1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian
Setiap negara mempunyai tujuan nasional dan juga kebijakan luar negeri dalam melakukan kerjasama dengan negara lain. Untuk itu setiap negara perlu
merumuskan sebuah kebijakan agar dapat hidup bekerjasama dengan negara lain dalam mencapai sebuah tujuan bersama melalui sebuah kerjasama internasional.
Negara Amerika Serikat merupakan sebuah negara besar, untuk itu Amerika Serikat mempunyai sebuah kebijakan yang mempunyai nilai besar dalam politik
internasional. Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat
cenderung lebih mengutamakan militer hard power tanpa memperdulikan kecaman- kecaman baik dari negara lain maupun dari PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kecaman tersebut pernah muncul ketika Amerika Serikat menyerang Afghanistan yang diduga sebagai basis terorisme dan Amerika memanfaatkan kebijakan self-
defense untuk melakukan pre-emptive strike. Pada pasal 51 resolusi 1368 tahun 2001
diterangkan apabila penyerangan tersebut didasarkan atas self defence maka negara yang menyerang tersebut harus segera melaporkan tindakannya ke DK Dewan
Keamanan PBB. Namun pada kenyataannya Amerika belum bahkan tidak melaporkan kejahatan kemanusiaannya terhadap DK PBB atas penyerangannya
terhadap Afghanistan.
1
Pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat dari George W Bush kepada Barack Obama tahun 2009 lalu merupakan sebuah fenomena yang baru pertama kali
1
Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global
Bandung: P. T. Alumni, 2005, h. 663.
2 terjadi, karena untuk pertama kalinya kandidat presiden Amerika Serikat yang berasal
dari kulit hitam ini mampu memenangkan pemilihan umum pada tahun 2009. Presiden George Bush merupakan presiden yang berasal dari partai Republik
sedangkan calon presiden Barack Obama berasal dari partai Demokrat. Untuk itu sudah pasti kebijakan yang diambilpun berbeda. Kebijakan presiden George Bush
terkenal dengan keras dan lebih mengedepankan militer sedangkan senator Barack Obama lebih mengedepankan diplomasi.
2
Skripsi ini akan membahas apa saja yang mempengaruhi dari perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dibawah presiden Barack Obama dalam
memerangi terorisme internasional, karena kepemimpinan dimasa George Bush kebijakan yang diambil banyak menimbulkan kontra dimata masyarakat internasional
terutama dunia muslim. Hal ini disebabkan karena tuduhan George W Bush terhadap Osama bin Laden atas peristiwa runtuhnya gedung menara kembar WTC World
Trade Center pada 11 September 2001. Sedangkan gedung menara kembar tersebut merupakan simbol kedigdayaan Amerika Serikat, dengan adanya peristiwa tersebut
maka George W Bush memerintahkan anggota militernya untuk menyerang Afghanistan yang disinyalir sebagai tempat persembunyian Osama bin Laden.
3
Atas penyerangan militer Amerika tersebut maka negara-negara muslim menilai bahwa
Amerika bukan memerangi terorisme melainkan karena ada motif lain yaitu karena ingin menguasai minyak dan juga untuk membangun saluran pipa yang melewati
Afghanistan.
4
Alasan Amerika Serikat dalam menyerang Afghanistan inilah yang
2
Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal Pertahanan dan Perdamaian,
” Jakarta: Pusat Studi Pertahanan dan Perdamaian FISIP Universitas Al Azhar Indonesia V, no. 1 April 2009: h. 86-87.
3
Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktik Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, h. 163.
4
Adhi Ariebowo, “BAB II Kronologi Penyerangan dan Spekulasi yang Berkembang atas Motivasi Amerika Serikat” FISIP UI 2009 diakses pada Kamis, 17 November 2011 dari
www.lontar.ui.ac.idfile?file=digital122929...Literatur.pdf.
3 dinilai oleh negara-negara muslim kurang masuk akal sehingga membuat negara
muslim Iran, Irak, Mesir, dan lain-lain mengutuk keras tindakan Amerika tersebut. Kebijakan Obama yang lebih mengedepankan diplomasi atau lebih dikenal
dengan smart power perpaduan antara hard power dan soft power
5
ini merupakan sebuah titik awal untuk mengembalikan citra Amerika yang dianggap sangat tidak
memperhatikan saran dari negara lain ketika masa George W Bush. Kebijakan yang diambil oleh Obama tersebut tentunya juga tidak hanya dipengaruhi oleh kelompok
kepentingan sepihak namun banyak pihak yang ikut andil dalam proses pengambilan kebijakan, baik itu yang pro dengan idenya maupun yang kontra. Amerika merupakan
sebuah negara besar dan ditempati oleh orang-orang yang sangat intelektual dan berpengaruh dalam percaturan politik internasional, sehingga ketika sebuah kebijakan
diambil oleh presidennya tentu akan mempengaruhi percaturan politik global. Contohnya adalah ambisi Amerika Serikat untuk menguasai minyak di kawasan
Timur Tengah. Salah satu usaha presiden Barack Obama dalam mengembalikan citra baik
negaranya dimata masyarakat internasional adalah dengan melakukan kunjungan ke kawasan Dunia Islam, seperti ke Turki dan Mesir pada bulan Juni 2009 dan juga ke
Indonesia pada bulan November 2009.
6
Itu artinya bahwa Amerika mencoba merangkul dunia muslim kembali untuk meyakinkan bahwa misi dari pada presiden
Barack Obama adalah misi perdamaian. Obama mengirimkan Hillary Clinton ke wilayah Timur Tengah itu disebabkan karena Timur Tengah sedang dilanda konflik
yang berkepanjangan selain itu juga karena untuk memperbaiki citra buruk dimata dunia muslim setelah kepemimpinan sebelumnya yaitu George W Bush. Citra buruk
tersebut disebabkan karena penyerangan aksi militer Amerika Serikat yang alasannya
5
Ibid., h. 164.
6
http:www.politik.lipi.go.idindex.phpencolumnspolitik-internasional99-prospek- hubungan-as-indonesia-pasca-kunjungan-hillary diakses pada 06 Juli 2011.
4 selalu dianggap benar oleh Amerika Serikat yaitu memerangi terorisme dan juga
karena kepemilikan atas senjata pemusnah massal oleh Irak. Dalam pengambilan sebuah kebijakan, setiap negara dipengaruhi oleh faktor
domestik dan faktor internasional namun faktor domestik lebih diutamakan dalam pengambilan kebijakan luar negeri.
7
Diantara faktor domestik adalah kondisi sosial, ekonomi, politik serta pengaruh dari kelompok-kelompok kepentingan, sedangkan
dari faktor internasional adalah kondisi politik internasional yang terjadi saat itu. Begitu pula dengan kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh Barack Obama
sebagai presiden ke-44 di Amerika Serikat banyak dipengaruhi oleh kelompok kepentingan dari faktor internalnya, terutama setelah turunnya George W Bush
kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang juga masih dipengaruhi oleh neokonservatif
8
dan dipandang sangat kontra terhadap keinginan masyarakat dunia. Beberapa faktor internal dan eksternal yang tersebut diatas tidak akan pernah
lepas dari setiap negara yang akan merumuskan kebijakan luar negeri begitu juga dengan negara Amerika Serikat sebagai negara yang sangat kuat. Sehingga disetiap
pergantian presiden di Amerika Serikat pertama kali yang paling diperhatikan oleh negara-negara sekitarnya adalah kebijakan luar negeri terutama terhadap negara-
negara muslim. Untuk itu perlu penjelasan lebih lanjut mengenai faktor internal dan faktor
eksternal sebagaimana yang tersebut diatas. Dengan adanya penjelasan yang lebih
7
Leonard Hutabarat, “Analisis Kebijakan Luar Negeri dalam Studi Hubungan Internasional,” Dalam jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta: Universitas Kristen Indonesia, Vol. V, no.
22 Mei 2005, h. 19.
8
Neoconservative is foreign policy thought emphasizes the moral necessity of distinguishing between the forces of good and evil in the international arena, the importance of maintaining US
military dominance, a greater willingness to use force, and deep distrust of international law and institutions Neokonservatif adalah sebuah kebijakan luar negeri yang menekankan kekuatan baik dan
kekuatan jahat dikawasan internasional, mengutamakan kepentingan kemiliteran US, serta mempunyai keinginan yang kuat dalam menggunakan kekuatan kemiliteran tersebut, dan ketidakpercayaan dalam
lembaga dan hukum internasional. Nur Rahmat Yuliantoro, kelas Politik luar negeri AS, HI UGM, 17
Maret 2011, “Neokonservatisme dan Politik Luar Negeri Amerika Serikat,” artikel diakses pada 6 Juli 2011 dari http:www.rachmat.staff.ugm.ac.id.. ASneokonservatif20 dan 20PLN.
5 mendetail tentunya akan lebih memudahkan pembaca untuk memahami dan mengerti
bahwa pada setiap pengambilan kebijakan luar negeri suatu negara tidak hanya berdasar pada satu aktor saja yaitu presiden, namun disana masih banyak pengaruh
dan juga banyak hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum sebuah keputusan kebijakan luar negeri tersebut disahkan oleh senat. Untuk itu kalau kita
melihat pada setiap pergantian presiden kita pasti melihat terlebih dahulu siapa dan apa saja yang menjadi agenda kebijakannya apabila nantinya ia terpilih menjadi
presiden, namun masyarakat intelektual dan juga organisasi masyarakat, partai, NGO Non Government Organization dan lain-lain tentu tidak akan hanya melihat
bagaimana figure dari calon presiden tetapi juga melihat dan mengamati siapa yang berada dibelakangnya yang mampu menjadikan dia menjadi seorang presiden.
Dikarenakan justru orang yang dibelakangnya itulah nantinya yang akan memberikan kontribusi besar dalam setiap kebijakan yang diambil.
I.2. Pertanyaan Penelitian