contoh kita dapat menghindari resiko meniggal dunia akibat kecelakaan mobil dengan tidak mengendarai atau menumpang mobil. Tapi cara ini tentunya
tidak selalu merupakan solusi yang efektif b. Mengatasi resiko dengan mengendalikan yaitu melakukan langkah-langkah
untuk mencegah resiko terjadi c. Cara ketiga mengatasi resiko adalah dengan hanya menerima resiko apa
adanya. Contoh yang spesifik adalah mengenai resiko atau kesehatan.
Banyak diantara kita yang lebih memilih harus membayar biaya dokter dan perawatan kesehatan secara langsung keimbang membeli polis asuransi
kesehatan. Cara semacam ini sah-sah saja dan dalam prinsip manajemen resiko, hal ini disebut sebagai self-insurance.
d. Cara keempat adalah dengan memindahkan resiko. Dengan cara ini seseorang memindahkan tanggung jawab keuangan kepada pihak lain
apabila muncul kerugian akibat terjadinya suatu resiko kepada orang tersebut.
2.3 Keuntungan dan kerugian menggunakan asuransi a. Keuntungan Asuransi Kesehatan
1. Asuransi kesehatan boleh diikuti oleh siapapun dan dimanapun oleh seluruh warga Indonesia.
2. Mendapat jaminan ketersediaan untuk semua kebutuhan biaya dokter, obat-obatan, rawat inap, sampai dengan tindakan operasi.
3. Memindahkan Resiko seseorang ataupun perusahaan dapat memindahkan resiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar
premi yang relatif kecil bila dibandingkan kerugian yang mungkin terjadi. 4. Praktis kita secara otomatis akan diwajibkan menyisihkan dana untuk
membayar premi, hal ini sangat menguntungkan terutama untuk mereka yang kurang disiplin.
5. Mampu memberikan dana dengan segera.
b. Kerugian Asuransi Kesehatan
1. Tidak semua rumah sakit bergabung menjadi rekanan asuransi kesehatan
2. Untuk asuransi kesehatan BPJS Premi yang sudah dibayarkan tidak dapat diminta atau ditarik kembali.
3. Lingkup Penanggulangan Resiko terbatas. 2.4 Prinsip Asuransi
2.4.1 Prinsip Asuransi Secara Umum
1. Kontrak Kontrak asuransi adalah kontrak yang mana satu pihak insurer menerima
risiko asuransi signifikan dari pihak lain pemegang polis dengan menyetujui untuk mengkompensasi pemegang polis jika kejadian masa depan tidak pasti
spesifik kejadian yang diasuransikan secara buruk mempengaruhi pemegang polis.
1 Syarat-Syarat Kontrak Asuransi a
Pasal 1320 KUH Perdata menentukan bahwa perjanjian harus meliputi :
1 Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri; 2 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3 Suatu hal tertentu; 4 Suatu sebab yang halal.
b Pasal 1321 KUH Perdata menetapkan :
Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan.
c Pasal 1338 KUH Perdata :
Perjanjian asuransi merupakan perjanjian pertanggungan dapat terjadi sesudah ada unsur kesepakatan antara para pihak.
2. Uncertainty Uncertainty adalah peristiwa tidak pasti adalah peristiwa terhadap
mana asuransi diadakan, tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak diharapkan akan terjadi.
3. Keadilan Akses pelayanan kesehatan yang adil menggunakan prinsip keadilan
vertikal. Prinsip keadilan vertikal menegaskan, kontribusi warga dalam pembiayaan kesehatan ditentukan berdasarkan kemampuan membayar
ability to pay, bukan berdasarkan kondisi kesehatan kesakitan seorang. 4. Konsep The Law Of Large Numbers Konsep Bilangan Besar
Asuransi membutuhkan peserta dalam jumlah yang besar, agar risiko dapat didistribusikan secara merata dan luas serta dikurangi secara efektif.
5. Pengelompokan Resiko Pengelompokan resiko atau biasa disebut berbagi kerugian dilakukan
dengan cara menyebar resiko atau berbagi kemungkinan kerugian, sekelompok besar orang dapat mengganti biaya yang kecil untuk
mengganti resiko yang tidak diketahui pasti. 6. Insurable interest Prinsip kepentingan.
Prinsip kepentingan menegaskan bahwa orang yang menutup asuransi harus mempunyai kepentingan interest atas harta benda yang
dapat diasuransikan insurable. Jadi pada hakekatnya yang diasurnsikan bukanlah harta benda itu, tetapi kepentingan tertanggung atas harta
benda tersebut. Selain itu, agar kepentingan itu dapat diasuransikan insurable
interest, kepentingan itu harus legal dan patut legal and equitable. Untuk membuktikan legal atau tidak, dibuktikan dengan surat-surat resmi
otentik dari harta yang bersangkutan. 6. Utmost good faith Prinsip Itikad baik
Utmost good faith secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai “niatan baik”. Dalam hal ini, hal yang dimaksud adalah dalam menetapkan
kontrak atau persetujuan, sudah seharusnya dilakukan semata-mata berlandaskan dengan niatan baik. Dengan demikian, tidak dibenarkan jika
kemudahan baik dari pihak tertanggung maupun penanggung menyembunyikan suatu fakta yang bisa mengakibatkan timbulnya
kerugian bagi salah satu pihak diantara keduanya. 7. Indemnity Prinsip Jaminan
Dengan adanya insurable interest yang legal dan patut, maka sebagai konsekuensinya adalah jaminan indemnity dari pihak
penanggung bahwa penanggung akan memberikan ganti rugi bila tertanggung benar-benar menderita kerugian atas insurable interest itu,
yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Prinsip indemnity atau ganti rugi terdiri dari subrogation
subrogasi dan contribution kontribusi. Berikut ini penjelasan kedua hal tersebut.
a. Surogation Subrogasi
Subrogation atau subrogasi, pada prinsipnya, merupakan hak penanggung selaku pihak yang telah memberikan ganti rugi kepada pihak
tertanggung, dimana dalam hal ini penanggung memiliki hak untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya
mengalami suatu peristiwa yang tidak diinginkan sehingga mengakibatkan kerugian. Dengan adanya prinsip semacam ini, maka
pada saat bersamaan, pihak tertanggung tidak memungkinkan untuk memperoleh biaya ganti rugi melebihi kerugian yang dialami atau
dideritanya. b. Contribution Kontribusi
Contribution merupakan suatu prinsip di mana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang
sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seseorang tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung
belum tentu besarnya. 8. Prinsip trustful Kepercayaan
Dalam asuransi, kepercayaan trustfull dari penanggung mendapat tempat terhormat dalam setiap penutupan asuransi. Bila tidak ada kepercayaan
dari pihak penanggung, maka bisnis asuransi akan mengalami kegagalan. 9. Proximate cause
Proximate cause merupakan suatu sebab aktif, efisien, yang memicu terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa adanya intervensi oleh suatu
kekuatan lain. Dalam konteks ini, tertanggung penting untuk memahami betul terkait dengan hubungan antara risiko yang merupakan bagian yang termuat
atau dijamin oleh polis. Berpijak pada prinsip semacam ini, dalam suatu peristiwa yang tidak diinginkan apabila benar-benar terjadi maka yang akan ditelisik secara
lebih mendalam dahulu adalah masalah dari rentetan peristiwa tersebut hingga pada akhir peristiwa itu.
2.2.2 Prinsip sistem jaminan kesehatan nasional
Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN berikut:
1. Prinsip kegotongroyongan Prinsip kegotongroyongan adalah prinsip kebersamaan antar peserta
dalam menanggung beban biaya Jaminan Sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap Peserta membayar Iuran sesuai dengan tingkat
Gaji, Upah, atau penghasilannya. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu,
peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.
2. Prinsip nirlaba Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BPJS adalah nirlaba bukan untuk mencari laba for profit oriented. Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya
kepentingan peserta. 3. Keterbukaan
Prinsip keterbukaan adalah prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta.
4. Kehati-hatian Prinsip kehati-hatian adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat,
teliti, aman, dan tertib. 5. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Prinsip portabilitas Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. 7.
Prinsip kepesertaan bersifat wajib Prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah prinsip yang mengharuskan
seluruh penduduk menjadi Peserta Jaminan Sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.
8. Prinsip dana amanat Prinsip dana amanat adalah bahwa Iuran dan hasil pengembangannya
merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut
untuk kesejahteraan peserta. 9. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
2.5 Alasan Pentingnya Asuransi Dalam Kesehatan
Pentingnya asuransi dalam kesehatan berkaitan dengan unsur uncertainty dan asymetric knowledge.
a. uncertainly Adanya ketidakpastian tentang kebutuhan pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan, mengenai waktu, tempat, besarnya biaya, urgensi pelayanan dan sebagainya. Asuransi merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan
terencana. dengan membeli asuransi, seorang penghindar risiko tidak hanya memperoleh kepastian berkenaan dengan sakit, tetapi juga memperoleh
kepuasan utilitas yang relatif lebih tinggi karena merasa terlindungi b. asymetris knowleadge
Asymetric knowlegde berarti bahwa terdapat ketidakseimbangan informasi atau pengetahuan antara tenaga kesehatan dengan penerima pelayanan
kesehatan, provider-lah yang menentukan jenis dan volume pelayanan yang perlu dikonsumsi oleh pasien. Hal ini dapat memicu timbulnya moral hazard
dan menyebabkan munculnya demand creation yaitu pelayanan yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh pasien namun diberikan oleh tenaga
kesehatan. Untuk langkah antisipasi terhadap dua karakteristik pelayanan tersebut,
asuransi kesehatan sangat diperlukan sebagai barier agar pembiayaan kesehatan tidak mengalami pembengkakan.
BPJS telah menentukan standar tarif pelayanan kesehatan berdasarkan Permekes no 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan dan juga penggunaan aplikasi INA CBGS Indonesia Case Base Groups.
INA-CBG merupakan sistem pembayaran dengan sistem paket, berdasarkan penyakit yang diderita pasien.Rumah Sakit akan mendapatkan
pembayaran berdasarkan tarif INA CBGs yang merupakan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis.
Manfaat implementasi INA CBG’s dalam Jaminan Kesehatan Nasional JKN adalah tarif terstandarisasi dan lebih memberikan kepastian. INA CBGS juga
dapat meminimalisir terjadinya demand creation dan moral hazard akibat dari asymetric knowledge.
2.6 Perbedaan Asuransi dan Asuransi Kesehatan