d. Tidak bersedia mengikuti penelitian
e. Memiliki penyakit kronis
f. Memiliki anomali dentofasial
3.4 Alat dan Bahan
Gambar 5. Alat yang digunakan pada penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: a.
Kaliper merek Tricle b.
Pengaris besi merek XM-8020 dengan ketelitian 0,5 mm c.
Pulpen merek Standard d.
Pensil merek Faber Castle 2B e.
Penghapus merek Pantel b.
j. h.
f. e.
g.
i.
Universitas Sumatera Utara
f. Sendok cetak ukuran M dan L
g. Rubber bowl
h. Gips spatula merek LN Pakistan
i. Rubber base
j. Glass lab
Gambar 6. Bahan yang digunakan pada penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: a.
Lembar pemeriksaan Dental Health Component b.
Alginat merek Hygedent c.
Air d.
Dental stonemerek sun rock e.
Gips putih f.
Wax
3.5 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:komponen IOTN Dental Health Componentdengan komponen overjet, crossbiteanterior atau posterior, overbite,
openbite,deepbite, gigi supernumerary, daerah hipodonsia, gigi terpendam, gigi karies tidak dirawat, dantingkat kebutuhan perawatan ortodonti pada remaja
c. b.
a.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Definisi Operasional
Definisi Operasional: 1.
Penilaian IOTN DHC terdiri atas: a.
Overjet adalah jarak horizontal antara insisivus rahang atas dengan rahang bawahsejajar dataran oklusal.Overjet diukur menggunakan kaliper pada jarak
maksimum antara permukaan labial insisivus sentral atas dengan permukaan labial insisivus rahang bawah dalam skala nominal.
b. Crossbite anterioradalah gigi insisivus bawah terletak anterior dari gigi
insisivus atas dan diukur menggunakan kaliper pada jarak maksimum antara permukaan labial insisivus atas dan bawah sejajar permukaan oklusal dalam
skala nominal. c.
Bibir kompeten adalah bibir yang dapat menutup dengan kerja otot normal dan tanpa adanya paksaankekuatan berlebihan dinilai berdasarkan
pengamatan visual. d.
Crosbite posterior adalah suatu keadaan oklusi di mana salah satu atau lebih gigi geligi posterior rahang atas berada dalam posisi tonjol lawan tonjol atau
lebih ke arah lingual dibandingkan gigi rahang bawah.Crossbite diukur menggunakan kaliper dalam skala nominal.
e. Titik kontak adalah kontakpertemuan antara gigi geligi atas dan bawah yang
saling berhadapan ketika rahang ditutupkan tanpa diperantarai oleh makanan. f.
Pergeseran titik kontak adalah perubahan posisi titik kontak yang diukur berdasarkan titik kontak normal.Pergeseran titik kontak diukur dengan
menggunakan kaliper dalam skala nominal. g.
Openbite adalah suatu keadaan oklusi dimana gigi insisivus atas tidak beroklusi dengan gigi insisivus bawah gigitan terbuka diukur dari insisal
insisivus sentralis rahang atas ke insisal insisivus rahang bawah dengan menggunakan kaliper dalam skala nominal.
Universitas Sumatera Utara
h. Overbite adalah jarak antara gigi insisivus atas dengan mahkota klinis
insisivus bawah dalam arah vertikal diukur menggunakan kaliper dalam skala nominal.
i. Deepbite adalah gigitan dalam yang diukur dari arah vertikal permukaan
insisal gigi insivus atas dan bawah diukur menggunakan kaliper dalam skala nominal.
j. Gigi supernumerary adalah gigi yang berlebih dibandingkan dengan jumlah
normal gigi. k.
Daerah hipodonsia adalah ruang pada gigi dimana tidak adanya benih gigi dinilai secara visual oleh peneliti. Daerah hipodonsia yang tidak terlalu besar
sehingga dilakukan penutupan ruang untuk meniadakan perawatan prostetik termasuk tingkat 4 dan daerah hipodonsia yang besar dengan implikasi
restorasi termasuk tingkat 5 pada Dental Health component. l.
Gigi terpendam adalah gigi kecuali molar tiga yang tidak erupsi disebabkan kurang ruang atau patologis lainnya.
m. Gigi karies adalah gigi yang mengalami proses demineralisasi dimana
bewarna kehitaman dan tidak mendapatkan perawatan konservasi. 2.
Tingkat kebutuhan perawatan ortodonti adalah penilaian secara objektif terhadap derajat maloklusi berdasarkan tingkat keparahan maloklusi menurut DHC, yaitu
tingkat 1-2 tidaksedikit memerlukan,tingkat 3 memerlukan perawatan sedang, dan tingkat 4-5 sangat memerlukan perawatan.
3. Remaja SMA adalah masa peralihan anak-anak menjadi dewasa dalam tingkat
pendidikan sekolah menengah atas.
3.7 Prosedur Penelitian