3
III.KONSEP DAN DEFINISI 3.1 Petani
Berikut adalah beberapa gambaran yang dapat menyimpulkan atau mendefinisikan pengertian petani, yaitu:
a. Seseorang atau sekelompok orang yang mengusahakan komoditas pertanian atas resiko sendiri ataupun bagi hasil dengan tujuan untuk dijual baik sebagian atau seluruhnya pada
pertanian tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, perikanan dan kehutanan. Dalam hal ini termasuk ke dalam kategori petani adalah petani
penyewa lahan, dan penggarap bebas sewa maupun bagi hasil. b. Masyarakat nelayan penangkap ikan di laut dan perairan umum yang melakukan
usahanya atas resiko sendiri termasuk dalam pengertian “Petani”. Begitu juga orang yang mempunyai kolamempangtebatbalongtambak dan memelihara ikan untuk tujuan dijual
bukan untuk hiasan dan mengurusnya sendiri atau bersama orang lain, dapat dikategorikan sebagai pembudidaya ikan.
Dengan mengacu pada rincian a dan b di atas, maka orang yang bekerja di sawahladangkebun orang lain dengan memperoleh balas jasa upah baik berupa uang atau
barang natura, misal bawon pada panen padi atau buruh tani serabutan bukanlah petani. Begitu juga dengan orang yang menggembalakan ternak, tukang memberi makan ternak milik
orang lain dengan mengharapkan upah, bukanlah peternak.
3.2 Nilai Produksi yang Dijual
Nilai produksi yang dijual adalah total pendapatan yang diterima petani dari suatu jenis komoditas produksi yang dijual sebelum memasukkan biaya untuk transportasi atau
pengangkutan dan pengepakan ke dalam harga penjualan. Harga yang diterima di tingkat
petani harga produsen dapat diartikan sebagai harga pada farm gate harga transaksi di
sawahladangkebunkolamempang tebatbalongtambak setelah pemetikan atau panen. Buruh yang bekerja di sektor pertanian dengan menerima upah dan pekerja keluarga
tidak dikategorikan sebagai petani
4
IV. ORGANISASI LAPANGAN 4.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan Lapangan
a. Penanggung jawab pelaksanaan pencacahan studi penghitungan NTP dengan metode nilai produksi di daerah adalah Kepala BPS ProvinsiKabupaten, yang bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan pencacahan studi penghitungan NTP dengan metode nilai produksi di wilayahnya dan pengiriman hasilnya ke BPS RI.
b. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi atas nama Kepala BPS Provinsi, bertanggung jawab atas penyelesaian masalah teknis dan administrasi serta
mengkoordinasikan pelaksanaan pencacahan studi penghitungan NTP dengan metode nilai produksi di wilayahnya.
c. Kepala Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen BPS Provinsi bertugas membantu Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi dalam menanggulangi masalah teknis
dan administrasi, sehingga pencacahan studi penghitungan NTP dengan metode nilai produksi dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu.
d. Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kabupaten bertugas membantu Kepala BPS Kabupaten dalam menanggulangi masalah teknis dan administrasi, sehingga pencacahan
studi penghitungan NTP dengan metode nilai produksi dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu.
e. PengawasPemeriksa adalah Kepala Seksi Statistik Distribusistaf BPS Kabupaten yang ditunjuk dan bertugas:
1. Bertanggung jawab terhadap ketepatan dan kelengkapan hasil pencacahan di lapangan.
2. Memberi petunjuk secara berkala kepada petugas pencacah tentang pelaksanaan di lapangan.
f. Petugas pencacah adalah Koordinator Statistik Kecamatan KSK yang bertugas di
kecamatan terpilih. Petugas pencacah bertanggung jawab terhadap isian dan kelengkapan data yang dikumpulkan.
4.2 Pencacahan
Studi penghitungan NTP dengan metode NP dilakukan setiap caturwulan yaitu pada Mei mencatat transaksi Januari-April, Agustus mencatat transaksi Mei-Agustus dan