5a. Overjet yang lebih besar dari 9 mm
5h. Daerah hipodonsia yang besar dengan implikasi restorasi lebih dari 1
gigi pada setiap kwadran yang membutuhkan perawatan ortodonti pre- restorasi
5i. Gigi terpendam kecuali molar tiga yang disebabkan karena gigi
berjejal, pergeseran kontak poin, gigi supernumerary, gigi desidui yang presisten dan penyebab patologi lainnya
5m. Reverse overjet yang lebih besar dari 3,5 mm dengan kesulitan
pengunyahan dan bicara 5p.
Cacat akibat celah bibir dan palatum dan anomali kraniofasial lainnya 5s.
Gigi desidui yang terpendam
2.2.3.2 Aesthetic Component
Aesthetic Component AC terdiri dari 10 foto bewarna yang menunjukkan derajat perbedaan dari penampilan estetik susunan geligi Gambar 4.
4
Dengan mengacu gambar ini, derajat penampilan estetik gigi dari sudut pandang pasien dapat
dinilai dalam salah satu tingkat derajat tertentu. Tingkat 1 menunjukkan susunan gigi yang paling menarik dari sudut estetik geligi, sedangkan tingkat 10 menunjukkan
susunan geligi yang paling tidak menarik. Nilai yang dihasilkan mengambarkan gangguan estetik susunan gigi. Foto hitam putih dapat digunakan untuk menilai
susunan suatu model karena penilaian tidak dipengaruhi oleh kebersihan rongga mulut, kondisi gingiva atau perubahan warna restorasi yang berpengaruhi pada gigi
anterior. Tingkatan derajat keparahan dari Aesthetic Component adalah sebagai berikut:
20
a. Tingkat1-4 : tidak diperlukan perawatanperawatan ringan
b. Tingkat5-7 : perawatan ringan
c. Tingkat8-10 : sangat memerlukan perawatan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Skala Aesthetic Component
20
2.3Tingkat kebutuhan perawatan ortodonti
Penentuan kebutuhan perawatan ortodonti penting karena dapat mengidentifikasi maloklusi, mendiagnosa keparahan atau kompleksitas perawatan
yang akan dilakukan, dan menilai tingkat kebutuhan perawatan sehingga keberhasilan perawatan menjadi lebih baik.
22
Kebutuhan akan perawatan berdasarkan index lebih tinggi dibandingkan kebutuhan akan perawatan menurut subjek itu sendiri. Hal ini
disebabkan karena perbedaan persepsi dimana banyak ditemui dalam penelitian bahwa pasien dengan perbedaan persepsi dari hasil kebutuhan perawatan ortodonti
menunjukkan peningkatan kualitas hidup dengan perawatan ortodonti yang berpengaruh kepada estetik makro, mini, dan mikro.
23
Jenis kelamin, sosial ekonomi, dan usia mempengaruhi pandangan seseorang terhadap kebutuhan perawatan ortodonti. Persepsi laki-laki terhadap penampilan gigi
kurang sehingga tidak membutuhkan perawatan ortodontidibandingkan dengan wanita. Berdasarkan penelitian Birkeland, tampilan fisik seseorang berperan penting
dalam kehidupan sosialnya dan memudahkan dalam beradaptasi.
13
World Health
Universitas Sumatera Utara
Organization WHO pada tahun 1995 telah mengukur prevalensi kebutuhan perawatan ortodonti di 10 negara industri, dimana kebutuhan perawatan ortodonti
berkisar 21-64.
22
2.3.1 Remaja