Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian Kerangka Teori Kepentingan Nasional

5 mendetail tentunya akan lebih memudahkan pembaca untuk memahami dan mengerti bahwa pada setiap pengambilan kebijakan luar negeri suatu negara tidak hanya berdasar pada satu aktor saja yaitu presiden, namun disana masih banyak pengaruh dan juga banyak hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum sebuah keputusan kebijakan luar negeri tersebut disahkan oleh senat. Untuk itu kalau kita melihat pada setiap pergantian presiden kita pasti melihat terlebih dahulu siapa dan apa saja yang menjadi agenda kebijakannya apabila nantinya ia terpilih menjadi presiden, namun masyarakat intelektual dan juga organisasi masyarakat, partai, NGO Non Government Organization dan lain-lain tentu tidak akan hanya melihat bagaimana figure dari calon presiden tetapi juga melihat dan mengamati siapa yang berada dibelakangnya yang mampu menjadikan dia menjadi seorang presiden. Dikarenakan justru orang yang dibelakangnya itulah nantinya yang akan memberikan kontribusi besar dalam setiap kebijakan yang diambil.

I.2. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terkait upaya memerangi terorisme internasional di Afghanistan pada periode pemerintahan Barack Obama?

I.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses perumusan politik luar negeri Amerika Serikat 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat dalam memerangi terorisme pada periode pemerintahan Barack Obama. 6 3. Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti lainnya yang tertarik dengan masalah ini.

1.4. Kerangka Teori Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional ini sangat penting dalam memahami dan menjelaskan perilaku internasional. Kepentingan nasional ini dijadikan sebagai acuan untuk merumuskan suatu kebijakan pada suatu negara. Para penganut realis menyamakan kepentingan nasional dengan power, dimana power menjadi sebuah alat yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol suatu hubungan negara dengan negara lain. 9 Politik di Amerika Serikat memang sangat menarik untuk dibicarakan. Mengingat negara Amerika merupakan negara yang mempunyai pengaruh besar dalam setiap pergerakan politik dunia. Amerika Serikat mulai merasa dikhianati oleh Jepang ketika peristiwa Pearl Harbour pada 7 Desember 1941, 10 yaitu ketika warga masyarakat Amerika serta tentara masih terlelap tidur namun tiba-tiba tentara Jepang menyerang Amerika sehingga mengakibatkan banyak korban berjatuhan dari pihak Amerika. Belajar dari hal itu Amerika merasakan bahwa negaranya masih belum aman, sehingga Amerika Serikat selalu berusaha untuk memperbaiki dalam memberikan rasa aman tersebut terhadap warga negaranya. Salah satu upayanya adalah dengan menunjukkan kekuatan militernya, dan hal itu dibuktikan dengan penyerangannya 9 Anak Agung Banyu Perwita, dan Yanyan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 35. 10 “Fakta fakta Sejarah Serangan Jepang ke Pearl Harbour, ” diakses pada 10 Juli 2011 dari http:www.tambahwawasan.com201103fakta-fakta-sejarah-serangan-jepang-ke.html. 7 terhadap Jepang di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945, 11 dengan penyerangan tersebut ditujukan untuk menunjukkan kekuatan militer Amerika Serikat terhadap masyarakat internasional. Hans J Morgenthau mengemukakan mengenai kepentingan nasional yaitu, the concept of the national interest, then, contains two elements, one that is logically required and in that sense necessary, and one that is variable and determined by circumstances . 12 Menurutnya kepentingan nasional terdiri dari dua elemen yaitu didasarkan pada pemenuhan sendiri atau kebutuhan dalam negeri itu sendiri dan kedua mempertimbangkan lingkungan strategis sekitarnya atau kondisi luar dari negaranya. Sehingga pemenuhan dalam negeri dapat dilakukan dengan cara mempertahankan kedaulatan wilayah negara, stabilitas politik dalam negeri, menjaga identitas budaya dari ancaman negara lain. Sedangkan yang dimaksud dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan strategis adalah dengan cara menciptakan perdamaian dunia melalui diplomasi. Kepentingan nasional ini tidak hanya dikemukakan oleh Hans J Morgenthau saja, melainkan masih banyak dari para pakar pengamat Hubungan Internasional, diantaranya adalah Charles W Kegley dan Eugene R. Wittkopf 13 yang memberikan pemikiran tentang kepentingan nasional. Menurut mereka kepentingan nasional adalah usaha suatu negara dalam memberikan rasa aman terhadap warga negaranya baik dari agresi luar atau dalam negeri itu sendiri, kesejahteraan terhadap rakyatnya, dan melindungi nilai-nilai negara. Lebih jauh dari itu ia juga mengemukakan bahwa tidak mungkin suatu negara dapat mencapai kepentingan nasionalnya harus dengan 11 Publikasi.umy.ac.idindex.phphukumarticleview1869409 diakses pada 19 November 2011. 12 Dikutip dalam tesis Martinus Siswanto Prajogo dengan judul “Kepentingan Nasional: Sebuah Teori Universal dan Penerapannya oleh Amerika Serikat di Indonesia,” Universitas Indonesia program kajian wilayah Amerika Serikat Jakarta: Juni, 2009, diakses pada 10 Juli 2011 dari http: www.strahan.kemhan.go.idmediafileskepentingan-nasional.pdf. 13 Ibid., 8 mengurangi rasa aman dan rasa kesejahteraan terhadap kompetitornya. Sehingga diperlukan sebuah kerjasama dengan negara lain baik kerjasama yang bersifat regional maupun internasional demi terciptanya perdamaian global. Menyimak dari penjelasan yang tersebut diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu negara apabila menginginkan kesejahteraan dan keamanan terhadap warga negaranya harus mempunyai power atau kekuatan agar tercapai kepentingan nasionalnya, dengan adanya kekuatan tersebut dapat dengan mudah untuk mengayomi warga negaranya, seperti yang terjadi pada negara Amerika Serikat atas penyerangan terhadap WTC 11 September 2001, atas peristiwa tersebut Amerika langsung menuduh bahwa dibalik peristiwa itu semua adalah ulah dari para teroris yang dipimpin oleh Osama bin Laden. Penyeranganpun segera dilakukan ke Afghanistan meskipun terdapat kecaman dari PBB, namun karena pengaruh dan juga kekuasaan Amerika Serikat didalam tubuh PBB yang sangat kuat, maka Amerikapun menjadi sangat mudah dalam menjalankan aksinya. Miroslav Nincic 14 mengungkapkan terdapat tiga asumsi dasar kepentingan nasional, yaitu pertama kepentingan tersebut bersifat vital yang dalam pencapaiannya harus menjadi prioritas utama pemerintah dan masyarakat. Kedua kepentingan tersebut berkaitan dengan lingkungan internasional, jadi pencapaian kepentingan nasional dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Ketiga kepentingan tersebut harus tidak memihak kepada salah satu instansi ataupun kelompok manapun melainkan harus mewakili dari seluruh aspirasi masyarakat. Kepentingan nasional yang sudah menjadi tujuan negara harus diterapkan melalui sebuah kebijakan luar negeri, sebelum menjadi sebuah kebijakan luar negeri yang dibuat oleh pemerintah terlebih dahulu harus melalui pengesahan dari sebuah 14 Dikutip dalam buku Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktik Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, h. 67. 9 badan legislatif, setelah adanya pengesahan maka kebijakan tersebut dapat terealisasikan. Seperti contoh penyerangan tentara Amerika Serikat ke Afghanistan, penyerangan tersebut dilakukan setelah Bush berpidato untuk memerangi terorisme dan menyarankan untuk melakukan tindakan militer ke Afghanistan karena dianggap telah mengancam kedaulatan Amerika Serikat, mengganggu keamanan nasional Amerika Serikat dan juga kepentingaan nasional Amerika Serikat. Sebelum melakukan penyerangan tersebut, presiden meminta persetujuan terhadap senat terlebih dahulu. Untuk itu kepentingan nasional sangat berkaitan erat dengan kebijakan luar negeri suatu negara, karena dengan kebijakan luar negeri maka usaha suatu negara untuk memberikan rasa aman dan rasa kesejahteraan terhadap warganegaranya menjadi lebih terjamin. Misalnya bagi mereka warganegara Amerika yang melakukan studi diluar negeri, maka apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap pelajar tersebut setidaknya mendapat respon dari negara yang ditempati apabila negara yang ditempati tersebut mengadakan suatu hubungan kerjasama dengan negara tersebut. Dapat dikatakan bahwa kepentingan nasional membutuhkan sebuah kebijakan luar negeri agar apa yang menjadi tujuan negara tersebut dapat terealisasikan, artinya kebijakan luar negeri merupakan kepanjangtanganan dari kepentingan nasional. Kebijakan Luar Negeri Untuk mewujudkan kepentingan nasional suatu negara maka sebuah negara perlu untuk merumuskan kebijakan luar negeri. Kebijakan yang diterapkan harus memenuhi semua kepentingan masyarakat dan kepentingan nasional negaranya. Meminjam istilah Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani foreign policy merupakan suatu perangkat formula, nilai, sikap, arah serta sasaran untuk 10 mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional didalam percaturan dunia internasional 15 . Kebijakan luar negeri juga merupakan serangkaian sasaran bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain baik dibidang politik, ekonomi, sosial, dan militer. Untuk itu aktor-aktor negara melakukan berbagai macam kerjasama baik kerjasama yang bersifat bilateral, trilateral, regional, dan multilateral. Biasanya kebijakan luar negeri ini dapat dilakukan dengan berbagai cara namun terdapat tiga yang paling umum, yaitu melalui perang, perdamaian dan kerjasama ekonomi 16 . K J Holsti mengeluarkan argumen bahwa kebijakan luar negeri adalah strategi atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional. Terdapat lima landasan pembuatan sumber kebijakan luar negeri AS, kelima landasan it5u adalah 17 : 1. External Sources sumber eksternal meliputi atribut-atribut yang ada pada sistem internasional dan pada karakteristik serta sikap suatu negara dalam menjalaninya. External Sources mencakup perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal, kebijakan dan tindakan dari negara lain baik itu konflik maupun kerjasama, ancaman, dukungan yang baik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi foreign policy suatu negara. 15 Anak Agung Banyu Perwita, dan Yanyan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 47. 16 K.J Holsti, International Politics A Framework for Analisys 6 th ed New Jersey A Simon Schuster Company, 1992, h. 82. 17 Eugene R Wittkoff, Charles W Jr Kegley, dan James M Scott, American Foreign policy, Sixth Edition United States Thomson Wadsworth, 2003, h. 16-19 data ini diperkuat pula dari Artikel Yanyan Mochammad Yani disampaikan pada acara sistem politik luar negeri bagi perwira siswa sekolah staf dan komando TNI AU Bandung: 16 Mei 2007 diakses pada 07 Juli 2011 dari http: pustaka.unpad.ac.idwp- contentuploads…politik luar negeri. Pdf. 11 2. Societal Sources sumber masyarakat yaitu seluruh karakteristik sosial domestik dan sistem politik yang membentuk orientasi masyarakat terhadap dunia. Intinya adalah seluruh aspek non pemerintah dari sistem politik yang mempengaruhi foreign policy. Hal ini meliputi keadaan geografis, etnis, nilai atau norma yang berkembang di masyarakat, populasi, opini publik, dan lain- lain. 3. Governmental Sources sumber pemerintah meliputi seluruh elemen dari struktur pemerintahan yang memberikan pertimbangan-pertimbangan akan pilihan foreign policy baik yang sifatnya memperluas atau membatasi pilihan yang akan diambil oleh para pembuat kebijakan, tentunya dalam lingkungan serta interaksi antar pihak-pihak didalam pemerintahan. 4. Role Sources sumber peranan, role disini terkait dengan peranan atau status dari pemerintah sebagai pembuat keputusan. 5. Individual Sources sumber individu meliputi nilai-nilai dari seorang pemimpin atau pengambil keputusan sebagai ideologinya, pengalaman hidupnya, masa kecilnya, latar belakang pendidikannya, segala sesuatu yang mempengaruhi persepsinya, karakter, dan lain-lain. Hal-hal inilah yang mempengaruhi persepsi, pilihan-pilihan dan respon atau reaksi dari seorang pengambil keputusan dari pengambil keputusan yang lain. Rosenau juga mengatakan pendapatnya bahwa kebijakan luar negeri merupakan sebuah upaya dan usaha pemerintah melalui segala sikap dan aktivitas dalam memperoleh keuntungan eksternalnya. Kebijakan ini ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara dimasa mendatang. Ungkapan Rosenau ini sangat menarik untuk dikutip yaitu mengenai kebijakan luar negeri yang memiliki 12 landasan atau konsep dasar dalam menjalankan hubungan negaranya dengan kejadian dilingkungan eksternalnya. 18 “Kebijakan luar negeri memiliki tiga konsep dalam menjelaskan hubungan antara suatu negara dengan kejadian dan situasi diluar negaranya, yaitu: 1. Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi as a cluster of orientation politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan pedoman bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi situasi eksternal yang menuntut pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut, orientasi ini terdiri dari persepsi, sikap, dan nilai-nilai. 2. Politik luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk bertindak as a set of commitments to and plan for action , kebijakan luar negeri berupa rencana dan komitmen kongkrit yang dikembangkan oleh para pembuat keputusan untuk membina dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisten dengan orientasi kebijakan luar negeri. 3. Kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi as a form of behavior , pada tingkat ini kebijakan luar negeri berada pada tingkat yang lebih empiris yakni berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat 18 Artikel Yanyan Mochammad Yani disampaikan pada acara sistem politik luar negeri bagi perwira siswa sekolah staf dan komando TNI AU Bandung: 16 Mei 2007 diakses pada 07 Juli 2011 dari http: pustaka.unpad.ac.idwp- contentuploads…politik luar negeri. Pdf. 13 keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi dilingkungan eksternalnya.” Dari kedua pendapat yang tersebut diatas, yaitu KJ Holsti dan Rosenau, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keputusan dalam pengambilan kebijakan luar negeri tidak akan pernah lepas dari faktor internal suatu negara, seperti faktor ekonomi, faktor politik dalam negeri, faktor sosial, peranan LSM Lembaga Swadaya Masyarakat, kelompok kepentingan, dan lain-lain. Selain itu faktor eksternal juga tetap menjadi pertimbangan dalam pengambilan sebuah kebijakan luar negeri suatu negara, dengan saling mengkondisikan antara faktor internal dan eksternal maka akan terbentuklah sebuah kebijakan yang sesuai dengan keinginan nasional negaranya masing-masing. Leonardo Hutabarat juga mengemukakan bahwa elemen dalam pembuatan kebijakan luar negeri didasarkan pada para pembuat keputusan itu sendiri, sehingga sebuah kebijakan tidak akan terlaksana tanpa adanya komitmen untuk mencapai tujuan dengan keseimbangan antara kemampuan yang diperlukan dalam pengimplementasiannya. 19 Hutabarat juga mengatakan bahwa size, status, resources dan human factors adalah elemen kunci dalam studi kebijakan luar negeri selain itu juga karena situasi geopolitik suatu negara dan tantangan yang dihadapinya dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang kebijakan luar negeri diterminologikan dalam konteks politik umum dalam pemerintahan, seperti democracy , dictatorship pemerintahan yang diktator, stability dan instability. 20 Oleh karena itu faktor-faktor yang tersebut diatas sangat penting dalam pembuatan kebijakan luar negeri, dan dalam mempengaruhi langkah-langkah yang akan diambil. 19 Leonard Hutabarat, “Analisis Kebijakan Luar Negeri dalam Studi Hubungan Internasional” Dalam jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Jakarta: Universitas Kristen Indonesia, Vol. V, no. 22 Mei 2005, h. 15. 20 Ibid., h. 16. 14 Tabel: gambaran kepentingan nasional yang dijabarkan ke dalam tujuan kebijakan luar negeri serta tindakan dalam pencapaiannya 21 Kepentingan Nasional Tujuan Kebijakan Luar Negeri Tindakan atau Implementasi Kedaulatan dan keutuhan territorial Mobilisasi dukungan negara tetangga, negara besar dan organisasi internasional Pengiriman misi diplomatik Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Meyakinkan negara donor dan investor asing untuk memberikan bantuan luar negeri dan investasi asing Perundingan dana untuk mendukung pemilihan umum dan pendidikan demokrasi Penyebaran core values seperti demokrasi dan hak azasi manusia suatu negara khususnya AS Peningkatan peran gerakan demokrasi dan civil society Penyaluran dana untuk mendukung pemilihan umum dan pendidikan demokrasi Keamanan nasional dan regional Pembentukan dan revitalisasi aliansi militer dan kerjasama regional Penandatanganan pakta militer dan militer bersama Dari tabel diatas dapat dijelaskan, setiap kepentingan nasional yang menjadi agenda suatu negara harus diimplementasikan dalam sebuah kebijakan luar negeri. 21 Leonard Hutabarat, “Analisis Kebijakan Luar Negeri dalam Studi Hubungan Internasional”, h. 70. 15 Untuk itu harus dijelaskan bagaimana sebuah kebijakan luar negeri itu diimplementasikan. Pertama, adalah kedaulatan dan keutuhan territorial. Demi menjaga keutuhan dan kedaulatan teritorial suatu negara maka setiap negara harus mendapatkan dukungan dari beberapa negara terutama negara-negara besar dan juga organisasi internasional. Agar dapat memiliki hubungan yang baik dengan berbagai negara maka diutuslah seorang diplomat dengan membawa misinya sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Kedua , dalam hal pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, maka suatu negara berusaha mencari pendonor dan juga investor asing agar mau untuk menanamkan saham dalam negaranya. Atas penanaman saham tersebut maka akan membuat tingkat perekonomian suatu negara menjadi lebih baik. Tindakannya adalah dengan merundingkan bahwa dana yang didapat dari pendonor adalah untuk pendidikan demokrasi dan khususnya untuk pengembangan kualitas masyarakat. Ketiga , kepentingan nasional berupa penyebaran demokrasi dan hak asasi manusia khususnya bagi negara Amerika Serikat. Amerika Serikat sangat gencar untuk menanamkan sistem demokrasi terhadap suatu negara, untuk itu kebijakan luar negeri Amerika Serikat salah satunya adalah dengan meningkatkan gerakan demokrasi dan juga civil society. Gerakan tersebut diimplementasikan dengan cara memberikan penyaluran dana terhadap suatu negara untuk mendukung pemilihan umum dan pendidikan demokrasi. Keempat adalah kemanan nasional dan regional. Keamanan suatu negara itu sangat penting, mengingat bahwa sebuah negara mempunyai rakyat yang harus dilindungi, dengan adanya rasa aman maka akan menciptakan suasana yang nyaman dan tentram. Untuk itu sebuah negara perlu untuk membentuk atau mengaktifkan kembali sebuah aliansi kerjasama militer baik dalam bidang regional maupun 16 internasional. Kerjasama tersebut diimplementasikan dengan ditandanganinya sebuah perjanjian pakta militer atau lainnya. 22

I.5. Metode Penelitian