44
Sosiologi untuk SMAMA kelas XII IPS
agama adalah suatu sistem gagasan kepercayaan praktek dan hubungan. Bila tidak ada orang yang percaya dan tidak mau
menerimanya maka agama tidak ada. Agama bukanlah manusianya, agama adalah suatu sistem keyakinan dan praktek.
Berikut ini adalah pembedaan antara lembaga dan asosiasi.
Lembaga perbankan merupakan prosedur yang dibukukan untuk
mengelola transaksi keuangan tertentu; bankir adalah orang yang
memimpin transaksi tersebut; bank adalah sekelompok bankir
yang terorganisasi bersama-sama para karyawannya yang perlu
kita ingat hanyalah bahwa lem- baga selalu merupakan sistem
gagasan dan perilaku yang teror-
ganisasi yang ikut serta dalam perilaku itu. Setiap lembaga mempunyai kumpulan asosiasinya, dan melalui asosiasi itulah norma-norma
lembaga dilaksanakan. Misalnya sekolah mempunyai peraturan. Orang tua murid dan guru POMG.
Lembaga dan asosiasi sangat berkaitan satu sama lain, namun pengertiannya sangat berbeda dan tidak boleh dicampur adukkan,
misalnya pendidikan adalah lembaga sosial, tetapi Universitas Indonesia UI dan POMG adalah asosiasi.
Setelah mempelajari lembaga dan asosiasi selanjutnya akan kita pelajari bagaimana proses lembaga sosial terjadi? Akan kita pelajari
dalam bab ini.
C. Proses Pelembagaan
Lembaga muncul sebagai produk kehidupan sosial yang sungguh tidak direncanakan. Orang mencari-cari cara yang praktis untuk
memenuhi kebutuhannya; mereka menemukan beberapa pola yang dapat dilaksanakan yang menjadi kebiasaan yang baku karena terus
menerus diulangi. Dengan berlalunya waktu pola itu memperoleh satu kerangka cerita rakyat Folkore yang mendukung, yang membenarkan
dan menyetujui. Misalnya, bank berangsur-angsur berkembang sebagai kebutuhan untuk menyetor, mentransfer, meminjam, dan menyimpan
uang.
Sumber: Surat Kabar Pikiran Rakyat, 2006
Peran dan fungsi lembaga agama sebagai sistem keyakinan.
45
Bab 3
„
Lembaga Sosial
Dari waktu kewaktu, orang mungkin bergabung untuk memodi- fikasikan dan melegalisasikan praktek-praktek tersebut karena terus
berkembang dan berubah. Dengan cara itulah lembaga tumbuh. Terjadinya lembaga sosial bermula dari tumbuhnya suatu kekuatan
ikatan hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat. Ikatan hubungan antara manusia tersebut sangat erat kaitannya dengan
keberlakuan suatu norma sebagai patokan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan akan rasa keindahan, keadilan,
pendidikan, ketentraman, keluarga dan sebgainya.
Kebutuhan akan pendidikan kemudian menimbulkan lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah dasar, pesantren, sampai pada
perguruan tinggi. Kebutuhan akan keindahan, kemudian menim- bulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya seperti seni rupa,
seni tari, dan begitu seterusnya, proses perkembangan kebutuhan- kebutuhan lainnya.
Seperti kita ketahui ada lima lembaga dasar yang penting dalam masyarakat yang kompleks adalah lembaga keluarga, keagamaan,
pemerintah, perekonomian, dan pendidikan. Menurut Soedjono Soekanto
1982, bahwa tumbuhnya lem- baga sosial oleh karena manusia
dalam hidupnya memerlukan keteraturan, maka di rumuskan
norma-norma dalam masyarakat. Mula-mula norma tersebut dibuat
secara sadar, misalnya dahulu di dalam jual beli, seorang perantara
tidak harus diberi bagian dari keuntungan akan tetapi lama-
kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat
bagiannya, dimana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual.
Dalam sosiologi dikenal ada empat tingkatan dalam proses pelembagaan, pertama; cara usage yang menunjukkan pada suatu
perbuatan, kedua; kemudian cara berbuat ini berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan folkways, yaitu perbuatan yang
selalu diulang-ulang dalam setiap usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Ketiga; apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai
patokan atau norma pengatur kelakuan bertindak, maka didalamnya
Sumber: Metro, 2006
Dengan melalui lembaga kursus menjahit pakaian wanita, seseorang dapat meraih
juara. Ini menunjukkan adanya kegiatan lembaga sosial.