Uji Normalitas Menggunakan Regresi Linier Analisis Korelasi

a tabel 3.5 yaitu pada kolom unstandardized coefficents, nilai X 3 adalah sebesar 0,02. Nilai T hit = 3,888 dengan dk = 8- 4 dan α = 0,05 : nilai t 0,05.4 = 2,776, sehingga T hit T tob. Artinya, H ditolak yang berarti bahwa jumlah Pengeluaran dan konsumsi penduduk X 3 memiliki pengaruh nyata terhadap model regresi.

3.5 Uji Liniaritas Garis regresi

Uji liniaritas Garis regresi dimaksudkan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang akan dipergunakan. Uji ini adalah syarat yang perlu karna akan memperoleh garis regresi yang akan digunakan dalam menganlisis data. Uji liniaritas Garis regresi, Hipotesisnya adalah : H = Koefisien regresi tidak signifikan H u = Koefisien regresi signifikan Berdasarkan hasil pengolahan data atau output yang telah diperoleh, maka liniaritas regresi ditentukan dengan melihat tabel 3.4. Kriteria yang akan digunakan adalah apabila nilai sig ≥ 0,005 maka H diterima, artinya persamaanya garis regresi tidak linier. Jika sebaliknya, maka H Ditolak yang artinya persamaan artinya adalah persamaan garis regresi linier.. Dari Tabel 3.4 diketahui nilai sig ,013 , Artinya kurang dari 0,005. Dengan demikian H ditolak dan persamaanya adalah persamaan regresi linier.

3.6 Uji Normalitas Menggunakan Regresi Linier

Dalam teori model linier, hanya variabel tak bebaslah yang mempunyai uji normalitasnya, sedangkan variabel-variabel diasumsikan bukan merupakan fungsi distribusi sehingga tidak perlu diuji normalitasnya. Dalam hal ini, Chart yang digunakan sebagai penguji normalitas dengan cara mendeteksi penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Pengambilan keputusannya adalah apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka model regresi telah memenuhi asumsi. Universitas Sumatera Utara Charts Gambar 3.1 Output Berupa Histogram Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Output berupa Normal P-P Of Regression Standardized Residul Dari hasil tabel 3.2, dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar data diagonal dan mengikuti arah garis histograf dan menjadi pola distribusi normal sehingga dapat dipastikan bahwa modal regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

3.7 Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk meneliti hubungan antara dua buah variabel yang analisis. Berikut adalah koefisien-koefisien korelasi yang di hasilkan dengan program spss Correlations Universitas Sumatera Utara Tabel 3.7 Nilai –Nilai Korelasi Koefisien Korelasi memiliki nilai paling kecil -1 dan paling besar +1 -1 ≤ r ≤ 1. Pada tabel 3.7 telah ditunjukkan bahwa koefisien korelasi antar jumlah penduduk X 1 dengan jumlah kejahatan Y = -0,403. Itu artinya korelasi tinggi sehingga semakin tinggi jumlah Penduduk maka jumlah kejahatan Y semakin tinggi. Koefisien korelasi antara jumlah penduduk miskin X 2 dengan jumlah kejahatan Y = -0,772. Artinya, menunjukkan hubungan yang kuat dengan arah Jumlah_ Kejahata n Jumlah_ Penduduk Jumlah_ penduduk _Miskin Jumlah_Pen geluaran_da n_Konsumsi Pearson Correla tion Jumlah_Kejahatan 1,000 -,403 -,772 ,956 Jumlah_Penduduk -,403 1,000 ,583 -,456 Jumlah_Penduduk_M iskin -,772 ,583 1,000 -,820 Jumlah_Pengeluaran_ dan_Konsumsi ,956 -,456 -,820 1,000 Sig. 1- tailed Jumlah_Kejahatan . ,161 ,012 ,000 Jumlah_Penduduk ,161 . ,065 ,128 Jumlah_Penduduk_M iskin ,012 ,065 . ,006 Jumlah_Pengeluaran_ dan_Konsumsi ,000 ,128 ,006 . N Jumlah_Kejahatan 8 8 8 8 Jumlah_Penduduk 8 8 8 8 Jumlah_Penduduk_M iskin 8 8 8 8 Jumlah_Pengeluaran_ dan_Konsumsi 8 8 8 8 Universitas Sumatera Utara berbanding terbalik sehingga, jumlah penduduk miskin memiliki pengaruh yang kuat. Koefisien korelasi antara Jumlah Pengeluaran dan konsumsi penduduk X 3 dengan jumlah kejahatan Y = 0,956. Artinya, korelasi yang kuat dan arahnya berbanding terbalik. Sehingga pengeluaran dan konsumsi penduduk memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap jumlah kejahatan. Universitas Sumatera Utara BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengertian Implementasi