3. Lingkup Penanggulangan Resiko terbatas. 2.4 Prinsip Asuransi
2.4.1 Prinsip Asuransi Secara Umum
1. Kontrak Kontrak asuransi adalah kontrak yang mana satu pihak insurer menerima
risiko asuransi signifikan dari pihak lain pemegang polis dengan menyetujui untuk mengkompensasi pemegang polis jika kejadian masa depan tidak pasti
spesifik kejadian yang diasuransikan secara buruk mempengaruhi pemegang polis.
1 Syarat-Syarat Kontrak Asuransi a
Pasal 1320 KUH Perdata menentukan bahwa perjanjian harus meliputi :
1 Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri; 2 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3 Suatu hal tertentu; 4 Suatu sebab yang halal.
b Pasal 1321 KUH Perdata menetapkan :
Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan.
c Pasal 1338 KUH Perdata :
Perjanjian asuransi merupakan perjanjian pertanggungan dapat terjadi sesudah ada unsur kesepakatan antara para pihak.
2. Uncertainty Uncertainty adalah peristiwa tidak pasti adalah peristiwa terhadap
mana asuransi diadakan, tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak diharapkan akan terjadi.
3. Keadilan Akses pelayanan kesehatan yang adil menggunakan prinsip keadilan
vertikal. Prinsip keadilan vertikal menegaskan, kontribusi warga dalam pembiayaan kesehatan ditentukan berdasarkan kemampuan membayar
ability to pay, bukan berdasarkan kondisi kesehatan kesakitan seorang. 4. Konsep The Law Of Large Numbers Konsep Bilangan Besar
Asuransi membutuhkan peserta dalam jumlah yang besar, agar risiko dapat didistribusikan secara merata dan luas serta dikurangi secara efektif.
5. Pengelompokan Resiko Pengelompokan resiko atau biasa disebut berbagi kerugian dilakukan
dengan cara menyebar resiko atau berbagi kemungkinan kerugian, sekelompok besar orang dapat mengganti biaya yang kecil untuk
mengganti resiko yang tidak diketahui pasti. 6. Insurable interest Prinsip kepentingan.
Prinsip kepentingan menegaskan bahwa orang yang menutup asuransi harus mempunyai kepentingan interest atas harta benda yang
dapat diasuransikan insurable. Jadi pada hakekatnya yang diasurnsikan bukanlah harta benda itu, tetapi kepentingan tertanggung atas harta
benda tersebut. Selain itu, agar kepentingan itu dapat diasuransikan insurable
interest, kepentingan itu harus legal dan patut legal and equitable. Untuk membuktikan legal atau tidak, dibuktikan dengan surat-surat resmi
otentik dari harta yang bersangkutan. 6. Utmost good faith Prinsip Itikad baik
Utmost good faith secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai “niatan baik”. Dalam hal ini, hal yang dimaksud adalah dalam menetapkan
kontrak atau persetujuan, sudah seharusnya dilakukan semata-mata berlandaskan dengan niatan baik. Dengan demikian, tidak dibenarkan jika
kemudahan baik dari pihak tertanggung maupun penanggung menyembunyikan suatu fakta yang bisa mengakibatkan timbulnya
kerugian bagi salah satu pihak diantara keduanya. 7. Indemnity Prinsip Jaminan
Dengan adanya insurable interest yang legal dan patut, maka sebagai konsekuensinya adalah jaminan indemnity dari pihak
penanggung bahwa penanggung akan memberikan ganti rugi bila tertanggung benar-benar menderita kerugian atas insurable interest itu,
yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Prinsip indemnity atau ganti rugi terdiri dari subrogation
subrogasi dan contribution kontribusi. Berikut ini penjelasan kedua hal tersebut.
a. Surogation Subrogasi
Subrogation atau subrogasi, pada prinsipnya, merupakan hak penanggung selaku pihak yang telah memberikan ganti rugi kepada pihak
tertanggung, dimana dalam hal ini penanggung memiliki hak untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya
mengalami suatu peristiwa yang tidak diinginkan sehingga mengakibatkan kerugian. Dengan adanya prinsip semacam ini, maka
pada saat bersamaan, pihak tertanggung tidak memungkinkan untuk memperoleh biaya ganti rugi melebihi kerugian yang dialami atau
dideritanya. b. Contribution Kontribusi
Contribution merupakan suatu prinsip di mana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang
sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seseorang tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung
belum tentu besarnya. 8. Prinsip trustful Kepercayaan
Dalam asuransi, kepercayaan trustfull dari penanggung mendapat tempat terhormat dalam setiap penutupan asuransi. Bila tidak ada kepercayaan
dari pihak penanggung, maka bisnis asuransi akan mengalami kegagalan. 9. Proximate cause
Proximate cause merupakan suatu sebab aktif, efisien, yang memicu terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa adanya intervensi oleh suatu
kekuatan lain. Dalam konteks ini, tertanggung penting untuk memahami betul terkait dengan hubungan antara risiko yang merupakan bagian yang termuat
atau dijamin oleh polis. Berpijak pada prinsip semacam ini, dalam suatu peristiwa yang tidak diinginkan apabila benar-benar terjadi maka yang akan ditelisik secara
lebih mendalam dahulu adalah masalah dari rentetan peristiwa tersebut hingga pada akhir peristiwa itu.
2.2.2 Prinsip sistem jaminan kesehatan nasional