Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 59 PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR Perubahan Pasal-Pasal Diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya [Pasal 37 2] Usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 13 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 1] Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan [Pasal 37 5] Sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 23 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 3] Putusan dilakukan dengan persetujuan sekurang- kurangnya 50 +1 anggota dari seluruh anggota MPR [Pasal 37 4] MPR Sumber: Bahan Sosialisasi MPR RI Tahun 2012 Gambar 3.2 Perubahan UUD 1945

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Ketika MPRS dan MPR masih berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara salah satu produk hukum MPR adalah Ketetapan MPR. Ketetapan MPR adalah putusan majelis yang memiliki kekuatan hukum mengikat ke dalam dan ke luar majelis. Mengikat ke dalam berarti mengikat kepada seluruh anggota majelis. Mengikat ke luar berarti setiap warga negara, lembaga masyarakat dan lembaga negara terikat oleh Ketetapan MPR. Kelas VIII SMPMTs Edisi Revisi 60 Adapun yang dimaksud dengan ”Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat” dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 adalah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 4 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor: IMPR2003 tentang Peninjauan terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus 2003. Pasal 2 Ketetapan MPR No. IMPR2003 menegaskan bahwa beberapa ketetapan MPRS dan MPR yang masih berlaku dengan ketentuan adalah sebagai berikut. a. Ketetapan MPRS RI Nomor XXVMPRS1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia PKI, Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah NKRI bagi PKI, dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarluaskan atau Mengembangkan Paham atau Ajaran KomunismeMarxisme-Leninisme. b. Ketetapan MPR RI Nomor XVIMPR1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi. c. Ketetapan MPR RI Nomor VMPR1999 tentang Penentuan Pendapat di Timor Timur. Pasal 4 Ketetapan MPR No. IMPR2003 mengatur ketetapan MPRSMPR yang dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya undang-undang, yaitu sebagai berikut. a. Ketetapan MPRS RI Nomor XXIXMPRS1966 tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera. b. Ketetapan MPR RI Nomor XIMPR1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme KKN. c. Ketetapan MPR RI Nomor XVMPR1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan; Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI. d. Ketetapan MPR RI Nomor IIIMPR2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan. Ketetapan ini saat ini sudah tidak berlaku karena sudah ditetapkan undang-undang yang mengatur tentang hal ini. e. Ketetapan MPR RI Nomor VMPR2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional. f. Ketetapan MPR RI Nomor VIMPR2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri. g. Ketetapan MPR RI Nomor VIIMPR2000 tentang Peran TNI dan Polri. h. Ketetapan MPR RI Nomor VIMPR2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. i. Ketetapan MPR RI Nomor VIIMPR2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan. j. Ketetapan MPR RI Nomor VIIIMPR2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN. k. Ketetapan MPR RI Nomor IXMPR2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 61

3. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang