Sistem Administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 PADA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

SEFTIN SYAHPUTRA 102102030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2013


(2)

(3)

(4)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan yang direncanakan. Shalawat dan salam penulis ucapkan bagi junjungan Nabi Muhammad Saw., yang telah membawa risalah-Nya untuk menuntun umat manusia ke jalan yang benar. Semoga kita semua memperoleh syafa’atnya di akhirat kelak.

Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Sistem Administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.”

Selama proses penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima banyak bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Syaiful Amri Simanjuntak dan Ibunda tercinta Emi Yanti BB yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak terhingga kepada penulis dalam menghadapi masa-masa sulit dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik


(5)

secara langsung maupun tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara juga sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Ahmad Faizul, SE, M.Si, yang telah memberikan keterangan dan data yang dibutuhkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Sahabat-sahabat yang selalu ada dalam suka maupun duka, terutama Andrianto, Dini, Ozie, Fajar, Heri, Randa, Akbar, Iwang, Reza, Yati, Riki, Nining, Amie, Rezki, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga perjumpaan kita di bangku kuliah ini akan dapat terjalin sampai selamanya.

5. Sahabat saya di grup magang, Ahmad Sofyan Harahap, Fathia Nadhirah Nst, Arifatul Khair, dan Elsya Triana, semoga persahabatan kita yang terjalin melalui program magang ini dapat berlangsung hingga akhir studi dan seterusnya.

Penulis yakin, bahwa berbagai kelemahan dan keterbatasan dapat terjadi di dalam penulisan Tugas Akhir ini, oleh karenanya kritik yang sehat dan membangun, serta saran dan masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan


(6)

Medan, 02 Juni 2013 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat penelitian ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 4

E. Jadwal Survei dan Sistematika Penulisan ... 5

1. Jadwal Survei ... 5

2. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ... 8

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ... 8

B. Jaringan Kegiatan Instansi ... 11

C. Struktur Organisasi dan Personalia ... 12


(8)

BAB III SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 PADA FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ... 24

A. Pengertian Sistem dan Administrasi ... 24

1. Pengertian Sistem ... 24

2. Pengertian Administrasi ... 25

B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan Pajak ... 26

1. Pengertian Pajak ... 26

2. Fungsi Pajak ... 26

3. Asas Pemungutan Pajak ... 27

C. Pengelompokan Pajak ... 28

D. Sistem Pemungutan Pajak ... 29

E. Pajak Penghasilan, Subjek Pajak, dan Wajib Pajak ... 30

1. Pajak Penghasilan ... 30

2. Subjek Pajak ... 30

3. Wajib Pajak ... 33

F. Pajak Penghasilan, Objek, dan Tarif Pajak Penghasilan pasal 21 ... 34

1. Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 34


(9)

3. Tarif Pajak penghasilan Pasal 21 ... 36

G. Pengertian-pengertian yang Berhubungan dengan Sistem Administrasi PPh Pasal 21 ... 40

H. Dasar Hukum PPh Pasal 21 ... 42

I. Hasil Evaluasi ... 43

1. Penentuan Pajak penghasilan ... 43

2. Sistem Administrasi PPh Pasal 21 ... 44

BAB IV PENUTUP ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(10)

1.1 Jadwal Survei Tugas Akhir ... 5 3.1 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri ... 37


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara ... 13


(12)

A. Latar Belakang

Dewasa ini kegiatan administrasi menempati hampir semua sektor dalam suatu organisasi instansi yang bertujuan menunjang kelengkapan informasi dalam hal pengambilan keputusan. Untuk berkembang, tumbuh dan bergerak instansi membutuhkan administrasi yang baik. Administrasi adalah sesuatu yang terdapat di dalam organisasi modern yang memberikan manfaat bagi organisasi tersebut.

Menurut Waluyo (2008:23) pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan apabila ada bagian dari masyarakat yang tidak melunasinya maka dikenakan sanksi oleh negara. Untuk menunjang kebijaksanaan keuangan tersebut, dilaksanakan pembangunan perangkat fiskal, yaitu perpajakan. Pajak sangat dibutuhkan dalam membiayai pembangunan, yaitu dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Pajak penghasilan pasal 21 merupakan salah satu pajak langsung yang dapat dipungut pemerintah pusat atau pajak yang dikenakan wajib pajak orang


(13)

2

dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun pajak. Dari berbagai jenis pajak penghasilan yang ada, pajak penghasilan (PPh) pasal 21 merupakan salah satu pajak yang memberikan masukan sangat besar bagi negara. Kebijakan pemerintah dalam mengatur pajak penghasilan (PPh) pasal 21 antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1994, kemudian diubah kembali dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 dan terakhir diubah dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008. Dasar hukum pengenaan pajak penghasilan pasal 21 adalah dengan dikeluarkannya Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.545/PJ/2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Jenderal Pajak No.15/PJ/2006 tentang pelaksanaan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.

Sistem administrasi pajak memiliki peran yang sangat besar bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk menganalisa dan mengevaluasi mengenai kebijakan yang diterapkan dalam penetapan PPh pasal 21 dan juga mengenai kesesuaian dan kepatuhan terhadap penetapan PPh pasal 21 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Adapun alasan yang mendorong penulis memilih judul ini adalah penulis ingin mengetahui dan membandingkan antara teori yang penulis dapatkan selama belajar di Fakultas Ekonomi dengan praktek yang sebenarnya. Dengan demikian akan menambah pengetahuan dan wawasan berfikir bagi penulis, yang nantinya


(14)

akan bermanfaat bagi penulis setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Program Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul “Sistem Administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam penjelasan latar belakang masalah, maka penulis mencoba merumuskan masalah “apakah sistem administrasi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang berlaku di Indonesia? ”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem administrasi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang berlaku di Indonesia.


(15)

4

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan peneliti adalah: a. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan peneliti tentang sistem administrasi PPh Pasal 21 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Bagi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

Merupakan tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

c. Bagi penelitian selanjutnya

Membantu rekan-rekan mahasiswa dalam penulisan tugas akhir dan sebagai bahan perbandingan dalam penulisan dan penelitian di masa akan datang.

D. Metode Penelitian

Dalam memperoleh data sehubungan dengan penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan khusus untuk penelitian yang diperoleh dari Fakultas Ekonomi yang behubungan dengan objek penelitian.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh penulis dengan membaca buku di perpustakaan yang hasilnya membantu mengelola data yang telah dikumpulkan di lapangan. Data sekunder berbentuk buku, literatur, brosur, laporan catatan.


(16)

E. Jadwal Survei dan Sistematika Penulisan 1. Jadwal Survei

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membuat jadwal kegiatan yang digunakan untuk menyusun waktu yang diperlukan agar penyelesaian tugas akhir ini dapat berjalan dengan teratur dan selesai dengan tepat waktu. Jadwal survei, penulisan, sampai dengan tugas akhir ini selesai mulai pada tanggal 24 Mei 2013 dan berakhir pada tanggal 25 Juni 2013. Survei dilakukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Prof. T. M. Hanafiah USU Medan untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan PPh pasal 21.

Tabel 1.1

Jadwal Survei Tugas Akhir

No Kegiatan Mei Juni

I II III IV I II III IV 1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Penulisan

2. Sistematika Penulisan

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, di mana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:


(17)

6

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan ditutup dengan jadwal survei dan sistematika penelitian.

BAB II : PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, jaringan kegiatan instansi, struktur organisasi dan personalia, job description, kinerja instansi terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Pada bab ini, penulis akan meguraikan mengenai pengertian sistem dan administrasi, pengertian pajak, fungsi pajak dan asas pemungutan pajak, pengelompokan pajak, sistem pemungutan pajak, pajak penghasilan, subjek pajak, dan wajib pajak, pajak penghasilan pasal 21, objek pajak penghasilan pasal 21, pengertian-pengertian yang


(18)

berhubungan dengan sistem administrasi PPh pasal 21, dasar hukum PPh pasal 21, dan hasil evaluasi.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, berisi kesimpulan yang diperoleh dari bab topik penelitian setelah dibandingkan setelah

dibandingkan dengan hipotesis dan saran berupa tindakan- tindakan perbaikan yang mungkin dapat diterapkan pada

fakultas agar permasalahan tidak sampai terjadi atau setidaknya dapat dikurangi.


(19)

8 BAB II

PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mempunyai ciri khas tersendiri di dalam kelahirannya. Ciri khas itu dapat ditandai dengan sejarah lahirnya di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakuftas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) Kutaraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu Dr. Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan, Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama di bawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu tehnik operasional pendidikan berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada di bawah Presiden Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).

Berhubung Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari USU dan bergabung dengan Universitas Syiah Kuala, maka Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan memperoleh status Negeri


(20)

dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan R.I No. 64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 Nopember 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 01 Oktober 1961.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. No. 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 131/DIKTI/Kep/1984, dan disusul dengan Surat Keputusan No. 23/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987 dan No. 26/DIKTI/Kep/1987, Fakultas Ekonomi USU mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata-1 dan Program Pendidikan D-III.

Program Pendidikan Strata-1 meliputi Departemen Ekonomi Pembangunan, Departemen Manajemen, dan Departemen Akuntansi. Sedangkan Program Diploma-III terdiri dari Jurusan Kesekretariatan, Jurusan Keuangan, dan Jurusan Akuntansi.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima mahasiswa pada bulan agustus 1961.

Visi Fakultas Ekonomi Univeersitas Sumatera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.


(21)

10

Misi Fakultas Ekonomi Univeersitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang berorientasi pasar. 2. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaan

peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

3. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.

4. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stakeholders lainnya.

5. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah serta organisasi profesional dan lembaga lain yang bertaraf nasional dan internasional.

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional maupun internasional.


(22)

2. Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksanakan penelitian-penelitian dan pengabdian pada masyarakat dan responsif terhadap perkembangan/perubahan.

B. Jaringan Kegiatan Instansi

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu; penyelenggaraan pendidikan, pengadaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.


(23)

12

C. Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur Organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam perusahaan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu perusahaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur rganisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat di bawah ini,


(24)

Bagan Struktur Organisasi Fakultas

_ _ _ _ _ _

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU

Sumber: Buku Pedoman dan Informasi Fakultas Ekonomi USU

Rektor dan Pembantu Rektor

Ketua dan Sekretaris Departemen Dekan dan Pembantu

Dekan Dewan Pertimbangan Fakultas Unit Penunjang Fakultas Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Ketua Program Studi Inter Departemen Ketua Lab/ Study bengkel

Kepala Sub Bagian Tata UsahaDepartemen

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Fakultas Ketua Program

Studi Intra Departemen


(25)

14

1. Pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Dekan : Prof. Dr. Azhar maksum, M.Ec, Ac, Ak Pembantu Dekan I : Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak Pembantu Dekan II : Drs. Arifin Lubis, M.M, Ak

Pembantu Dekan III : Ami Dilham, SE, M.Si

2. Dewan Pertimbangan Fakultas

Ketua : Dr. Murni Daulay, M.Si Sekretaris : Dr. Muslich Lufti, MBA

Anggota : Prof. Dr. Azhar maksum, M.Ec, Ac, Ak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak Drs. Arifin Lubis, M.M, Ak

Ami Dilham, SE, M.Si

Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si Prof. Dr. Paham Ginting, MS

Prof. Dr. Rismayani, M.Si Prof. Dr. Ramli, MS

Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, S, SE, M.Ec Prof. Dr. Lic, rer, reg, Siroruzilam, SE

Prof. Erlina, M.Si, Ph.D, Ak

Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si Dr. Syafruddin Ginting S, MAFIS, Ak Wahyu Aryo Pratomo, SE, M.Ec


(26)

Dr. Isfenti Sadalia, ME

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si Irsad, SE, M.Sos.Sc, PhD

Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec.Ac

3. Bagian Tata Usaha

Kep. Bag. Tata Usaha : Ridwan Saleh, SH, CN Kasub. Keuangan : Ahmad Faizul, SE, M.Si Kasub. Perlengkapan : Sodali, SE

Kasub. Akademik : Dra. Cut Nilawati Kasub. Kemahasiswaan : Zailina, S.Sos Kasub. Kepegawaian : Maslam, SE

4. Departemen

a. Ekonomi Pembangunan

Ketua : Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec Sekretaris : Drs. Syahrir Hakim Nst, M.Si

b. Manajemen

Ketua : Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Sekretaris : Dra. Marhayanie, M.Si

c. Akuntansi

Ketua : Dr. Syafruddin Ginting S, MAFIS, Ak Sekretaris : Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak


(27)

16

5. Program Studi

a. Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan

Ketua : Irsad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D Sekretaris : Paidi Hidayat, SE, M.Si

b. Program Studi S1 Manajemen

Ketua : Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si Sekretaris : Dra. Friska Sipayung, M.Si

c. Program Studi S1 Akuntansi

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak Sekretaris : Dra. Mutia Ismail, MM, Ak

d. Program Studi DIII Keuangan

Ketua : Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

Sekretaris : Syafrizal Helmi, SE, M.Si

e. Program DIII Akuntansi

Ketua : Drs. Rustam, M.Si, Ak

Sekretaris : Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak

f. Program DIII Kesekretariatan

Ketua : Dr. Beby Karina F. Sembiring, SE, MM Sekretaris : Magdalena LL Sibarani, SE, M.Si

g. Program Pendidikan Profesi Akuntansi

Ketua : Narumondang B. Siregar, MM, Ak Sekretaris : Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak


(28)

D. JOB DESCRIPTION

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari:

1. Bagian Tata Usaha

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.

b) Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan di bidang ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian, dan perlengkapan.

c) Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan di bidang akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian, dan perlengkapan.

d) Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan, dan kearsipan.

e) Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi di lingkungan fakultas.

f) Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian/ pelayanan kepada masyarakat.

g) Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas.

h) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas.


(29)

18

j) Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan fakultas.

k) Menyusun laporan kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan fakultas.

2. Sub Bagian Akademika

a) Mengumpukan dan mengolah data di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pelayanan kepada masyarakat.

b) Melakukan administrasi akademik.

c) Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik.

d) Menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum.

e) Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.

f) Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada masyarakat di lingkungan fakultas.

g) Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

h) Menyusun Rencana Kerja dan anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.


(30)

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b) Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

c) Melakukan urusan persuratan dan kearsipan di lingkungan fakultas. d) Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas, dan

pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas. e) Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.

f) Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran, dan pertanggungjawaban keuangan.

g) Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas, pekerjaan borongan dan pembelian, serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya.

h) Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.

i) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan. j) Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan

penyusunan laporan bagian.

4. Sub Bagian Kepegawaian

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.


(31)

20

c) Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai. d) Melaksanakan urusan mutasi pegawai.

e) Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.

f) Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan jabatan/pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan guru besar tetap/tidak tetap/emiritus, ijin, dan cuti.

g) Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai. h) Memproses SK jabatan struktural dan fungsional. i) Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

j) Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b) Mengumpulkan dan mengolah data di bidang kemahasiswaan dan alumni.

c) Melakukan administrasi kemahasiswaan.

d) Melakukan urusan pemberian izin/rekomendasi kegiatan kemahasiswaan.

e) Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi.

f) Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas.


(32)

g) Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir, dan layanan kesejahteraan mahasiswa.

h) Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan.

i) Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni. j) Melakukan penyajian informasi di bidang kemahasiswaan dan

alumni.

k) Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

6. Sub Bagian Perlengkapan

a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b) Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.

c) Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan.

d) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kerumahtanggaan dan perlengkapan.

e) Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan keamanan lingkungan.

f) Melakukan urusan pengelolaan barang perlengkapan.

g) Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.


(33)

22

E. Kinerja Instansi Terkini

Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat tewujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ekonomi yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagaaan (misalnya: Natal, Paskah, Idul Fitri, Isr’a Mi’raj, dll) sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(34)

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Fakultas Ekonomi Univeersitas Sumatera Utara antara lain adalah sebagai berikut:

1. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap/ganjil. 2. Perkuliahan semester genap/ganjil.

3. Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil. 4. Wisuda mahasiswa.


(35)

24 BAB III

SISTEM ADMINISTRASI PPh PASAL 21 PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

A. Pengertian Sistem dan Administrasi 1. Pengertian Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan tertentu dan harus mampu bekerjasama demi tercapainya tujuan tersebut. Dengan adanya sistem maka penyelenggaraan operasional instansi diharapkan terjalin dengan baik sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Berikut adalah beberapa pengertian tentang sistem yang diperoleh dari para ahli dan latar belakang pemikiran yang mungkin berbeda.

a. Sistem menurut Pamudji, dalam Inu Kencana Syafiie (2003:1) diartikan sebagai “Suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh”.

b. Sistem menurut Poerwadarminta, dalam Inu Kencana Syafiie (2003:1) diartikan sebagai “Sekelompok bagian-bagian (alat atau sebagainya) yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud”.


(36)

2. Pengertian Administrasi

Administrasi merupakan suatu hayat atau kekuatan yang memberikan hidup atau gerak kepada suatu instansi. Tanpa administrasi maka setiap instansi akan mati dan tanpa administrasi yang sehat maka instansi itu pun tidak sehat.

Dalam administrasi terkandung pengertian sempit dan luas, yaitu: a. Administrasi dalam arti sempit menurut Inu Kencana Syafiie (2003:5)

“Kegiatan ketatausahaan yang meliputi unsur-unsur pelaksanaan di antaranya unsur keuangan dan manajemen”.

b. Administrasi dalam arti luas menurut Inu Kencana Syafiie (2003:5 “Proses penyelenggaraan bersama atau proses kerjasama, antara sekelompok orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama”.

c. Administrasi merupakan “suatu proses dinamis dan berkelanjutan yang digerakkan dalam rangka mencapai tujuan dengan cara memanfaatkan orang dan material melalui koordinasi dan kerjasama”. Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006:71).

Berdasarkan pengertian sistem dan administrasi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem administrasi adalah serangkaian kegiatan atau usaha kerjasama yang dilakukan sekelompok orang dalam suatu instansi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan.


(37)

26

B. Pengertian Pajak, Fungsi Pajak, dan Asas Pemungutan Pajak 1. Pengertian Pajak

Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.

Di bawah ini merupakan definisi pajak sebagai berikut:

a. Pajak menurut R. Santoso Brotodiharjo, dalam Waluyo (2008:2) diartikan sebagai iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang tertuang oleh yang wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan”.

b. Pajak menurut Djajadiningrat, dalam Siti Resmi (2008:1) diartikan sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang telah ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.

2. Fungsi Pajak

Fungsi pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum. Suatu negara berharap kesejahteraan ekonomi masyarakatnya selalu meningkat. Dengan pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara diharapkan banyak melakukan ekspansi terutama dalam pembangunan sesuai dengan tujuan negara.


(38)

Ada dua macam fungsi pajak, yaitu:

a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

b. Fungsi Regularend (Pengatur)

Pajak mempunyai fungsi sebagai alat untuk mengatur dan mengarahkan masyarakat untuk melaksanakan kebijakan pemerintah baik di bidang sosial maupun ekonomi.

3. Asas Pemungutan Pajak

Menurut Waluyo (2008:13) ada tiga asas yang digunakan pemerintah untuk memungut pajak, yaitu:

a. Equality

Pajak dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima.

b. Certainty

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.


(39)

28

c. Convenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan.

d. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.

C. Pengelompokan Pajak

Menurut Waluyo (2008:12) pajak dapat dielompokkan ke dalam tiga kelompok adalah sebagai berikut:

1. Menurut golongan

a. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Sebagai contoh pajak penghasilan.

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Sebagai contoh pajak pertambahan nilai.

2. Menurut sifat

a. Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memerhatikan keadaan dari wajib pajak. Sebagai contoh pajak penghasilan.


(40)

b. Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memerhatikan keadaan diri wajib pajak. Sebagai contoh pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.

3. Menurut pemungutan dan pengelolaan

a. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Sebagai contoh pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan bangunan, dan bea materai. b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Sebagai contoh pajak reklame, pajak hiburan.

D. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Waluyo (2008:16) sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi 3 bagian adalah sebagai berikut:

1. Official Assessment System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.

2. Self Assessment System

Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,


(41)

30

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

3. Withholding System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

E. Pajak Penghasilan, Subjek Penghasilan, Wajib Pajak, dan Objek Pajak 1. Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Pajak penghasilan adalah

“Pajak penghasilan yang dikenakan terhadap orang pribadi atau perseorangan dan badan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.”

2. Subjek Pajak

Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan pajak. Mardiasmo (2009:19)

Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah sebagai berikut:

a. Orang Pribadi


(42)

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak

c. Badan

d. Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.

Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.

a. Subjek Pajak Dalam Negeri.

1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

2. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria antara lain:

a) Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja.


(43)

32

d) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

e) Pembukuaannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.

3. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

b. Subjek Pajak Luar Negeri

1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indoensia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indoensia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.


(44)

3. Wajib Pajak

Menurut pasal 2 ayat (2) Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi wajib pajak adalah sebagai berikut:

a) Wajib pajak dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, sedangkan wajib pajak luar negeri dikenai pajak hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.

b) Wajib pajak dalam negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengan tarif umum, sedangkan wajib pajak luar negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif pajak sepadan.

c) Wajib pajak dalam negeri wajib menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak, sedangkan wajib pajak luar negeri tidak wajib menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang bersifat final.


(45)

34

F. Pajak Penghasilan, Objek, dan Tarif Pajak Penghasilan pasal 21 1. Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21. Pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Waluyo (2008:191).

2. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi yang menyatakan bahwa yang menjadi objek pajak adalah sebagai berikut:

a) Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun, sebagai imbalan sehubungan


(46)

dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

b) Bendahara atau pemegang kas pemerintah termasuk bendahara pemerintah atau pemegang kas pada pemerintah pusat termasuk institusi TNI/POLRI, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya, dan kedutaan besar republik Indonesia di luar negeri, yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.

c) Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.

d) Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.


(47)

36

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor

250/PMK.03/2008 tentang besarnya biaya jabatan atau biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pegawai tetap atau pensiunan adalah sebagai berikut:

a) Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 6.000.000 (enam juta rupiah) setahun atau Rp 500.000 (limaratus ribu) sebulan.

Sebelumnya sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 1.296.000 setahun atau Rp 108.000 sebulan.

b) Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk pensiunan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 2.400.000 (dua juta empar ratus ribu rupiah) setahun atau Rp 200.000 (dua ratus ribu) sebulan. Sebelumnya sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 432.000 setahun atau Rp 36.000 sebulan.

3. Tarif Pajak penghasilan Pasal 21

Sistem penerapan tarif pajak penghasilan sesuai dengan Pasal 17 Undang No 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi tarif wajib pajak orang pribadi dalam negeri, dan wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap.


(48)

a) Wajib pajak orang pribadi dalam negeri

Table 3.1

Wajib pajak orang pribadi dalam negeri

Lapisan penghasilan kena pajak (per tahun) Tarif pajak

s.d Rp 50.000.000,00 5%

Rp 50.000.000,00 s.d Rp 250.000.000,00 15% Rp 250.000.000,00 s.d Rp 500.000.000,00 25%

Di atas Rp 500.000.000,00 30%

b) Untuk wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap dengan tarif 25% mulai berlaku sejah tahun pajak 2010.

Seperti yang telah kita ketahui, mulai bulan Januari 2013, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) telah berubah. Sekarang untuk Wajib Pajak yang berstatus tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan jumlah PTKP-nya sebesar Rp 24.300.000,00 atau setara dengan Rp 2.025.000,00 per bulan. Dengan adanya perubahan itu, tatacara penghitungan PPh Pasal 21 juga mengalami perubahan. Perubahan itu diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. Besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) untuk tahun pajak 2013 sebagai berikut :

a. Rp 24.300.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi; b. Rp 2.025.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;


(49)

38

c. Rp 24.300.000,00 tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 TAHUN 2008;

d. Rp 2.025.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Contoh Soal

Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Di samping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Budi Karyanto ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000,00, sedangkan Budi Karyanto membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000,00. Pada bulan Juli 2013 Budi Karyanto hanya menerima pembayaran


(50)

berupa gaji. Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut:

Gaji 3.000.000,00

Premi Jaminan

Kecelakaan Kerja 15.000,00 Premi Jaminan Kematian 9.000,00

Penghasilan bruto 3.024.000,00

Pengurangan

1. Biaya jabatan

5%x3.024.000,00 151.200,00 2. Iuran Pensiun 50.000,00 3. Iuran Jaminan Hari Tua 60.000,00

(261.200,00)

Penghasilan neto sebulan 2.762.800,00 Penghasilan neto

setahun

12x2.762.800,00 33.153.600,00

PTKP

- untuk WP sendiri 24.300.000,00 - tambahan WP kawin 2.025.000,00

(26.325.000,00)

Penghasilan Kena Pajak

setahun 6.828.600,00

Pembulatan 6.828.000,00

PPh terutang

5%x6.828.000,00 341.400,00 PPh Pasal 21 bulan Juli

341.400,00 : 12 28.452,00

Catatan:

• Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dapat dikurangkan dari penghasilan setiap orang yang


(51)

40

bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak.

• Contoh di atas berlaku apabila pegawai yang bersangkutan sudah memiliki NPWP. Dalam hal pegawai yang bersangkutan belum memiliki NPWP, maka jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada bulan Juli adalah sebesar: 120% x Rp28.452,00=Rp 34.140,00

G. Pengertian-Pengertian yang Berhubungan dengan Sistem Administrasi PPh Pasal 21

Berdasarkan informasi direktorat jenderal pajak, terdapat pengertian-pengertian yang berhubungan dengan sistem administrasi PPh pasal 21 adalah sebagai berikut:

1. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana yang merupakan tanda pengenal atau identitas bagi setiap wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. Untuk memperoleh NPWP, wajib pajak wajib mendaftarkan diri pada KPP, atau KP4/KP2KP dengan mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan persyaratan administrasi yang diperlukan, atau dapat pula mendaftarkan diri secara online melalui e-registration.


(52)

3. Bagi yang menerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 yang tidak memiliki NPWP, dikenakan pemotongan PPh pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan terhadap wajib pajak yang memiliki NPWP.

4. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

5. Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan dalam hal :

a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar. b. Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak

akibat salah tulis dan atau salah hitung.

c. WP dikenakan sanksi administrasi denda dan/atau bunga.

d. Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN, tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak.

e. Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi membuat faktur pajak.

f. Pengusaha kena pajak tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya faktur pajak. Surat tagihan pajak mempunyai


(53)

42

kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga dalam hal penagihannya dapat dilakukan dengan surat paksa. g. Pengusaha kena pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan

masa penerbitan faktur pajak dikeani sanksi.

h. Pengusaha kena pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian pajak masukan diwajibkan membayar kembali. i. Surat Setoran Pajak yang selanjutnya disebut dengan SSP adalah

bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

H. Dasar Hukum PPh Pasal 21

Adapun dasar hukum yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang No 7 tahun 1983 diubah Undang-Undang No 7 tahun 1991 diubah Undang-Undang No 10 tahun 1994 dan telah diubah dengan Undang No 17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dalam Undang-Undang No 36 tahun 2008, tentang pajak penghasilan.

2. Petunjuk pelaksanaan

a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-545/PJ/2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Jenderal Pajak No.15/PJ/2006 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan


(54)

penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi.

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.

I. Hasil Evaluasi

1. Penentuan Pajak Penghasilan

Berikut ini yang ditemukan penulis pada Fakultas Ekonomi Uniersitas Sumatera Utara, yang berkaitan dengan sistem administrasi pajak penghasilan Pasal 21 menurut UU No 36 tahun 2008 adalah sebagai berikut:

a. Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

1) Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS. 2) Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor

dosen.

b. Untuk PNS, pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 dilakukan secara langsung oleh pihak Biro Rektor. Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hanya menerima pembayaran gaji karyawan termasuk dosen dalam bentuk yang telah dipotong PPh Pasal 21.

c. Tarif PPh Pasal 21 yang dipotongkan terhadap honor yang diterima para dosen adalah sebagai berikut :


(55)

44

1) Golongan III dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 21 sebesar 5%.

2) Golongan IV dikenakan tarif pajak penghasilan Pasal 21 sebesar 15 %.

d. Dokumen yang digunakan dalam pemotongan PPh pasal 21 adalah daftar gaji yang berisi rincian pendapatan karyawan yang meliputi gaji pokok, tunjangan-tunjangan yang diperoleh, dan iuran yang dipungut. e. Perhitungan pajak penghasilan telah disesuaikan dengan UU

Perpajakan No 36 tahun 2008 yang telah mengalami perubahan pada besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) untuk tahun pajak 2013.

2. Sistem Administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21

Mekanisme administrasi PPh Pasal 21 berkenaan dengan honor dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa dokumen pendukung. b. Mencatat pengenaan pajak. c. Membuat perhitungan pajak.

d. Membuat daftar bukti pemotongan PPh Pasal 21. e. Mengarsip bukti pemotongan PPh Pasal 21.


(56)

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penjelasan dari bab-bab yang terdahulu, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU No 36 tahun 2008.

2. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilakukan oleh Bendaharawan Fakultas Ekonomi yang telah dilaksanakan dengan tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan No 36 tahun 2008 tentang PPh.

3. Pelaksanaan PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi telah sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-545/PJ/2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,


(57)

46

Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

B. Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan dan kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Sistem administrasi PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih ditingkatkan lagi guna mempermudah wajib pajak khusus pegawai dalam hal membayar pajak.

2. Dalam hal pemungutan pajak PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Bendaharawan belum menerbitkan bukti pemotongan gaji karyawan.

3. Sebaiknya Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengikuti pelatihan-pelatihan atau diklat secara berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak mengenai kewajiban perpajakan ataupun perubahan perundang-undangan perpajakan.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. Perpajakan, Edisi Revisi 2009, Yogyakarta: Penerbit Andi. Muljono, Djoko. 2010. Panduan Brevet Pajak: Pajak Penghasilan,

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat.

Sartika, Dewi. 2010. Sistem Administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tidak Dipublikasikan.

Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia, Edisi Kedelapan, Jakarta: Salemba Empat.

Wirartha, Made.I. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta: Penerbit Andi.

2013, pukul 20.00 WIB.

22.00 WIB.


(1)

42

kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga dalam hal penagihannya dapat dilakukan dengan surat paksa. g. Pengusaha kena pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan

masa penerbitan faktur pajak dikeani sanksi.

h. Pengusaha kena pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian pajak masukan diwajibkan membayar kembali. i. Surat Setoran Pajak yang selanjutnya disebut dengan SSP adalah

bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

H. Dasar Hukum PPh Pasal 21

Adapun dasar hukum yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang No 7 tahun 1983 diubah Undang-Undang No 7 tahun 1991 diubah Undang-Undang No 10 tahun 1994 dan telah diubah dengan Undang No 17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dalam Undang-Undang No 36 tahun 2008, tentang pajak penghasilan.

2. Petunjuk pelaksanaan

a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-545/PJ/2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Jenderal Pajak No.15/PJ/2006 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan


(2)

penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan jasa dan kegiatan orang pribadi.

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan pajak atas penghasilan pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.

I. Hasil Evaluasi

1. Penentuan Pajak Penghasilan

Berikut ini yang ditemukan penulis pada Fakultas Ekonomi Uniersitas Sumatera Utara, yang berkaitan dengan sistem administrasi pajak penghasilan Pasal 21 menurut UU No 36 tahun 2008 adalah sebagai berikut:

a. Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

1) Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS. 2) Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor

dosen.

b. Untuk PNS, pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 dilakukan secara langsung oleh pihak Biro Rektor. Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hanya menerima pembayaran gaji karyawan termasuk dosen dalam bentuk yang telah dipotong PPh


(3)

44

1) Golongan III dikenakan tarif pajak penghasilan pasal 21 sebesar 5%.

2) Golongan IV dikenakan tarif pajak penghasilan Pasal 21 sebesar 15 %.

d. Dokumen yang digunakan dalam pemotongan PPh pasal 21 adalah daftar gaji yang berisi rincian pendapatan karyawan yang meliputi gaji pokok, tunjangan-tunjangan yang diperoleh, dan iuran yang dipungut. e. Perhitungan pajak penghasilan telah disesuaikan dengan UU

Perpajakan No 36 tahun 2008 yang telah mengalami perubahan pada besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) untuk tahun pajak 2013.

2. Sistem Administrasi Pajak Penghasilan Pasal 21

Mekanisme administrasi PPh Pasal 21 berkenaan dengan honor dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa dokumen pendukung. b. Mencatat pengenaan pajak. c. Membuat perhitungan pajak.

d. Membuat daftar bukti pemotongan PPh Pasal 21. e. Mengarsip bukti pemotongan PPh Pasal 21.


(4)

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penjelasan dari bab-bab yang terdahulu, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan UU No 36 tahun 2008.

2. Penerapan PPh Pasal 21 telah dilakukan oleh Bendaharawan Fakultas Ekonomi yang telah dilaksanakan dengan tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan No 36 tahun 2008 tentang PPh.


(5)

46

Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

B. Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan dan kemajuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Sistem administrasi PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih ditingkatkan lagi guna mempermudah wajib pajak khusus pegawai dalam hal membayar pajak.

2. Dalam hal pemungutan pajak PPh pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Bendaharawan belum menerbitkan bukti pemotongan gaji karyawan.

3. Sebaiknya Bendaharawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengikuti pelatihan-pelatihan atau diklat secara berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak mengenai kewajiban perpajakan ataupun perubahan perundang-undangan perpajakan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. Perpajakan, Edisi Revisi 2009, Yogyakarta: Penerbit Andi. Muljono, Djoko. 2010. Panduan Brevet Pajak: Pajak Penghasilan,

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat.

Sartika, Dewi. 2010. Sistem Administrasi PPh Pasal 21 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Tidak Dipublikasikan.

Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia, Edisi Kedelapan, Jakarta: Salemba Empat.

Wirartha, Made.I. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Yogyakarta: Penerbit Andi.

2013, pukul 20.00 WIB.

22.00 WIB.