Lembaga dan Asosiasi Sosiologi SMA Kelas 12 20090904121121

45 Bab 3 „ Lembaga Sosial Dari waktu kewaktu, orang mungkin bergabung untuk memodi- fikasikan dan melegalisasikan praktek-praktek tersebut karena terus berkembang dan berubah. Dengan cara itulah lembaga tumbuh. Terjadinya lembaga sosial bermula dari tumbuhnya suatu kekuatan ikatan hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat. Ikatan hubungan antara manusia tersebut sangat erat kaitannya dengan keberlakuan suatu norma sebagai patokan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan akan rasa keindahan, keadilan, pendidikan, ketentraman, keluarga dan sebgainya. Kebutuhan akan pendidikan kemudian menimbulkan lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah dasar, pesantren, sampai pada perguruan tinggi. Kebutuhan akan keindahan, kemudian menim- bulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya seperti seni rupa, seni tari, dan begitu seterusnya, proses perkembangan kebutuhan- kebutuhan lainnya. Seperti kita ketahui ada lima lembaga dasar yang penting dalam masyarakat yang kompleks adalah lembaga keluarga, keagamaan, pemerintah, perekonomian, dan pendidikan. Menurut Soedjono Soekanto 1982, bahwa tumbuhnya lem- baga sosial oleh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan, maka di rumuskan norma-norma dalam masyarakat. Mula-mula norma tersebut dibuat secara sadar, misalnya dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan akan tetapi lama- kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat bagiannya, dimana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual. Dalam sosiologi dikenal ada empat tingkatan dalam proses pelembagaan, pertama; cara usage yang menunjukkan pada suatu perbuatan, kedua; kemudian cara berbuat ini berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan folkways, yaitu perbuatan yang selalu diulang-ulang dalam setiap usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Ketiga; apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan atau norma pengatur kelakuan bertindak, maka didalamnya Sumber: Metro, 2006 Dengan melalui lembaga kursus menjahit pakaian wanita, seseorang dapat meraih juara. Ini menunjukkan adanya kegiatan lembaga sosial. 46 Sosiologi untuk SMAMA kelas XII IPS sudah terdapat unsur pengawas dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi. Keempat; tata kelakuan yang semakin berat yang mencerminkan kekuatan pola kelakuan masyarakat yang mengikat para anggotanya, tata kelakuan ini disebut adat istiadat, maka ia akan mendapat sanksi yang lebih keras. Misalnya, di Lampung ada suatu pantangan apabila seorang gadis sengaja mendatangi pria idamannya karena rindu yang tidak tertahan, maka ia dapat dikucilkan dari hubungan bujang-gadis lainnya karena dianggap tidak suci. Setelah mengetahui proses pelembagaan, tentu kita ingin mengetahui bagaimana tipe-tipe lembaga sosial? Akan kita pelajari dalam bab ini.

D. Tipe-tipe Lembaga Sosial

Lembaga itu mempunyai tujuan untuk mengantur antara hubungan yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang paling penting. Sebelum pada tipe-tipe lembaga sosial kita ulas tentang tipe pengendalian sosial. Pengendalian sosial memiliki dua tipe yaitu pengendalian sosial resmi formal dan pengendalian sosial tidak resmi informal.

a. Pengendalian sosial formal

Pengendalian sosial formal adalah pengendalian sosial yang pengawasannya dilakukan oleh negara atau badan-badan yang mempunyai kedudukan tetap. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan prosedur yang jelas.

b. Pengendalian sosial informal

Pengendalian sosial informal adalah pengendalian sosial yang menunjukkan pada seperangkat norma sosial yang memaksa orang untuk bertindak sesuai dengan kesepakatan, namun tidak ada lembaga pendukung yang melaksanakannya secara tetap. Dua tipe pengendalian sosial diatas dilakukan oleh sejumlah lembaga atau pranata sosial. Contoh lembaga atau pranata sosial adalah sebagai berikut. 1. Kepolisian 2. Pengadilan 3. Tokoh adat 4. Tokoh agama 5. Tokoh masyarakat.