Bagi klien Analisa Data Rumusan Masalah

30

B. Saran

1. Bagi pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang gangguan pola tidur dan gangguan rasa nyaman pada pasien post partum dan penanganannya khususnya bagi mata kuliah kebutuhan dasar manusia, sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap masalah gangguan pola tidur dan gangguan rasa nyaman.

2. Bagi klien

Meningkatkan pengetahuan klien tentang istirahat tidur untuk mengaplikasikan bagaimana cara meningkatkan tidur dengan baik seperti sudah dapat meningkatkan tidurnya dan mengatasi rasa ketidaknyamanan.

3. Bagi Penulis

Hasil penulisan ini dapat memberikan dan menambah wawasan serta informasi baru bagi penulis tentang gangguan pola tidur dan gangguan rasa nyaman sehingga penulis dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik lagi terhadap masalah gangguan pola tidur dan gangguan rasa nyaman. Universitas Sumatera Utara 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Istirahat Tidur 1. Pengkajian Pengkajian dimulai dari biodata, riwayat-riwayat penyakit dan riwayat lainnya, alasan masuk rumah sakit, keluhan pada saat dikaji, dan pengkajian khusus untuk Domain ke-4, kelas 1: kebutuhan istirahattidur, berikut ini adalah pengkajian Domain ke-4, kelas satu, khusus kebutuhan istirahattidur menurut NANDA-1: Istirahat-Tidur Data subjektif a. Tidur sebelum dan selama sakit: waktu, jamlama, kualitas bangun tidur Kapan mulai tidur, berapa lama waktu tidur, dan bagaimana perasaan bangun tidur, apakah merasa puaslelahmasih ngantuktidak puas, apakah pasien merasa ada perubahan waktu dan kualitas tidur sebelum dan selama sakit saat ini? b. Masalah tidur, kesulitan tidur, dan sering terbangu lebih awal Keluhan yang dialamirasakan selama tidur, apakah sering mimpi yang dapat mempengaruhi tidurnya, apakah ada faktor-faktor lain misalnya bising, nyeri, dan lain-lain yang mempengaruhi tidur pasien, apakah sering terbangun lebih awalpada saat tidur dan susah melanjutkan tidur, adakah kesulitan memulai tidur? Data objektif a. Observasi kebutuhan tidur: waktu mulai tidur, lama tidur, keadaan tidur. b. Observasi lingkungan c. Observasi nonverbal pasien. Apakah pasien tampak masih lelah, apakah matanya merah kurang tidur, apakah pasien masih tampak lesu dan tidak bergairah, apakah masih tampakmengantuk, adakah menampakkan wajah kurang bergairah, ansietas, gelisah, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 5

2. Analisa Data

Penegakan kriteria keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila analisa data yang dilakukan cermat dan akurat. Berikut ini contoh proses analisa data untuk menegakkan kriteria keperawatan pada klien Prasetyo, 2010. Menurut Wilkinson 2006, analisa data dari diagnosa keperawatan gangguan pola tidur dibagi menjadi data subjektif dan data objektif antara lain: a. Data subjektif Bangun lebih awal atau lebih lambat dari yang diinginkan, ketidakpuasan tidur, keluhan verbal tentang kesulitan untuk tidur, keluhan verbal tentang perasaan tidak dapatistirahat dengan baik. b. Data objektif Penurunan kemampuan berfungsi, penurunan proposi tidur fase REM, misalnya mengantuk yang berlebihan, penurunan motivasi, penurunan proporsi tidur tahap 3 dan 4 insomnia dini hari, peningkatan proporsi tidur tahap 1, total waktu tidur kurang dari usia normal, perpanjangan waktu bangun, gangguan dorongan diri untuk tidur dengan pola normal, insomnia pada saat tidur, awitan tidur lebih dari 30 menit, bangun 3 kali atau lebih di malam hari.

3. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut diagnosa keperawatan NANDA Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin dapat muncul pada pasien yang mengalami masalah pada Domain ke-4 kelas satu, yaitu: a. Insomnia Pasien mengalami gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur yang menghambat fungsi. Penyebab terjadinya insomnia: - Pola aktivitas misalnya waktu, kuantitas. - Ansietas - Depresi - Faktor linngkungan kebisingan, kelembaban, tatanan tempat tidur yang kurang nyaman, dan lain sebagainya. - Ketakutan Universitas Sumatera Utara 6 - Tidur siang atau tidur sore lama - Berduka - Perubahan hormone terkait jenis kelamin - Gangguan pola tidur normal misalnya, berpergian, kerja shift - Konsumsi alkohol, kafein, obat, atau substansi lainnya. - Tidur terputus - Tangguang jawab sebagai orang tua - Ketidaknyamanan fisik nyeri panas, sesak napas, mual, dan lain sebagainya. - Stres Didapatkan beberapa data-data yang mendukung, berikut ini adalah data-data yang dapat memperkuat dalam menegakkan diagnose insomnia apabila pada pasien yang dirawat didapatkan beberapa data dan tidak harus semua data yang ada berikut ini: - Afek tampak berubah - Tampak kurang bergairah. - Menyatakan perubahan dalam perasaan. - Menyatakan penurunan status kesehatan. - Menyatakan penurunan kualitas hidup. - Menyatakan sulit berkonsentrasi. - Menyatakan sulit tidur. - Menyatakan sulit tidur nyenyak. - Menyatakan kurang puas tidur pada saat ini. - Menayatakan kurang bergairah. - Menyatakan sulit tidur kembali setelah terbangun. Menyatakan gangguan tidur yang berdampak pada keesokanhari. - Menyatakan terbangunterlalu pagi. - Sering membolos dari aktivitas. b. Deprivasi tidur Priode panjang tanpa tidur “tidur ayam”, yang priodik dan alami secara terus menerus. Penyebab terjadinya deprivasi tidur: - Pergeseran tahap tidur terkait penuaan. Universitas Sumatera Utara 7 - Demendia. - Paralisis tidur familial. - Hipersomnilen system saraf pusat idiopatik. - Aktivitas di siang hari tidak adekuat. - Narkolepsi. - Mimpi buruk. - Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat tidur. - Pergerakan ekstremitas periodic misalnya, sindrom resah kaki mioklonus noktural. - Apnea tidur. - Enuresis ketika tidur. - Ereksi nyeri ketika tidur. - Terror tidur. - Tidur berjalan. - Sindrom sundowner. - Ketidaksingkronan irama sirkardi yang terus menerus. - Stimulasi lingkungan yang terus menerus. - Hygiene tidur tidak adekuat yang terus menerus. - Ketidaknyamanan kontinu pada lingkungan tidur. Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose Deprivasi tidur adalah: - Konfusi akut. - Agitasi. - Ansietas. - Apatis. - Sering memberontak. - Mengantuk di siang hari. - Penurunan kemampuan berfungsi. - Keletihan. - Fleeting nystagmus. - Halusinasi. - Tremor tangan. Universitas Sumatera Utara 8 - Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri. - Ketidakmampuan konsentrasi. - Iritabilitas. - Letargi. - Lesu. - Malaise. - Gangguan persepsi gangguan sensasi tibuh, waham, merasa “melayangsempoyongan”. - Gelisah. - Reaksi lambat. - Paranoia sementara. c. Kesiapan Meningkatkan Tidur Pola “tidur ayam” yang priodik dan alami, yang memberi istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan, dan dapat ditingkatkan. Penyebab terjadinya kesiapan meningkatkan tidur, masih belum diketahui. Data-data yang mendukung untuk menegakkan diagnose devrivasi tidur adalah: - Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan. - Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur. - Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur. - Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang saja. - Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur. d. Gangguan Pola Tidur. Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur kibat factor eksternal. Penyebab terjadinya gangguan pola tidur: - Kelembaban lingkungan sekitar. - Suhu lingkungan sekitarnya. - Tangguang jawab pemberi asuhan. - Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap. - Gangguan misalnya untuk tujuan terapeutik, pementauan, pemeriksaan laboratorium. - Kurang control tidur. - Kurang privasi. Universitas Sumatera Utara 9 - Pencahayaan. - Bising. - Bau gas. - Restrain fisik. - Teman tidur. - Tidak familier dengan perabotan tidur. Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose gangguan pola tidur adalah: - Perubahan pola tidur normal. - Penurunan kemampuan berfungsi. - Ketidak puasan tidur. - Menyatakan sering terjaga. - Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur. - Menyatakan tidak merasa cukup istirahat.

4. Intervensi

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

1 6 62

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 25

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1