Pemberian Hormon Akar Penanaman Parameter Penelitian

Delima Nababan : Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48, 2009. USU Repository © 2009 Kriteria coppice yang baik untuk digunakan sebagai bahan stek adalah : • Panjang 25-40 cm • Daunnya tidak ada gejala serangan penyakit maupun serangan hama. • Batang masih lentur, belum berkayu. Coppice yang sudah memenuhi kriteria tersebut dipanen dengan cara memotong coppice tersebut dengan menggunakan gunting stek. Coppice yang telah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang berisi air setinggi 10-15 cm sebelum dibawa ke tempat pemotongan. Setelah bahan stek dipisahkan dari pohon induk, bagian pangkal segera direndam dengan air bersih. Tujuannya agar jaringan pengangkut tidak berisi udara, dengan demikian bahan stek akan cepat menyerap air dan mineral dari media. Coppice yang sudah dipanen diantar ke tempat pemotongan cutting. Cara kerja : • Panjang coppice yang dipakai menjadi stek antara 7-12 cm • Batang coppice berwarna merah tua atau hijau tua • Batang coppice tidak berbentuk petak • Cutting sebagai bibit stek ditinggalkan minimal 3 pasang daun sudah termasuk pucuk dan masing-masing dibuang ½ bagian kecuali daun pucuk • Coppice harus dijaga agar tidak layu

4. Pemberian Hormon Akar

Ujung cutting yang telah dipotong dicelupkan dengan hormon IBA dalam waktu singkat dengan berbagai konsentrasi. Delima Nababan : Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48, 2009. USU Repository © 2009

5. Penanaman

Setelah ujung cutting dicelupkan dengan hormon akar, maka cutting itu ditanam ke dalam tube dan dilakukan di lokasi mist house. Penyiraman dilakukan dengan sistem pengabutan kelembaban diatur. Cutting berada dalam mist house selama 25 hari. Selama cutting di mist house harus tetap diperhatikan kelembaban daun cutting tersebut. Penyiraman dengan watery timer controller diprogramkan dengan mengatur interval dan lama penyiraman sehingga kelembaban udara dalam mist house antara 80-90 seperti yang terdapat pada Tabel 1. Apabila cuaca terlalu panas, penyiraman dilakukan secara manual agar kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu dingin, maka penyiraman dapat dikontrol agar mist house dan media tidak terlalu lembab. Untuk menghindari perkembangan jamur, setiap hari daun yang gugur dan cutting yang mati dikeluarkan dari lokasi penanaman dan di buang. Sesudah stek berumur 25 hari maka stek tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang terbuka open growing area. Tabel 1. Schedule Penyiraman Bibit pada Cuaca Normal di Mist House Umur Bibit hari Durasi detik Rotasi menit 1 - 15 25 5 16 - 31 25 7 Delima Nababan : Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48, 2009. USU Repository © 2009

6. Parameter Penelitian

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Persentase Hidup Persentase yang hidup dapat dihitung pada akhir penelitian dengan mengguanakan rumus sebagai berikut : hidup = 100 x stek semua hidup yang stek ∑ ∑

2. Persentase Stek Berakar

Persentase stek berakar dapat dihitung pada akhir penelitian dengan menggunakan rumus sebagai berikut : stek berakar = 100 x stek semua berakar yang stek ∑ ∑

3. Tinggi Tunas

Untuk parameter tinggi tunas, pengambilan data dilakukan apabila umur stek sudah mencapai 25 hari setelah hari tanam dengan menggunakan penggaris. Pengukuran tinggi tunas diukur dari bibir tube sampai titik tumbuh tertinggi. Tunas yang tumbuh diamati dan diukur panjangnya seminggu sekali untuk setiap kombinasi perlakuan. Apabila tunas yang lain tumbuh diketiak daun, harus segera dipotong dengan menggunakan gunting stek untuk menghindari terhambatnya pertumbuhan stek. Delima Nababan : Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48, 2009. USU Repository © 2009

4. Diameter Tunas

Pengukuran diameter tunas yang tumbuh pada setiap kombinasi perlakuan dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada bibir tube yaitu salah satu titik yang telah ditetapkan. Pengambilan data dilaksanakan sekali dalam seminggu bersamaan dengan pengambilan data parameter tinggi tunas. 5. Berat Kering Akar Berat kering akar ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik yang dilakukan pada akhir penelitian. Sebelumnya bibit yang telah diukur parameternya dicuci dengan air bersih dan dibersihkan dengan tissue. Kemudian masing-masing bagian dipisahkan akar, batang, dan daun. Lalu dimasukkan kedalam kantong kain kasa dari masing-masing bagian. Setelah itu dimasukkan ke dalam oven dengan disusun rapi dan diatur suhu sebesar 105 C selama 24 jam. Delima Nababan : Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48, 2009. USU Repository © 2009 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Persentase Hidup Setelah jangka waktu 3 bulan, persen hidup stek pucuk IND 48 Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita mencapai 93.33 persen. Persen tertinggi dalam setiap ulangan dapat mencapai 100 persen pada tingkat konsentrasi 500 ppm, 2000 ppm, dan 8000 ppm, sedangkan persen hidup terendah adalah 80 persen pada tingkat konsentrasi 1000 ppm. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambar 1. Grafik Persentase Hidup Stek Pucuk IND 48 Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita Perlakuan Delima Nababan : Penggunaan Hormon IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Ekaliptus Klon Ind 48, 2009. USU Repository © 2009 Pada Gambar 1 dapat dilihat grafik pengaruh perlakuan tingkat konsentrasi hormon IBA terhadap persentase hidup stek pucuk IND 48 Eucalyptus grandis x Eucalyptus pellita. Hasil pengujian statistik pada Lampiran 1 dari persentase hidup menunjukkan bahwa perlakuan hormon IBA tidak memberikan pengaruh nyata.

2. Persentase Stek Berakar