34 sebelumnya  yang  dilakukan  oleh  Lutfita  2012,  didapatkan  hasil  kandungan
flavonoid  total  dan  aktivitas  antioksidan  ekstrak  dan  fraksi  hasil  maserasi  lebih baik dibandingkan dengan hasil dari refluks.
Proses  maserasi  dilakukan  selama  7  hari  dengan  sesekali  pengadukan. Maserat  yang  diperoleh  kemudian  pelarutnya  dipisahkan  dengan  menggunakan
rotary  evaporator  dan  diuapkan  lagi  di  atas  waterbath.  Ekstrak  kental  yang diperoleh  berwarna  hitam  sebanyak  108,3  gram  dari  600  gram  simplisia  kering
bunga  brokoli  Brassica  oleracea  L.  atau  memiliki  rendemen  sebesar  18,05. Perhitungan rendemen dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 58.
4.3 Hasil Pembuatan Sediaan Krim Tabir Surya
Sediaan  krim  tabir  surya  dibuat  dengan  menggunakan  formula  standar handcream  Young,  1972  yang  dimodifikasi  dengan  penambahan  avobenzone,
oktil  metoksisinamat  sebagai  tabir  surya  dan  ekstrak  bunga  brokoli.  Hasil pembuatan krim dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil sediaan krim secara organoleptis
Formula Warna
Bau F
Putih khas lavender
F
1
kuning kecoklatan khas ekstrak brokoli
F
2
kuning kecoklatan khas ekstrak brokoli
F
3
kuning kecoklatan khas ekstrak brokoli
F
4
kuning kecoklatan khas ekstrak brokoli
Keterangan: F
: Basis krim tabir surya F
1
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 5 + avobenzone 2 + OMC 6 F
2
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 7,5 + avobenzone 2 + OMC 6 F
3
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 10 + avobenzone 2 + OMC 6 F
4
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 12,5 + avobenzone 2 + OMC 6
Universitas Sumatera Utara
35 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil formulasi krim sebagai
blanko  yaitu  berwarna  putih,  sedangkan  krim  ekstrak  etanol  bunga  brokoli berwarna  kuning  kecoklatan.  Warna  krim  semakin  gelap  dengan  bertambahnya
konsentrasi ekstrak. Gambar sediaan krim dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 59.
4.4 Evaluasi Krim
4.4.1 Hasil pengamatan stabilitas fisik secara organoleptis Menurut  Ansel  1989,  suatu  emulsi  menjadi  tidak  stabil  ditunjukkan
dengan  terjadinya  pemisahan  antara  fase  pendispersi  dengan  fase  terdispersi. Rusak  atau  tidaknya  sediaan  emulsi  yang  mengandung  bahan  yang  mudah
teroksidasi  dapat  diamati  dengan  adanya  perubahan  warna  dan  perubahan  bau. Kerusakan juga dapat ditimbulkan oleh jamur atau mikroba, untuk mengatasi hal
tersebut  dapat  dilakukan  dengan  penambahan  pengawet.  Pengawet  yang digunakan dalam penelitian adalah nipagin.
Stabilitas  krim  disimpan  pada  suhu  kamar  selama  12  minggu,  kemudian dievaluasi  organoleptisnya  setiap  minggu  yang  meliputi  bentuk,  warna  dan  bau.
Hasil  pengamatan  dapat  dilihat  pada  Tabel  4.2.  Hasil  uji  menunjukkan  bahwa sediaan  krim  tetap  stabil  pada  penyimpanan  suhu  kamar  selama  12  minggu,
dimana tidak terjadi perubahan bentuk, bau dan warna. Bau  yang dihasilkan dari krim  dengan  tambahan  ekstrak  etanol  bunga  brokoli  menunjukkan  bau  khas  dari
ekstrak brokoli, penambahan pewangi lavender dalam sediaan krim tidak mampu menutupi  bau  khas  brokoli  yang  kurang  menyenangkan,  semakin  tinggi
konsentrasi  ekstrak  etanol  bunga  brokoli  maka  akan  menghasilkan  bau  khas
Universitas Sumatera Utara
36 brokoli  yang  semakin  tinggi.  Hal  ini  dikarenakan  kandungan  zat  fosfor  dalam
esktrak brokoli yang menimbulkan bau yang kurang menyenangkan pada sediaan krim.  Hasil  pengamatan  stabilitas  yang  diperoleh  menunjukkan  bahwa
penambahan  nipagin  0,2  sudah  dapat  menstabilkan  sediaan  krim  selama  12 minggu.
Tabel 4.2 Hasil pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau sediaan krim
Pengamatan Formula
Waktu Penyimpanan minggu 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11  12
Bentuk F
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
1
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
2
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
3
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
4
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Warna F
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
1
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
2
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
3
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
4
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Bau F
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
1
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
2
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
3
- -
- -
- -
- -
- -
- -
F
4
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Keterangan: F
: Basis krim tabir surya F
1
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 5 + avobenzone 2 + OMC 6 F
2
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 7,5 + avobenzone 2 + OMC 6 F
3
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 10 + avobenzone 2 + OMC 6 F
4
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 12,5 + avobenzone 2 + OMC 6 +
: Ada perubahan -
: Tidak ada perubahan
Universitas Sumatera Utara
37 4.4.2 Hasil pengukuran pH
Stabilitas  krim  juga  dapat  dilihat  dari  nilai  pH  yang  diperoleh  sediaan selama  penyimpanan.  Hasil  pengukuran  rata-rata  pH  sediaan  krim  yang  dibuat
adalah:
Tabel 4.3 Hasil pengukuran pH sediaan krim pada saat setelah dibuat
Formula pH
I II
III Rata-rata
F 6,2
6,2 6,1
6,16 F
1
5,9 5,8
5,8 5,83
F
2
5,7 5,7
5,8 5,73
F
3
5,6 5,7
5,7 5,66
F
4
5,4 5,5
5,5 5,46
Tabel 4.4 Hasil pengukuran rata-rata pH sediaan krim selama penyimpanan
Formula Minggu ke-
4 8
12 F
6,16 5,93
5,83 5,33
F
1
5.,83 5,76
4,96 4,9
F
2
5,73 5,63
4,93 4,83
F
3
5,66 5,56
4,93 4,8
F
4
5,46 5,30
4,73 4,70
Keterangan: F
: Basis krim tabir surya F
1
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 5 + avobenzone 2 + OMC 6 F
2
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 7,5 + avobenzone 2 + OMC 6 F
3
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 10 + avobenzone 2 + OMC 6 F
4
: Krim ekstrak etanol bunga brokoli 12,5 + avobenzone 2 + OMC 6
Universitas Sumatera Utara
38 Data  dari  tabel  diplot  ke  dalam  bentuk  grafik  yang  ditunjukkan  pada
Gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Grafik pengaruh penyimpanan terhadap perubahan pH
Tabel  4.3  menunjukkan  kondisi  pH  rata-rata  yang  diperoleh  dari  setelah sediaan dibuat  dan tabel 4.4 pH setiap 4 minggu penyimpanan.  pH  yang  didapat
semakin  menurun  jika  dibandingkan  dengan  pH  pada  saat  setelah  dibuat. Penurunan  pH  juga  terlihat  pada  perbandingan  setiap  konsentrasi  ekstrak  yang
ditambahkan  dalam  sediaan  krim,  konsentrasi  ekstrak  yang  semakin  besar  akan menurunkan nilai pH pada sediaan krim. Hal ini disebabkan karena bunga brokoli
mengandung kadar vitamin C yang tinggi  dengan pH asam yaitu 4,4. Vitamin C bersifat  asam,  sehingga  pada  sediaan  krim  dengan  konsentrasi  ekstrak  etanol
bunga brokoli yang besar akan diperoleh pH yang lebih kecil. Penurunan pH juga terjadi  selama  penyimpanan,  penurunan  pH  dapat  terjadi  karena  pengaruh  CO
2
karena  CO
2
bereaksi  dengan  fase  air  sehingga  membentuk  asam,  selain  itu  juga kemungkinan karena pengaruh cahaya.
1 2
3 4
5 6
7
4 8
12
pH
Waktu minggu
F0 F1
F2 F3
F4
Universitas Sumatera Utara
39 Kestabilan pH merupakan salah satu parameter penting  yang menentukan
stabil  atau  tidaknya  suatu  sediaan.  Penurunan  pH  sediaan  krim  selama penyimpanan 12 minggu masih  memenuhi  nilai pH fisiologis  kulit  yaitu 4,5-6,5.
Nilai pH sediaan krim tidak boleh terlalu asam karena dapat menyebabkan iritasi pada  kulit  sedangkan  jika  nilai  pH  terlalu  basa  maka  dapat  mengakibatkan  kulit
bersisik Tranggono dan Latifah, 2007. 4.4.3 Hasil pemeriksaan homogenitas
Uji  homogenitas  dilakukan  pada  setiap  formula  krim  tabir  surya  pada minggu  pertama  setelah  pembuatan  sediaan.  Hasil  pengujian  homogenitas  pada
setiap  formula  krim  menunjukkan  bahwa  semua  formula  memiliki  homogenitas yang  baik,  dibuktikan  dengan  adanya  susunan  yang  homogen  pada  kaca  objek.
Gambar hasil pemeriksaan homogenitas dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 59. 4.4.4 Hasil pemeriksaan tipe emulsi
Penentuan tipe emulsi suatu sediaan dapat dilakukan dengan menggunakan metilen  biru,  apabila  ketika  diaduk  metilen  biru  terlarut  atau  homogen  dengan
krim  maka  emulsi  tersebut  adalah  tipe  ma.  Hasil  pemeriksaan  tipe  emulsi  pada setiap  formula,  menunjukkan  bahwa  semua  formula  krim  tabir  surya  merupakan
tipe minyak dalam air ma. Gambar hasil pemeriksaan tipe emulsi dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 60.
4.5 Hasil Uji Iritasi