BAB III ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A.Pengertian Kas dan Pengendalian Internal
Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Kas juga menjadi begitu penting karena perorangan, perusahaan
atau bahkan pemerintahan harus mempertahankan posisi likuiditas yang memadai yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar
kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat terus beroperasi. Kas adalah aktiva lancar paling likuid dan terdiri dari bagian yang
bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi. Kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel dan uang yang disimpan di
bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Lazimnya, kas dapat ditarik sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan
kerekening bank lainnya. Menurut Suharli 2006:173, “kas dan setara kas adalah investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai
yang signifikan.” Menurut perusahaan kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua
investasi yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Kas
Universitas Sumatera Utara
terdiri atas saldo kas yang ada di perusahaan cash on hand dan saldo rekening bank. Setara kas cash equivalent adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka
pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa merubah nilai yang signifikan.Suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai
setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Menjaga kas agar tetap aman maka perusahaan perlu membuat sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode, dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, untuk mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern Intern Control adalah langkah – langkah yang
diambil perusahaan guna memastikan keandalan data akuntansinya, melindungi aset – asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para
karyawan mengikuti kebijakan – kebijakan dan prosedur – prosedur perusahaan, dan mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen, divisi, dan perusahaan
secara keseluruhan, Simamora 2000:44. Menurut Mulyadi 2001:42, unsur pokok pengendalian intern adalah
sebagai berikut : 1.
Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas,
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya,
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi,
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern perusahaan.
Efektivitas unsur pengendalian intern sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan lingkungan pengendalian.
Tujuan lingkungan sebuah organisasi pada umumnya dikembangkan dan dijaga oleh manajemen senior dan dewan komisaris. Mencegah terjadinya
kecurangan, lingkungan tersebut harus tegas. Manajemen hendaknya menentukan dengan jelas dalam kebijakan tertulisnya mengenai komitmen dalam perlakuan
yang adil posisinya dalam konflik kepentingan, persyaratan akan merekrut karyawan – karyawan yang jujur, keharusannya akan kontrol internal yang kuat
dan diatur dengan baik, serta keteguhannya untuk menghukum yang bersalah. Manajemen bertanggung jawab dalam pembentukan dan pembinaan sistem
pengendalian intern. Untuk ini manajer perlu mengendalikannya secara terus menerus agar sistem pengendalian intern berjalan dengan semestinya dan dapat
dimodifikasi seluruhnya sesuai dengan perubahan. Tujuan pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai
berikut: 1.
Menjamin kebenaran data akuntansi Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji
ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam data dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang penting.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuan
Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Sistem pengendalian intern dibentuk guna
mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.
3. Menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan
terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber-sumber dana yang tidak efisien.
4. Mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan.
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan seperti memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur
dan peraturan tersebut oleh perusahaan.
Fungsi pengendalian intern yaitu untuk menentukan apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan. Untuk dapat menentukan adanya
penyimpangan perlu diketahui ukuran yang menjadi dasar hasil pelaksanaan yang diharapkan dan kebijakan dalam pelaksanaan. Pengawasan dan penelaahan pada
sistem pengendalian intern yang baik akan mampu melindungi kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan dan ketidaktelitian yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengendalian Intern atas Penerimaan Kas