HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49 KESIMPULAN DAN SARAN 84

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Kesalahan Siswa Mengerjakan Soal 4 Gambar 2.1 Penyelesaian sistem persamaan 30 Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 41 Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan 56 Masalah I Gambar 4.2 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap 56 Pemecahan Masalah I Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 58 Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I Gambar 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan 71 Masalah II Gambar 4.5 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap 71 Pemecahan Masalah II Gambar 4.6 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 72 Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II Gambar 4.7 Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah 77 Gambar 4.8 Persentase Kesalahan Siswa Kategori Memahami Masalah 79 Gambar 4.9 Persentase Kesalahan Siswa Kategori Merencanakan Masala 79 Gambar 4.10 Persentase Kesalahan Siswa Kategori Melaksanakan Masalah 80 Gambar 4.11 Persentase Kesalahan Siswa Kategori Memeriksa Kembali 80 Masalah DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika 20 Tabel 3.1 Tahapan Siklus 1 37 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika 44 Tabel 3.3 Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah 45 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal 50 Tabel 4.2 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 52 oleh 2 observer Tabel 4.3 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 53 Tabel 4.4 Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM I 54 Tabel 4.5 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah pada 54 TKPM I Tabel 4.6 Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah pada 55 TKPM I Tabel 4.7 Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah pada 56 TKPM I Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan 57 Masalah Matematika Siklus I Tabel 4.9 Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan TKPM I 60 Tabel 4.10 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 67 oleh 2 observer Tabel 4.11 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 68 Tabel 4.12 Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM II 69 Tabel 4.13 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah 69 pada TKPM II Tabel 4.14 Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah 70 pada TKPM II Tabel 4.15 Kemampuan Siswa Memeriksa Pemecahan Masalah pada 71 TKPM II Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan 72 Masalah Matematika Siklus II Tabel 4.17 Perbandingan Hasil Penelitian 73 Tabel 4.18 Hasil Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tes 77 Tabel 4.19 Rekapitulasi Persentase Kesalahan Siswa 78 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 88 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 95 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 103 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 110 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa LAS I 116 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa LAS II 124 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa LAS III 135 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa LAS IV 144 Lampiran 9 Kisi-Kisi InstrumenTes Awal 153 Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 154 Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 155 Lampiran 12 Lembar Validator 156 Lampiran 13 Lembar Validasir Tes Awal 157 Lampiran 14 Lembar Validasir Tes Kemapuan Pemecahan Masalah I 160 Lampiran 15 Lembar Validasir Tes Kemapuan Pemecahan Masalah II 163 Lampiran 16 Tes Awal 166 Lampiran 17 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 168 Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 170 Lampiran 19 Alternatif Jawaban Tes Awal 172 Lampiran 20 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 179 Lampiran 21 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 187 Lampiran 22 Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 193 Lampiran 23 Tabulasi Nilai Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah 194 Matematika Lampiran 24 Tabulasi Nilai TesKemampuan Pemecahan Masalah 197 Matematika Siklus I Lampiran 25 Tabulasi Nilai TesKemampuan Pemecahan Masalah 200 Matematika Siklus II Lampiran 26 Daftar Nama Siswa Kelas VIII – 7 203 Lampiran 27 Lembar Observer 204 Lampiran 28 Lembar Observasi Pengelolaan kelas siklus I 205 Lampiran 29 Lembar Observasi Pengelolaan kelas siklus II 213 Lampiran 30 Dokumentasi 221 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting sejak zaman dahulu dan sangat berguna dalam perkembangan ilmu lain. Oleh karena itu tidak diragukan lagi bahwa setiap anak didik harus mendapat pelajaran matematika di sekolah. Jadi penting bagi kita terutama siswa untuk menyadari manfaat matematika sebagai subjek yang sangat penting dalam peradaban manusia, terutama dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Hal ini terlihat dari matematika yang juga merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari tingkat sekolah dasar SD hingga di perguruan tinggi.Seperti yang di kemukakan oleh Cockrof dalam Abdurrahman, 2009: 253 menyatakan : Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu di gunakan dalam segala kehidupan ,2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai,3 merupakan sarana komunikasi yang kuat , singkat ,dan jelas, 4 Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5 Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan , dan 6 memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Sejalan dengan ini Cornelius dalam Abdurrahman,2009: 253 menyatakan : Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1 sarana berfikir jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4 sarana untuk mengembangkan kreaktifitas,dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Dari uraian tersebut dapat simpulkan bahwa matematika sangat diperlukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Maka tidak salah jika di bangku sekolah,matematika menjadi salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan dari bangku taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dengan demikian maka matematika secara tidak langsung sangat mempengaruhi kehidupan seseorang di masa yang akan datang. Jadi semakin sering belajar matematika maka akan semakin meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan hal ini akan membantu kita untuk menghadapi kejadian-kejadian dalam hidup dengan pikiran yang logis pula. Walaupun matematika memiliki peranan penting dalam penentuan masa depan seseorang namun pada umumnya di sekolah-sekolah sering dijumpai siswa- siswa yang tidak tertarik belajar matematika. Hal ini diketahui dari nilai matematika siswa yang masih tergolong rendah. Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan matematika siswa. Salah satunya kemampuan pemecahan masalah siswa yang sangat rendah. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, model pembelajaran yang ditetapkan masih konvensional yaitu masih terpusat pada guru. Hal yang sama dikemukakan oleh Erman Suherman 2009, bahwa: Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif datang, duduk, nonton, berlatih, …., dan lupa. Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang. Dan siswa selalu bermalas-malasan saja tidak mau mencari sendiri ide- idenya hanya guru saja yang selalu berperan aktif dalam proses balajar-mengajar. Kebanyakan guru mengajar dengan model yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran matematika di sekolah, selama ini masih di dominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma mengajarnya. Strategi konvensional yang dipelajari tidak mampu menolongnya keluar dari masalah karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA SETIAP TAHAP MODEL POLYA DARI SISWA SMK IBU PAKUSARI JURUSAN MULTIMEDIA PADA POKOK BAHASAN PROGRAM LINIER

2 26 18

KEMAMPUAN KOGNITIF DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Problem Based Instruction) PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) SMP NEGERI 3 JEMBER TAHUN AJARAN 2006/2007

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG SUGIH BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 44

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) YANG BERORIENTASI PADA LIFE SKILL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 18 107

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

0 0 11

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XD

1 1 11

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 12