Luar Negeri Amerika seriklat pada masa Barack Obama di Afghanistan

23

II.2. Kebijakan Luar Negeri Amerika seriklat pada masa Barack Obama di Afghanistan

Pada kampanye pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2008 Barack Obama lebih mengusung terhadap perbaikan dalam negeri dahulu, baik dari segi ekonomi, sosial dan juga politik dalam negeri Amerika Serikat setelah kepemimpinan George W Bush yang dipandang oleh masyarakat sangat merugikan oleh masyarakat Amerika Serikat sendiri pada khususnya. Hal ini terlihat dengan beberapa kampanye pemilu yang diantaranya adalah kebijakan ekonomi yang berupa menaikkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan tinggi. Selain itu juga mencoba mengajak masyarakat Amerika untuk tidak terlalu bergantung dengan minyak atau mencoba mengajak menggunakan bahan alternatif lain yang dapat mengurangi ketergantungannya terhadap minyak. 35 Adapun kebijakan luar negerinya diantaranya adalah dengan menarik pasukan militernya dari Irak, dan menambah pasukan militernya di Afghanistan guna meminimalisir gerakan terorisme atau bahkan membunuh kepala dari teroris, yang mereka sebut-sebut yaitu Osama bin Laden. 36 Dalam menjalankan kebijakan luar negerinya Obama cenderung lebih lunak. Obama lebih menekankan konsep smart power daripada hard power yang pernah digunakan oleh George W Bush. Hal ini terlihat dengan upaya Obama dalam memerangi terorisme di Afghanistan, yaitu dengan menyuruh pasukan militer untuk melakukan penyerangan terhadap Osama bin Laden. Konsep smart power ini merupakan perpaduan antara hard power dan soft power , jadi dalam arti kata lain adalah kemampuan untuk menggunakan secara bersamaan antara hard power dan smart power. Istilah smart power ini sudah lama 35 “Sang Kandidat Presiden” Koran Republika, Senin, 03 November 2008, h. 10 36 Ibid., 24 merujuk pada sebuah terbitan yang muncul di Foreign Affairs tahun 2004. 37 Istilah tersebut akhirnya semakin popular didalam diplomasi internasional dengan adanya laporan tentang “Smart Power” yang menekankan perlunya untuk memperhatikan atau menggunakan pendekatan ini untuk melengkapi hard power sebagai upaya untuk memaksimalkan kepentingan ditingkat internasional. 38 Oleh karena itu maka dapat kita lihat bagaimana Geroge W Bush menggunakan konsep hard power yang sangat berlebihan sehingga bukan hanya merusak citranya dalam negara Amerika Serikat itu sendiri namun juga merusak citranya di dunia internasional. Pada akhirnya kekuasaanya harus berhenti selain karena masa jabatannya telah selesai namun juga karena kebijakan luar negerinya yang sangat agresif. Kemenangan Barack Obama disambut baik oleh masyarakat Amerika Serikat karena masyarakat Amerika Serikat berharap bahwa ada perubahan baru dalam cara kepemimpinan Amerika serikat. Oleh karena itu Obama mencoba melakukan kebijakan dengan cara langsung memerangi gerakan Taliban yang ada di Afghanistan yang diduga sebagai basis terorisme, dengan meminimalisir korban dari rakyat Afghanistan. Konsep smart power kini diperkenalkan oleh Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton dan juga Barack Obama sebagai upaya mengembalikan reputasi internasional Amerika Serikat yang tersingkirkan karena metode militer dalam perang global melawan terorisme. Hillary Clinton mengatakan with smart power, diplomacy will be 37 Suzanne Nossel, “Smart Power”, Foreign Affairs, Vol. 83, No.2, 2004, hal. 131-142. Pengertian smart power ini ditulis pula oleh Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal Pertahanan dan Perdamaian, ” Jakarta: Pusat Studi Pertahanan dan Perdamaian FISIP Universitas Al Azhar Indonesia V, no. 1 April 2009, h. 86-87. 38 Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal Pertahanan dan Perdamaian, ” h. 86-87. 25 the vanguard of foreign policy atau dengan smart power maka diplomasi akan menjadi barisan depan dalam menjalan kebijakan luar negeri. 39 Seperti itulah upaya yang dilakukan Obama dalam menjalankan kebijakan luar negerinya untuk memerangi terorisme di Afghanistan. Obama lebih memilih untuk tepat pada sasaran dengan meminimalisir korban yang berlebihan. Maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada masa kepimpinan Geroge W Bush lebih banyak disetir oleh kelompok garis keras neokonservatif –yang akan dejalskan vada bab selanjutnya, walaupun pada masa Obama kelompok tersebut masih tetap mempengaruhi kebijakannya namun Obama berusaha untuk mengimbanginya agar tidak terjadi ketimpangan antara keinginan masyarakat Amerika Serikat dengan keinginan dari kelompok tersebut. Disinilah peran konsep smart power itu dijalankan oleh Barack Obama sebagai langkah dalam memerangi terorisme di Afghanistan. 39 Ibid., 26

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUMUSAN KEBIJAKAN