sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 32.

Ŷ = 0.000P 3 - 0.047P 2 + 0.745P + 20.20 R = 1, Ymaks = 27.87 g pada P= 45 gr; Ymin= 20.21 g Pada P= 0 gr 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 15 30 45 Ju m la h p o lo n g P er ta n a m a n Sa m p el g Dosis Pupuk Posfat gr Hubungan jumlah polong per sampel kacang tanah dengan berbagai dosis pupuk posfat dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Hubungan jumlah polong per sampel kacang tanah dengan berbagai dosis pupuk posfat. Dari Gambar 4. Dapat dilihat bahwa hubungan jumlah polong per sampel kacang tanah dengan pupuk posfat bersifat kubik. Dimana terdapat dosis maksimun dan minimum. Dari gambar dapat dilihat bahwa jumlah polong per sampel kacang tanah maksimum pada pemberian dosis 45 gtanaman dengan jumlah 27.87 polong, dan jumlah polong minimum yang terbentuk adalah 20,21 pada dosis 0 gtanaman. Jumlah polong per plot Hasil pengamatan jumlah polong per plot kacang tanah dapat dilihat pada lampiran

31, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 32.

Pada lampiran 32, dapat dilihat bahwa sidik ragam jumlah polong per plot menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Rataan jumlah polong per plot kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah polong per plot kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol Paklobutrazol Pupuk Posfat rataan 0gtan 15gtan 30gtan 40gtan 0mll air 422,43 560,49 575,05 682,66 560,16 0,25mll air 499,50 505,10 530,00 677,86 553,11 0,50mll air 576,53 570,75 479,98 531,35 539,65 0,75mll air 606,95 600,88 557,26 555,04 580,03 rataan 526,35 559,30 535,57 611,73 558,24 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5 Pada Tabel 6. Jumlah polong per plot kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat pada perlakuan P memiliki jumlah polong yang terkecil sebanyak 526,35, dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P 3 dengan jumlah polong 611,73. Pada perlakuan dengan pemberian paklobutrazol pada perlakuan Z 2 memiliki jumlah polong terkecil yang terbentuk sebanyak 539,65 dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan Z 3 dengan jumlah polong yang terbentuk sebanyak 580,03. Bobot biji per sampel Hasil pengamatan bobot biji per sampel kacang tanah dapat dilihat pada lampiran 33, sedangkan sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 34. Pada lampiran 34, dapat dilihat bahwa sidik ragam. Bobot biji per sampel menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Rataan bobot biji per sampel kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Bobot biji per sampel kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol Paklobutrazol Pupuk Posfat rataan 0gtan 15gtan 30gtan 45gtan 0mll air 14,26 19,34 19,81 17,49 17,73 0,25mll air 16,36 18,88 17,19 20,00 18,11 0,50mll air 20,42 19,14 19,43 20,62 19,90 0,75mll air 18,19 17,61 16,51 20,92 18,31 rataan 17,31 18,74 18,24 19,76 18,51 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5 Pada Tabel 7. Bobot biji per sampel kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat pada perlakuan P memiliki bobot biji per sampel yang terkecil sebesar 17,31 g dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P 3 dengan bobot biji per sampel 19,76 g. Pada perlakuan dengan pemberian paklobutrazol pada perlakuan Z 1 memiliki bobot biji per sampel yang terkecil sebesar 17,73 g, dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan Z 2 dengan bobot biji per sampel sebesar 19,90 g Bobot 100 biji g Hasil pengamatan bobot 100 biji kacang tanah dapat dilihat pada lampiran 35, sedangkan sidik ragam dapat dilihat padal lampiran 36. Pada lampiran 36, dapat dilihat bahwa sidik ragam bobot 100 biji menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk posfat, paklobutrazol dan interaksinya dengan pupuk posfat berpengaruh tidak nyata. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Rataan bobot 100 biji kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Bobot 100 biji kacang tanah pada berbagai dosis perlakuan pupuk posfat dan paklobutrazol Paklobutrazol Pupuk Posfat Rataan 0gtan 15gtan 30gtan 45gtan 0mll air 40.68 50.64 48.75 52.65 48.18 0,25mll air 50.18 52.78 48.15 55.27 51.60 0,50mll air 52.72 50.45 47.28 51.34 50.45 0,75mll air 48.85 48.02 48.45 54.84 50.04 Rataan 48.11 50.47 48.16 53.52 50.07 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan taraf 5 Pada Tabel 8. Bobot 100 biji kacang tanah memperlihatkan bahwa pemberian pupuk posfat pada perlakuan P memiliki bobot yang terkecil sebanyak 48,11 g, dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan P 3 dengan bobot 100 biji sebesar 53,52 g. Pada perlakuan dengan pemberian paklobutrazol pada perlakuan Z 1 memiliki bobot 100 biji sebesar 48,18 g, dan yang tertinggi adalah dengan perlakuan Z 2 dengan bobot 100 biji sebesar 51,60 g. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pembahasan Pengaruh Pupuk Posfat Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4-6 MST, dan jumlah polong per sampel. Berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang, tinggi tanaman umur 2 dan 3 MST, jumlah polong per plot, umur berbunga, jumlah ginofor yang terbentuk, berat polong per sampel, dan berat 100 biji. Perlakuan pupuk posfat meningkatkan tinggi tanaman, hal ini diduga karena peranannya dalam merangsang akar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agustina 1990 Fosfor dapat pula dikatakan menstimulir pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi dari P dalam metabolisme sel. Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh semua faktor yang mempengaruhi ket ersediaan unsur hara sampai unsur hara tersebut berada di permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta hasil tanaman. Menurut Eden 1976 dalam Anjarsari, 2007 menyatakan Unsur hara fosfor P adalah salah satu hara makro yang mutlak diperlukan oleh tanaman. Fosfor diperlukan untuk pembelahan sel, pembentukan akar, memperkuat batang, berperan dalam metabolisme karbohidrat, transfer energi, serta pembentukan bunga, buah dan biji. Kekurangan hara P pada tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman . Umur berbunga merupakan parameter yang dapat digunakan unutuk menunjukkan adanya peralihan fase pertumbuhan tanaman dari fase vegetative ke fase generatif. Peralihan fase vegetatif ke generatif dipengaruhi oleh factor genetik tanaman dan lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pembungaan antara lain panjang hari fotoperiode, cahaya dan temperatur udara, sesuai dengan Goldsworthy dan Fisher 1992 yang menyatakan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara bahwa kacang tanah merupakan suatu contoh tanaman diantara tanaman legum yang tidak hanya peka terhadap panjang hari, tetapi juga peka terhadap suhu. Suhu yang tinggi dapat merangsang pembungaan awal dan juga mempercepat penuaan daun. Penuaan sebelum waktunya disebabkan oleh kekeringan, penerimaan penyinaran rendah dan unsur hara tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Perlakuan pupuk posfat meningkat jumlah polong sampel hal ini juga berhubungan dengan peranan pupuk dalam mempercepat pembungaan, menurut Rosmarkam dan Yuwono 2002, menyatakan Unsur P mempunyai peranan dalam pengisian dan pengembangan hasil tanaman. Fosfor ditemukan relatif dalam jumlah lebih banyak dalam buah dan biji tanaman. Tetapi P anorganik relatif dalam jumlah kecil dan kebanyakan dalam bentuk asam fitat phytate. Kekurangan unsur P umumnya menyebabkan volume jaringan tanaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi gelap. Menurut Gardner et al., 1991 jumlah polong per tanaman merupakan komponen hasil yang pokok bagi tanaman kacang tanah. Jumlah polong yang terbentuk ditentukan oleh jumlah ginofora yang mampu menembus tanah dan mampu membentuk polong. Jumlah polong isi yang terbentuk menunjukkan kemampuan varietas kacang tanah menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah. Hal ini dikarenakan polong merupakan salah satu tempat untuk menyimpanmenimbun cadangan makanan tanaman. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pengaruh Paklobutrazol Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah Dari hasil statistik menunjukkan bahwa pengaruh paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah ginofor, jumlah polong per sampel ju mlah polong per plot, berat polong per sampel, berat 100 biji. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa pengaruh paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi belum memberikan pengaruh yang nyata, hal ini disebabkan perlu diberikan nya zat tambahan kedalam paklobutrazol. Hal ini sesuai dengan literatur Harjadi2009 yang menyatakan bahwa untuk menambah efektivitas dari paklobutrazol melalui daun perlu di tambahkan spreadercampuran dengan Tween 20,Triton cs-7 dan Triton B-1969 0,1. Menurut Ani 2004 menyatakan Konsentrasi paklobutrazol yang diberikan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, klorofil daun, jumlah umbi per plot. Dari seluruh data terlihat bahwa pengaruh nyata dari konsentrasi paklobutrazol yang semakin tinggi umumnya berpengaruh negatif kecuali pada jumlah klorofil daun. Pengaruh nyata dari peningkatan konsentasi paklobutrazol mengakibatkan penurunan tinggi tanaman, ukuran daun semakin mengecil sehingga luas daun lebih kecil tetapi klorofil bertambah karena adanya pengurangan luas daun sehingga klorofil lebih meningkat. Penekanan pertumbuhan vegetatif ini terjadi karena paklobutrazol menghambat produksi giberelin endogen, sehingga akan mengurangi laju perpanjangan tetapi pembentukan sel tetap, karena fungsi giberelin yang dihambat paklobutrazol pada waktu pertumbuhan vegetatif hanya untuk perpanjangan sel, jadi perlakuan paklobutrazol ini mengurangi pemanjangan batang dan akibatnya tinggi tanaman berukurang. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Interaksi Pupuk Posfat dan Paklobutrazol Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah Dari hasil statistik menunjukkan bahwa pengaruh paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, jumlah ginofor, jumlah polong per sampel jumlah polong per plot, berat polong per sampel, berat 100 biji. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian pupuk Posfat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah pada umur 6 MST dimana perlakuan pupuk posfat P 3 45 grtanaman memberikan tinggi tanaman yang tertinggi yaitu 32,00 cm dan yang terendah pada perlakuan P 0 gr tanaman yaitu 26,47. 2. Nilai optimum pemberian pupuk posfat adalah 39 gtanaman dengan tinggi tanaman adalah 32,844 cm. 3. Pemberian Paklobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah. 4. Pemberian pupuk Posfat berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per sampel dimana pupuk posfat P 3 45 grtanaman memberikan jumlah polong terbanyak yaitu 27,87 polong dan yang terendah pada perlakuan P 0 gr tanaman yaitu 20,21 polong. 5. Interaksi pupuk posfat dan paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah berpengaruh tidak nyata. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pupuk posfat untuk tanah-tanah yang berstruktur kurang baik. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA AAK. 1989. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta. Agustina, L., 1990. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. Abidin, Z., 1993. Dasar-Dasar Pengertahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan kering. Penebar Swadaya, Jakarta. Asiamaya., 2000. available at: http:www,asiamaya.comnutrientskcng tsnsh.htm.[1 September , 2009]. Ani, N. 2004. Pengaruh konsentrasi Paklobutrazol dan Urea Pada Stek kentang terhadap produksi Berlet Varietas Granola. Bidang Ilmu pertanian Vol 2, Nomor 1. Astanto, K. 2005. Produksi Tidak Optimal, Import Kacang Tanah Tinggi. http:www.Situs Hijau .co.id Andini. S dan Nanda.D. A., 2010. Peningkatan Produksi dan Kualitas Rimpang Jahe Zingiber officinale Roxb. melalui Aplikasi Ethepon dan Paclobutrazol. Institut Pertanian Bgor, Bogor. Devis, T.D., G.L Seffens and Saala, 1988. Triazol Plant Growth Regulator In Horticultural Reviews vol. 10. Tumber Press Portland, Oregeon Deptan,2006.BudidayaKacangTanahTanpaOlahTanah,availableat;http:www.deptan.go.idte knologitptkcgtanah1.htm [21 agustus 2009] Frederick and M. Jessica, 2003. Physiologycal Effects of Paclobutrazol During Plant Stress. Domonican Unyversity of California. http:www.abstracs.astracs.orgPb 2003publicP300697.htm. California http:warintek.bantul.go.idweb.php?mod=basisdatakat=1sub=2file=35. [24 agustus 2009] page 1 Hanafiah. K. A., 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta; Hal: 290,294,295. Hakim, N. M.Y., Nyakpa, A.M., Lubis, S.G., Nugroho, M.A., Diha, G.B., Hag, H.H., Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung. Harjadi, S.S.2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar Swadaya. Jakarta. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ICI, 1986. Paclobutrazol Plant Growth Regulator For Fruit. Techical Data Plant Protection Devision Surrey, England. Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta; Hal: 23-24 Pitojo S, 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius, Jakarta. Rubatzky, V.E dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi, dan Gizi. Edisi kedua. Penerjemah Catur Herison. ITB Press, Bandung. Hal: 262. Rukmana, R. H. 1999. Budidaya Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta. Rosmarkam, A dan N. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta. Ringkas. S., 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi tanaman Kentang Solanum Tuberesum . L0. Terhadap Pupuk Kalium dan Paklobutrazol. Program Studi Agronomi. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Salisbury, F. B. and Ross, C. W. 2002. Plant Physiology. Wadsword Publishing Company, Belmont. California. Sadjadi, M dan Supriyati. 2008. Perbaikan Teknologi Kacang Tanah Di Indonesia. http:www.Anekaplanta.wordpress.com.id Sidabalok, A. 2008. Produksi Beras dan Jagung Meningkat di Sumut. http:www.Bahanpang.Sumutprov.go.id Tindal, H.D.1983. Vegetables in The Tropics. Macmillan Press, London. Weiss, E.A. 1983. Oil Seed Crops. Logman Inc. New Cork. USA. Wynne, J.D., D.A. Emery. 1973. Photoperiodic Respons of Peanuts Crops Sci.,13:page 511 of 514.a Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Gajah Nama Variates : gajah Tahun : 1950 Tetua : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21 Spanish 18-38 Potensi hasil : 1,8 t.ha -1 Nomor iduk : 61 Mulai berbunga : 30 hari Umur polong tua : 100 hari Bentuk tanaman : Tegak Warna batang : Hijau Warna daun : Hijau Warna bunga : Kuning Warna ginofora : Ungu Warna kulit biji : Merah muda Berat 100 biji : 53 gram Kadar lemak : 48 Kadar protein : 29 Rendemen biji dari polong : Ketahanan terhadap : - tahan terhadap pernyakit layu 60-70 - peka terhadap penyakit karat dan becak daun Sifat-sifat lain : rendeman biji dari polong 60-70 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Bagan Lahan Percobaan Blok I Blok III Blok II U S P 2 Z 2 P Z 1 P 3 Z 2 P 3 Z 1 P 2 Z 1 P 3 Z 1 P 1 Z 3 P 3 Z 2 P 2 Z 3 P Z 1 P 2 Z 3 P 1 Z 1 P 1 Z 1 P Z 2 P 2 Z 2 P 3 Z 1 P 2 Z 1 P 1 Z 2 P 1 Z 1 P 2 Z 1 P Z 1 P 3 Z 2 P 2 Z 2 P Z 2 P 3 Z 3 P Z 2 P 2 Z 3 P Z 3 P Z 3 P 3 Z 3 P 3 Z P 1 Z 2 P 2 Z P 1 Z 2 P Z 3 P 3 Z 3 a.80 cm b.50 cm Keterangan : a. Jarak antar blok b. Jarak antar plot P 2 Z P Z P 3 Z P Z P 1 Z P 1 Z 3 P 1 Z P 1 Z 3 P 1 Z P 3 Z P 2 Z P Z Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara b.120cm Lampiran 3. Bagan Plot Penelitian a.180cm Keterangan : a.Panjang Plot Penelitian b.Lebar Plot Penelitian 10cm 15cm 30cm 15cm X X X X X X 20cm X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 10cm Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Jadwal Kegiatan Penelitian Pelaksanaan Percobaan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Persiapan Lahan X 2. Penanaman X 3. Pemberian Pupuk Fosfat X 4. Pemupukan Dasar X 5. Pemberian Paklobutrazol X X

6. Pemeliharaan Penyiraman