Fungsi Pariwisata Pangguni Uttiram (Suatu Ritual Hindu-Tamil di Kuil Shri Thendayudabani, Kota Lubuk Pakam, Sumatera Utara)

78

4.4 Fungsi Pariwisata

Perayaan Pangguni Uttiram diadakan sekali dalam setahun. Menurut kalender Hindu dari India, perayaan ini jatuh pada Bulan Pangguni dan diadakanlah upacara pada saat bulan terang atau purnama. Sehingga ritual ini dinamakan Pangguni Uttiram. Bagi masyarakat Tamil khususnya yang beragama Hindu ini saatnya merayakan untuk kebesaran Tuhan Dewa Murugar. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambutnya. Bagi masyarakat di luar Tamil, perayaan ini memang merupakan upacara keagamaan yang dimiliki masyarakat Hindu-Tamil. Namun, pada saat hari puncak atau pelaksanaan upacara, masyarakat umum juga ikut meramaikan suasana upacara. Meskipun hanya melihat beberapa ritual yang telihat eksotis dan magis. Seperti saat upacara tusuk lidah alagu, yang menjadi ritual yang ditunggu- tunggu. Biasanya mereka memenuhi area di sekitar sungai dimana akan dilakukan ritual ini. Masyarakat Hindu-Tamil tidak menganggap ini sebagai sebuah pertunjukkan. Karena mereka menjalani ritual itu sebagai suatu kewajiban agama. Namun yang tampak, bahwa masyarakat juga memiliki antusias melihat dari dekat setiap prosesi upacara. Meskipun apa yang dirasakan oleh umat Hindu-Tamil dan masyarakat di luar Tamil jelas berbeda. Semua orang yang hadir pada perayaan Pangguni Uttiram ini tidak hanya untuk beribadah. Sebagian ada pula yang datang untuk melihat prosesi upacara. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Sathi 40 Tahun berikut: “Sayang kali kalau tidak bisa ikut upacara ini. Menghadiri Pangguni Uttiram ini perlu juga. Dengan mengajak anak-anak melihat setiap acaranya dapat juga mengenalkan mereka pada tradisi nenek moyangnya. Supaya mereka tidak lupa pada budayanya. Karena banyak anak-anak sekarang mulai meninggalkan hal-hal Universitas Sumatera Utara 79 yang tradisional. Jadi dengan membawa anak-anak untuk melihat, nantinya akan menumbuhkan kecintaannya pada budayanya sendiri.” Dengan besarnya antusias masyarakat ini, membuat masyarakat Tamil memiliki semangat baru untuk tetap menjaga tradisi ini agar tetap ada pada generasi selanjutnya. Bagi masyarakat Tamil, bagian di luar unsur keagamaan atau kebudayaan Tamil dalam upacara bisa saja berubah atau berkembang. Jika masyarakat umum melihat ini sebagai tujuan wisata budaya, maka toleransi beragama juga diharapkan untuk memberi kebebasan kepada umat yang sedang menjalani upacara tersebut. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN 1. Berdasarkan empat aspek yang terkandung di dalam sistem upacara, dapat digambarkan mengenai konsep kepercayaan Hindu-Tamil di dalam ritual Pangguni Uttiram sebagai berikut: a Kuil, sungai, dan jalan adalah aspek tempat yang digunakan dalam upacara. Kuil merupakan rumah Tuhan Dewa, sehingga dianggap suci dan sakral sebagai tempat beribadah. Sungai merupakan media pensucian diri sebelum melakukan upacara. Jalan merupakan sarana yang digunakan untuk memperoleh berkah Tuhan Dewa. b Waktu juga menjadi aspek yang tidak dapat dilepaskan dalam pelaksanaan Pangguni Uttiram. Dengan adanya perhitungan waktu berdasarkan kalender Hindu di India yang disebut panchagem. Serangkaian ritual dijalani secara sistematis berurutan. c Aspek ketiga adalah pelaku atau orang-orang yang melakukan upacara. Pemimpin upacara adalah seorang pendeta yang dibantu beberapa orang yang sebelumnya telah diberi izin oleh pendeta. Selain pendeta, ada peserta yang tidak dibatasi usia, jenis kelamin, suku, maupun agamanya. d Aspek keempat adalah bahan dan alat upacara. Setiap bahan dan alat upacara memiliki makna tertentu. Beraneka macamnya bahan dan alat yang digunakan saat upacara menggambarkan bahwa ajaran Hindu sangat meyakini bentuk sesaji atau persembahan. Sesaji dipercaya sebagai alat atau media untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada Tuhan Dewa. Universitas Sumatera Utara 81 Penelitian ini telah menjawab bahwa dilihat dari serangkaian upacara yang dilakukan oleh umat Hindu-Tamil adalah pengulangan peristiwa atau kejadian-kejadian yang terdapat dalam mitologi Dewa Murugar. Umat Hindu- Tamil memaknai setiap ritual yang dijalani dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Hindu sebagaimana yang terdapat dalam mitologi Dewa murugar. Pemahaman mereka tentang konsep kepercayaannya yang terwujud dalam upacara lebih cenderung berdasarkan apa yang telah diturunkan oleh leluhurnya. 2. Ritual Pangguni Uttiram ternyata memiliki beberapa fungsi yakni: fungsi agama, fungsi sosial, fungsi ekonomi, fungsi seni dan politik, pariwisata. a Sebagai fungsi agama, ritual ini sebagai suatu kebaktian manusia dengan Tuhan Dewa. Melalui upacara persembahan ini, umat merasa lebih mendekatkan diri dan mensucikan dirinya kembali. b Sebagai fungsi sosial, ritual ini dapat menimbulkan solidaritas sesama suku bangsa Tamil. c Sebagai fungsi seni dan politik, ritual ini dapat memperkuat identitas kesukuan etnis Tamil, dan mewujudkan toleransi umat beragama melalui ragam keseniannya. d Sebagai fungsi pariwisata, selain untuk mengenalkan generasi muda Tamil pada budayanya ritual ini mampu menarik perhatian masyarakat di luar Tamil dengan pelaksanaan upacara yang terkesan unik. Ritual Pangguni Uttiram bagi masyarakat Hindu-Tamil adalah wujud ketaatan mereka pada agamanya. Masuknya unsur-unsur di luar kebudayaan Tamil disebabkan ajaran Hindu merupakan ajaran yang universal atau terbuka Universitas Sumatera Utara 82 terhadap perkembangan masyarakat pemeluknya. Adanya unsur politik telah mempengaruhi masyarakat Hindu-Tamil dalam pelaksanaan upacara keagamaannya, yang secara perlahan akan merubah pemahaman mereka mengenai ritual Pangguni Uttiram. Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT TAMIL DI SUMATERA UTARA Sebagai sekelompok orang yang membatasi identitas budayanya, suku bangsa Tamil pasti memiliki cara hidup yang berbeda dengan suku bangsa lainnya. Orang Tamil masih sangat menghormati adat-istiadat. Meskipun tidak selalu terlihat mengenakan identitas budayanya. Ini disebabkan agar mereka dapat dengan mudah melebur dengan masyarakat setempat. Untuk hal-hal yang bersifat sistem pengetahuan mengenai agama yang mereka miliki relatif rendah. Hanya sedikit orang, seperti tokoh tetua adat dan pendeta saja yang mengerti. Kebanyakan mereka hanya menjalankannya karena telah menjadi tradisi leluhurnya. Namun untuk hal-hal yang relijius, mereka sangat percaya dan taat menjalaninya. Seperti yang dipaparkan dalam gambaran umum masyarakat Tamil di Sumatera Utara khususnya masyarakat Tamil di Lubuk Pakam berikut ini.

2.1 Suku Bangsa Tamil